Anda di halaman 1dari 14

Presentasi Ke-7

Ida Nur Jannah


Hany Yulia R.
Membahas definisi
semantik, hakikat SEMANTIK
makna, macam-macam
relasi makna, ‘Ilm al-Dila:lah
perubahan makna dan
medan makna

Dosen: Karlina Helmanita, M.Ag


Definisi Semantik (‘Ilm al-
Dila:lah)

 Secara etimologis, istilah semantik dalam bahasa Indonesia


berasal dari kata semantics dalam bahasa Inggris.
 Kata semantique dalam bahasa Prancis, pada dasarnya
berasal dari kata sema, nomina dalam bahas Yunani, yang
berarti ‘tanda’ atau ‘lambang’; atau dapat juga semaino,
verba dalam Yunani , yang berarti ‘menandai’ atau
‘melambangkan’ (Chaer 1999:2).
 Secara terminologis, semantik dapat didefinisikan sebagai
bidang linguistik yang mengkaji arti bahasa.
Hakikat Makna (Ma’na:)

Menurut Ferdinand de Saussure setiap tanda


linguistik atau tanda bahasa terdiri dari dua
komponen, yaitu komponen signifian atau
“yang mengartikan” yang wujudnya berupa
runtunan bunyi, dan komponen signifie atau
“yang diartikan” yang wujudnya berupa
pengertian atau konsep (yang dimiliki oleh
signifian)
Relasi Makna

 Relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antar


satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa lainnya

Sinonimi Polisemi Ketaksaan

Antonimi Homonimi Redundansi

Hiponimi
1. Sinonimi (al-Tara:duf)

Sinonim atau sinonimi adalah hubungan semantik yang


menyatakan adanya kesamaan makna antara satu
satuan ujaran dengan satuan ujaran lainnya.

benar betul

Dua buah ujaran yang bersinonim maknanya tidak akan persis


sama. Ketidaksamaan itu terjadi karena beberapa faktor berikut

Pertama, faktor waktu.


Kedua, faktor tempat atau wilayah
Ketiga, faktor keformalan
2. Antonimi (al-Adhadh:)

Antonim atau antonimi adalah hubungan semantik antara dua


buah satuan ujaran yang maknanya menyatakan kebalikan,
pertentangan, atau kontras antara yang satu dengan yang lain.

menjual membeli

Antonimi Majemuk
berbicara

bergerak
diam
bekerja

bertindak
3. Polisemi
Sebuah kata atau satuan ujaran disebut polisemi kalau kata
itu memiliki makna lebih dari satu. Misalnya, kata kepala
setidaknya mempunyai makna :
• Bagian tubuh manusia, contoh; kepalanya luka kena
pecahan kaca.
• Ketua atau pemimpin, contoh; kepala kantor itu bukan
paman saya.
• Sesuatu yang berada di sebelah atas, contoh; kepala
surat biasanya berisi nama dan alamat kantor.
• Sesuatu yang berbentuk bulat, misal; kepala jarum itu
terbuat dari plastik.
• Sesuatu atau bagian yang sangat penting, misal; yang
duduk di kepala meja itu tentu orang penting.
4. Homonimi

Homonimi adalah dua buah kata atau satuan ujaran yang bentuknya
“kebetulan” sama; maknanya tentu saja berbeda, karena masing-
masing merupakan kata atau bentuk ujaran yang berlainan.

Pacar I Pacar II

Pada kasus homonimi ini ada dua istilah lain yang biasa
dibicarakan, yaitu homofoni dan homografi. Yang dimaksud dengan
homofoni adalah adanya kesamaan bunyi (fon) antara dua satuan
ujaran, tanpa memperhatikan ejaannya, apakah sama atau berbeda
ejaan.
5. Hiponimi
Hiponimi adalah hubungan semantik antara sebuah bentuk
ujaran yang maknanya tercakup dalam bentuk ujaran yang lain.

burung

merpati perkutut kepodang


tekukur balam cucakrawa
6. Ambiguiti atau Ketaksaan

 Ambiguiti atau ketaksaan adalah gejala yang


dapat terjadinya kegandaan makna akibat tafsiran
gramatikal yang berbeda.
 Ketaksaan dapat juga terjadi bukan karena
tafsiran gramatikal yang berbeda, tetapi karena
masalah homonimi, sedangkan konteksnya tidak
jelas. Contoh dia memang bukan orang kudus’
7. Redundansi
Istilah redundansi biasanya diartikan
sebagai berlebih-lebihannya penggunaan
unsur segmental dalam suatu bentuk
ujaran.
Umpamanya kalimat Bola itu ditendang
oleh Dika tidak akan ada bedanya jika
dikatakan Bola itu ditendang Dika
Perubahan Makna (al-Taghayyur al-Dila:li)

Secara sinkronis (dalam masa yang relatif singkat), makna


sebuah kata atau leksem tidak akan berubah; tetapi secara diakronis
(dalam waktu yang relatif lama) ada kemungkinan makna sebuah kata
akan berubah. Kemungkinan ini bukan berlaku untuk semua kosakata
yang terdapat dalam sebuah bahasa, melainkan hanya terjadi pada
sejumlah kata saja, yang disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain :
1. perkembangan dalam bidang ilmu dan teknologi.
2. perkembangan sosial budaya.
3. perkembangan pemakaian kata.
4. pertukaran tanggapan indra.
5. Adanya asosiasi.
Medan Makna

medan makna (semantic domain, semantic field) atau


medan leksikal adalah seperangkat unsur leksikal yang
maknanya saling berhubungan karena menggambarkan
bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam
semesta tertentu.

Misalnya, nama-nama warna, nama-nama perabot


rumah tangga, atau nama-nama perkerabatan, yang
masing-masing merupakan satu medan makna.

Anda mungkin juga menyukai