Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN JAGA

SELASA, 2 JULI 2019

VISUM HIDUP
KDRT
Residen Jaga :
Penanggung Jawab : dr. Suroto
dr. Sigid Kirana Lintang Bhima, Sp.KF(K) dr. Tri
COASS JAGA

1. Melisa (UKRIDA) 1. Devi Febrianti (UNDIP)


2. Felichika (UKRIDA) 2. Vionika Vitasari (UNDIP)
3. Nandhyra P. L. Lau (UKI) 3. Zahara Aulia Ulfa (UNDIP)
4. Florentina Rahabeat (UKI) 4. Jimmy Setiawan (UNDIP)
5. Andin (UKI) 5. Sriwahyuni (ABDURAB)
6. Siska Tanwina (UNDIP) 6. Edwinantha Rama Budiharko
(UPN)
7. Andri Bachtiar (TRISAKTI)
KRONOLOGI
Pada hari Selasa tanggal 02 Juli 2019 sekitar pukul 16.30 WIB
korban dicakar oleh istrinya (pelaku) pada daerah lengan kanan
atas. Sebelumnya korban terlibat cek cok dengan pelaku dikarenakan
pelaku berusaha membawa anaknya pergi dari rumah, namun korban
tidak mengizinkan. Kemudian pelaku memanggil kepala desa dan
ketua RT setempat. Saat ini korban dan pelaku sedang dalam proses
perceraian sejak bulan Februari 2019. Korban sudah menikah selama
lima tahun dan memiliki seorang anak usia dua tahun tujuh bulan.
Keluhan mual, muntah, pusing, dan pingsan disangkal oleh korban.
A. TEMUAN YANG BERKAITAN DENGAN IDENTITAS KORBAN
1. Identitas Umum Korban
a. Jenis kelamin :Laki-laki
b. Umur : 39 tahun 8 bulan
c. Berat badan : 68 kg
d. Tinggi badan : 160,5 cm
e. Warna kulit : Sawo matang
f. Ciri rambut : Warna hitam, lurus, pendek,
distribusi merata
g. Keadaan gizi : Kesan gizi normal
(berdasarkan IMT 24,9 kg/m2)
B. TEMUAN DARI PEMERIKSAAN TUBUH BAGIAN LUAR
KEADAAN UMUM/TANDA VITAL

1. Keadaan Umum dan Tanda Vital :


a. Tingkat kesadaran : Sadar penuh
b. Tekanan darah : 146/80 mmHg
c. Denyut nadi : 98 x/menit
d. Pernapasan : 20 x/menit
e. Suhu badan : 370C
2. PERMUKAAN KULIT TUBUH
a. Kepala :
1) Daerah berambut : tidak ada kelainan.
2) Wajah : tidak ada kelainan.
b. Leher : tidak ada kelainan.
c. Bahu : tidak ada kelainan.
d. Dada : tidak ada kelainan.
e. Punggung : tidak ada kelainan.
f. Pinggang : tidak ada kelainan.
g. Perut : tidak ada kelainan.
h. Anggota gerak :
i) Anggota gerak atas:
1. Kanan :
Terdapat sebuah luka memar
pada kanan sisi luar, bentuk tidak
teratur,
dengan ukuran P : 6 cm, L: 5 cm
batas tidak tegas, warna
kemerahan
ii) Terdapat dua buah luka lecet pada anggota
gerak kanan atas.

1.Luka lecet pertama pada lengan kanan


atas sisi luar, bentuk tidak teratur, dengan
ukuran P: 3 cm, L: 3 cm, batas tidak tegas,
warna kemerahan, pada perabaan lebih
kasar dari permukaan kulit sekitar

2.Luka lecet kedua pada lengan kanan atas


sisi dalam, bentuk tidak teratur, dengan
ukuran P: 6 cm, L: 2 cm, batas tidak tegas,
warna kemerahan, pada perabaan lebih
kasar dari permukaan kulit sekitar
3. BAGIAN TUBUH TERTENTU
a. Mata :
1) Alis mata : warna hitam, tidak ada kelainan.
2) Bulu mata : warna hitam, tidak ada kelainan.
3) Kelopak mata : tidak ada kelainan.
4) Selaput kelopak mata : tidak ada kelainan.
5) Selaput biji mata : tidak ada kelainan.
6) Selaput bening mata : tidak ada kelainan.
7) Manik mata : bentuk bulat, diameter tiga millimeter,
ukuran manik mata kanan dan kiri sama.
8) Iris mata : warna hitam, tidak ada kelainan.
b. Hidung :

1) Bentuk hidung : tidak ada kelainan.

2) Permukaan kulit hidung : tidak ada kelainan.

3) Lubang hidung : tidak ada kelainan.


c. Telinga :
1) Bentuk telinga : tidak ada kelainan.
2) Permukaan kulit telinga : tidak ada kelainan.
3) Lubang telinga : tidak ada kelainan.
d. Mulut :

1) Bibir atas : tidak ada kelainan.

2) Bibir bawah : tidak ada kelainan.

3) Selaput lendir : tidak ada kelainan.

4) Gigi-geligi : tidak ada kelainan.

5) Lidah : tidak ada kelainan.

6) Langit-langit mulut : tidak ada kelainan.


4. TULANG – TULANG
a. Tulang tengkorak : tidak ada kelainan.
b. Tulang wajah : tidak ada kelainan.
c. Tulang belakang : tidak ada kelainan.
d. Tulang-tulang dada : tidak ada kelainan.
e. Tulang panggul : tidak ada kelainan.
f. Tulang anggota gerak : tidak ada kelainan.
KESIMPULAN
Berdasarkan temuan-temuan yang didapatkan dari pemeriksaan atas korban
tersebut, maka saya simpulkan bahwa korban adalah seorang laki-laki, usia tiga
puluh sembilan tahun delapan bulan, kesan gizi normal. Dari hasil pemeriksaan
didapatkan luka akibat kekerasan tumpul berupa luka memar dan lecet pada
anggota gerak. Akibat hal tersebut tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk
menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencarian atau kegiatan sehari-hari.
TINJAUAN PUSTAKA
TRAUMATOLOGI
Berasal dari kata ‘trauma’ dan ‘logos’.
 ‘Trauma’ : Kekerasan atas jaringan tubuh yang masih hidup (living tissue).
 ‘Logos’ : Ilmu.

Ilmu yang mempelajari semua aspek yang berkaitan dengan kekerasan terhadap
jaringan tubuh manusia yang masih hidup.

Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. 2000


TRAUMATOLOGI
Trauma

Mekanik Fisika kombina Kimiawi


si

Barotraum Senjataa
Tajam Tumpul Kaca Listrik Petir Suhu a pi Asam Basa

Suhuting
Memar Lecet Robek gi Suhurendah
LUKA MEMAR

Memar (kontusi) merupakan salah satu bentuk luka yang ditandai dengan kerusakan
jaringan tanpa disertai diskontinuitas permukaan kulit. Kerusakan tersebut
disebabkan oleh pecahnya kapiler sehingga darah ke luar dan meresap ke jaringan
sekitar.

Mula-mula terlihat pembengkakan, berwarna merah kebiruan. Sesudah empat


sampai lima hari berubah menjadi kuning kehijauan dan sesudah lebih dari seminggu
menjadi kekuningan.
LUKA MEMAR (KONTUSIO)

Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik. Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2007.
FASE PENYEMBUHAN LUKA MEMAR

Source: https://www.ncjrs.gov/html/ojjdp/portable_guides/abuse/bruises.html
FASE PENYEMBUHAN LUKA
Segera setelah
luka Hingga hari ke-5
Melibatkan 2 proses :
1. Regenerasi
jaringan
2. Penggantian oleh
jaringan ikat
(fibrosis)
3 bulan – 6 bulan Hari ke-5 sampai ke-7

Kumar, Cotran, Robbins. 2007. Buku Ajar Patologi. Jakarta: EGC


Sjamsuhidajat, R. dan De Jong W. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC
LUKA LECET
Disebabkan rusaknya atau lepasnya lapisan luar dari kulit.
SIFAT :
 Bentuk dan batas luka tidak teratur.
 Tepi luka tidak rata.
 Permukaan tertutup oleh krusta, warna merah kecoklatan.
KLASIFIKASI LUKA LECET

Gores Serut

Tekan Geser

Budiyanto, Arief, et all. Ilmu Kedokteran Forensik Edisi Pertama. Bagian Kedokteran Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 1997.
KDRT (KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA)

UU Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga No.23 Tahun 2004


Pasal 1 angka 1 (UU PKDRT) memberikan pengertian bahwa :

Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah perbuatan tehadap seseorang terutama perempuan,
yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan
/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan,
atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
KDRT (KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA)

Menurut UU PKDRT No.23 Tahun 2004 Pasal 2

Lingkup rumah tangga meliputi :


1. Suami, istri, anak.
2. Orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang karena hubungan darah,
perkawinan, persusuan, pengasuhan, perwalian, yang menetap dalam rumah
tangga.
3. Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga
tersebut.
KDRT (KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA)
Menurut UU PKDRT No.23 Tahun 2004

Pasal 6 Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.

Kekerasan psikis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya
Pasal 7 diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan atau penderitaan psikis
berat pada seseorang.

Kekerasan seksual meliputi :


• Pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang menetap dalam
Pasal 8 lingkup rumah tangga.
• Pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah tangganya
dengan orang lain untuk tujuan komersial dan atau tujuan tertentu.

Penelantaran rumah tangga adalah seseorang yang menelantarkan orang dalam lingkup
Pasal 9 rumah tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan
atau perjanjian ia wajib memberikan kehidupan, perawatan atau pemeliharaan kepada orang
tersebut.
SIKLUS KDRT
KDRT (KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA)
Ketentuan Pidana: UU PKDRT No. 23 Tahun 2004

Pasal 44
1. Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga sebagaimana
dimaksud dalam pasal 5 huruf a dipidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling
banyak Rp.15.000.000,00 lima belas juta rupiah).
2. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan korban mendapat jatuh
sakit atau luka berat, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda
paling banyak Rp.30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah ).
3. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengakibatkan matinya korban,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun atau denda paling banyak
Rp.45.000.000,00 (empat puluh lima juta rupiah).
4. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh suami kepada isteri atau
sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan
atau mata pencarian atau kegiatan sehari-hari, dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) bulan atau denda paling banyak Rp.5.000.000,00 (lima juta rupiah).
ANALISIS KASUS
Perempuan, 39 tahun 8 bulan, • Identitas korban
kesan gizi normal penganiayaan
Luka :
Luka Memar pada lengan • Kekerasan tumpul
kanan atas, luka lecet pada
lengan kanan atas
Akibat luka tersebut tidak
menimbulkan penyakit atau • UU No.23 tahun 2004 pasal
halangan untuk menjalankan
44 ayat 1
pekerjaan jabatan atau mata
pencaharian atau kegiatan • Pasal 352 KUHP
sehari-hari
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai