Anda di halaman 1dari 37

ABSTRACK

 Pencitraan memainkan peran penting dalam


infeksi paru-paru.
 CT scan memungkinkan dokter untuk
mendeteksi kelainan kelainan terkait atau
kondisi yang mendasarinya di lakukan tindakan
medis.
 Karena Infeksi paru-paru merupakan sumber
morbiditas dan mortalitas yang tinggi, terutama
pada lansia dan pasien immunocompromised,
yang jumlahnya terus bertambah
GAMBARAN KONSOLIDASI ALVEOLAR

 Pneumonia lobaris
 Bronchopneumonia

 Konsolidsi alveolar yang difus


PNEUMONIA LOBARIS

Point umum :
 Dintadai dengan gambaran histologi ruang
alveolar yg diisi dengan eksudat inflamasi
dengan atau tanpa kerusakan jaringan.
 Proses menyebar dari satu segemn ke segmen
lain.
 Lesi menyebar melalu pori-pori interalveolar dan
saluran udara kecil dengan pola sentripetal.
 Terbentuk kondensasi laveolar yg homogen di
segmen dan lobus.
Tanda pada pencitraan :
 Konsolidasi dengan margin kabur pada area
subpleural terbatas pada celah.
 Adanya opasity segmental pada lobus yg
berdekatan.
 Opasitas ground glass karena pengisisan alveoly yg
sebagian.
 Penyebab tersering pnemonia bacteri adalah
bakteri streptococcus pnemoniae.
 Penyebab lain diinfeksi oleh atipikal atau
organisme yang bersatu (Mycoplasma pneumoniae,
Chlamydia pneumoniae, Chlamydia psittaci atau
Legionella pneumophila).
Gambar 1. pneumonia lobus bawah kiri dengan hipoksemia yang
disebabkan oleh infeksi pneumokokus: a: tampilan radiografi standar.
Opacity dalam paru kiri yang tidak mengaburkan kontur jantung
bawah kiri dengan aspek kontur ganda; b: tampilan CT (rekonstruksi
koronal) alveolar konsolidasi dibatasi oleh celah dan mengandung
tanda bronkogram udara.
Diagnosa Banding :

 Efusi terlokalisir dengan atau tanpa emfisema.


 Atelektasi tanpa tanda bronkogram udara
menunjukkan impaksi mukoid.
 Aspirasi Pnemonia.

 Edema paru.

 Perdarahan/Haemoragic
BRONCHOPNEUMONIA

Point umum :
 Infeksi berpusat pada epitel saluran udara kecil.

 Pada histopatology dijelaskan :

1. Adanya peradangan bronkial akut dengan


ulserasi epitel.
2. Pembentukan endoluminal.

3. Eksudat fibrinopurulen peribronchiolar.

 Bakteri yang terlibat :

S. aureus, Haemophilus influenza, P. aeruginosa


Tanda CT- San
 Penebalan dinding bronkial Tanda tree-in-
bud sebagai tanda infeksi brnchiolitis.
 Peradangan yang menyebar pada alveoli
dan berbentuk nodul ukuran kurang dari 1
cm.
 Penyebaran pada bidan opasitas ground
glass atau konsolidasi peribronchiolar
dengan pola asiner.
Gambar 2. Bronkopneumonia Haemophilus influenzae dan
virus herpes pada infeksi nosokomial: a: pandangan aksial asli;
b: sama area anatomis pada tampilan MIP setebal 5 mm. Ada
mikronodula centrilobular dengan kekeruhan bercabang dan
pola asinar dengan lobular konsolidasi, yang keduanya lebih
baik divisualisasikan pada MIP (b).
Diagnosa Banding
 Pneumonia yang terorganisir
 Bronchioloalveolar karsinoma .
 Limfoma
 Pneumonia radiasi
 Hipereosinofilik akut
KONSOLIDSI ALVEOLAR YANG DIFUS
 Menunjukkan kerusakan alveolar
yang menyebar.
 Tanda bronkogram udara dan efusi
pleura kecil sering terjadi.
Diagnose banding
Edema paru
Sindroma gangguan pernapasan
akut (ARDS)
OPASITAS GROUND GLASS —
PNEUMONIA INTERSTITIAL
Point umum
 Ditandai dengan inflamasi mononuclear
infiltrat seluler di septa alveolar dan
interstitium peribronkovaskular distal .
 Merupakan proses sekunder kerusakan epitel.

 Adanya penebalan peribronkial dan septa


interlobular
 Penyebab adalah virus :

1. Mycoplas pnemonia

2. Pnemonia jirovecii
Temuan radiologis
1. Radiologi standar :

 Reticular atau kekeruhan reticulonodular


dengan margin kabur yang mungkin
memiliki pola nodular atau difus yang
mendominasi di perihilar.
 Penebalan peribronkial dengan margin
kabur.
2. Ct-scan :

 Tanda-tanda bronkiolitis selular

 Atenuasi ground glass

 Konsolidasi fokal
Gambar 3. Pneumocystosis yang mengungkap AIDS.
Tampilan aksial tengah daerah paru-paru dengan
jendela paru-paru. Opasitas Ground glass yang
difus dengan retikulasi intralobular yang tidak
mempengaruhi korteks perifer paru-paru.
Diagnosa Banding
Toksisitas induksi obat.
Pendarahan alveolar
Edema paru
Pnemonia terorganisir
Hipersensitivitas
PRESENTASI NODULAR
Micronoduls
Nodules
MICRONODULS
Point umum

 Distribusi bronkiogenik sebagai centriolobula


mikronodul dengan opasitas bercabang.

 Distribusi tidak homogen dan tersisa pada subpleural.

 Pada gambar(4) tampak sentriolobular mikronodul dan


opasitas yang bercabang meningkatkan kepadatan.

 Ditemukan dengan kavitas dan dominan betrada d


segmen lobus superior, lobus inferior dan apicoposterio
lobus superior.
Gambar 4. Tuberkulosis bronkogenik pada TBC yang
diaktifkan kembali: a: pandangan aksial asli dengan jendela
paru parenkim yang berpusat di sebelah kanan lobus superior;
b: area anatomi yang sama pada tampilan aksial MIP 6 mm.
Tanda tree-in-bud hadir dengan distribusi non-homogen dan ini
lebih baik ditunjukkan pada tampilan MIP (b). Perhatikan
bahwa ruang subpleural terhindar.
Gambar 5. TBC milier hematogen. Tampilan aksial
dengan jendela paru-paru. Banyak sekali
mikronodul yang didistribusikan secara acak.
Diagnosa banding :
 Diagnosis banding dari nodul
miliaria infeksius adalah metastasis
milier.
NODULES
Point umum :
 Nodul karena infeksi paling sering terjadi
pada nasocomial pnemonia dan
immunocomprimissed.
 Pada pasien yang neutropenia yang
terjangkit nocardiosis, tbc atau
arpegillosis angio.
 Pendarahan perinodular jika ada
gambaran lingkaran ground glass di
perifer.
Gambar 6. Aspergillosis angioinvasive pada pasien dengan
aplasia. Tampilan aksial dengan jendela paru-paru. Nodul
dengan kaca tanah peripheral opacity dikombinasikan dengan
subpleural berbentuk baji atau berbentuk persegi kepadatan
yang mewakili infark.
Gambar 7. Emboli septik pada pasien dengan septikemia yang
disebabkan oleh Staphylococcus aureus yang mensekresi leukodisin
Panton-Valentine yang dimulai sebagai kasus selulitis skrotum
dengan abses testis. Tampilan aksial dengan jendela paru: a: nodul
subpleural di kanan bawah cuping; b: kerapatan berbentuk irisan
subpleural di lobus inferior kiri yang berpusat pada feeding vessel
yang mewakili infark septik.
CAVITIES

Semua komplikasi dari pneumonia


bakteri:
 Abses, pneumonia nekrosis
 Gangren paru
 Pneumatoceles
ABSES PULMONARY

 Fistula bronkopulmonalis terlihat pada infeksi


yang disebabkan oleh anaerob bakteri.
 Pada ct-scan ditemukan massa tunggal atau
ganda dengan cavitas yg mewakili nekrosis dari
pencairan purulen.
 Didnding internal abses halus.

 Banyak konsolidasi cairan dan udara di


parenkim.
 Umumnya lobus yg terlibat dalam komplikasi
ini, yaitu posterior segmen dari lobus superior
kanan dan lobus inferior kiri dan segmen
superior dari lobus inferior
PNEUMONIA NEKROTIKANS ATAU
GANGREN PARU

 Disebabkan oleh acute community acuired


pnemonie atau tuberkulosis pnemonie.
 Paling banyak kematian pada abses
karenea infeksi : S. aureus, K.
pneumoniae dan P. aeroginosa.
 Pada pencitraan: gangren paru
biasanya dimulai dengan konsolidasi
bilateral lobus superior, diikuti oleh
pengembangan lucencies koalesen.
Gambar 8. Infeksi paru-paru dengan Staphylococcus mensekresi
Panton- Valentine leukodicin. Tampilan aksial dengan jendela paru-
paru. Alveolar bilateral konsolidasi mendominasi di sisi kanan
dengan banyak rongga.
PNEUMATOCELES
 Sebagai sebuah atau banyak dinding tipis
berisi udara dengan lokasi lusen pada
daerah konsolidasi atau opasitas ground
glass.
 Peningkatan ukuran lusen terjadi dalam
hari hingga minggu.
 Terjadi akibat drainase di parenkim paru
diikuti obstruksi di check velve
mekanisme.
 Dapat di lihat pada gambar (3)
Gambar 3. Pneumocystosis yang mengungkap AIDS. Tampilan aksial
tengah daerah paru-paru dengan jendela paru-paru. Opasitas Ground
glass yang difus dengan retikulasi intralobular yang tidak
mempengaruhi korteks perifer paru-paru.
ASSOCIATED ABNORMALITIES

 Mediastinal abnormalities
 Kelainan pleura

 Kelaian lainnnya
MEDIASTINAL ABNORMALITIES

 Kelainan paling umum adalah limfadenopati.


 Diagnosis bandingnya adalah limfadenopati
pada limfoma atau nekrotik metastase.
 Selalu mencari kelainan proximal
tracheobrochial tree pada pasien
immunocompromissed .
 Aspergillosis invasis harus dipertimbangkan
apabila terjadi penebalan pada trake karena
beresiko trake percah.
KELAINAN PLEURA
 Ditemukan pada 20%-60% kasus pnemonia
bakteria.
 Lokasi pleura hadir pada kasus emfisema
ditunjukkan dengan adanya penebalan
dilapisan pleura parietal dan visceralis.
 Setelah injeksi medium kontras akan
menunjukkan eksudat, lemak ekstra pleura
sebgai tanda hyperdensity. .
KELAIAN LAINNNYA

Dengan mempertimbangkan kelainan


tulang belakang dan tulang dinding dada
seperti :
 Spondylodiscitis atau cpld abses
FITUR SPESIFIK PENYAKIT PARU-PARU PADA
PASIEN IMMUNOKOMPREMISED

 Penyakit paru bersifat umum


 Penyebab bisa infeksi atau patologis.

 Prognosis bergantung pada kondisi pasien baik


tingkat keparahan penyakit maupun imun
pasien.
 Tiga jenis defisiensi imun :

1. Aplasia yang di ikuti Transplantasi sumsum


tulan danTransplantasi organ padat.
2. Pasien dengan pengobatan kortiko sterois dosis
tinggi.
3. Pasien dengan aids.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai