Anda di halaman 1dari 20

PEMERIKSAAN PENUNJANG Siti nurhabibah

1810211126
HEMATOKRIT
Hematokrit menunjukan persentase sel darah merah dalam 100 ml darah.

Ht rendah : anemia, sirosis hati, gagal jantung, perlemakan hati, hemolisis, leukemia,
kehamilan,malnutrisi, pneumonia, dan overhidrasi

Ht tinggi : penyakit Addison, luka bakar, dehidrasi / diare, diabetes melitus, dan
polisitemia
HEMOGLOBIN G/DL
Hemoglobin adalah suatu molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi
sebagai media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan
membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru.

Hb rendah : anemia defisiensi besi, perdarahan berat, hemolisis, kurang gizi,


gangguan sumsum tulang, keganasan

Hb tinggi : luka bakar, gagal jantung, COPD (bronkitis kronik dengan cor pulmonale),
dehidrasi / diare, eritrositosis
RETICULOCYTE COUNT (%)
Adalah menghitung persentase dari jumlah sel darah merah yang bersikulasi di
aliran darah yang masih dalam tingkat retikulosit.
ESR (ERYTHROCYTE SEDIMENTATION RATE)
(MM/HR)
Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam
darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. ESR merupakan uji yang tidak
spesifik.
ESR
LED tinggi : menandakan adanya infeksi atau inflamasi, penyakit imunologis,
gangguan nyeri, anemia hemolitik, dan penyakit keganasan

LED rendah : akibat kelainan-kelainan sel darah merah seperti anemia sel sabit yang
menyebabkan sel darah merah lambat mengendap
CRP ( C-REACTIVE PROTEIN)
Tes ini digunakan untu mengikat keseluruhan kadar peradangan dalam tubuh. Akan
tetapi tes CRP tidak dapat menunjukan lokasi terjadinya peradangan atau
penyebabnya.
BUN (BLOOD UREA NITROGEN)
Tes Blood Urea Nitrogen (BUN) adalah pemeriksaan laboratorium yang bertujuan
untuk menetapkan kadar nitrogen ureum dalam darah. Pemeriksaan kadar nitrogen
ureum darah (BUN) dilakukan dengan cara mengukur konsentrasi nitrogen di dalam
plasma darah.
Nilai NORMAL : 7-20 mg/dL
Jika TINGGI :
CREATININE (MG/DL)
adalah produk limbah kimia hasil metabolisme otot yang digunakan selama
kontraksi. Kreatinin dihasilkan oleh kreatin, yakni sebuah molekul penting dalam otot
yang bertugas dalam memproduksi energi.
uji kreatinin guna memastikan jumlah kreatinin dalam darah, sekaligus menunjukkan
seberapa baik kerja ginjal khususnya laju filtrasi glomerulus (GFR) dalam menyaring
zat-zat sisa di tubuh. Penilaian GFR ini dapat dijadikan indikator dalam mengukur
fungsi ginjal secara keseluruhan.
Tesnya bisa sampel darah atau urine
Nilai NORMAL : 0.6-1.2 MG/DL
HASIL BUN DAN CREATININE
Jika BUN dan CREATININE tinggi maka rasio ini biasanya menunjukan kerusakan
ginjal
Jika BUN TINGGI dan CREATININE NORMAL maka ginjal umumnya tidak rusak tetapi
tidak mendapatkan pasokan darah yang cukup.
LDH (LACTATE DEHIDROGENASE)
Adalah suatu tes untuk mengetahui apakah terdapat kerusakan jaringan dan untuk
memantau infeksi dan beberapa kondisi khusus seperti penyakit ginjal dan penyakit
hati.
HAPTOGLOBIN RENDAH
Terjadi banyak hemolisis sehingga banyak hemoglobin bebas dalam plasma dan
diikat oleh haptoglobin.
AST / SGOT (SERUM GLUTAMIC OXALOACETIC
TRANSAMINASE)
merupakan enzim yang dijumpai dalam otot jantung dan hati, sementara dalam
konsentrasi sedang dijumpai pada otot rangka, ginjal dan pankreas.
ALT / SGPT (SERUM GLUTAMIC PYRUVIC
TRANSAMINASE)
merupakan enzim yang banyak ditemukan pada sel hati serta efektif untuk
mendiagnosis destruksi hepatoseluler. Enzim ini dalam jumlah yang kecil dijum pai
pada otot jantung, ginjal dan otot rangka.
TOTAL BILIRUBIN
Tes untuk menghitung hasil penjumlahan dari direct bilirubin dan indirect bilirubin,
ketika keduanya meningkat maka total biliribun juga meningkat.
Peningkatan bilirubin terjadi jika terdapat pemecahan sel darah berlebihan atau
jika hati tidak dapat mensekresikan bilirubin yang dihasilkan .
Peningkatan bilirubin menyebabkan jaundice .
Peningkatan kadar bilirubin konjugasi lebih sering terjadi akibat peningkatan
pemecahan eritrosit, sedangkan peningkatan bilirubin tidak terkonjugasi lebih
cenderung akibat disfungsi atau gangguan fungsi hati.
DIRECT COOMBS’ TEST
Mendeteksi antibody/komplemen yang menempel di permukaan eritrosit, medeteksi anemia
hemolitik.
Tes ini dapat menunjukkan ada atau tidaknya antibodi yang dibuat tubuh untuk
menghancurkan sel-sel darah merah.

Pemeriksaan Direct Antiglobulin Test/Coombs test merupakan suatu pemeriksaan yang


cukup sensitif adanya AIHA. Coombs test bertujuan untuk menunjukkan adanya
antibodi atau komplemen pada permukaan eritrosit. Pemeriksaan ini menggunakan
darah pasien yang dicampur dengan antibodi kelinci yang melawan IgG atau C3
manusia. Hasil tes positif menunjukkan adanya aglutinasi antara antibodi penderita
atau eritrosit yang diliputi komplemen dengan serum anti-IgG atau anti-C3. Pada
pemeriksaanlebih lanjut akan dilihat apakah aglutinasinya dengan anti-IgG (pada
AIHA warm type) atau anti-C3 (pada AIHA cold type)
APTT (ACTIVATED PARTIAL TROMBOPLASTIN) DAN
PROTHROMBIN TIME)
Digunakan untuk mengukur seberapa cepat darah bisa membeku.
NORMAL : APTT : 35 DETIK
PT : 11-15 DETIK
G6PD
Dilakukan untuk mengukur kadar glukosa 6 fosfat dehidrogenase yakni salah satu
jenis enzim yang berguna untuk meningkatkan fungsi sel darah merah normal yang
juga melindungi dari produk sampingan berbahaya dan bisa menumpuk saat tubuh
sedang melawan infeksi yang disebabkan karena jenis obat ttt.
ERITROSIT 2+ , PROTEINURIA +1 ,
HEMOGLOBINURIA +.
Terdapat eritrosit, protein, dan hemoglobin dalam urin.
TAMPAK GAMBARAN ANEMIA NORMOSITIK, DENGAN
ANISOSITOSIS, POIKILOSITOSIS DENGAN SFEROSIT (1-
5/HPF), POLIKROMASIA
Menunjukkan ukuran normal dan warna normal, namun terdapat anisositosis atau
ukuran sel darah merah berbeda-beda, poikilositosis menunjukkan sel darah merah
mempunyai bentuk yang berbeda dengan sferosit atau eritrosit berbentuk sferik,
tidak bikonkaf. Polikromasia menunjukan terdapat beberapa warna dalam sebuah
lapangan sediaan apus.

Anda mungkin juga menyukai