VISUM HIDUP
KDRT
Residen Jaga :
Penanggung Jawab : dr. Suroto
dr. Sigid Kirana Lintang Bhima, Sp.KF(K) dr. Tri
COASS JAGA
Ilmu yang mempelajari semua aspek yang berkaitan dengan kekerasan terhadap
jaringan tubuh manusia yang masih hidup.
Barotraum Senjataa
Tajam Tumpul Kaca Listrik Petir Suhu a pi Asam Basa
Suhuting
Memar Lecet Robek gi Suhurendah
LUKA MEMAR
Memar (kontusi) merupakan salah satu bentuk luka yang ditandai dengan kerusakan
jaringan tanpa disertai diskontinuitas permukaan kulit. Kerusakan tersebut
disebabkan oleh pecahnya kapiler sehingga darah ke luar dan meresap ke jaringan
sekitar.
Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2007.
FASE PENYEMBUHAN LUKA MEMAR
Source: https://www.ncjrs.gov/html/ojjdp/portable_guides/abuse/bruises.html
FASE PENYEMBUHAN LUKA
Segera setelah
luka Hingga hari ke-5
Melibatkan 2 proses :
1. Regenerasi
jaringan
2. Penggantian oleh
jaringan ikat
(fibrosis)
3 bulan – 6 bulan Hari ke-5 sampai ke-7
Gores Serut
Tekan Geser
Budiyanto, Arief, et all. Ilmu Kedokteran Forensik Edisi Pertama. Bagian Kedokteran Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 1997.
KDRT (KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA)
Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah perbuatan tehadap seseorang terutama perempuan,
yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan
/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan,
atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
KDRT (KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA)
Pasal 6 Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.
Kekerasan psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya
Pasal 7 diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan atau penderitaan psikis
berat pada seseorang.
Penelantaran rumah tangga adalah seseorang yang menelantarkan orang dalam lingkup
Pasal 9 rumah tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan
atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan atau pemeliharaan kepada orang
tersebut.
SIKLUS KDRT
KDRT (KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA)
Ketentuan Pidana: UU PKDRT No. 23 Tahun 2004
Pasal 44
1. Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga sebagaimana
dimaksud dalam pasal 5 huruf a dipidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling
banyak Rp.15.000.000,00 lima belas juta rupiah).
2. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan korban mendapat jatuh
sakit atau luka berat, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda
paling banyak Rp.30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah ).
3. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengakibatkan matinya korban,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun atau denda paling banyak
Rp.45.000.000,00 (empat puluh lima juta rupiah).
4. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh suami kepada isteri atau
sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan
atau mata pencarian atau kegiatan sehari-hari, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) bulan atau denda paling banyak Rp.5.000.000,00 (lima juta rupiah).
ANALISIS KASUS
Perempuan, 39 tahun 8 bulan, • Identitas korban
kesan gizi normal penganiayaan
Luka :
Luka Memar pada lengan • Kekerasan tumpul
kanan atas, luka lecet pada
lengan kanan atas
Akibat luka tersebut tidak
menimbulkan penyakit atau • UU No.23 tahun 2004 pasal
halangan untuk menjalankan
44 ayat 1
pekerjaan jabatan atau mata
pencaharian atau kegiatan • Pasal 352 KUHP
sehari-hari
TERIMA KASIH