Anda di halaman 1dari 47

KEAMANAN MAKANAN

JAJANAN & BAHAYA


MAKANAN JAJANAN
BAGI ANAK
DR IVA P
PUSKESMAS BEJI
SD

TK
PAUD

1 TAHUN 2 TAHUN 6 TAHUN

9 – 10 TAHUN : MAKAN JAJANAN !!!!!


Makanan jajanan atau street
food menurut FAO : didefisinisikan sebagai
makanan dan minuman yang dipersiapkan dan/atau
dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di
tempat-tempat
keramaian umum yang
langsung dimakan atau
dikonsumsi tanpa
pengolahan atau persiapan
lebih lanjut.
Makanan jajanan adalah makanan dan
minuman yang diolah oleh penyaji
makanan di tempat penjualan dan atau
disajikan sbg makanan siap saji untuk
dijual bg umum selain yg disajikan jasa
boga, rumah makan, restoran. (
KEPMENKES 942 TH. 2003 )
Makanan jajanan (street food)
sudah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan
masyarakat,
baik di perkotaan maupun
di pedesaan.

Konsumsi makanan jajanan di


masyarakat terus meningkat 
krn terbatasnya waktu untuk
mengolah makanan sendiri.
MAKANAN
Sumber Energi Sumber Gizi
-Bekerja Karbohidrat, Protein,
-Belajar Lemak, Vitamin,
Mineral
-Bermain

Kesehatan
Syarat makanan
1. Halal
- perolehan
- bahan
2. Thoyyib (baik) :
- bahan
- cara pembuatan / pengolahan
- cara penyimpanan
Kontribusi Makanan
Jajanan
1. Hasil survei yang dilakukan di Bogor pada
tahun 2004 menyatakan sebanyak 36%
kebutuhan energi anak sekolah diperoleh
dari pangan jajanan yang dikonsumsinya
(Guhardja S dkk, 2004).
2. Hasil survei di Surakarta, Asupan makanan
jajanan anak memberikan rata-rata
kontribusi energi sebesar 13,2% (Hapsari
RN, 2013)
Syarat makanan jajanan
Sehat  memEnuhi kecukupan gizi
Bersih bebas dari kotoran
Aman  tidak mengandung bahan yang
berbahaya bagi kesehatan
Fisik, seperti tanah, karet,
plastik, rambut, dll

Kimia (bahan kimia yang


Bahan seharusnya tidak boleh
ditambahkan dalam makanan)
berbahaya seperti borax, pewarna textil,
formalin

Biologis, disebabkan oleh bakteri


(akibat kesalahan saat pemasakan,
penyimpanan)atau binatang
Bahaya fisik
Benda asing seperti rambut, kuku, perhiasan,
serangga mati, batu atau kerikil,
potongan kayu, pecahan kaca dan lain sebagainya --
 bisa masuk kedalam makanan apabila makanan
dijual di tempat terbuka dan tidak disimpan dalam
wadah tertutup
Bahan kimia yang biasa ditambahkan
dalam makanan (BTP)
1. Pewarna (PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN
MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2013
TENTANG BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BAHAN
TAMBAHAN PANGAN PEWARNA)
2. Pemanis (PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN
MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014)
TENTANG BATAS MAKSIMUM PENGUNAAN BAHAN PEMANIS
BUATAN)
3. Pengawet (PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN
MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2013
TENTANG BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BAHAN
TAMBAHAN PANGAN PENGAWET)
4. Penyedap rasa (PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT
DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013
TENTANG BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BAHAN
TAMBAHAN PANGAN PENGUAT RASA)
Contoh Bahan Tambahan Pangan
(BTP)
1. Pewarna makanan
- buatan : tartazin, sunset yellow
- alami : karamel, klorofil, kurkumin
2. Pemanis buatan, contohnya aspartam
3. Pengawet, contohnya Na-benzoat
4. Penyedap rasa, contohya Mono Sodium
Glutamate (MSG)
Syarat penambahan BTP

DOSIS HARUS SESUAI !


TIDAK BOLEH BERLEBIH !!!
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
722/Menkes/Per/IX/88
tentang Bahan Tambahan Terlarang dan Berbahaya

Beberapa BTP terlarang yang sering ditambahkan


dalam makanan:
Boraks, biasa digunakan untuk mengenyalkan bakso,
mie basah, dll
Formalin,biasa digunakan untuk mengawetkan bakso,
tahu, mie basah, ikan, dll
Rhodamin B, pewarna tekstil untuk warna merah.
Biasanya digunakan untuk saus tomat, saus sambal,
kerupuk, dll
Lanjutan….
Methanil Yellow : sebagai pewarna kuning pada
tahu dan kerupuk.
Pemanis Buatan (Siklamat dan Sakarin) :
Sering digunakan pada produk minuman ringan
dan pangan jajanan yang ditujukan bukan untuk
pangan yang khusus ditujukan untuk orang yang
menderita diabetes atau sedang menjalani diet
kalori, tetapi dengan maksud menurunkan harga,
dapat dijual murah tetapi rasa tetap manis.
Gambar 1. Beberapa contoh makanan jajanan berbahaya
Mengapa tidak boleh digunakan ?
Berakibat buruk bagi kesehatan
1. Akibat penggunaan boraks adalah pada
penggunaan yang berulang-ulang akan terjadi
penimbunan pada otak, hati dan jaringan lemak
2. Akibat penggunaan formalin adalah muntah
darah, diare, kanker paru, kejang-kejang,
kencing darah sampai kematian.
 KEMATIAN
Lanjutan…
3. Akibat penggunaan Rhodamin B dalam waktu lama
(kronis) dapat menyebabkan radang kulit alergi, dan
gangguan fungsi hati/kanker hati.
4. Akibat penggunaan Methanil Yellow dalam waktu
lama dapat menyebabkan kanker pada saluran kemih
dan kandung kemih.
5. Akibat penggunaan pemanis buatan dalam jangka
waktu yang lama dapat mengakibatkan kanker.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
722/Menkes/Per/IX/88, sebenarnya sakarin dan
siklamat hanya boleh digunakan dalam pangan yang
khusus ditujukan untuk orang yang menderita diabetes
atau sedang menjalani diet kalori.
Bahaya Biologis
Karena mikroba (bakteri)  Rendahnya Kondisi
Hygiene Dan Sanitasi
Karena binatang (lalat, kecoa, tikus, dll) 
disebabkan karena penyimpanan yang kurang bersih
Foodborne Diseas (penyakit
bawaan makanan
pada jajanan kaki lima)

 merupakan masalah kesehatan masyarakat yang


utama di banyak negara
 Terjadinya dapat berupa kontaminasi baik dari
bahan baku, penjamah makanan yang tidak sehat,
atau peralatan yang kurang bersih, juga waktu
dan temperatur penyimpanan yang tidak tepat.
Gizi buruk dan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada
anak-anak adalah dua konsekuensi serius yang dapat ditimbulkan
oleh berulangnya episode food diseases.
Diare merupakan gejala umum dari penyakit bawaan makanan yang
mudah dikenali.
Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2001 menemukan bahwa
diantara 100 000 balita terdapat 75 anak balita yang meninggal tiap
tahunnya akibat gizi buruk dan diare.
Bahaya Biologis
rendahnya kondisi
Karena mikroba (bakteri)
hygiene dan sanitasi

Karena binatang (lalat, tikus, kecoa, dll)

penyimpanan yang kurang bersih


Uji borak dengan kertas kunyit

Mengandung Borak

Tidak Mengandung
Borak
Uji kandungan pemanis buatan
sederhana

Pemanis gula Pemanis buatan


(cendol terapung) (cendol tenggelam)
Uji formalin sederhana
Larutan PK dalm air

Serbuk PK Memudar/hilang warnanya


Ungu
MEMILIH JAJANAN YANG SEHAT
Pastikan mkn atau jajanan bersih bgm mkn
disiapkan dan disajikan jg bhn baku yg dipakai hrs
bersih
hindari mkn yang mengandung atau memakai zat-
zat tambahan, spt zat pemanis, pengawet, penyedap,
dan pewarna buatan, jg zat bbahaya lainnya.
Hindari jajanan yg kelewat manis dan berwarna
mencolok.
Hindari makanan yang tidak segar.
Pilih makanan yang bergizi dan minum susu
Makanan sehat
Menghindari/mengurangi jajan
Kurangi frekuensi jajan anak dalam sehari
atau seminggu
Supaya tdk ketagihan jajan (Snackaholic)
jangan memberi jajanan sebagai hadiah atau ungkapan
sayang
Terapkan kebiasaan sarapan pagi sblm brkt sekolah
Biasakan membawa bekal mkn dari rumah dgn menu yg
bervariasi
Dampingi anak saat menonton iklan jajanan di TV
sambil memberi pengertian sisi baik dan buruknya.
Bimbing anak untuk memilih makanan dengan berpikir.
Apa yang bisa dilakukan?
Peran serta penjual pangan:
1. Produsen/penjual hanya boleh menggunakan BTP yang
diijinkan dan tidak melebihi batas maksimum yang
dipersyaratkan,serta tidak boleh menggunakan pewarna
ataupun bahan berbahaya yang dilarang penggunaannya
pada pangan.
2. Produsen/penjual wajib memperhatikan kebersihan
fasilitas dan tempat penjualan untuk mencegah
kontaminasi silang terhadap produk, serta
mempraktekkan cara pengolahan pangan yang baik
terutama memperhatikan persyaratan higiene dan sanitasi.
Kesimpulan

1. Makanan jajanan memegang peranan yang cukup


penting dalam memberikan asupan energi dan gizi
bagi masyarakat,
2. Jajanan harus memenuhi syarat halal, sehat, aman,
dan bersih
3. Diperlukan kerjasama antara semua pihak untuk
menjamin mutu jajanan .
SOSIALISASI KANTIN
SEHAT SEKOLAH
Kantin Sehat ?
Kantin yang secara fisik baik bangunan, sarana dan prasarana
pendukungnya, sesuai dgn standar kesehatan serta dapat menyediakan
makanan & minuman yg sehat, bergizi aman dikonsumsi
Kantin Sehat dapat diwujudkan bila
Sekolah dapat melaksanakan:
1. Pemberdayaan Masyarakat Sekolah
2. Penataan Sarana dan Prasarana
Kantin Sehat
3. Melaksanakan Pengawasan
Pengelolaan Kantin
1. Pemberdayaan Masyarakat Sekolah
Sosialisasi & Publikasi program Kantin Sehat ke seluruh sekolah
Pelatihan Kepsek, Guru & Pengelola Kantin
Penanaman Perilaku Hidup Bersih & Sehat kepada peserta didik
2. Penataan Sarana & Prasarana
Upaya Sarana & Prasarana meliputi:
bangunan, sumber air bersih, tempat air bersih, tempat penyajian,
fasilitas sanitasi, perlengkapan kerja dan tempat pembuangan limbah

Untuk mewujudkan Kantin Sehat, maka sebuah kantin harus memenuhi


syarat-syarat sebagai berikut : …
Lokasi di lingkungan sekolah, jauh dari sumber pencemaran seperti tempat
penampungan sampah, WC/kamar mandi, rumput yg tidak terawat dan
gudang sekolah

Memiliki sumber air bersih

*) Lanjutan Syarat…
Permukaan Lantai mudah dibersihkan, tidak ada air tergenang
Dinding terang mudah dibersihkan
Langit-langit menutup atap bangunan dan mudah dibersihkan
Luas lubang ventilasi (20%) luas lantai
Letak ventilasi minimal 2 sisi berhadapan
Pencahayaan terang
( > 100 lux )

*) Lanjutan Syarat…
Ada tempat penyajian makanan yang tertutup (lemari kaca)
Ada tempat/meja yg permanen untuk pengolahan atau penyiapan makanan
Ada tempat/meja untuk pencucian alat makan/minum dengan menggunakan
air mengalir

*) Lanjutan Syarat…
Ada tempat cuci tangan dengan air mengalir dan sabun

Meja dan kursi pengunjung yg nyaman

Tersedia tempat sampah


yg tertutup

*) Lanjutan Syarat…
Jarak Kantin dgn tempat penampungan sampah sementara minimal 20 meter

20 M

Pembuangan air limbah kantin harus memenuhi syarat kesehatan yaitu: kedap
air, tertutup, diberi bak kontrol pada jarak tertentu untuk mudah dibersihkan

*) Lanjutan Syarat…
3. Melaksanakan Pengawasan
Pengelolaan kantin

Untuk menjaga agar kantin sehat sekolah tetap menyajikan pangan


jajanan yg sehat, bergizi dan aman untuk dikonsumsi, perlu dilakukan
pengawasan thd pengelolaan kantin (pangan & sarana prasarana
pendukung)
 Pengawas Kantin:
1. Mendapat tugas dari sekolah sebagai pengawas
2. Memiliki pengetahuan tentang keamanan pangan, praktek sanitasi, dan
gizi terapan
3. Telah mengikuti pelatihan
Perwujudan Kantin Sehat di Sekolah perlu partisipasi dari seluruh pihak
termasuk pendidik dan peserta didik

Para pendidik atau guru pembina UKS dan petugas Puskesmas yg sudah dilatih
dapat dilibatkan sebagai pembina sekaligus pengawas pengelolaan kantin
sehat di sekolah sehari-hari
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai