Anda di halaman 1dari 42

BIOKIMIA PERNAPASAN

DEWI RATIH HANDAYANI


Bagian Biokimia FK Unjani
SISTEM RESPIRASI

 Fungsi primer: mengambil o2 untuk diberikan kepada


sel dan mengambil co2 yang dihasilkan oleh sel

 Pernapasan (respirasi) mencakup pertukaran antara


dua gas yaitu o2 dan co2, yang berlangsung antara
tubuh dengan lingkungannya.
Pertukaran Gas

 Respirasi eksternal:
- pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dengan sel
- secara efisien disebabkan karena alveoli dan
kapiler mempunyai dinding yang sangat tipis

 Respirasi Internal:
- terjadi pada level jaringan
- terjadi pertukaran O2 dan CO2 antara plasma dan
jaringan

 Respirasi intraselular: menggunakan O2 untuk menghasilka ATP dan menghasilkan


CO2

 Terjadi dengan mekanisme simple difussion berdasarkan perbedaan tekanan


parsial
PERTUKARAN GAS DI PARU-PARU
TRANSPORT OKSIGEN (O2)

Transpor t oksigen dari udara dalam atmosfir sampai masuk


Ke dalam sel, berlangsung dalam 5 tahap, yaitu :
1. Dari atmosfir ke alveoli
2. Dari alveoli masuk ke pembuluh darah
3. Peredaran oksigen dalam darah
4. Dari darah masuk ke dalam cairan interstitial
5. Dari cairan interstitial masuk ke dalam sel
TAHAP I

 Oksigen dalam atmosfir masuk ke dalam paru-paru pada

waktu kita menarik napas


 Tekanan parsial oksigen dalam atmosfir ialah 159 mmhg
 Dalam alveoli, komposisi udara berbeda dgn komposisi
udara atmosfir
 Tekanan parsial O2 di dalam alveoli ialah 105 mmhg
TAHAP II

 Darah mengalir dari jantung menuju ke paru-paru untuk mengambil o2 di


alveoli.

 Dalam darah ini terdapat o2 yg mempunyai tekanan parsial 40 mmhg

 Karena adanya perbedaan tekanan parsial ini, apabila darah tiba pada
pembuluh kapiler yg berhubungan dgn membran alveoli, maka o2 yg
berada alveoli dapat berdifusi masuk ke dlm pembuluh darah kapiler.

 Setelah terjadinya proses difusi, tekanan parsial oksigen dalam pembuluh


darah menjadi 100 mmhg
TAHAP III

 Oksigen yg berada dlm pembuluh darah diedarkan ke


seluruh tubuh
 Ada 2 mekanisme peredaran oksigen dalam darah :
1. Oksigen larut dlm plasma darah (98,5%)
2. Oksigen terikat pada Hb Dlm sel darah (1,5%)
 Sebagian besar oksigen dalam darah diedarkan dgn
mekanisme yg ke-2
Apabila Hb jenuh dgn O2 ,
4 mol O2 diikat oleh 1 mol Hb

Hb + 4O2 HbO8
oxyhaemoglobin
 Jumlah O2 yg diangkut ke jaringan2 tergantung
pada :
* Jumlah Hb Dalam darah

* Jumlah darah yg diangkut

* Derajat kejenuhan Hb
 Pada jaringan atau sel, dimana pO2 sangat rendah, Hb dapat
melepaskan hampir semua O2 yg diikatnya dan memberikan
kepada sel untuk reaksi metabolisme.
 pCO2 berperan dlm proses pelepasan O2 ke dalam sel
dalam sel terjadi reaksi metabolisme yg menghasilkan CO2,
 Bila pCO2 > dari pO2 berarti % CO2 lebih besar dan pH lebih
rendah. pada pH lebih rendah, afinitas Hb terhadap O2 
sehingga mempermudah terlepasnya O2 dari Hb.
Saturasi Hb
 % Hb yang mengikat O2
 Tergantung pada PO2 darah
 Hubungan antara konsentrasi O2 dan saturasi Hb
 kurva disosiasi
Kurva Disosiasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran
kurva disosiasi Hb-O2:
 pH rendah
 Peningkatan temperatur
 Peningkatan level CO2
 Banyaknya 2,3-diphosphoglycerate
TAHAP IV

 Sebelum sampai pada sel yg membutuhkan, oksigen dibawa


melalui cairan interstitial terlebih dahulu.

 Tekanan parsial O2 dalam cairan interstitial atau cairan antar sel


adalah 20 mmhg.

 Perbedaan tekanan parsial oksigen dalam pembuluh arteri (100


mmhg) dgn tekanan parsial O2 dlm cairan interstitial (20 mmhg)
menyebabkan terjadinya difusi oksigen yg cepat dari pembuluh
darah ke dalam cairan interstitial
TAHAP V

 Tekanan parsial O2 dlm sel ± antara 0 – 20 mmhg.

 Oksigen dari cairan interstitial berdifusi masuk ke dalam sel.


 Dalam sel, O2 digunakan untuk reaksi metabolisme, yaitu
reaksi oksidasi senyawa yg berasal dari makanan (karbohidrat,
lemak & protein) menghasilkan H2O, CO2 dan energi
TRANSPOR KARBONDIOKSIDA (CO2)

 CO2 dihasilkan dari reaksi oksidasi dalam sel

 Pada proses oksidasi digunakan banyak O2 dan dihasilkan


CO2 dlm jumlah banyak

 Oleh karena itu, tekanan parsial CO2 dalam sel cukup tinggi, yaitu
± 70 mmHg.

 Tekanan parsial CO2 dlm cairan interstitial 60 mmHg, dan dalam pembuluh
darah vena 46 mmHg.

 Perbedaan tekanan yg cukup besar ini mengakibatkan terjadinya difusi CO2


keluar dari sel, masuk ke cairan interstitial dan kemudian masuk ke dlm
pembuluh darah vena untuk diangkut ke paru-paru dan dilepaskan dari
pembuluh darah ke alveoli
 Hanya sekitar 5 % dari seluruh CO2 diangkut oleh darah dgn cara melarut dlm
plasma, 95% berdifusi ke dalam eritrosit

 Ada 2 mekanisme transpor CO2 oleh eritrosit :


1. Bergabung dgn Hb membentuk karbaminhemoglobin (20%)
2. Bereaksi dgn air membentuk asam karbonat (75%)

 Dalam plasma CO2 larut dan membentuk asam karbonat (H2CO3)


yg terurai menjadi ion HCO3 - dan ion H+

 Reaksi pembentukan H2CO3 dlm plasma relatif lambat, maka


hanya sedikit yg diangkut dgn cara ini.
 Pembentukan H2CO3 Juga berlangsung dlm eritrosit

 Dengan adanya enzim karbonat anhidrase, maka reaksi


pembentukan H2CO3 dalam eritrosit berlangsung dgn
cepat. Maka, jumlah CO2 yg dapat diangkut oleh darah dg
cara ini besar sekali

 Transpor CO2 yg lain adalah dgn pembentukan


karbaminhemoglobin (Hb-CO2). molekul CO2 dlm reaksi ini
diikat pada gugus –NH dan membentuk –COOH.

Hb NH + CO2 Hb NH COOH
Hemoglobin karbaminhemoglobin
 Transpor CO2 dg cara pembentukan ion H2CO3 dan Hb-CO2
berkaitan dgn transpor O2 sebagai oksihemoglobin.

 dalam pembuluh kapiler yg tdp pada jaringan


berlangsung reaksi pelepasan O2 yg digunakan oleh sel
dan pengangkutan CO2 keluar sel yg berdifusi ke dlm
pembuluh darah vena.

 dalam plasma terjadi reaksi :

CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3-

REAKSI INI BERJALAN LAMBAT.


Disamping itu, CO2 juga masuk ke dalam sel, dgn reaksi :

CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3 - (1)


CA

CO2 + HbO2 - Hb CO2 - + O2 (2)

H + + Hb O2 - Hb + O2 (3)

Co2 membentuk asam karbonat dgn cepat dgn bantuan enzim karbonat
anhidrase (CA) sehingga dihasilkan ion H + dan HCO3 + dlm jumlah banyak
CO2 juga bereaksi dgn Oksi-Hb membentuk Hb-CO2 dan O2
Agar pH dlm sel darah tidak menjadi rendah, maka ion H + segera bereaksi
dengan Oksi-Hb menghasilkan Hb dan O2.
 oksigen segera diterima & digunakan oleh sel jaringan

 ion hco3- yg banyak terdapat dalam sel darah berdifusi keluar dari
sel dan tinggal dalam plasma. sebagai gantinya, ion Cl - yg terdapat
dlm plasma masuk ke dalam sel, proses ini disebut chloride shift.

 ion K + yg terdapat dalam sel darah dan ion Na + yang terdapat dlm
plasma tidak mengalami perpindahan.

 jadi, berdasarkan reaksi-reaksi di atas, CO2 diangkut dari sel


menuju paru-paru sebagai ion HCO3-. dari ion-ion inilah CO2
dilepaskan ke dalam alveoli
Pada pembuluh darah vena yg berada pd dinding alveoli, tjd proses
pelepasan CO2 dan proses penerimaan O2 sbb :

O2 + H Hb Hb O2 - + H+ (4)

O2 + Hb CO2 - Hb O2 - + CO2 (5)

H + + HCO3 - H2CO3 H2O + CO2 (6)

 O2 yg masuk ke dalam darah dari alveoli bereaksi dgn Hb membentuk


Oksi-Hb dan ion H+

 O2 juga bereaksi dgn HbCO2 - menghasilkan HbO2 - dan CO2


selanjutnya ion H+ yg tjd bereaksi dgn ion HCO3- membentuk H2CO3 yg dgn
cepat terurai mjd H2O dan CO2
 Ion HCO3 - yg diangkut dlm plasma masuk ke dalam sel darah dan
bereaksi dg ion H +

 untuk mengimbangi kekurangan ion negatif dlm plasma, maka ion


Cl - keluar lagi dari dalam sel darah dan masuk ke dalam plasma.
proses ini juga disebut chlorida shift jadi:

• pada pembuluh kapiler dekat sel jaringan : ion HCO3 - keluar dari
eritrosit masuk ke dlm plasma dan ion Cl - dalam plasma masuk ke
dlm eritrosit
 pada pembuluh kapiler dekat alveoli : ion HCO3 - dari plasma masuk
ke dlm sel dan ion Cl - keluar lagi dari eritrosit dan kembali ke dalam
plasma

 darah yg telah melepaskan CO2 dan menerima O2 beredar lagi ke


sel jaringan
Eliminasi CO2

Adanya CO2 merupakan respon terhadap


H+ yg dihasilkan dari proses metabolisme.

Sistem respirasi merupakan salah satu


organ penting dalam mengontrol H+
Pada respirasi fisiologis:

Tek. Parsial CO2 arteri (PaCO2) adalah


proporsional terhadap vantilasi alveolar
(jika ventilasi alveolar turun PaCO2
naik).
Perubahan sedikit pada ventilasi 
efek pd konsentrasi H+ dan pH
Kenaikan PCO2 1 kilopascal (kPa)
Menghasilkan  kenaikan konsentrasi H+
sebesar 5,5 nml/l  penurunan pH plasma
dari 7,4 mj 7,34
Mekanisme tubuh untuk menjaga agar pH
plasma dalam kondisi normal :
 Melalui sistem buffer darah dan jaringan
 Ekskresi CO2 oleh paru-paru dan ekskresi

H+ oleh ginjal
 Regenerasi HCO3- oleh ginjal
Peran Ginjal terhadap
Bikarbonat dan H+ :
Ginjal tdk hanya mensekresi H+ tetapi juga
regenerasi ion bikarbonat
Ginjal berperan dalam keseimbangan asam basa
Regenerasi Bikarbonat
 Ion bikarbonat secara bebas difiltrasi oleh glomerulus
 Konsentrasi bikarbonat dalam lumen tubulus ekuivalen
dg plasma
 Bila bikarbonat tdk direabsorbsi  deplesi kapasitas
buffer plasma
Proses reabsorbsi bikarbonat terjadi di
tubulus proksimal:
1. Filter Bikarbonat bergabung dg H+ yg
disekresi  asam karbonat
2. Kemudian asam karbonat  berdisosiasi
menjadi CO2 dan H2O (dikatalisis oleh
carbonik anhidrase)
3. CO2  sel tubulus
Di dalam sel tubulus:

1. CO2 bergabung dg air (oleh enzim carbonic


anhidrase) asam karbonat
2. Asam karbonat mengalami disosiasi  bikarbonat
dan H+
3. Bikarbonat  darah
4. H+ kembali ke lumen tubulus berganti dg Na+
5. Pd individu normal, filter bikarbonat akan
direbsorbsi
Ekskresi ion Hidrogen:
 H+ secara aktif disekresi di tubulus proksimal
dan tubulus distal (diperlukan ATP)
 Maksimum H+ yg disekresi: 0,025mmol/l (pH
4,6).
 Buffer predominan dlm urin: fosfat (H2PO4) dan
ammonia(NH3)
 Pada saat H+ disekresi maka Na+ masuk ke
dalam sel tubulus, energi untuk proses ini 
Na+/K+ATPase
Ekskresi ion Hidrogen:

 Ammonia dihasilkan oleh sel tubulus melalui


aksi enzim glutaminase dari asam amino
glutamin.
 Enzim glutaminase berfungsi secara optimal
padaph asam dari pd pH normal
 Ammonia masuk ke dalam sel tubulus
 Ammonia bergabung dg H+  ion ammonium
 Ion ammonium  urin

Anda mungkin juga menyukai