Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN HERPES


ZOSTER
DEFINISI
Herpes merupakan infeksi kulit kelamin
yang disebabkan oleh virus yang ditularkan
melalui hubungan seks. Terkadang ditemukan
juga pada mulut penderita karena yang
bersangkutan melakukan oral seks dengan
penderita herpes.
Ada beberapa jenis herpes adalah sebagai
berikut:
1. Herpes Simpleks
2. Herpes Genitalis
3. Herpes Zoster
HERPES SIMPLEKS
Definisi
 Herpes simpleks adalah infeksi akut yang
disebabkan oleh virus herpes simpleks (virus
herpes hominis) tipe I atau tipe II yang ditandai oleh
adanya vesikel yang berkelompok di atas kulit yang
sembab dan eritematosa pada daerah dekat
mukokutan, sedangkan infeksi dapat berlangsung
baik primer maupun rekurens.
ETIOLOGI

Berdasarkan struktur antigeniknya dikenal 2 tipe


virus herpes simpleks:
 Virus Herpes Simpleks Tipe I (HSV I)
Penyakit kulit/selaput lendir yang ditimbulkan
biasanya disebut herpes simpleks saja, atau dengan
nama lain herpes labialis, herpesfebrilis. Biasanya
penderita terinfeksi virus ini pada usia kanak-kanak
melalui udara dan sebagian kecil melalui kontak
langsung seperti ciuman, sentuhan atau memakai
baju/handuk mandi bersama. Lesi umumnya dijumpai
pada tubuh bagian atas termasuk mata dengan rongga
mulut, hidung dan pipi; selain itu, dapat juga dijumpai di
daerah genitalia, yang penularannya lewat koitusoro
genital (oral sex).

 Virus Herpes Simpleks Tipe II (HSV II)


Penyakit ditularkan melalui hubungan seksual,
tetapi dapat juga terjadi tanpa koitus, misalnya dapat
terjadi pada dokter gigi dan tenaga medik. Lokalisasi
lesi umumnya adalah bagian tubuh di bawah pusar,
PATOFISIOLOGI
 Virus herpes simpleks disebarkan melalui kontak
langsung antara virus dengan mukosa atau setiap
kerusakan di kulit. Virus herpes simpleks tidak dapat hidup
di luar lingkungan yang lembab dan penyebaran infeksi
melalui cara selain kontak langsung kecil kemungkinannya
terjadi.

 Tubuh melakukan respon imun seluler dan humoral


yang menahan infeksi tetapi tidak dapat mencegah
kekambuhan infeksi aktif. Setelah infeksi awal timbul fase
laten. Selama masa ini virus masuk ke dalam sel-sel
sensorik yang mempersarafi daerah yang terinfeksi dan
bermigrasi disepanjang akson untuk bersembunyi di dalam
ganglion radiksdorsalis tempat virus berdiam tanpa
menimbulkan sitotoksisitas atau gejala pada manusia.
MANIFESTASI KLINIS
 Inokulasi kompleks primer (primary inoculation
complex)
Infeksi primer herpes simpleks pada penderita
usia muda yang baru pertama kali terinfeksi virus ini
dapat menyebabkan reaksi lokal dan sistemik yang
hebat. Manifestasinya dapat berupa herpes labialis.
Dalam waktu 24 jam saja, penderita sudah mengalami
panas tinggi (39-40oC), disusul oleh pembesaran
kelenjar limfe submentalis, pembengkakan bibir, dan
lekositosis di atas 12.000/mm.

 Herpes gingivostomatitis
Kebanyakan bentuk ini terjadi pada anak-anak
dan orang dewasa muda. Manifestasi klinis berupa
panas tinggi, limfadenopati regionaldan malaise. Lesi
berupa vesikel yang memecah dan terlihat sebagai
bercak putih atau ulkus. Kelainan ini dapat meluas ke
mukosa bukal, lidah, dan tonsil, sehingga
 Infeksi herpes kompleks di seminata
Bentuk herpes ini terjadi pada anak-anak usia 6 bulan
sampai 3 tahun, dimulai dengan herpes gingivostomatitis
berat. Jenis ini dapat mengenai paru-paru dan menimbulkan
viremia masif, yang berakibat gastroenteritis disfungsi ginjal
dan kelenjar adrenal, serta ensefalitis. Kematian banyak terjadi
pada stadium viremia yang berat.

 Herpes genitalis (proge nitalis)


Infeksi primer terjadi setelah melalui masa tunas 3-5
hari. Penularan dapat melalui hubungan seksual secara
genito-genital, orogenital, maupun anogenital. Erupsinya juga
berupa vesikel tunggal atau menggerombol, bilateral, pada
dasar kulit yang eritematus, kemudian berkonfluensi,
memecah, membentuk erosi atau ulkus yang dangkal disertai
rasa nyeri. 31% penderita mengalami gejala konstitusi berupa
demam, malaise, mialgia, dan sakit kepala; dan 50%
PENATALAKSAAN MEDIS

 Karena infeksi HSV tidak dapat disembuhkan,


maka terapi ditujukan untuk mengendalikan gejala
dan menurunkan pengeluaran virus. Obat antivirus
analognukleosida merupakan terapi yang
dianjurkan. Obat-obatan ini bekerja dengan
menyebabkan deaktivasi atau mengantagonisasi
DNA polymerase HSV yang pada gilirannya
menghentikan sintesis DNA dan replikasi virus.
Tiga obat antivirus yang dianjurkan oleh petunjuk
CDC 1998 adalak asiklovir, famsiklovir, dan
valasiklovir.
PENCEGAHAN
1. Membatasi jumlah pasangan adalah langkah pertama
menuju pencegahan.
2. Gatal, terbakar atau kesemutan mungkin terjadi sebelum
luka berkembang. Hubungan seksual harus dihindari selama
waktu ini. Herpes bahkan dapat menyebar ketika tidak ada
luka atau gejala. Untuk meminimalkan risiko penyebaran
herpes, kondom lateks harus digunakan selama semua
kontak seksual.
3. Virus herpes juga dapat menyebar dengan menyentuh luka
dan kemudian menyentuh bagian lain dari tubuh. Jika
menyentuh luka, cuci tangan dengan sabun dan air sesegera
mungkin.
4. Tidak berbagi handuk atau pakaian dengan siapa pun.
Herpes simpleks
HERPES GENITALIS
Definisi
Herpes genitalis adalah suatu penyakit menular
seksual di daerah kelamin, kulit di sekeliling rektum atau
daerah disekitarnya yang disebabkan oleh virus herpes
simpleks.

Etiologi
Penyebabnya adalah virus herpes simpleks. Ada 2
jenis virus herpes simpleks yaitu HSV-1 dan HSV-2. HSV-2
biasanya ditularkan melalui hubungan seksual, sedangkan
HSV-1 biasanya menginfeksi mulut.
Kedua jenis virus herpes simpleks tersebut bisa menginfeksi
kelamin, kulit di sekeliling rektum atau tangan (terutama
bantalan kuku) dan bisa ditularkan kebagian tubuh lainnya
(misalnya permukaan mata).
PATOFISIOLOGI
 Gejala awalnya mulai timbul pada hari ke 4-7 setelah
terinfeksi. Gejala awal biasanya berupa gatal,
kesemutann dan sakit. Lalu akan muncul bercak
kemerahan yang kecil, yang diikuti oleh sekumpulan
lepuhan kecil yang terasa nyeri. Lepuhan ini pecah dan
bergabung membentuk luka yang melingkar. Luka yang
terbentuk biasanya menimbulkan nyeri dan membentuk
keropeng. Penderita bisa mengalami kesulitan dalam
berkemih dan ketika berjalan akan timbul nyeri. Luka
akan membaik dalam waktu 10 hari tetapi bisa
meninggalkan jaringan parut

 Pada pria, lepuhan dan luka bisa terbentuk di setiap


bagian penis, termasuk kulit depan pada penis yang tidak
disunat. Pada wanita, lepuhan dan luka bisa terbentuk di
vulva dan leher rahim. Jika penderita melakukan
MANIFESTASI KLINIS
Infeksi primer dengan HSV berkembang pada orang
yang belum punya kekebalan sebelumnya terhadap
HSV-1 atau HSV-2, yang biasanya menjadi lebih
berat, dengan gejala dan tanda sistemik dan sering
menyebabkan komplikasi.
Berbagai macam manifestasi klinis:
 Infeksi oro-fasial
 Infeksi genital
 Infeksi kulit lainnya
 Infeksi ocular
 Kelainan neurologist
 Penurunan imunitas
 Herpes. neonatal
PENATALAKSANAAN

Sampai sekarang belum ada obat yang memuaskan


untuk terapi herpes genitalis, namun pengobatan
secara umum perlu diperhatikan, seperti:
1. menjaga kebersihan lokal,

2. menghindari trauma atau faktor pencetus.


Penggunaan idoxuridine mengobati lesi herpes
simpleks secara lokal sebesar 5% sampai 40%
dalam dimethyl sulphoxide sangat bermanf

Obat-obatan untuk menangani herpes genital


adalah:
1. Asiklovir (Zovirus)

2. Famsiklovir

3. Valasiklovir (Valtres)
PENCEGAHAN

Kuncinya adalah untuk menghindari


terinfeksi dengan HSV yang sangat menular
pada waktu lesi ada. Cara terbaik untuk
mencegah infeksi adalah menjauhkan diri dari
aktivitas seksual atau membatasi hubungan
seksual dengan hanya satu orang yang
bebas infeksi.
HERPES GENITALIS
HERPES ZOSTER
Definisi
Herpes zoster disebut juga shingles. Di kalangan
awam populer atau lebih dikenal dengan sebutan “dampa”
atau “cacar air”. Herpes zoster merupakan infeksi virus
yang akut pada bagian dermatoma (terutama dada dan
leher) dan saraf. Disebabkan oleh virus varicella zoster
(virus yang juga menyebabkan penyakit varicella atau
cacar/chickenpox.

Etiologi
Herpes zoster disebabkan oleh virus varicella
zoster . virus varicella zoster terdiri dari kapsid berbentuk
ikosahedral dengan diameter 100 nm. Kapsid tersusun
atas 162 sub unit protein–virion yang lengkap dengan
diameternya 150–200 nm, dan hanya virion yang
terselubung yang bersifat infeksius. Infeksiositas virus ini
PATOFISIOLOGI

Pada episode infeksi primer, virus dari luar masuk


ke tubuh hospes (penerima virus). Selanjutnya, terjadilah
penggabungan virus dengan DNA hospes, mengadakan
multiplikasi atau replikasi sehingga menimbulkan kelainan
pada kulit. Virus akan menjalar melalui serabut saraf
sensorik ke ganglion saraf dan berdiam secara permanen
dan bersifat laten. Infeksi hasil reaktivasi virus varicella
yang menetap di ganglion sensori setelah infeksi
chickenpox pada masa anak – anak. Sekitar 20% orang
yang menderita cacar akan menderita shingles selama
hidupnya dan biasanya hanya terjadi sekali. Ketika
reaktivasi virus berjalan dari ganglion ke kulit area
dermatom.
MANIFESTASI KLINIS
1. Pengobatan topical
 Pada stadium vesicular diberi bedak salicyl 2% atau
bedak kocok kalamin untuk mencegah vesikel pecah.
 Bila vesikel pecah dan basah, diberikan kompres terbuka
dengan larutan antiseptik atau kompres dingin dengan larutan
burrow 3x sehari selama 20 menit
 Apabila lesi berkrusta dan agak basah dapat diberikan salep
antibiotik, (basitrasin / polysporin) untuk mencegah infeksi
sekunder selama 3x sehari

2 . Pengobatan sistemik
 Drug of choice-nya adalah acyclovir yang dapat
mengintervensi sintesis virus dan replikasinya. Meski tidak
menyembuhkan infeksi herpes namun dapat menurunkan
keparahan penyakit dan nyeri. Dapat diberikan secara oral,
topical atau parenteral. Pemberian lebih efektif pada hari
pertama dan kedua pasca kemunculan vesikel. Namun hanya
memiliki efek yang kecil terhadap postherpetic neuralgia.
Antiviral lain yang dianjurkan adalah vidarabine (Ara–A, Vira–
3. Penderita dengan keluhan mata
Keterlibatan seluruh mata atau ujung hidung
yang menunjukan hubungan dengan cabang
nasosiliaris nervus optalmikus, harus ditangani
dengan konsultasi opthamologis. Dapat diobati
dengan salaep mata steroid topical dan mydriatik,
anti virus dapat diberikan.

4. Neuralgia Pasca Herpes zoster


Bila nyeri masih terasa meskipun sudah
diberikan acyclovir pada fase akut, maka dapat
diberikan anti depresan trisiklik ( misalnya:
amitriptilin 10–75 mg/hari)
PENCEGAHAN
Untuk mencegah herper zoster, salah satu
cara yang dapat ditempuh adalah pemberian
vaksinasi. Vaksin berfungsi untuk meningkatkan
respon spesifik limfosit sitotoksik terhadap virus
tersebut pada pasien seropositif usia lanjut. Vaksin
herpes zoster dapat berupa virus herpes zoster
yang telah dilemahkan atau komponen selular virus
tersebut yang berperan sebagai antigen.
Penggunaan virus yang telah dilemahkan telah
terbukti dapat mencegah atau mengurangi risiko
terkena penyakit tersebut pada pasien yang rentan,
yaitu orang lanjut usia dan penderita
imunokompeten, serta imunosupresi.
HERPES ZOOSTER
ASUHAN
KEPERAWATAN HERPES
ZOSTER
PENGKAJIAN
 Identitas: meliputi nama, jenis kelamin, umur, tanggal
MRS, alamat, diagnosa medis.
 Keluhan utama
Pada pasien herpes zoster mengeluh demam, pusing,
malaise, nyeri otot, gatal-gatal, pegal dan timbul
aritema dan kemudian menjadi vesikel.
 Riwayat penyakit sekarang
Adanya keluhan utama demam pusing, malaise, nyeri
otot, gatal-gata, nyeri kepala setelah itu timbul eritema
pada waktu singkat (1-2 hari) timbul vesikel yang
berkelompok).
 Riwayat penyakit dahulu
Untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita lain
seperti penyakit kulit lain dan riwayat penyakit yang
sama.
 Riwayat penyakit keluarga
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan umum
 Kesadaran, tekanan darah, suhu, nadi frekuensi dan kualitas,
pernapasan frekuensi, iramanya tipe pernapasan.
 Kepala
Terdapat nyeri kepala pada pasien herpes zoster
 Muka
Pada sindrom rumsay hunt terdapat kelainan pada otot muka dan
kelainan kulit muka
 Mata
Pada herpes zoster oftaimikus terdapat kelainan pada mata
 Telinga
Pada pasien herpes zoster tidak terjadi gangguan pada telinga
 Hidung
Pada pasien herpes zoster tidak terjadi gangguan pada hidung
 Mulut dan faring
 Tidak terjadi gangguan pada mulut dan faring
 Leher
 Thorak
Pada pasien herpes zoster daerah yang paling sering terkena
adalah daerah thorakal.
 Paru
Pada pasien herpes zoster tidak terjadi gangguan pada paru
 Jantung
Pada pasien herpes zoster tidak terjadi gangguan pada jantung
 Abdomen
Pada pasien herpes zoster tidak terjadi gangguan pada
abdomen
 Inguinal, genital dan anus

 Pada pasien herpes zoster terjadi pembesaran, kelenjar getah


bening
 Integumen
Terdapat eritema, gatal-gatal, vesikel yang bergerombol dengan
dasar kulit yang eritematosa dan odema, vesikel berisi cairan
jernih kemudian dapat menjadi pustul dan krustu.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Kerusakan integritas kulit berhubungan


dengan lesi dan pruritus.

 Gangguan rasa nyaman (nyeri berhubungan


dengan erupsi dermal).

 Gangguan pola istirahat (tidur) berhubungan


dengan nyeri pada daerah lesi.

 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan


penampakan kulit yang tidak bagus
INTERVENSI KEPERAWATAN

 Diagnosa 1 : kerusakan integritas kulit


berhubungan dengan lesi

 Tujuan : integritas kulit mulai kembali normal dalam


waktu .....

jam ...

 Kriteria hasil :

 Mulai terjadi granulasi pada daerah lesi

 Tidak ada tanga-tanda infeksi

 Lesi mulai mengering


Intervensi Rasional

Jelaskan tindakan yang akan Pasien mengerti tindakan yang


dilakukan dilakukan dan dapat kooperatif.
Kaji/catat ukuran, warna, luka, Mengetahui ukuran dan warna luka
perhatikan jaringan yang nekrotik serta adanya jaringan yang nekrotik
dan kondisi sekitar luka. (mengetahui keadaan luka dan
keadaan sekitar luka).
Lakukan perawatan luka yang tepat Mempermudah terjadinya granulasi
dan tindakan kontrol infeksi. dan meminimalkan resiko infeksi.
Pertahankan penutupan luka sesuai Mengoptimalkan proses
indikasi pengobatan.
Kaji tanda-tanda infeksi Mengetahui dari dini terjadinya
infeksi.
Anjurkan pasien untuk selalu cuci Menjaga kebersihan dan
 Diagnosa II : gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan erupsidermal.
 Tujuan : nyeri berkurang atau dapat terkontrol dalam waktu ..... jam....
 Kriteria hasil :
 Pasien tampak tenang
 Nyeri skala 2 – 3

Intervensi Rasional
Jelaskan pada pasien rasa nyeri Pasien mengerti penyebab rasa
nyeri dan mengurangi rasa cemas
Kaji skala nyeri, frekuensi daerah, Mengetahui derajat nyeri
nyeri
Ajarkan tehnik relaksasi dan Mengurangi rasa nyeri
dekstraksi
Anjurkan pasien untuk napas Dengan napas panjang nyeri dapat
panjang berkurang dan terkontrol
Berikan posisi yang aman Pasien akan merasa nyaman
Berikan lingkungan yang nyaman Pasien merasa tenang dan nyaman
 Diagnosa III : Gangguan pola tidur
berhubungan dengan
pruritus.
 Tujuan : pasien bisa tidur dengan
nyaman
 Kriteria hasil :
 Mencapai tidur yang nyenyak.
Intervensi Rasional
Nasihati klien untuk menjaga kamar Udara yang kering membuat kulit
tidur agar tetap memiliki ventilasi terasa gatal, lingkungan yang
dan kelembaban yang baik. nyaman meningkatkan relaksasi.
Menjaga agar kulit selalu lembab. Tindakan ini mencegah kehilangan
air, kulit yang kering dan gatal
biasanya tidak dapat disembuhkan
tetapi bisa dikendalikan.
Mandi hanya diperlukan, gunakan memelihara kelembaban kulit
sabun lembut, oleskan krim setelah
mandi.
Menghindari minuman yang kafein memiliki efek puncak 2-4 jam
mengandung kafein menjelang setelah dikonsumsi.
tidur.
Melaksanakan gerak badan secara memberikan efek menguntungkan
 Diagnosa IV : Gangguan citra tubuh
berhubungan dengan
penampakan kulit yang tidak bagus.

 Tujuan : berkembangnya sikap penerimaan


terhadap diri sendiri.

 Kriteria hasil :

 Mengembangkan peningkatan kemauan untuk


menerima keadaan diri.

 Mengikuti dan turut berpartisipasi dalam tindakan


perawatan diri.
Intervensi Rasional

Kaji adanya gangguan citra diri Gangguan citra diri akan menyertai setiap
(menghindari kontak mata,ucapan penyakit/keadaan yang tampak nyata bagi
merendahkan diri sendiri. klien, kesan orang terhadap dirinya
berpengaruh terhadap konsep diri.
Identifikasi stadium psikososial terhadap Terdapat hubungan antara stadium
perkembangan. perkembangan, citra diri dan reaksi serta
pemahaman klien terhadap kondisi
kulitnya.
Berikan kesempatan pengungkapan klien membutuhkan pengalaman
perasaan. didengarkan dan dipahami.
Nilai rasa keprihatinan dan ketakutan klien, Memberikan kesempatan pada petugas
bantu klien yang cemas mengembangkan untuk menetralkan kecemasan yang tidak
kemampuan untuk menilai diri dan perlu terjadi dan memulihkan realitas
mengenali masalahnya. situasi, ketakutan merusakadaptasi klien .
Dukung upaya klien untuk memperbaiki membantu meningkatkan penerimaan diri
citra diri , spt merias, merapikan. dan sosialisasi
IMPLEMENTASI
Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan
aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan
pasien. Agar implementasi/pelaksanaan perencanaan ini
dapat tepat waktu dan efektif maka perlu
mengidentifikasi prioritasperawat memantau dan
mencatat respon pasien terhadap setiap intervensi yang
dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksaan
perawatan. Pada pelaksanaan keperawatan
diprioritaskan pada uppaya untuk mempertahankan jalan
napas, mempermudah pertukarangas, meningkatkan
masukan nutrisi, mencegah komplikasi, memperlambat
EVALUASI
 Keluhan nyeri berkurang.

 Pasien memperoleh periode istirahat / tidur


yang adekuat.

 Kondisi integritas kulit dapat dipertahankan.

 Tidak ada lesi yang pecah.

 Tidak ada tanda infeksi.


GOMAWO
(TERIMAKASIH)


Anda mungkin juga menyukai