Keluhan Utama:
Penglihatan mata kanan terasa kabur.
Keluhan tambahan:
Kedua mata terasa gatal dan berair
Riwayat Penyakit Sekarang:
Tiga puluh tiga tahun SMRS assyifa, pasien pertama
kali memakai kacamata. Pada saat itu pasien masih SMA.
Pasien mengaku penglihatan malam hari sangat sulit.
Dua tahun lalu pasien konsultasi ke dokter dengan keluhan
buram, mata terasa gatal dan berair. Saat itu dokter
menjelaskan ada infeksi virus pada mata pasien, tetapi
pasien tidak tahu nama penyakitnya. Karena pasien masih
merasa bisa diatasi dengan kacamata dan gatal hilang
setelah minum obat akhirnya pasien tidak kontrol kembali.
Tiga hari yang lalu pasien merasa bahwa penglihatannya
semakin buram dan pasien merasa matanya gatal kembali
dan berair. Nyeri dan mual muntah pasien disangkal.
Riwayat tekanan darah tinggi dan penyakit gula disangkal.
RESUME
Anamnesis
Seorang wanita berumur 48 tahun datang ke
poliklinik mata FMC dengan keluhan buram
penglihatan pada kedua mata. Penglihatan buram ini
mulai dirasakan sejak 2 tahun SMRS dan makin lama
makin buruk. OS sebelumnya memakai kacamata dan
kacamata terakhir 2 tahun yang lalu. Buram
dirasakan terutama pada malam hari, fotofobia,
lakrimasi dan sedikit gatal. Sekarang walaupun sudah
memakai kacamata penglihatan jauh maupun dekat
OS tetap kabur. Nyeri dan mual muntah disangkal
psien. OS tidak memiliki hipertensi maupun DM.
OD PEMERIKSAAN OS
DIAGNOSIS BANDING
Defisiensi vitamin A
PEMERIKSAAN ANJURAN
PEMERIKSAAN
Funduskopi
Imaging Studies
Electroretinogram (ERG)
Formal visual field
Color testing
Adaptasi gelap (Dark adaptation)
Genetic subtyping
emberian vitamin A/ Betakaroten
cetazolamide
utein
oratadine
Terapi farmako
Penatalaksanaan non medis
Sferis Cylinder Axis
OD 2,50
OS 2,50 1.00 -
Addisi S+300
Edukasi:
Penyakit yang diderita oleh pasien adalah kelainan bawaan, dan semakin
lama dapat semakin memburuk dan dapat mengakibatkan kebutaan,
akan tetapi hal tersebut berlangsung lambat.
Pada pasien juga didapatkan kelainan rabun dekat, hal tersebut dapat
dikoreksi dengan penggunaan kacamata.
Keluarga sebaiknya tetap memberikan dukungan moral kepada pasien
PROGNOSIS
Dubia ad malam
Tinjauan pustaka
LATAR BELAKANG
Retina merupakan salah satu bagian dari mata yang fungsinya
sangat penting dan terletak di belakang mata dan terhubung ke
otak. Hal ini terdiri dari jutaan sel-sel peka cahaya yang dikenal
sebagai sel fotoreseptor. Sel-sel fotoreseptor memiliki fungsi
penting dari transmisi impuls listrik ke otak untuk memungkinkan
melihat untuk mengambil tempat.
Ketika melihat sebuah benda, cahaya dari objek yang bergerak
pada kornea, kemudian melewati aqueous humor, pupil, lensa
dan vitreous humor untuk mencapai retina. Selama bagian ini,
cahaya menjadi difokuskan ke macula. Pada makula, cahaya
menyebabkan reaksi kimia dalam sel kerucut, yang akibatnya
mengirim pesan listrik dari mata ke otak. Otak menerima pesan-
pesan dan menunjukkan bahwa objek tertentu telah terlihat. Sel
kerucut bertanggung jawab agar mampu mengenali warna dan
membaca.
INSIDEN
Insidensi retinitis pigmentosa terjadi pada sekitar
1 orang per 5000 penduduk, pada seluruh
penduduk dunia.
Umur: gambaran progresifitas lambat pada anak-
anak, sering mengakibatkan kebutaan pada
pertengahan usia lanjut.
Ras: penyakit ini dapat ditemukan pada semua
ras.
Suku Bangsa: laki-laki lebih sering ditemukan
dari pada perempuan dengan perbandingan 3:2.
Lateraliti: sering ditemukan bilateral dan efeknya
sama pada ke dua mata.
Penyebab terjadinya retinitis pigmentosa sebagai berikut :
Kematian sel fotoreseptor (sebagian besar adalah fotoreseptor sel
batang/rod).
Defek molekuler (molecular defects) pada lebih dari seratus gen yang
berbeda.
Pada 75% kasus X-linked RP disebabkan oleh mutasi pada gen RPGR.
Di United States, sekitar 30% kasus autosomal dominant RP disebabkan
oleh mutasi pada "the gene for rhodopsin" (gen pembentuk rhodopsin/red
photopigment), Rhodopsin adalah protein receptor yang terdapat pada
membran sel-sel rod retina. Fungsinya sebagai receptor cahaya pada
proses pengantaran sinyal visual yang normal. Oleh karena itu, kerusakan
struktur nya akan berpengaruh terhadap mekanisme kerja dari protein
receptor ini. sekitar 15% kasus ini merupakan mutasi single point. Pada
beberapa kasus RP autosomal recessive, ditemukan adanya mutasi pada
beta-phosphodiesterase, suatu protein penting pada phototransduction
cascade.
Penyebab
Perubahan histologi Segmen sel
secara degeneratif batang
memendek
Apoptosis Tergaggunga
sel jalur
akhir
◦ Gambaran Fundus pada RP:
Bone spicules
Terdapat gambaran midperipheral retinal
hyperpigmentation dalam pola yang
karakteristik.
Optic nerve waxy pallor
Atrofi retinal pigment epithelium (RPE) di mid
perifer retina
Pelemahan arteriol retina (retinal arteriolar
attenuation)
funduskopi
Keratitis herpes simpleks
Keratitis merupakan kelainan akibat
terjadinya infiltrasi sel radang pada
kornea yang akan mengakibatkan kornea
menjadi keruh. Akibat terjadinya
kekeruhan pada media kornea ini, maka
tajam penglihatan akan menurun. Mata
merah pada keratitis terjadi akibat injeksi
pembuluh darah perikorneal yang dalam
atau injeksi siliar
Kornea menyebabkan terjadinya reaksi cahaya sehingga dapat
menyebabkan terjadi fokus cahaya ke mata dan memungkinkan
transmisi cahaya kemata disebabkan transparansinya