Anda di halaman 1dari 47

ASPEK LEGAL KEPERAWATAN

BENCANA
Disampaikan
Merina Widyastuti,M.Kep.,Ns
DEFINISI Bencana
( UU no 24 thn 2007)
Peristiwa / rangkaian peristiwa
yang mengancam dan menganggu
kehidupan masyarakat baik
karena faktor alam, non alam,
manusia sehingga mengakibatkan
korban jiwa manusia, kerugian
harta benda, kerusakan
lingkungan dan dampak psikologis

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 2


BENCANA (DISASTER)

Kejadian yang menyebabkan kerusakan,


gangguan ekologis, hilangnya
nyawa,memburuknya derajat kesehatan
dan pelayanan kesehatan pada skala
tertentu yang memerlukan respon dari
luar masyarakat atau wilayah yang
terkena (WHO)
Sistem disaster management di
Indonesia
• Sistem peringatan dini
belum terbangun • Korban bencana
dengan baik terabaikan
• Respon penyelamatan • Bantuan salah
masih lemah sasaran
• Alokasi dana dengan
birokrasi lambat dan
berbelit belit

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 4


Kerawanan Bencana
• Indonesia terletak pada 3
lempengan tektonik yang
bergerak dan “ heart of the
pasific ring of fire”

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 5


Gambaran disaster management di
Indonesia
• Visi dan desain • Tata wilayah yang tidak
kelembagaan disaster memperhatikan aspek
management yang belum bencana.
sinkron antara • kultur tanggap bencana
pemerintah , BNPB dan belum terbangun.
level daerah • Kedatangan pejabat
• BNPB belum memiliki meninjau bencana
road map detail daerah dengan protokoler
rawan bencana alam, • Salah sasaran dalam
informasi peta populasi, memberikan bantuan
level metode penanganan

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 6


Masalah umum bencana
• Tidak dapat diramalkan
• Informasi awal tidak jelas
• Jumlah korban banyak &
dalam kondisi gawat
• Jumlah penolong terbatas
• Lokasi tidak terjangkau /
terbatas

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 7


Regulasi Penanggulangan
bencana di Indonesia

• UU no 24 Th 2007 konsep
• Peraturan presiden no 8 thn penanggulangan
2008 bencana nampak
• Peraturan pemerintah no 21 bagus diatas kertas
Tahun 2008
namun
• Peraturan kepala BNPB no 4
thn 2008 operasionalnya
• UU no 36 thn 2009 belum.
• Peraturan Kepala BNPB no 7
thn 2008 Pedoman Komando
tanggap darurat bencana

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 8


TuPokSi PP no 8 thn 2008
• Merumuskan dan Namun sampai saat ini
menetapkan kebijakan dinilai belum efektif
penanggulangan
bencana dan pengungsi
• Mengkoordinasi
pelaksanaan kegiatan
penanggulangan
bencana secara
terencana, terpadu dan
menyeluruh
Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 9
KOMANDO PENANGANAN TANGGAP DARURAT BENCANA

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 10


STRUKTUR
ORGANISASI
KOMANDO
TANGGAP DARURAT
BENCANA TINGKAT
KABUPATEN/KOTA

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 11


STRUKTUR
ORGANISASI
KOMANDO
TANGGAP DARURAT
BENCANA TINGKAT
PROVINSI

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 12


STRUKTUR
ORGANISASI
KOMANDO
TANGGAP
DARURAT
BENCANA TINGKAT
NASIONAL

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 13


PERMINTAAN DAN
PENGERAHAN
SUMBERDAYA
KOMANDO TANGGAP
DARURAT BENCANA
TINGKAT PROVINSI

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 14


PERMINTAAN DAN PENGERAHAN SUMBERDAYA KOMANO
TANGGAP DARURAT BENCANA TINGKAT KABUPATEN/KOTA

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 15


TATA LETAK RUANG UNTUK KEBUTUHAN PENDUKUNG
PELAKSANAAN KEGIATAN YANG BERADA DI POSKOLAP

RUANG ISTIRAHAT DAPUR K. MANDI WC

RUANG RUANG RUANG KERJA


ALKOM DATA TIM TANGGAP DARURAT

RUANG RAPAT RUANG TAMU

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 16


• “National Disaster Prevention Day” atau Hari
Pencegahan Bencana Nasional tanggal 1
september karena peringatan gempa besar
Kanto (1 September 1923) yang menewaskan
140.000 orang. Dari segi jumlah korbannya,
gempa Kanto merupakan yang terbesar dalam
sejarah Jepang.
• Dimulai tahun 1950 – 1960 - 1995

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 17


• memberi informasi pada siswa tentang pengetahuan
yang benar mengenai bencana
• memberi pemahaman tentang perlindungan secara
sistematis
• membekali siswa melalui practical training bagaimana
melindungi dirinya dan bagaimana mereka bisa
merespon bencana tersebut secara tepat dan cepat.
• Training ke museum dengan menyaksikan simulasi
pencegahan bencana.
• Kelengkapan lingkungannya semacam tulisan dan peta
jika bencana terjadi anda harus kearah mana tempat
yang harus dituju.

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 18


Pengetahuan dan norma yang menyadari
Politik sensitif eksistensi lingkungan rentan bencana bail
bencana alam maupun sosial

Belajar dari
Perdana menteri
Negara
↓ JEPANG
Central management
disaster

Pembangunan fisik dan tata kota (yang menahan goncangan


gempa)
Program sosialisasi pendidikan pengetahuan dan
ketrampilan warga ttg tata cara penyelamatan diri saat
gem[a

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 19


Organisasi Disaster di Jepang
• JMA : Japan Metorological Agency
• GSJ : Geology Survey Japan
• ERSDAC : Earth Remote Sensing Data Analysis
Center
• EPOS : Earthquake Phenomena Observation
System
• NIED : National Research Institute for Earth
Science and Disaster Prevention
Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 20
Tugas JMA
1. Menerima informasi
dari NIED & EPOS
2. Mengeluarkan
laporan gempa ke
pejabat terkait
3. Memberikan
peringatan dini

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 21


Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 22
Tahapan Penanggulangan bencana

1. Pra bencana
a. Periode antisipasi
b. Pencegahan
c. Mitigasi
d. Peringatan dini
e. kesiapsiagaan

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 23


Tahapan Penanggulangan bencana

2. Bencana  TANGGAP DARURAT


a. identifikasi kerusakan,
kerugian
b. Search and rescue
c. Bantuan darurat
d. Pengungsian
e. Perlindungan kelompok
rentan
f. Pemenuhan kebutuhan
dasar

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 24


Tahapan Penanggulangan bencana

3. Pasca bencana
a. Fase pemulihan
b. fase paling lama
c. Rehabilitasi fisik
d. Rehabilitasi psikis
e. Rekonstruksi

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 25


Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 26
PELAYANAN KESEHATAN
 Pelayanan Kesehatan Lumpuh
 Korban Sangat Banyak, Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Sangat Kurang
 Rumah Sakit yang Operasional 1 (satu) Unit
 Tenaga Kesehatan yang bekerja Sangat Terbatas
 Pelayanan Profesional tidak dapat dilakukan
 Logistik Kesehatan kurang/tak tersedia siap pakai
 Labolatorium Kesehatan Daerah Lumpuh
 LABKESDA aktif kembali setelah hari ke 7 (Bantuan
Badan LITBANG DEPKES RI)
 Petugas labkes banyak yang menjadi korban
 Peralatan laboratorium tidak banyak yang rusak  gedung
bertingkat, peralatan berada di lantai 2
Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 28
Kontribusi keperawatan dalam PB dan
gadar
• Perawat tenaga kesehatan terbesar (58,49%)
• Front line workers
• Pelayanan keperawatan diberikan 24 jam
• Anggota tim reaksi cepat dan tim bantuan
kesehatan

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 29


UU no 36 thn 2009 pasal 11
Ayat (`1) tenaga kesehatan dikelompokkan ke
dalam
Tenaga medis, psikologi klinik, keperawatan ,
kebidanan , kefarmasian , keslingk, gizi,
keterapian fisik, ketenisian medis, biomedika,
kesehatan tradisional dan tenaga kesehatan
lain

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 30


Pelaksanaan Keperawatan
saat bencana
• Kurang fasilitas dan
SDM
• Sistem tidak berjalan
• Overload triage Jumlah pasien
• Pelaksanaan overload
pertolongan Kepanikan
• Monitoring dan evaluasi
• Pemenuhan kebutuhan
dasar

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 31


UU NO 38 Thn 2014
Pasal 36 (Hak) Pasal 37 (Kewajiban)
1. Memperoleh perlindungan a. Memberikan pelayananan
hukum sepanajang sesuai keperawatan sesuai kode etik
dengan kode etik , standar , standar pelayanan kep,
pelayanan kep, standar standar pelayanan profesi,
pelayanan profesi, SPO dan SPO dan perundanganan
perundanganan b. Merujuk klien yang tidak
2. Mendapat informasi yg dapat ditangani perawat....
benar, jelas dan jujur dari sesuai dengan lingkup dan
klien/ keluarganya tingkat kompetensinya
3. Memperoleh fasilitas kerja c. Mendokumentasikan askep
sesuai standar sesuai standar

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 32


Peran perawat pra bencana
• Memberikan konseling,
penyuluhan
UU no 38 thn
• Melakukan pemberdayaan
2014 pasal 31
masyarakat
• Menjalin kemitraan dalam
perawatan kesehatan
• Meningkatkan
pengetahuannya PB

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 33


Peran perawat saat bencana
UU NO 38 Thn 2014
Pasal 35 Pasal 33 ayat 4
1. Dalam keadaan darurat Dalam melaksanakan tugas
perawat dapat melakukan pada keadaan keterbatasan
tindakan medis dan tertentu perawat
pemberian obat sesuai berwenang
kompetensinya a. Melakukan pengobatan
pada penyakit umum
2. Pertolongan pertama (1)
b. Merujuk pasien
bertujuan untuk
menyelamatkan nyawa c. Melakukan pelayanan
kefarmasian secara
klien dan mencegah terbatas
kecacatan lebih lanjut

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 34


Peran perawat saat bencana
UU NO 36 tahun 2009
Pasal 59 Pasal 63
1. Nakes wajib memberikan Dalam keadaan tertentu
pertolongan pertama nakes dapat memberikan
kepada penerima yankes pelayanan di luar
dalam keadaan gawat kewenangannya.
darurat/ bencana untuk
penyelamatan nyawa dan
pencegahan kecacatan
2. Nakes (1) dilarang menolak
yankes dan meminta uang
muka terlebih dahulu.

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 35


Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 36
Peran perawat pasca bencana

PP no 21 thn
• Perawatan korban bencana 2008 pasal 56
• Obat- obatan
• Peralatan kesehatan
• Rehabilitasi mental

Perawat harus memiliki skill


keperawatan yang baik, memiliki
sikap dan jiwa kepedulian, dan
memahami konsep siaga bencana

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 37


UU no 36 thn 2009
pasal 1 Pasal 9
• Tenaga kesehatan adalah • Tenaga kesehatan harus
setiap orang yang memiliki kualifikasi
mengabdikan diri dalam minimum D3 kecuali tenaga
bidang kesehatan serta medis
memiliki pengetahuan dan /
ketrampilan melalui
pendidikan di bidang
kesehatan

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 38


Kompetensi perawat bencana
• Triage gawat darurat / bencana
• Pelaksana penyelamatan kehidupan dasar
• Pelaksana tindakan kep gadar
• Pemenuhan keb klien gadar
• Monitoring
• Dokumentasi
• Penanganan kepanikan klien dan keluarga
• Penanganan sukarelawan bencana

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 39


Faktor yang mempengaruhi
kemampuan perawat Gadar
• Rasa aman diri dan keluarga
• Personality dan komitmen
• Kompetensi gawat darurat dan bencana
• Sistem komando bencana
• Fasilitas dan SDM
• Lingkungan yang rusak

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 40


Dilema etis saat kondisi bencana
• Pasal 60 UU no 36 2009
a. Mengabdikan diri sesuai
1. Kerusakan lingkungan dengan bidang kelimuan
masyarakat (Fasilitas yang dimiliki
rusak, Sandang dan b. Meningkatkan kompetensi
pangan) ‘Bersikap dan berperilaku
sesuai dengan etika profesi
2. Korban bencana
c. Mendahulukan
(Masyarakat , perawat
kepentingan masyarakat
& keluarganya) daripda kepentingan
3. Rumah sakit kolaps pribadi . Kelompok
d. Melalukan kendali mutu
dan kendali biaya dlm
penyelenggaraan upaya
kesehatan
Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 41
Personality & komitmen
Datang ke unit kerja
Tetap bekerja jika sedang
bekerja di unit gawat
dan berusaha
mengontak keluarga
Menyelesaikan yang
dikerjakan kemudian
menemui keluarga

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 42


Mampu menolong secara
fokus dan kompeten

Memikirkan diri dan keluarga

Bila tidak mampu menolong : diam


dan menemui keluarga

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 43


Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 44
Pendidikan Kep Bencana di jepang
• Dilakukan pada fase tenang
• Di jepang dilakukan oleh Japanese red cross
society dan self defense force di pendidikan
dasar dan berkelanjutan.
• Berkelanjutan  bertahap
• Pelatihan bencana bagi perawat oleh Japanese
nursing association ( utk perawat 3-5 thn)
sejak tahun 2000

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 45


Kebutuhan masa depan
• Pelatihan keperawatan bencana
• Pelatihan managemen bencana
• Sistem bencana di RS
• Sistem penanganan bencana di Indonesia
• Kurikulum pendidikan keperawatan bencana

Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 46


Merina Widyastuti, M.Kep.,Ns 47

Anda mungkin juga menyukai