Anda di halaman 1dari 25

PEMBERIAN OKSIGEN

Definisi
Oksigen (O2) merupakan komponen gas yang sangat
berperan dalam proses metabolisme tubuh untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh
secara normal. Penyampaian O2 ke jaringan tubuh
ditentukan oleh interaksi sistem respirasi, kardiovaskuler
dan keadaan hematology / hemoglobin (transport oksigen).
Bila terjadi gangguan pada salah satu sistem transports
oksigen, bisa mengakibatkan gangguan oksigen jaringan.
Adanya kekurangan O2 ditandai dengan keadaan hipoksia,
yang dalam proses lanjut dapat menyebabkan kematian
jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan.
Terapi oksigen Terapi oksigen adalah
memasukkan oksigen tambahan dari luar ke
paru melalui saluran pernafasan dengan
menggunakan alat sesuai kebutuhan
pemberian oksigen dengan konsentrasi yang
lebih tinggi sehingga konsentrasi oksigen
dalam darah meningkat.
Tujuan Syarat – syarat
1. Untuk mengatasi keadaan Hipoksemia sesuai
dengan hasil Analisa Gas Darah.
2. Untuk menurunkan kerja nafas dan menurunkan
kerja miokard.
a. Bebaskan jalan nafas sebelumnya
b. Konsentrasi O2 udara inspirasi dapat dikontrol
c. Tidak terjadi penumpukan CO2
d. Mempunyai tekanan jalan nafas yang rendah
e. Ekonomis, efisien
f. Nyaman untuk pasien
Indikasi pemberian oksigen
1. Indikasi utama pemberian O2 ini adalah sebagai berikut:
a. Klien dengan kadar O2 arteri rendah dari hasil analisa
gas darah,
b.Klien dengan peningkatan kerja nafas, dimana tubuh
berespon terhadap keadaan hipoksemia melalui
peningkatan laju dan dalamnya pernafasan serta adanya
kerja otot-otot tambahan pernafasan,
c. Klien dengan peningkatan kerja miokard, dimana
jantung berusaha untuk mengatasi gangguan O2 melalui
peningkatan laju pompa jantung yang adekuat.
Terapi pemberian O2 diberikan kepada klien
dengan keadaan / penyakit :
a. Hypoxemia / hypoxia
b. Henti nafas dan henti jantung.
c. Gagal nafas
d. Keracunan CO
e. Asidosis
f. Klien dengan gangguan kesadaran.
Kontra indikasi
Tidak ada kontra indikasi absolut :
a. Kanul nasal / Kateter binasal / nasal prong : jika
ada obstruksi nasal.
b. Kateter nasofaringeal / kateter nasal : jika ada
fraktur dasar tengkorak kepala, trauma
maksilofasial, dan obstruksi nasal
c. Sungkup muka dengan kantong rebreathing :
pada pasien dengan PaCO2 tinggi, akan lebih
meningkatkan kadar PaCO2nya lagi.
Alata dan bahan:
a.Kateter nasal.
b. Kanul nasal/binasal/nasal prong
c. Masker wajahsederhana
d. Masker wajah rebreathing dengan kantong oksigen.
e. Masker wajah non rebreathing dengan kantong oksigen.
f. Masker wajah Venturi
g. Jelly.
h. Plester.
i. Gunting.
j. Sumber oksigen.
k. Humidifier.
l. Flow meter
m. Aqua steril
n. Selang oksigen
o. Tanda dilarang merokok
Metode pemberian oksigen
Oksigen dapat diberikan kepada klien dengan
menggunakan nasal kanula, kateter nasal, dan masker
wajah. a. Kanula nasal Merupakan suatu alat sederhana
yang dapat memberikan oksigen kontinyu dengan aliran 1
– 6 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen sama dengan
kateter nasal yaitu 24 % - 44 %. Persentase O2 pasti
tergantung ventilasi per menit pasien. Pada pemberian
oksigen dengan nasal kanula jalan nafas harus paten,
dapat digunakan pada pasien dengan pernafasan mulut.
Memasang kanula nasal Hipoksia Langkah Rasional
1. Inspeksi tanda dan gejala pada klien yang berhubungan dengan
hipoksia dan adanya sekresi pada jalan napas. Hipoksia yang tidak
diobati menyebabkan disritmia jantung dan kematian. Keberadaan
sekresi jalan napas menurunkan efektifitas pengghantaran oksigen.
2. Jelaskan kepada klien dan keluarga hal-hal yang diperlukan dalam
prosedur dan tujuan terapi oksigen. Menurunkan kecemasan klien,
yang dapat menurunkan konsumsi oksigen dan meningkatkan kerja
sama klien.
3. Siapkan peralatan yang dibutuhkan: • kanula nasal • Selang
oksigen • Alat pelembap (humidifier) • Air steril hasil penyaringan •
Sumber oksigen dengan alat pengukur aliran (flowmeter) Menjamin
dalam melaksanakan prosedur yang diselesaikan dengan cepat dan
efisien.
Cuci tangan Mengurangi terjadinya infeksi
5. Pasang nasal kanula ke selang oksigen dan hubungkan ke sumber oksigen yang
dilembebkan dan diatur sesuai dengan kecepatan aliran yang diprogramkan
Mencegah kekeringan pada membran mukosa nasal dan membran mukosa oral
serta sekresi jalan napas
6. Letakkan ujung kanula ke dalam lubang hidung danatur lubang kanula yang
elastis sampai kanula benar-benar pas menempati hidung dan nyaman bagi klien.
Membuat aliran oksigen langsung masuk ke dalam saluran napas bagian atas.
Klien akan tetap menjaga kanula pada tempatnya apabila kanula tersebut pas
kenyamanannya.
7. Pertahankan selang oksigen cukup kendur dan sambungkan ke pakaian klien.
Memunginkan klien untuk menengokkan kepala tanpa kanula tercabut dan
mengurangi tekanan pada ujung kanula di hidung.
8. Periksa kanula setiap 8 jam dan pertahankan tabung pelembab terisi setiap
waktu. Memastikan kepatenan kanula dan aliran oksigen. Mencegah inhalasi
oksigen yang tidak dilembabkan.
9.Observasi hidung danpermukaan superior kedua telinga klien untuk
melihat adanya kerusakan kulit Terapi oksigen menyebabkan mukosa
nasal mengering. Tekanan dalam telinga akibat selang kanula atau
selang elastis menyebabkan iritasi.
10. Periksa kecepatan aliran oksigen dan program dokter setiap 8
jam. Memastikan kecepatan aliran oksigen yang diberikan dan
kepatenan kanula.
11. Cuci tangan Mengurangi penyebaran mikroorganisme.
12. Inspeksi klien untuk melihat apakah gejala yang berhubungan
dengan hipoksia telah hilang. Mengindikasi telah ditangani atau
berkurangnya hipoksia.
13. Mencatat metode pemberian oksigen, kecepatan aliran,
kepatenan nasal kanula, respon klien, dan pengkajian pernapasan di
catatan perawat. Mendokumentasikan penggunaan terapi oksigen
yang benar dan respon klien.
b. Kateter Nasal Merupakan suatu alat sederhana yang dapat
memberikan oksigen secara kontinyu dengan aliran 1 – 6 liter/mnt
dengan konsentrasi 24% - 44%. Lebih jarang digunakan dari pada
kanul nasal. Prosedur pemasangan kateter ini meliputi insersi
kateter oksigen ke dalam hidung sampai naso faring. Keuntungan
Pemberian oksigen stabil, klien bebas bergerak, makan dan
berbicara, dan membersihkan mulut, murah dapat dipakai sebagai
kateter penghisap. Dapat digunakan dalam jangka waktu lama.
Prosedur Kateter Nasal
Langkah Rasional
1. Atur posisi pasien senyaman mungkin memudahkan dalam
melakukan tindakan
2. Jaga privacy pasien menjaga kesopanan perawat dan kepercayaan
pasien
3. Dekatkan alat pada tempat yang mudah dijangkau memudahkan
dan melancarkan pelaksanaan tindakan
4. Membebaskan jalan napas dengan mengisap sekresi syarat utama
pemasangan nasal kateter adalah jalan nafas harus bebas untuk
memudahkan memasukkan kateter.
5. Atur posisi pasien dengan kepala ekstensi jalan nafas lebih terbuka
, pasien lebih nyaman, kateter lebih mudah dimasukkan
6. Untuk memperkirakan dalam kateter, ukur antara lubang hidung
sampai keujung telinga untuk memastikan ketepatan kedalaman
kateter
7. Bila ujung kateter terlihat di belakang ovula, tarik kateter sehingga ujung
kateter tidak terlihat lagi untuk memastikan ketepatan kedalaman kateter
8. Membuka regulator untuk menentukan tekanan oksigen sesuai kebutuhan
Mencegah kekeringan pada membran mukosa nasal dan membran mukosa oral
serta sekresi jalan nafas
9. Mengatur volume oksigen sesuai kebutuhan menjamin ketepatan dosis dan
mencegah terjadinya efek samping
10. Beri pelicin atau jelly pada ujung nasal kateter memudahkan dan mencegah
iritasi dalam pemasangan kateter
11. Gunakan plester untuk fiksasi kateter antara bibir atas dan lubang hidung
mencegah kateter terlepas dan menjamin ketepatan posisi kateter
12. Observasi tanda iritasi lubang, pengeringan mukosa hidung, epistaksis, dan
kemungkinan distensi lambung. terapi oksigen menyebabkan mukosa nasal
mengering, epistaksis dan distensi lambung. Deteksi dini mengurangi risiko efek
samping
13. Kateter diganti tiap 8 jam dan dimasukkan ke lubang hidung yang lain jika
mungkin mengurangi iritasi mukosa hidung,menjamin kepatenan kateter Kanul
nasal
c. Masker oksigen Merupakan peralatan yang digunakan untuk memberikan oksigen, dan kelembaban
yang dipanaskan. Ada dua jenis utama masker oksigen, yaitu: konsentrasi tinggi dan konsentrasi
rendah.

a. Masker wajah sederhana Digunakan untuk konsentrasi oksigen rendah sampai sedang. Merupakan
alat pemberian oksigen jangka pendek, kontinyu atau selang seling. Aliran 5 – 8 liter/mnt dengan
konsentrasi oksigen 40 – 60%.

Langkah
Membebaskan jalan nafas dengan menghisap sekresi bila perlu
Atur posisi pasien
Membuka regulator untuk menentukan tekanan oksigen sesuai dengan kebutuhan 5-8 liter/menit
CO2 Atur tali pengikat sungkup menutup rapat dan nyaman jika perlu dengan kain kasa pada daerah
yang tertekan

Rasional
syarat terapi oksigen adalah jalan nafas harus bebas, jalan nafas yang bebas menjamin aliran oksigen
lancar
meningkatkan kenyamanan dan memudahkan pemasangan
Mencegah kekeringan pada membran mukosa nasal dan membran mukosa oral serta sekresi jalan
nafas, menjamin ketepatan dosis, dan mencegah penumpukan CO2
mencegah kebocoran sungkup, mencegah iritasi kulit akibat tekanan
1. Tabung dan regulator oksigen

Regulator oksigen adalah sebuah alat yang berfungsi untuk


mengendalikan tekanan oksigen yang diberikan kepada pasien.
Pasalnya, oksigen yang berasal dari tabung memiliki tekanan
yang tinggi, sehingga perlu diatur agar aman bagi pasien.
2. Tabung oksigen portable

Berbeda dengan tabung oksigen yang ukurannya besar,


oksigen portable dikemas dalam tabung kecil. Oksigennya
tersedia dalam bentuk gas, oksigen portable biasa menjadi
salah satu komponen penting dalam kotak Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
3. Oxygen concentrator

Oxygen concentrator adalah alat yang bekerja menghasilkan oksigen murni


dari udara bebas. Alat bantu pernapasan ini biasa digunakan untuk orang
dengan gangguan pernapasan.
Alat ini digunakan untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah.
Bagaimana cara alat ini bekerja? Alat ini mengambil udara bebas dari
lingkungan sekitar dan memisahkan nitrogen ataupun zat lain dari udara
menggunakan penyaring atau filter yang ada. Kemudian, oksigen murni dapat
disalurkan melalui selang ke saluran pernapasan pasien.
5. Nebulizer

Nebulizer adalah alat yang berfungsi untuk mengubah


obat asma yang berbentuk cair menjadi gas. Gas ini akan
dialirkan melalui selang ke saluran pernapasan. Dengan kata
lain, alat ini memiliki kemampuan untuk menembakkan
langsung obat asma menuju organ target, yaitu paru-paru.
Tentu saja, ini menyebabkan efeknya akan lebih cepat terasa.
Nasal Kanul Sebagai Alat Bantu Pernafasan. Nasal Kanul
adalah plastik, tabung tipis yang memberikan oksigen
langsung ke hidung melalui dua cabang kecil, karena
digunakan didalam dan pediatrik pasien dewasa sama sebagai
suatu jenis dukungan pernafasan.

Anda mungkin juga menyukai