Anda di halaman 1dari 43

CASE REPORT SESSION

KATARAK SENILIS IMATUR OD


GLAUKOMA FAKOLITIK OS

Oleh:
Fitrah Afdhal – G1A218033
Khoirunnisa Sarabayan Pazka – G1A218036

Pembimbing
dr. Djarizal, Sp.M, MPH
01 Pendahuluan
Latar Belakang
Glaukoma merupakan penyebab kedua kebutaan di dunia, hampir 60 juta orang terkena
glaukoma.

Glaukoma terdiri dari dua tipe utama yaitu glaukoma sudut terbuka dan sudut tertutup.
Berdasarkan etiologinya, glaukoma dibagi menjadi glaukoma primer dan glaukoma sekunder.

Salah satu penyebab glaukoma sekunder adalah katarak matur atau hipermatur. Kondisi ini
dikenal dengan istilah glaukoma fakolitik.

Glaukoma fakolitik merupakan suatu bentuk glaukoma sudut terbuka sekunder yang berkaitan
dengan katarak matur atau hipermatur dimana terjadi kebocoran dari material lensa ke dalam
bilik mata depan sehingga protein-protein lensa yang mencair masuk ke bilik mata depan.

Jalinan trabekular menjadi edematosa dan tersumbat oleh protein-protein lensa dan
menimbulkan peningkatan mendadak tekanan intraokular.
02 Laporan Kasus
Identitas
Nama : Ny. S

Keluhan Utama
Umur : 77 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Penjual Sayur Penglihatan kabur dan mata kiri
Alamat : Talang Bakung terasa nyeri sejak ± 2 bulan
Tanggal berobat : 26 Desember 2019
Anamnesis Khusus
± 8 tahun yang lalu pasien mengeluh ketajaman penglihatan mata kirinya berkurang. Awalnya pasien mengaku
penglihatan mata kirinya kabur seperti berkabut, perlahan-lahan, semakin lama dirasakan semakin buram.
Penglihatan kabur dirasakan baik pada malam hari maupun siang hari, dirasakan terus menerus sepanjang hari, saat
melihat dekat maupun jauh. Silau jika melihat cahaya terang (+), mata merah (-), nyeri (-), mata berair(-), rasa
mengganjal (-), gatal (-), melihat ganda (-) sehingga pasien tidak melakukan pengobatan apapun.
± 3 tahun yang lalu, penglihatan mata kiri semakin buram dan lama kelamaan tidak bisa melihat sama sekali
termasuk kilatan cahaya, nyeri (-) mata merah (-) rasa mengganjal (-). Penurunan penglihatan juga mulai dirasakan
pada mata kanan, namun tidak ada keluhan nyeri maupun mata merah sehingga pasien hanya memakai kacamata
untuk membaca.
± 2 bulan yang lalu, pasien mengeluh mata kiri nyeri (+), dan merah (+) terus menerus. Awalnya pasien mengira
keluhan tersebut dikarenakan terkena lumpur sehingga pasien mencuci mata nya dan memberikan obat tetes mata
namun tidak ada perubahan. Keluhan juga diikuti nyeri sampai ke belakang kepala dan merasa sakit-sakit pada
badannya.
Riwayat Penyakit Dahulu a. Riwayat penyakit Hipertensi (-)
b. Riwayat penyakit DM (-)
c. Riwayat penggunaan kacamata (+)
d. Trauma pada mata (-)
e. Riwayat penyakit mata lain (-)
f. Riwayat konsumsi obat-obatan dalam jangka waktu
lama (-)
g. Alergi (-)
Anamnesa Keluarga Saudara pasien juga mengalami penurunan penglihatan.

Riwayat Gizi IMT = BB/(TB)2= 35/1,452 = 17,14= gizi kurang


Keadaan Sosial Ekonomi Menengah
Penyakit Sistemik
 Tractus respiratorius Tidak ada keluhan
 Tractus digestivus Tidak ada keluhan
 Kardiovaskuler Tidak ada keluhan
 Endokrin Tidak ada keluhan
 Neurologi Tidak ada keluhan
 Kulit Tidak ada keluhan
 THT Tidak ada keluhan
 Gigi dan mulut Tidak ada keluhan
 Lain-lain Tidak ada keluhan
Pemeriksaan Visus Dan Refraksi
OD OS
Visus : 6/30 PH (-) Visus : 0
Pemeriksaan Eksternal

OD OS

Palpebra superior Palpebra superior


benjolan(-), bengkak(-), hiperemis(-) benjolan(-), bengkak(-) hiperemis(-)

Palpebra Inferior Palpebra Inferior


benjolan(-), bengkak(-), hiperemis(-) benjolan(-), bengkak(-), hiperemis(-)

Cilia Cilia
Tampak normal Tampak normal

Ap. Lacrimalis Ap. Lacrimalis


Hiperlakrimasi (-) Hiperlakrimalis (-)
Conjugtiva tarsus superior Conjugtiva tarsus superior
Papil(-), folikel(-), litiasis (-), hiperemis (-) Papil(-), folikel(-), litiasis (-), hiperemis (+)

Conjungtiva tarsus inferior Conjungtiva tarsus inferior


Papil(-), folikel(-), litiasis (-), hiperemis (-) Papil(-), folikel(-), litiasis (-), hiperemis (+)

Conjungtiva Bulbi Conjungtiva Bulbi


Injeksi Siliar (-) Injeksi Siliar (+)
Injeksi Konjunctiva (-) Injeksi Konjunctiva (-)
Pembengkakan (-) Pembengkakan (-)
Kornea: Jernih Kornea: Jernih
Ulkus (-) Ulkus (-)
Makula (-) Makula (-)
Pupil Pupil
Bulat, regular Bulat, regular
Refleks Cahaya : Refleks Cahaya :
- Direct (+) - Direct (-)
- Indirect (+) - Indirect (-)
Diameter : 3 mm Diameter : 5 mm
Iris Iris
Coklat, prolaps (-) Coklat, prolaps (-)
Lensa : Keruh sebagian Lensa : Keruh menyeluruh
Pemeriksaan Slit Lamp
Silia Silia
Normal Normal
Conjungtiva tarsus Conjungtiva tarsus
Papil (-), folikel (-), hiperemis (-) Papil (-), folikel (-), hiperemis (+)

Conjungtiva bulbi : Injeksi siliar (-), injeksi Conjungtiva bulbi : Injeksi siliar (-), injeksi
konjungtiva (-), hiperemis (-) konjungtiva (-), hiperemis (+)

Kornea: Jernih Kornea: Jernih


Ulkus (-) Ulkus (-)
Makula (-) Makula (-)
Pupil Pupil
Bulat, regular Bulat, regular
Refleks Cahaya : Refleks Cahaya :
- Direct (+) - Direct (-)
- Indirect (+) - Indirect (-)
Diameter : 3 mm Diameter : 5 mm
COA : dangkal COA: dangkal
Iris : Kripta iris normal, iris terdorong Iris : Kripta iris normal

Lensa : Keruh sebagian Lensa : keruh menyeluruh


Tekanan Intra Okuler

Palpasi : TN Palpasi : TN + 1
Tonometer Schiotz : tidak dilakukan Tonometer Schiotz : tidak dilakukan
Tonometer noncontact : 20 mmHG Tonometer noncontact: Tidak dapat
dinilai

Visual Field

Konfrontasi : Tidak sama dengan Konfrontasi : Tidak dilakukan


pemeriksa

Shadow test

Konfrontasi : Positif Konfrontasi : negatif


Pemeriksaan Umum

Tinggi badan 145 cm

Berat badan 35 Kg

Tekanan darah 110/80 mmHg

Nadi 78 kali/menit

Suhu 36,50C

Pernapasan 20 kali/menit
Diagnosis : Katarak Senilis Imatur OD,
Glaukoma fakolitik OS
Diffrential Diagnosa :
Glaukoma
- Glaukoma fakomorfik
- Glaukoma fakotoksik
Katarak
- Katarak senilis matur
- Katarak senilis hipermatur

Anjuran pemeriksaan : Gonioskopi


Pengobatan :
- Timolol 0,5% ED 2 x 1 tts OS
- Asam Mefenamat PO 3 x 500 mg
- Methylprednisolon PO 2 x 4 mg

Prognosis :
OD Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
OS Quo ad vitam : dubia ad malam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
03 Tinjauan Pustaka
Glaukoma
Glaukoma merupakan kumpulan dari suatu penyakit yang
mempunyai karakteristik umum berupa optik neuropati disertai
dengan penurunan lapang pandang.

Glaukoma
(berdasarkan etiologi)

Primer Sekunder Kongenital Absolut


• Glaukoma pigmentasi - Kongenital Primer
• Sindrom eksfoliasi - Glaukoma yang
• Akibat kelainan lensa
(fakogenik/fakolitik) berkaitan dengan
• Akibat kelainan traktus uvea kelainan
• Sudut terbuka • Sindrom iridokorneo endotel perkembangan mata
• Sudut tertutup (ICE) lain
• Trauma - Glaukoma yang
• Pasca operasi
• Glaukona neovaskular berkaitan dengan
• Peningkatam tekanan vena kelainan
episklera perkembangan
• Akibat steroid ekstraokular
Glaukoma Fakolitik
• Suatu bentuk glaukoma sudut terbuka sekunder yang berkaitan dengan katarak matur atau
hipermatur dimana terjadi kebocoran dari material lensa ke dalam bilik mata depan sehingga
protein-protein lensa yang mencair masuk ke bilik mata depan.
• Jalinan trabekular menjadi edematosa dan tersumbat oleh protein-protein lensa dan
menimbulkan peningkatan mendadak tekanan intraokular.

Etiologi

 Katarak matur (seluruhnya opak)


 Katarak hipermatur (korteks cair/morgagnian dan nukleus yang mengambang bebas)
 Likuefeksi fokal katarak imatur (jarang)
 Dislokasi lensa yang katarak di vitreus.
Patogenesis
Pada katarak matur atau hipermatur, terjadi pencairan korteks lensa dan pengerutan kapsul lensa, dan bilik
mata depan menjadi dalam. Pada keadaan ini dapat terjadi kebocoran material korteks ke luar kapsul melalui
lubang mikroskopik pada kapsul lensa. Kebocoran ini sering disertai pada awalnya dengan rasa nyeri dan
inflamasi segmen anterior. Jaringan trabekulum akan tersumbat oleh sel-sel makrofag dan protein lensa.
Protein berat molekul tinggi tidak dijumpai pada bayi dan anak-anak, yang kemungkinan dapat menjelaskan
tidak adanya glaukoma fakolitik pada pasien muda dengan katarak.

Protein mencetuskan glaukoma sekunder karena protein lensa ini, makrofag fagosit, dan debris inflamatorik lainnya
yang menyumbat anyaman trabekular sehingga terjadi penurunan drainase humor akuos yang menyebabkan
peningkatan TIO. Peningkatan TIO ini mendahului kelainan diskus optikus dan lapangan pandang selama berbulan-
bulan hingga bertahun-tahun. Karena terjadinya peningkatan TIO, tekanan akan menekan serat saraf dari nervus
optikus yang berfungsi mengahantarkan gambaran ke otak. Selain itu, peningkatan tekanan ini akan mengurangi
suplai darah ke nervus optikus yang berarti suplai oksigen dan nutrisi juga berkurang. Bila hal tersebut berlangsung
lama, maka akan menyebabkan kerusakan nervus optikus yang ireversibel dan kebutaan.
Manifestasi Klinis

• Biasanya terjadi pada orang tua dengan riwayat penglihatan kabur secara perlahan
selama beberapa bulan atau tahun sebelum timbulnya onset akut nyeri yang tiba-
tiba, hiperemia konjungtiva, dan penurunan visus lebih lanjut.
• Persepsi cahaya menjadi tidak akurat karena kepadatan katarak.
• Rasa sakit mengenai sekitar mata dan bisa pada daerah belakang kepala., akibat
rasa sakit yang berat terdapat gejala gastrointestinal berupa mual dan muntah
yang kadang dapat mengaburkan gejala glaukoma akut.
Diagnosis
• Gonioskopi
Pada glaukoma fakolitik, hasilnya normal di mana sudut bilik mata depan
terbuka.
• Tonometri
Pada glaukoma fakolitik menunjukkan peningkatan TIO yang bermakna.
• Slit lamp
Tampilan yang khas dari glaukoma fakolitik yaitu hiperemia konjungtiva, edema
kornea mikrositik, katarak matur, dan reaksi ruang anterior yang prominen.
Penatalaksanaan
Terapi Medikamentosa

1. Supresi pembentukan humor akuos


Beta adrenergic antagonis
- Timolol maleat 0,25% dan 0,5%
- Betaxolol 0,25% dan 0,5%
Carbonic anhydrase inhibitor
- Monoterapi: tiga kali sehari
- Pengobatan tambahan: dua kali sehari
Acetazolamide
Dewasa: 250 – 500 mg iv / im yang diulang setiap 2 – 4 jam sampai maksimal 1
gram / hari.
Anak: 8 – 30 mg / kgBB / hari iv / im dan terbagi dalam 3 dosis yang diberikan
setiap 8 jam
Penatalaksanaan

2.. Fasilitasi aliran keluar humor akuos


Prostaglandin analog
obat tekanan intraokuler lebih rendah dengan meningkatkan aliran air
uveoscleral humor
Obat parasimpatomimetik
meningkatkan aliran keluar humor akuos dengan bekerja pada
trabekular meshwork melalui kontraksi otot siliaris
Epinephrine
meningkatkan aliran keluar aqueous humor dan sedikit banyak disertai
penurunan pembentukan aqueous humor
Penatalaksanaan

3. Penurunan volume vitreus


Obat-obat hiperosmotik
Mengubah darah menjadi hipertonik sehingga air tertarik keluar dari
vitreus dan menyebabkan penciutan vitreus. Selain itu juga terjadi
penurunan produksi humor akuos.
Tindakan Operasi
Terapi kausatif pada glaukoma fakolitik adalah menurunkan TIO dengan
cara menghilangkan penyebabnya yaitu katarak
Katarak dapat dihilangkan dengan tindakan bedah berupa extracapsular
cataract extraction (ECCE)
Komplikasi
Bila tidak diobati dapat kehilangan penglihatannya karena
kerusakan nervus optikus sebagai akibat dari tekanan intraokuli yang
terlalu tinggi

Prognosis
Prognosis glaukoma fakolitik baik, dimana kebanyakan pasien
dilaporkan mengalami kemajuan visus setelah ekstraksi katarak dan
implantasi lensa intraokuler, namun demikian pengobatan yang
terlambat dapat menyebabkan visus tidak mengalami kemajuan.
Katarak Senilis
Tipe katarak didapat yang timbul karena proses degeneratif dan umum terjadi pada
pasien di atas 50 tahun. Pada usia 70 tahun, lebih dair 90% individu mengalami
katarak senilis. Umumnya mengenai kedua mata dengan salah satu mata terkena
lebih dulu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi onset, tipe, dan maturasi katarak senilis antara lain:
1. Herediter
2. Radiasi sinar UV
3. Faktor makanan
4. Krisis dehidrasional
5. Merokok
Perbedaan stadium katarak
Insipien Imatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan lensa Normal Bertambah (air Normal Berkurang (air
masuk) keluar)
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik mata depan Normal Dangkal Normal Dalam
Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka
Shadow test - + - Pseudops
Penyulit - Glaukoma - Uveitis +
Glaukoma
Manifestasi Klinis
Gejala pada penderita katarak adalah sebagai berikut:
1. Penurunan visus
2. Silau
3. Perubahan miopik
4. Diplopia monocular
5. Halo bewarna
6. Bintik hitam di depan mata
Tanda pada penderita katarak adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan visus berkisar antara 6/9 sampai hanya persepsi cahaya
2. Pemeriksaan iluminasi oblik
3. Shadow test
4. Oftalmoskopi direk
5. Pemeriksaan sit lamp
Diagnosis
Katarak didiagnosa melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang yang lengkap. Pemeriksaan slit lamp tidak hanya difokuskan
untuk evaluasi opasitas lensa tetapi dapat juga struktur okuler lain,
misalnya konjungtiva, kornea, iris, bilik mata depan.

Diagnosis Banding
Katarak kongenital yang bermanifestasi sebagai leukokoria perlu dibedakan
dengan kondisi lain yang menyebabkan leukokoria, seperti retinoblastoma,
retinopathy of prematurity, atau persistent hyperplastic primary vitreus
(PHPV).
Tatalaksana

Intra Capsular Cataract Extraction (ICCE)

Tindakan pembedahan dengan


mengeluarkan seluruh lensa bersama
kapsul. Seluruh lensa dibekukan di dalam
kapsulnya dengan cryophake dan
depindahkan dari mata melalui incisi
korneal superior yang lebar. Sekarang
metode ini hanya dilakukan hanya pada
keadaan lensa subluksatio dan dislokasi.
Tatalaksana

Extra Capsular Cataract Extraction ( ECCE )

Tindakan pembedahan pada lensa katarak


dimana dilakukan pengeluaran isi lensa
dengan memecah atau merobek kapsul
lensa anterior sehingga massa lensa dan
kortek lensa dapat keluar melalui robekan.
Tatalaksana

Phacoemulsification

Phakoemulsifikasi (phaco) adalah teknik


untuk membongkar dan memindahkan
kristal lensa. Pada teknik ini diperlukan
irisan yang sangat kecil (sekitar 2-3mm) di
kornea. Getaran ultrasonic akan digunakan
untuk menghancurkan katarak, selanjutnya
mesin PHACO akan menyedot massa
katarak yang telah hancur sampai bersih.
Tatalaksana

Small Incision Cataract Surgery (SICS)

Insisi dilakukan pada sklera dengan ukuran insisi bervariasi dari 5-8 mm.
Namun tetap dikatakan SICS sejak design arsiteknya tanpa jahitan,
Penutupan luka insisi terjadi dengan sendirinya (self-sealing). Teknik
operasi ini dapat dilakukan pada stadium katarak immature, mature, dan
hypermature. Teknik ini juga telah dilakukan pada kasus glaukoma fakolitik
dan dapat dikombinasikan dengan operasi trabekulektomi.
Prognosis

Tindakan pembedahan secara defenitif pada katarak senilis


dapat memperbaiki ketajaman penglihatan pada lebih dari 90%
kasus. Sedangkan prognosis penglihatan untuk pasien anak-
anak yang memerlukan pembedahan tidak sebaik prognosis
untuk pasien katarak senilis. Adanya ambliopia dan kadang-
kadang anomali saraf optikus atau retina membatasi tingkat
pencapaian pengelihatan pada kelompok pasien ini.
04 Analisis Masalah
Anamnesis
Kasus Teori
Seorang wanita 77 tahun datang ke poliklinik Dari anamnesis dikeluhkan suatu nyeri
RSUD Raden Mattaher Jambi dengan keluhan yang dirasakan pada daerah sisi mata
pandangan kabur dan mata kiri terasa nyeri yang telah memburuk fungsi ketajaman
sejak ±2 bulan yang lalu. Keluhan disertai mata penglihatan sejak sebelumnya. Hal ini
merah terus menerus. Pasien mengira keluhan sesuai dengan literatur dimana
tersebut dikarenakan terkena lumpur sehingga dikatakan pasien dengan glaukoma
pasien mencuci mata nya dan memberikan obat fakolitik biasanya didahului oleh
tetes mata namun tidak ada perubahan. Sejak ±8 adanya katarak matur ataupun
tahun yang lalu, pasien mengaku penglihatan hipermatur.
mata kirinya kabur seperti berkabut, semakin
lama dirasakan semakin buram, hingga sejak ±3
tahun yang lalu tidak bisa melihat sama sekali
termasuk kilatan cahaya.
Pemeriksaan Oftalmologikus
Kasus Teori
Pada pemeriksaan visus didapatkan Dari pemeriksaan fisik status oftalmologis
6/30 PH (-) pada mata kanan dan 0 pada mata kiri pasien, menunjukkan tanda-
pada mata kiri. Pada pemeriksaan slit tanda dari glaukoma sekunder yang
lamp didapatkan pada mata kanan diinduksi oleh lensa (glaukoma fakolitik)
lensa keruh dan refleks cahaya pada seperti visus yang sangat jelek atau semakin
pupil (+) dan pada mata kiri tampak memburuk (poor or worsening vision) yaitu
konjungtiva hiperemis, kornea jernih, 0, tekanan bola mata palpasi yang terasa
lensa keruh dan pupil dilatasi. lebih padat, konjungtiva hiperemis, pupil
Pemeriksaan tekanan bola mata dilatasi dengan RC (-) serta lensa keruh pada
palpasi didapatkan hasil normal pada mata kiri.
mata kanan, dan terasa lebih padat
pada mata kiri. Pada pemeriksaan
TIO OD didapatkan 20 mmHg dan
OS tidak bisa dinilai.
Tatalaksana Pada Pasien
Kasus
- Timolol 0,5% ED 2 x 1 tts OS Terapi yang diberikan pada pasien merupakan
- Asam Mefenamat 3 x 500 mg terapi untuk glaukoma. Pengobatan pada pasien
- Methylprednisolon x 4 mg sudah sesuai, namun sebaiknya diobservasi ketat
dikarenakan peningkatan TIO yang dialami pasien.
Sehingga jika TIO pasien tidak turun, perlu
dilakukan tindakan pembedahan salah satunya
trabekulektomi.
Untuk kataraknya tidak ada pengobatan khusus.
Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis
adalah ekstraksi lensa. Bergantung pada integritas
kapsul lensa posterior, ada 2 tipe bedah lensa yaitu
intra capsuler cataract ekstraksi (ICCE) dan ekstra
capsuler cataract ekstraksi (ECCE).
05
Kesimpulan
Ny S, usia 77 tahun datang ke poliklinik RSUD Raden Mattaher Jambi dengan keluhan
pandangan kabur sejak ±2 bulan yang lalu, keluhan disertai adanya mata merah dan nyeri pada mata
kirinya. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang pasien didiagnosa
sebagai glaukoma fakolitik OS + Katarak senilis imatur OD. Penatalaksanaan pada pasien sudah
sesuai, namun perlu dipertimbangkan tindakan pembedahan dalam kasus ini.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai