Anda di halaman 1dari 32

IAS 36 PENURUNAN NILAI ASET

NIDYA NURUL QONITAH 1811070064


THERESA CAROLINA KESYA GINTING 1811070068
PENDAHULUAN
 Aset tetap atau aktiva berwujud adalah aset yang memiliki
wujud atau bentuk secara fisik. Aset tetap dimanfaatkan dan
digunakan oleh perusahaan untuk kegiatan produksi barang
atau jasa
 Sehingga tujuan memiliki aktiva tetap adalah bukan untuk
dijual kembali tetapi digunakan dalam operasional
perusahaan.
 Aset tetap dapat dijual oleh perusahaan jika masa atau
umur manfaat dari aset tersebut sudah habis, rusak, atau
karena ada masalah lain.
Contoh aktiva yang masuk dalam jenis aset tetap adalah
tanah, bangunan, gedung, mesin, kendaraan, dan lainnya.
PENURUNAN NILAI ASET

 Penurunan Nilai Aset (Impairment) terjadi apabila jumlah


tercatatnya melebihi jumlah terpulihkan disebut dengan
penurunan nilai aset.
 Jumlah terpulihkan lebih tinggi antara nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya
 Pengukuran penurunan nilai dilakukan satu unit aset
tunggal maupun kelompok asset.
RUANG LINGKUP
Standad ini berlaku untuk akuntansi penurunan nilai semua asset (sebagian besar aset tidak
lancar, Kecuali ( tidak berlaku bagi ), Aset finansial & aset tidak lancar yg siap untuk dijual.
Meliputi:
 Persediaan (IAS 2:Persediaan)
 Aset yang timbul dari kontrak konstruksi (IAS 11: Akuntansi Kontrak Konstruksi)
 Aset pajak tangguhan (IAS 12: Pajak Penghasilan)
 Aset dari imbalan kerja (IAS 19: Imbalan Kerja)
 Aset keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup IAS 19: Instrumen Keuangan Pengakuan
dan Pengukuran
 Properti investasi yang diukur pada nilai wajar (IAS 40: Properti Investasi)
 Aset biologis terkait dengan kegiatan pertanian yang diukur pada nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual (PSAK 41 Pertanian)
 Biaya akuisisi tangguhan dan aset tidak terwujud yang timbul dari hak kontraktual penanggung
berdasarkan kontrak asuransi yang termaksud dalam ruang lingkup IFRS 4: Kontrak Asuransi
 Aset tidak lancar yang dikasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan IFRS 5: Aset
Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
IDENTIFIKASI ASET YANG MUNGKIN
MENGALAMI PENURUNAN NILAI

 Mengindikasi apakah suatu aset mungkin mengalami (rugi)


penurunan nilai , setidaknya (minimum) harus
mempertimbangkan informasi sebagai berikut :
 External sources of information
 Internal sources of information
EXTERNAL SOURCES OF INFORMATION
(SUMBER INFORMASI EKSTERNAL)

 Penurunan market value aset secara signifikan karena perjalanan waktu /


pemakaian normal
 PerubahanTeknologi, Pasar, Ekonomi, lingkup hukum selama periode berjalan
atau akan terjadi dalam waktu dekat yang berdampak merugikan entitas
 Kenaikan suku bunga pasar / tingkat imbalan investasi yg mempengaruhi tingkat
diskonto dalam perhitungan nilai pakai aset & menurunkan nilai terpulihkan
aset secara material
 Jumlah tercatat aset neto entitas melebihi kapitalisasi pasarnya
INTERNAL SOURCES OF INFORMATION
(SUMBER INFORMASI INTERNAL)

1. Bukti keusangan / kerusakan fisik aset.


2. Perubahan signifikan (yang berdampak merugikan) sehubungan dengan seberapa
jauh/cara suatu aset digunakan atau diharapkan akan digunakan.
Perubahan-perubahan :
3. Aset jadi tidak digunakan, menghentikan / restrukturisasi operasi yang di dalamnya
suatu aset digunakan, rencana melepas aset sebelum tanggal yang diharapkan, dan
penilaian ulang masa manfaat aset dari tidak terbatas menjadi terbatas.
4. Bukti pelaporan internal mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi aset lebih buruk /
akan lebih buruk, dari yang diharapkan.
BUKTI PELAPORAN SEHUB ARUS KAS INTERNAL

Bukti pelaporan internal mengindikasikan bahwa aset mungkin mengalami penurunan


nilai mencakup adanya:
1. arus kas untuk memperoleh suatu aset, / kebutuhan kas untuk pengoperasian atau
pemeliharaan aset tersebut, yang secara signifikan lebih tinggi dari yang dianggarkan
sebelumnya;
2. arus kas neto aktual atau laba rugi operasi dari suatu aset yang lebih buruk dari yang
dianggarkan;
3. penurunan signifikan arus kas neto atau laba operasi yang dianggarkan, atau kenaikan
signifikan kerugian yang dianggarkan, yang berasal dari aset tersebut; atau
4. kerugian operasi atau arus kas keluar neto aset, ketika jumlah periode berjalan
diagregasi dengan jumlah yang dianggarkan untuk masa mendatang.
UJI PENURUNAN NILAI ASSET (IMPAIRMENT
TEST)

 Membandingkan jumlah tercatat aset dengan jumlah terpulihkan


 Untuk mengetahui apakah suatu asset terjadi penurunan nilai
 Dilakukan pada akhir periode pelaporan(tanggal neraca)
 Jika terdapat indikasi (rugi) penurunan nilai : entitas harus mengestimasi (membuat
estimasi formal) jumlah terpulihkan aset tersebut.
 Jika tidak terdapat indikasi (rugi) penurunan nilai  tidak disyaratkan bagi entitas untuk
membuat estimasi formal jumlah terpulihkan
IMPAIRMENT TEST UNTUK INTANGIBLE ASSETS

• Untuk aset tak berwujud (intangible assets) :


− ATB masa manfaat tidak terbatas atau
− ATB yang belum dapat digunakan
− Goodwill (yang diperoleh dari kombinasi bisnis)

 Minimal setahun sekali dilakukan uji penurunan nilai & harus


dibuat estimasi jumlah terpulihkan terlepas apakah terdapat
indikasi penurunan nilai atau tidak
 Ketidakpastian mengenai kemampuan aset tidak berwujud dalam menghasilkan
manfaat ekonomi masa depan (yang cukup untuk memulihkan jumlah
tercatatnya) biasanya lebih besar pada saat aset tersebut belum dapat
digunakan daripada setelah aset tersebut dapat digunakan
PENGUKURAN JUMLAH
TERPULIHKAN
 Recoverable Amount (Jumlah yg dapat dipulihkan) harus diestimasi terpisah untuk
masing-masing aset (aset individual) secara terpisah
 Jika tidak dapat dilakukan secara individu, tentukan recoverable amount atas unit
penghasil kas dimana aset termasuk di dalamnya.
 Unit penghasil kas : kelompok terkecil aset yang dapat diidentifikasikan yg
menghasilkan arus kas masuk dari pemakaian aset terus menerus. ( umumnya
independen thd asus kas masuk aset / kelomp.aset lain)
 Jumlah terpulihkan merupakan jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau unit
penghasil kas dikurangi biaya penjualan dengan nilai pakai
 Jumlah terpulihkan ditentukan untuk aset individual, kecuali aset tersebut tidak
menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset atau
kelompok aset lain
PENGUKURAN JUMLAH TERPULIHKAN

 Jumlah terpulihkan ditentukan untuk unit penghasil kas yang


mencakup aset tersebut, kecuali:
 Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pelepasan aset tersebut
lebih besar dari jumlah tercatatnya
 Nilai pakai aset tersebut diestimasikan mendekati nilai wajarnya
dikurangi biaya untuk menjual pelepasan, dan nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual pelepasan tersebut dapat ditentukan
PENGUKURAN JUMLAH TERPULIHKAN ASET
TIDAK BERWUJUD DENGAN MASA MANFAAT
YANG TIDAK TERBATAS
Aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas untuk diuji penurunan
nilainya setiap tahun dengan membandingkan jumlah tercatatnya dengan jumlah
terpulihkannya, terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai.
 Perhitungan rinci terkini jumlah terpulihkan yang dilakukan periode terdahulu
dapat digunakan untuk menguji penurunan nilai aset pada periode berjalan,
sepanjang semua kriteria berikut dipenuhi:
a) Jika ATB tidak menghasilkan arus kas masuk dari penggunaan secara
berkelanjutan dan ATB sebagai bagian dari unit penghasil kas (yang
mencakup ATB tersebut) aset dan liabilitas yang membentuk unit
tersebut tidak berubah secara signifikan sejak penghitungan terkini
jumlah terpulihkan;
b) Penghitungan terkini jumlah terpulihkan menghasilkan suatu jumlah yang
melebihi jumlah tercatat aset dengan marjin yang substansial; dan
c) Kecil kemungkinan bahwa penentuan jumlah terpulihkan saat ini akan
lebih kecil dari jumlah tercatat aset.
RECOVERABLE AMOUNT

 Jumlah terpulihkan (Recoverable Amount ) suatu aset atau unit penghasil kas :
jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya penjualan dengan nilai pakai
 Nilai wajar dikurangi biaya penjualan dan nilai pakai dari suatu aset tidak selalu perlu
ditentukan dua-duanya. Jika salah satu jumlahnya melebihi jumlah tercatat aset, maka
aset tersebut tidak mengalami penurunan nilai dan estimasi jumlah lainnya tidak perlu
dilakukan
 Jika tidak mungkin menentukan nilai wajar dikurangi biaya penjualan, dapat
menggunakan nilai pakai aset sebagai recoverable amount (jumlah terpulihkan)
 Jika tidak terdapat alasan untuk meyakini bahwa nilai pakai aset secara material
melebihi nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan, nilai wajar aset dikurangi biaya
penjualan dapat digunakan sebagai jumlah terpulihkan
 Nilai Pakai ( Value in Use) : nilai kini arus kas masa depan yang diperkirakan akan
diperoleh dari suatu aset atau unit penghasil kas
NILAI WAJAR DIKURANGI BIAYA
PENJUALAN
 Perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam suatu transaksi antara pihak-pihak yang
independen, disesuaikan dengan biaya tambahan yang dikaitkan secara langsung dengan pelepasan
aset merupakan nilai wajar
 Nilai terbaik dari nilai wajar aset dikurangi biaya penjualan adalah Harga dalam
suatu perjanjian penjualan antar para pihak independen yg bertransaksi.
 jika tidak terdapat perjanjian penjualan maka Nilai wajar dikurangi biaya penjualan ditentukan sbb
:
a) Harga Pasar - Biaya Pelepasan  Jika aset diperdagangkan di pasar aktif,
Harga Pasar : harga penawaran kini / harga transaksi terakhir
b) Berdasarkan informasi terbaik untuk menggambarkan jumlah yang dapat diperoleh entitas
pada akhir periode pelaporan pelepasan aset.
Di entitas perlu mempertimbangkan hasil transaksi aset serupa dalam industri yang sama
 jika tidak terdapat perjanjian penjualan yang mengikat atau pasar aktif
 Biaya pelepasan aset harus dikurangkan dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya penjualan.
Biaya pelepasan : biaya hukum, materai & pajak transaksi sejenis, biaya pemindahan aset, dan
biaya tambahan langsung untuk menjadikan aset dalam kondisi siap dijual.
NILAI PAKAI

Elemen yang diperhitungkan dalam perhitungan nilai pakai aset:


 estimasi arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari aset;
 ekspektasi mengenai kemungkinan variasi dari jumlah atau waktu arus kas masa depan tersebut;
 nilai waktu uang, diwakili oleh suku bunga pasar bebas risiko yang berlaku;
 harga untuk menanggung ketidakpastian yang melekat pada aset; dan
 faktor-faktor lain, seperti ilikuiditas, yang akan dipertimbangkan oleh pelaku pasar dalam menilai
arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari aset tersebut.
Langkah dalam Estimasi Nilai Pakai Aset :

1. Membuat proyeksi arus kas : mengestimasi arus kas masuk dan arus kas keluar di masa depan
dari pemakaian aset dan pelepasan aset pada akhirnya;

2. Tentukan tingkat diskonto (sebelum pajak) yang tepat atas arus kas masa depan tersebut .
SELEKSI TINGKAT DISKONTO

 Tarif diskonto yang mencerminkan penilaian pasar atas nilai waktu uang dan risiko
spesifik atas aset tertentu adalah tingkat pengembalian yang disyaratkan investor
jika seandainya mereka hendak memilih suatu investasi yang menghasilkan arus
kas dengan jumlah, waktu dan profil risiko yang sama dengan entitas yang
diharapkan akan dihasilkan dari aset tersebut.
PENGUKURAN RUGI
PENURUNAN NILAI

 Rugi penurunan nilai segera diakui dalam laporan laba rugi, kecuali aset disajikan
pada jumlah direvaluasi sesuai dengan
 Pernyataan lain (contoh, sesuai dengan model revaluasi pada PSAK 16). Setiap
rugi penurunan nilai aset revaluasian diperlakukan sebagai penurunan revaluasi
sesuai dengan Pernyataan lain.
 Ketika jumlah estimasi rugi penurunan nilai lebih besar dari nilai tercatat aset
yang terkait, entitas mengakui laibilitas jika, dan hanya jika, hal ini disyaratkan oleh
Pernyataan lain.
 Setelah pengakuan rugi penurunan nilai, beban penyusutan (amortisasi) aset
disesuaikan di masa depan untuk mengalokasikan nilai tercatat aset revisian,
setelah dikurangi nilai sisa (jika ada), secara sistematis selama sisa masa
manfaatnya.
UNIT PENGHASIL KAS
Jumlah terpulihkan dari suatu aset individual tidak dapat ditentukan jika:

-Nilai pakai aset tidak dapat diestimasi mendekati nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan.
Contoh :
Apabila arus kas masa depan dari penggunaan aset tidak dapat diestimasi menjadi tidak berarti.

-Aset tidak menghasilkan arus kas masuk yang independen dari kelompok aset lain.
JUMLAH TERPULIHKAN DAN
JUMLAH TERCATAT DARI UNIT
PERNGHASIL KAS

Jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai
wajar unit penghasil kas dikurangi biaya penjualan dan nilai pakainya. Jumlah tercatat
unit penghasil kas ditentukan atas dasar yang konsisten dengan cara menetapkan
jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas.
RUGI PENURUNAN NILAI
Rugi penurunan nilai dialokasikan untuk mengurangi jumlah tercatat aset dari unit tersebut (kelompok
dari unit) dengan urutan sebagai berikut:

 (a) pertama, untuk mengurangi jumlah tercatat atas setiap goodwill yang dialokasikan ke unit
penghasil kas tersebut (kelompok dari unit); dan
 (b) selanjutnya, ke aset lain dari unit tersebut (kelompok dari unit) dibagi pro rata atas dasar
jumlah tercatat setiap aset di dalam unit tersebut (kelompok dari unit).
 Pengurangan-pengurangan dalam jumlah tercatat diperlakukan sebagai rugi penurunan nilai atas
aset individual. Dalam mengalokasikan rugi penurunan nilai entitas tidak harus mengurangi jumlah
tercatat aset dengan jumlah yang tertinggi dari:
 nilai wajarnya dikurangi biaya untuk menjual (jika ditentukan);
 nilai pakainya (jika dapat ditentukan); dan
 nol.
JURNAL BALIK
RUGI KARENA PENURUNAN NILAI

 Pembalikan Suatu Rugi Penurunan Nilai

-Entitas menilai pada akhir setiap periode pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah
diakui dalam periode sebelumnya untuk aset (selain goodwill) mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun.

-Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode-periode sebelumnya untuk aset selain goodwill harus dibalik
jika, dan hanya jika, terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan atas aset
tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui.

-Pembalikan rugi penurunan nilai menggambarkan peningkatan estimasi jasa potensial aset, baik dari penggunaan atau
dari penjualan, sejak tanggal ketika entitas terakhir kali mengakui rugi penurunan nilai untuk aset tersebut.

-Suatu nilai pakai aset bisa menjadi lebih besar dari jumlah tercatatnya karena nilai sekarang dari arus kas masuk masa
depan meningkat seiring dengan semakin pendeknya periode ekspektasi arus kas.
JURNAL BALIK
RUGI KARENA PENURUNAN NILAI

 Pembalikan Rugi Penurunan Nilai Untuk Aset Individual

-Jumlah tercatat aset yang meningkat (selain goodwill), yang disebabkan pembalikan rugi penurunan nilai, tidak boleh
melebihi jumlah tercatat (neto setelah amortisasi atau depresiasi) seandainya aset tidak mengalami rugi penurunan
nilai di tahun-tahun sebelumnya.

-Pembalikan rugi penurunan nilai untuk aset (selain goodwill) diakui segera dalam laba rugi, kecuali aset disajikan
pada jumlah direvaluasi sesuai dengan Pernyataan lain (contohnya, model revaluasi di PSAK 16).

-Pembalikan rugi penurunan nilai atas aset revaluasian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif lainnya dan
meningkatkan surplus revaluasi untuk aset tersebut.

-Setelah pembalikan rugi penurunan nilai diakui, depresiasi (amortisasi) yang dibebankan ke aset tersebut harus
disesuaikan di periode mendatang untuk mengalokasikan jumlah tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya (jika
ada), dengan dasar yang sistematik selama sisa masa manfaatnya.
PENGUNGKAPAN

 Untuk setiap kelompok aset, entitas mengungkapkan hal berikut ini:


 Jumlah rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi selama periode
tersebut dan unsur laporan laba rugi komprehensif yang didalamnya tercakup rugi
penurunan nilai.
 jumlah pembalikan rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi
selama periode tersebut dan unsur laporan laba rugi komprehensif yang
didalamnya tercakup rugi penurunan nilai yang dibalik
 jumlah rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang diakui dalam laporan laba
rugi komprehensif lainnya selama periode itu.
 jumlah pembalikan rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang diakui dalam
laporan laba rugi komprehensif lainnya selama periode tersebut.
ILUSTRASI KASUS 1
Ilustrasi Penurunan Nilai 1:
Contoh: PT ABC melakukan uji penurunan nilai terhadap peralatan yang
dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 200 juta, nilai wajar dikurangi
biaya menjual Rp180 juta dan nilai pakainya 175 juta.
ILUSTRASI KASUS II
ILUSTRASI KASUS III
Perusahaan Melody melakukan review penurunan nilai aset pada 2010. Sebidang tanah dicatat pada nilai

wajar dengan surplus revaluasi senilai Rp 50 juta, aset-aset lainnya dicatat pada nilai historis dikurangi

akumulasi depresiasi atau amortisasi.

Hasil dari review sebagai berikut:

Fair value less costs to Carrying

sell Value in use amount

Tanah (nilai wajar) Rp 212 juta Rp 220 juta Rp 300 juta

Aset tak berwujud, pada biaya Rp 8.2 juta Rp 6.5 juta Rp 9 juta

yang teramortisasi

Mesin, setelah didepresiasikan Rp21 juta Rp 18 juta Rp 30 juta

Tentukan berapa rugi penurunan nilai dan bagaimanakah jurnalnya?


Berdasarkan informasi yang tersedia, aset Melodi yang mengalami kerugian penurunan nilai adalah:

Recoverable amount Carrying amount Impairment loss

Tanah, pada nilai wajar Rp 220 juta Rp 300 juta Rp 80 juta

Aset Tak Berwujud, pada biaya Rp 8.2 juta Rp 9 juta N/A

teramortisasi

Mesin, setelah didepresiasikan Rp 21 juta Rp 30 juta Rp 9 juta

Kerugian penurunan nilai dikurangkan terlebih dahulu ke surplus revaluasi.

Untuk mengakui kerugian penurunan nilai tanah

Dr Surplus revaluasi Rp 50 juta

Rugi penurunan nilai (80 juta – 50 juta) 30 juta

Cr Tanah Rp 80 juta

Untuk mengakui kerugian penurunan nilai mesin

Dr Kerugian penurunan nilai Rp 9 juta

Cr Mesin Rp 9 juta
ILUSTRASI KASUS IV

Anda mungkin juga menyukai