Ca Kolorectal merupakan salah satu dari keganasan pada kolon
dan rektum yang khusus menyerang bagian rekti yang terjadi
akibat gangguan proliferasi sel epitel yang tidak terkendali (Black & Hawks, 2014). Kanker rekti adalah kanker yang berasal dalam permukaan rektum/rectal. Umumnya kanker kolorektal berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas, terdapat adenoma atau berbentuk polip. Metode penahapan kanker yang digunakan adalah klasifikasi duke sebagai berikut (Smeltzer, Burke, Hinkle, & Cheever, 2010): 1. Stadium 0 (carcinoma in situ) Kanker belum menembus membran basal dari mukosa kolon atau rektum. 2. Stadium I Kanker telah menembus membran basal hingga lapisan kedua atau ketiga (submukosa/ muskularis propria) dari lapisan dinding kolon/ rektum tetapi belum menyebar keluar dari dinding kolon/rektum (Duke A). 3. Stadium II Kanker telah menembus jaringan serosa dan menyebar keluar dari dinding usus kolon/rektum dan ke jaringan sekitar tetapi belum menyebar pada kelenjar getah bening (Duke B). 4. Stadium III Kanker telah menyebar pada kelenjar getah bening terdekat tetapi belum pada organ tubuh lainnya (Duke C). 5. Stadium IV Kanker telah menyebar pada organ tubuh lainnya (Duke D). Beberapa faktor risiko/faktor predisposisi terjadinya kanker rectum menurut Smeltzer, Burke, Hinkle, dan Cheever (2010) sebagai berikut: 1. Diet rendah serat
2. Kelebihan lemak
3. Polip diusus
4. Inflamatory Bowel Disease
5. Riwayat kanker keluarga 6. Gaya hidup 7. Usia diatas 50 tahun Gejala yang paling menonjol adalah (Smeltzer, Burke, Hinkle, & Cheever, 2010): Perubahan kebiasaan defekasi Pasase darah dalam feses adalah gejala paling umum kedua Gejala anemi tanpa diketahui penyebabnya Anoreksia Penurunan berat badan tanpa alasan Keletihan Mual dan muntah-muntah Usus besar terasa tidak kososng seluruhnya setelah BAB Feses menjadi lebih sempit (seperti pita) Perut sering terasa kembung atau keram perut Gejala yang dihubungkan dengan lesi rectal adalah: evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian (umumnya konstipasi), serta feses berdarah. Aktivitas/Istirahat Gejala : Kelemahan atau keletihan. Sirkulasi Gejala : Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja. Tanda : Perubahan pada TD. Integritas Ego Gejala : Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi. Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah. Eliminasi Gejala : Perubahan pada pola defekasi, darah pada feses, nyeri pada defekasi. Perubahan eliminasi urinarius, nyeri saat berkemih, hematuria, sering berkemih. Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen. Makanan/Cairan Gejala : Kebiasaan diet buruk (rendah serat, tinggi lemak). Anoreksia, mual/muntah. Intoleransi makanan. Perubahan pada berat badan, berkurangnya massa otot. Tanda : Perubahan pada kelembaban/turgor kulit, edema. Neurosensori Gejala : Pusing. Pernapasan Gejala : Merokok (hidup dengan seseorang yang merokok). Pemajanan abses. Nyeri/Kenyamanan Gejala : Nyeri bervariasi. Keamanan Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen. Pemajanan matahari yang lama. Tanda : Demam, ruam kulit, ulserasi. Seksualitas Gejala : Masalah seksual, dampak pada hubungan, perubahan tingkat kepuasan. Interaksi Sosial Gejala : Ketidakadekuatan/kelemahan sistim pendukung. Riwayat perkawinan, masalah tentang fungsi/tanggung jawab peran. Penyuluhan/pembelajaran Gejala : Riwayat kanker pada keluarga. Riwayat pengobatan: pengobatan sebelumnya dan pengobatan yang diberikan. Pemeriksaan Diagnostik 1. Fecal occult blood test, pemeriksaan darah samar feses di bawah mikroskop 2. Colok dubur (rectal toucher) ditemukan darah dan lendir, tonus sfingter ani keras/lembek, mukosa kasar, kaku biasanya dapat digeser, ampula rectum kolaps/kembung terisi feses atau tumor yang dapat teraba atau tidak. 3. Barium enema, pemeriksaan serial sinar x pada saluran cerna bagian bawah, sebelumnya pasien diberikan cairan barium ke dalam rektum 4. Endoskopi (protoskopi, sigmoidoscopy atau colonoscopy), dengan menggunakan teropong, melihat gambaran rektum dan sigmoid adanya polip atau daerah abnormal lainnya dalam layar monitor. Penatalaksanaan 1. Pembedahan a. Reseksi segmental b. Reseksi abdominoperineal c. Kolostomi sementara d. Kolostomi permanen atau ileostomi 2. Kemoterapi 3. Radioterapi ◦ Nyeri kronis ◦ Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ◦ Diare ◦ Konstipasi NO DX TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Nyeri (Akut) Kriteria Evaluasi : Mandiri:
berhubungan 1. Kaji nyeri, catat lokasi, 1. Membantu mengevaluasi dgn : 1. Menyatakan karakteristik, derajat ketidaknyamanan Biologis;aktiv nyeri hilang intensitas (skala 0- dan keefektifan analgesik. itas proses atau 10). 2. Mencegah pengeringan penyakit terkontrol. 2. Berikan tindakan mukosa oral dan (kanker,trau 2. Menunjukkan kenyamanan, mis., ketidaknyamanan. ma) nyeri hilang, perawtan mulut, Menurunkan tegangan otot mampu pijatan punggung, dan meningkatkan tidur/istiraha ubah posisi. relaksasi. t dengan 3. Dorong penggunaan 3. Membantu pasien untuk tepat. tehnik relaksasi, mis., istirahat lebih efektif dan 3. Menunjukkan bimbingan memfokuskan kembali penggunaan imajinasi,visualisasi. perhatian, sehingga keterampilan 4. Bantu melakukan menurunkan nyeri dan relaksasi dan latihan rentang gerak ketidaknyamanan. kenyamanan dan dorong ambulasi 4. Menurunkan kekakuan otot umum sesuai dini. Hindari posisi atau sendi. Ambulasi indikasi duduk lama. mengembalikan organ ke situasi 5. Selidiki dan laporkan posisi normal dan pasien. adanya kekakuan otot meningkatkan kembalinya abdominal dan nyeri fungsi ketingkat normal. tekan 5. Diduga inflamasi peritoneal, Kolaborasi : yang memerlukan intervensi 1. Berikan obat sesuai medik cepat. indikasi, mis., narkotik, analgesik. NO DX TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
2 Perubahan Kriteria Evaluasi : Mandiri :
nutrisi 1. Lakukan 1. Mengidentifikasi kurang dari 1. Mempertahan pengkajian nutrisi kekurangan/kebutuhan untuk kebutuhan kan berat dengan seksama. membantu memilih intervensi. tubuh badan/menu 2. Auskultasi Bising 2. Kembalinya fungsi usus berhubungan njukkan usus. menunjukkan kesiapan untuk dengan : peningkatan 3. Mulai dengan memulai makan lagi Anoreksia berat badan makan cairan 3. Menurunkan insiden kram lama/ganggu bertahap perlahan. abdomen, mual. an masukan sesuai tujuan 4. Anjurkan pasien 4. Sensitivitas terhadap makanan saat dengan nilai meningkatkan tertentu tidak umum setelah praoperasi laboratorium penggunaan yogurt bedah usus. Pasien dapat dan Adanya normal. dan mentega susu. mencoba berbagai makanan diare/ganggu 2. Merencanaka 5. Diskusikan sebelum menentukan apakah an absorpsi. n diet untuk mekanisme ini membuat masalah. memenuhi menelan udara 5. Terlalu banyak flatus dapat kebutuhan sebagai factor menjadi factor penyebab nutrisi. pembentukan kebocoran dari banyaknya flatus. tekanan dalam kantong. Kolaborasi : 6. Membantu mengkaji kebutuhan 1. Konsult dengan nutrisi pasien dalam perubahan ahli diet. pencernaan dan fungsi usus. 2. Tingkatkan diet 7. Diet rendah sisa dapat dari cairan sampai dipertahankan selama 6-8 makanan rendah minggu pertama untuk residu bila memberikan waktu yang masukan oral adekuat untuk penyembuhan dimulai. usus. NO DX TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
3 Resiko tinggi Kriteria Evaluasi : Mandiri :
terhadap 1. Lihat stoma/area 1. Hiperalimetasi digunakan kerusakan 1. Mempertahan kulit peristomal untuk menanbah kebutuhan integritas kan Integritas pada tiap komponen pada penyembuhan kulit kulit. penggatian dan mencegah status berhubungan 2. Mengidentifik kantong. katabolisme. dengan : asi faktor 2. Bersihkan dengan 2. Memantau proses Karakter/alir resiko air dan keringkan. penyembuhan/keefektifan alat an feses dan individu. Catat iritasi, dan mengidentifikasi masalah flatus dari 3. Menunjukkan kemerahan (warna pada area. stoma. perilaku/tekn gelap, kebiru- 3. Mempertahankan ik biruan). kebersihan/mengeringkan area peningkatan 3. Ukur stoma secara untuk membantu pencegahan penyembuha periodik, mis,, tiap kerusakan kulit. n/mencegah perubahan kantong 4. Sesuai dengan penyembuhan kerusakan selama 6 minggu edema pascaoperasi (selama 6 kulit. pertama. Kemudian minggu pertama) ukuran sekali sebulan kantong yang dipakai harus selama 6 bulan. tepat sehingga feses terkumpul 4. Kosongkan, irigasi sesuai aliran dari ostomi dan dan bersihkan kontak dengan kulit dicegah. kantong ostomi 5. Membantu pemilihan produk dengan rutin. yang tepat untuk kebutuhan Kolaborasi : penyembuhan pasien, 1. Konsul dengan ahli termasuk tipe ostomi, status terapi/enterostoma fisik/mental dan sumber l finansial.