Anda di halaman 1dari 32

DIAGNOSIS & TATALAKSANA

OBESITAS

dr. Dinda Aprilia, SpPD


Subbagian Metabolik dan Endokrinologi
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK Unand/RS Dr. M. Djamil
Padang

Kuliah Pengantar Blok 2.3


1
2
Pengantar

 Latin
 Ob : akibat dari
 Esum : makanan
 Overweight : berat badan lebih (kelebihan BB)
 Obesitas
 Kegemukan
 Kelainan akibat penimbunan jaringan lemak yang berlebihan
 Etiologi
 Genetik
 Life style (pola makan dan aktivitas)
 Lingkungan
 Risiko morbiditas overweight < obesitas

3
4
ADA 2018
Penatalaksanaan Obesitas dapat
memperlambat progresi dari prediabetes
menjadi diabetes

Memperbaiki kondisi obesitas


bermanfaat dalam pengobatan DM tipe 2

Pada pasien DMT2 yg overweight dan


obese,penurunan BB dpt memperbaiki
kontrol glikemik dan mengurangi
kebutuhan obat2 penurun GD.
5
OBESITAS TERKAIT PENYAKIT

TERKAIT PENYAKIT :
 TERUTAMA ORANG TUA → OA
 SINDROMA METABOLIK
 HIPERTENSI DISFUNGSI STROKE
ENDOTEL IMA
 DIABETES MELITUS

TERKAIT GANGGUAN HORMONAL :


 TESTOSTERON MENURUN

6
7
Diagnosis
 Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index)
 Berat Badan (kg) / [Tinggi Badan (m)]2
 ↑ IMT → ↑ risiko morbiditas
Klasifikasi IMT (kg/m2)
Kurus (underweight) < 18,5
Normal 18,5 – 24,9
Kegemukan (overweight) ≥ 25
Pra-obesitas 25 – 29,9
Obes I 30 – 34,9
Obes II 35 – 39,9
Obes III ≥ 40

8
Pada pasien
obese,pengukuran BMI
wajib dilakukan dan
didokumentasikan
dalam rekam medis
pasien

9
Diagnosis

 Distribusi jaringan lemak


 Sentral / viseral / android
 Subkutan
 Intrabdomen (intraperitoneal , retroperitoneal)
 Perifer / ginoid
 Mengukur lingkar pinggang
 Mengukur rasio lingkar pinggang – lingkar panggul
(Waist – Hip Ratio)
 Obes Sentral
 > 1,0 (pria)
 > o,85 (wanita)

10
 О pinggang
 Pengukur di samping subyek, menggunakan pita
 Subyek berdiri tegak dengan jarak kedua kaki 20-30 cm
 Bidang horizontal setinggi pertengahan krista iliaka – tepi
bawah costa terakhir
 Saat akhir ekspirasi
 ♂ < 90 cm
 ♀ < 80 cm

 О panggul
 Bidang horizontal setinggi trochanter mayor

11
 Pemeriksaan
 Rasio lingkar pinggang-panggul
 Lingkar pinggang (rekomendasi NCEP ATP III)
 Densitometri (DXA)
 CT-scan abdomen
 MRI abdomen

12
Setiap pasien obese harus
diedukasi kesiapannya dalam
menjalankan strategi
intervensi, yaitu pengaturan
diet,aktivitas fisik dan
behavioral therapy

13
ADA 2018
Intervensi Diet,aktivitas fisik dan behavioral
therapy pada pasien DMT2 direncanakan utk
mencapai penuruan BB >5%
Intervensi tersebut dilakukan dgn intensitas
tinggi (16 sesi dlm 6 bulan) utk mencapai defisit
energi 500-750kcal/hari
Siet dilakukan individualized, dengan prinsip
restriksi kalori yang sama dengan penyesuaian
terhadap kandungan protein ,KH dan lemak
Pada pasien yang berhasil mencapai dlm jangka
waktu pendek,penatalaksanaa maintenance
jangka panjang harus dilanjutkan, yaitu
pemantauan 1x sebulan terhadap BB,konsumsi
diet rendah kalori dilanjutkandan aktivitas fisik
200-300 mnt/mggu 14
Tatalaksana

18,5 – 24,9 • Diet & olahraga untuk mempertahankan BB

25 – 29,9
• Diet rendah kalori + olahraga
(tanpa penyakit lain)

25 – 29,9
• Diet rendah kalori + olahraga + obat
(dengan penyakit lain)

30 – 39,9 • Diet rendah kalori + olahraga + obat

• Diet rendah kalori + olahraga + obat anti


≥ 40 obesitas, bila perlu operasi

15
Penatalaksanaan

16
Tatalaksana

 Sasaran : ↓ 5 – 10% BB awal (6 bulan)


 Manajemen nutrisi
 Mengurangi jumlah kalori dan lemak
 ↓ 500 – 1000 kkal diet harian → ↓ 0,5 – 1,0
kgBB/minggu
 Peningkatan aktivitas fisik
 Farmakologi
 Orlistat
 Sibutramin
 Terapi bedah (operasi Bariatric)

17
Tatalaksana
1. Terapi Diet
 Berdasarkan individu
 Tujuan : membuat defisit 500 – 1000 kkal/hari
 Kebutuhan energi basal ( BEE )

( Rumus Harris – Benedict ):


o Laki-laki :
665 + ( 13,75 x kg ) + ( 5,003 x cm ) – ( 6,775 x age )
o Perempuan :
655,1 + ( 9,6563 x kg ) + ( 1,850 x cm ) – ( 4,676 x age )

Kebutuhan kalori total :


BEE x faktor stress dan aktivitas ( 1,2 - > 2 )

Total lemak ≤ 30% x total kalori


Prioritas mengurangi lemak jenuh ( LDL )
Tatalaksana

2. Aktivitas Fisik
 Komponen penting, mencegah peningkatan BB
 Kalau menjadi gaya hidup lebih berhasil
dibanding program latihan terstruktur
 Dimulai perlahan dan ditingkatkan bertahap
 Dimotivasi meningkatkan aktivitas fisik
Naik lift naik tangga
 Mengurangi waktu santai aktivitas risiko
cidera rendah
Tatalaksana
3. Terapi Perilaku
 Hambatan / masalah Strategi
 Strategi spesifik :
o Pengawasan mandiri ( kebiasaan makan dan
aktivitas fisik )
o Manajemen stress
o Stimulus kontrol
o Pemecahan masalah
o Contigency management
o Cognitive restructuring
o Dukungan sosial
Tatalaksana
4. Farmakoterapi
 Sibutramin
o kombinasi dengan diet dan aktifitas fisik lebih efektif
o Efek : - peningkatan tekanan darah
- peningkatan denyut jantung
o jangan diberikan pada : hipertensi, PJK, CHF, aritmia, riwayat
stroke

 Orlistat
o menghambat absorbsi lemak 30%
o terjadi malabsorbsi parsial dibutuhkan penggantian vitamin larut
lemak
o pantau efek samping
22
23
Pemilihan obat penurun GD pada pasienDMT2
dg overweight atau obese harus memperhatikan
efeknya thdp BB
Bila memungkinkan, minimalisir penggunaan
obat –obat untuk kondisi komorbid yg dpt
mempengaruhi BB
Obat2 Penurun BB hanya dpt efektif bila
disertai diet,aktivitas fisik dan terapi perilaku
pada pasien DMT2 dg BMI ≥ 27
Jika respon obat penurun BB< 5% dlm 3
bulan, pengobatan harus dihentikan dan lakukan
terapi alternatif

24
Obat2 diabetes yg dpt
menurunkan Bb
 Metformin
 Α glucosidase inhibitor
 Sodium-glucose cotransporter 2 inhibitors
 Glucagon like peptide1 agonis
 Amylin mimetics

Obat diabetes yg tdk mempunyai efek thdp BB:


Dipeptidyl peptidase 4 inhibitor

25
Tatalaksana
5. Terapi Bedah
 Pada obesitas berat : - BMI ≥ 40
- BMI ≥ 35 dengan komorbid

 Alternatif terakhir ( gagal farmakoterapi,


komplikasi obesitas yang ekstrim )

 Bedah gastrointestinal :
- binding vertical gastric
- bypass gastric ( Roux-en Y )
Obat2 diabetes yg dpt
meningkatkan BB

 Insulin secretagogue
 Thiazolidindiones
 insulin

27
Obat2 lainnya yg
meningkatkan BB
 Anti psikotik atipikal
(clozapine,olanzapine,risperidone)
 Anti depresan (antidepresan trisiklik,selective
serotonin reuptake inhibitor,monoamine
oxidase inhibitor)
 Glukokortikoid
 Kontrasepsi oral yg mengandung progestin
 Antikonvulsan (gabapentin)
 antihistamin dan antikolinergik
28
Metabolic Surgery

 Metabolic surgery direkomendasikan sebagai


pilihan dalam penatalaksanaan pasien DMT2
dg BMI ≥ 40 (BMI ≥ 37,5 pada ras asia
amerika)
 Pada BMI 35-39 (32,5-37,4 pd ras Asia
Amerika) dg gula darah yg tdk terkontrol
meskipun sdh dlm terapi perbaikan gaya
hidup dan medis yg optimal

29
 Direkomendasikan pd pasien DMT2 dan BMI
30-34,9(27,5-32,4 pd Asia Amerika) pd GD yg
tdk terkontrol secara optimal dengan OAD
ataupun insulin
 Metabolic surgery dilakukan di pusat
kesehatan tingkat tinggi dengan tim
multidisiplin yg berpengalaman terhadap
manajemen diabetes dan operasi
gastrointestinal
 Perubahan gaya hidup jangka panjang dan
pemantauan mikronutrien serta status nutrisi
harus dilanjutkan pada pasien setelah
pembedahan
30
Efek samping
 Dumping syndrome ( mual,kolik,diare)
 Defisiensi vitamin dan mineral
 Anemia
 Osteoporosis
 Hipoglikemia berat (jarang)
 Postprandial hipoglikemia ( sering pd Roux-
en Y gastric bypass atau sleeve gastrectomy)
 Pasien dgn DMT2 dgn metabolic surgery
peningkatan depresi atau kelainan psikiatrik
lainnya
31
TERIMAKASIH

32

Anda mungkin juga menyukai