Anda di halaman 1dari 18

REFERAT

“TESTICULAR TORSION”
Pembimbing :
dr. H. Akhada Maulana, Sp.U

Oleh :
Baiq Diana Mustika Wati
OUTLINE
■ PENDAHULUAN
■ ANATOMI
■ TINJAUAN PUSTAKA
■ KESIMPULAN
■ DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
■ Torsio testis merupakan salah satu keadaan darurat medis yang membutuhkan
penanganan segera atau berisiko mengalami kehilangan testis
■ Insidensinya sekitar 1 dari 4000 pria yang berusia kurang dari 25 tahun
■ Torsio testis dapat intravaginal atau ekstravaginal
■ Diagnosis yang cepat dan akurat saat kedatangan pasien sangatlah penting, hal ini
mempengaruhi hasil akhir dari torsio testis serta pengobatan yang diberikan
kepada pasien.
■ Apabila mengalami keterlambatan diagnosis dan pengobatan akan menyebabkan
atrofi testis
■ Oleh karena itu, dalam referat ini akan dibahas lebih lanjut mengenai torsio testis4.
ANATOMI
■ Testis merupakan organ genitalia pria yang pada orang
normal jumlahnya ada, terletak di dalam skrotum kanan
dan kiri
■ Berbentuk ovoid dan ukurannya pada orang dewasa
adalah 4 x 3 x 2.5 cm dengan volume 15-25 ml
■ Kedua testis terletak di dalam skrotum dan
menghasilkan spermatozoon dan hormon terutama
testosteron
■ Terbungkus oleh jaringan tunika albuginea yang melekat
pada testis, dan di luar tunika albuginea terdapat tunika
vaginalis yang terdiri atas lapisan viseralis dan parietalis,
serta tunika dartos
■ Otot kremaster di sekitar testis  testis dapat
digerakkan mendekati rongga abdomen untuk
mempertahankan temperatur testis agar tetap stabil.
DEFINISI
■ Torsio testis merupakan terpeluntirnya funikulus spermatikus yang berakibat pada
terjadinya gangguan aliran darah pada testis
■ Keadaan ini merupakan suatu kedaruratan medis yang memerlukan penanganan
segera karena dapat berisiko untuk kehilangan testis
EPIDEMIOLOGI
■ Torsio testis insidensi tertingginya terjadi pada remaja dan dewasa muda, dialami
oleh 1 di antara 4000 pria yang berusia kurang dari 25 tahun
■ Paling banyak dialami oleh anak-anak pada masa pubertas usia antara 12-20
tahun
■ Tidak jarang terjadi pada janin yang masih berada di dalam uterus atau bayi baru
lahir menderita torsio testis yang tidak terdiagnosis sehingga menyebabkan
kehilangan testis baik unilateral maupun bilateral
■ Torsio testis menyumbang sebesar 24-46% dari terjadinya akut skrotum1.
FAKTOR RISIKO
■ Otot kremaster secara fisiologis berfungsi untuk menggerakkan testis mendekati dan
menjauhi rongga abdomen, hal ini untuk mempertahankan suhu ideal untuk testis.
■ Terjadi kelainan pada sistem penyanggah testis maka akan menyebabkan testis dapat
mengalami torsio jika bergerak secara berlebihan.
■ Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan pergerakan yang berlebihan itu antara lain
perubahan suhu mendadak (misal saat berenang), ketakutan, latihan yang berlebihan,
batuk, celana yang terlalu ketat, defekasi, atau trauma yang mengenai skrotum
■ Faktor-faktor lain yang mempengaruhi pasien torsio testis termasuk peningkatan volume
testis (berkaitan dengan pubertas), tumor testis, testis letak horizontal, riwayat
kriptorkismus, dan korda spermatika dengan bagian intrasotal yang panjang9.
PATOGENESIS
■ Testis dapat berputar di dalam kantong skrotum (torsio) akibat perkembangan
abnormal dari tunika vaginalis dan funikulus spermatikus dalam masa
perkembangan janin.
■ Insersi abnormal yang tinggi dari tunika vaginalis pada struktur funikulus akan
mengakibatkan testis dapat bergerak seperti anak genta di dalam genta sehingga
testis kurang melekat pada tunika vaginalis viseralis.
■ Testis akan mudah memuntir dan memutar funikulus spermatikus.
■ Funikulus spermatikus yang terpluntir tersebut akan menyebabkan obstruksi aliran
darah testis sehingga testis mengalami hipoksia, edema testis, dan iskemia
sehingga akhirnya testis akan mengalami nekrosis.
(Torsio Testis)
GAMBARAN KLINIS-DIAGNOSIS
■ Gambaran klinis : Nyeri testis hebat di daerah skrotum yang bersifat mendadak
(timbul tiba-tiba) diikuti pembengkakan pada testis, nyeri dirasakan menjalar ke
daerah inguinal atau abdomen sebelah bawah, sering disertai dengan mual atau
muntah
■ Pada bayi, gejalanya tidak khas yaitu gelisah, rewel, atau tidak mau menyusui
■ Pemeriksaan fisik : Testis bengkak, letaknya lebih tinggi dan lebih horizontal
daripada testis sisi kontralateral.
■ Kadang torsio testis yang baru saja terjadi teraba testis agak bengkak disertai nyeri
tekan dan terletak agak tinggi di skrotum dengan funikulus yang juga bengkak,
adanya lilitan atau penebalan funikulus spermatikus, sehingga skrotum tampak
udem dan menjadi merah. Keluhan tidak disertai demam.
Cont...
■ Pemeriksaan penunjang yang berguna untuk membedakan torsio testis dengan
keadaan akut skrotum lainnya menggunakan stetoskop doppler, ultrasonografi
doppler, dan sintigrafi testis yang seluruhnya bertujuan untuk menilai adanya aliran
darah ke testis.
■ Pada torsio testis tidak didapatkan adanya aliran darah ke testis sedangkan pada
peradangan akut testis terjadi peningkatan aliran darah ke testis
TERAPI
■ Torsio testis memerlukan penanganan pembedahan segera karena iskemia dan
nekrosis serta kerusakan testis dapat terjadi dalam waktu yang singkat.
■ Terstis umumnya dapat diselamatkan jika pembedahan dilakukan dalam waktu 6
jam setelah awitan torsio.
■ Tingkat penyelamatan menurun 70% setelah 6-12 jam, dan 20% setelah 12 jam.
■ Pada pembedahan, testis di detorsi (putar balik) dan orkidopleksi dilakukan pada
kedua testis sebagai tindakan pencegahan. Untuk tindakan orkidektomi tidak
dilakukan kecuali jika testis telah rusak seluruhnya.
Cont...
■ Detorsi manual
• Tindakan untuk mengembalikan posisi testis ke asalnya dengan jalan memutar testis ke arah berlawanan
dengan arah torsio.
• Biasanya arah torsio ke medial maka dianjurkan untuk memutar testis ke arah lateral dahulu, kemudian
apabila tidak terjadi perubahan maka dicoba detorsi ke arah medial.
• Nyeri yang menghilang setelah detorsi menandakan bahwa detorsi telah berhasil, namun jika detorsi berhasil
harus tetap dilaksanakan operasi.
■ Operasi
• Tindakan operasi bertujuan untuk mengembalikan posisi testis ke arah yang benar dan setelahnya dilakukan
penilaian viabilitas testis yang mengalami torsio dimana kemungkinan masih viable (hidup) atau sudah
mengalami nekrosis.
• Apabila testis masih hidup, maka dilakukan orkidopeksi (fiksasi testis) pada tunika dartos kemudian disusul
orkidopeksi pada testis kontralateral. Orkidopeksi dilakukan dengan menggunakan benang yang tidak diserap
pada 3 tempat untuk mencegah agar testis tidak terpluntir kembali,
• Testis yang telah mengalami nekrosis dilakukan pengangkatan testis orkidektomi dan disusul orkidopeksi pada
testis kontralateral.
• Testis yang telah mengalami nekrosis, apabila tetap dibiarkan berada di dalam skrotum, maka akan merangsang
terbentuknya antibodi antisperma sehingga mengurangi kemampuan fertilitas di kemudian hari.
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding dari torsio testis adalah seluruh keadaan darurat dan akut di dalam
skrotum yakni :
■ Orchitis
■ Epididimitis akut
■ Hernia skrotalis
KOMPLIKASI
■ Komplikasi yang paling signifikan dari torsio testis adalah kehilangan testis, yang
dapat menyebabkan gangguan kesuburan.
■ Testis yang tidak dapat diselamatkan tersebut meningkatkan tindakan untuk
dilakukan orkidektomi sebesar 32-41%
PROGNOSIS
■ Hasil akhir dari torsio testis berkaitan dengan kapan pasien datang ke fasilitas
kesehatan dan seberapa cepat diagnosis ditegakkan serta pengobatan yang
diberikan kepada pasien.
■ Pasien yang datang dalam waktu 6 jam pertama setelah gejala terjadi maka tingkat
penyelamatan testis tersebut mencapai hampir 100% (detorsi terjadi <6 jam sejak
timbul gejala),
■ Pasien terlambat dalam mencari penanganan lebih dari 12 jam maka angka
penyelamatan testis menurun menjadi 50%, dan setelah 24 jam tingkat
keberhasilan hanya mencapai 10%.
■ Penanganan torsio testis melalui tindakan orkiopeksi memiliki kemungkinan untuk
mengalami kekambuhan kembali di masa depan9.
KESIMPULAN
■ Torsio testis merupakan salah satu keadaan darurat medis yang membutuhkan
penanganan segera atau berisiko mengalami kehilangan testis.
■ Insidensinya sekitar 1 dari 4000 pria yang berusia kurang dari 25 tahun.
■ Torsio testis dapat intravaginal atau ekstravaginal,
■ Keluhan berupa nyeri testis hebat di daerah skrotum yang bersifat mendadak menjalar
hingga ke abdomen bawah, pembengkakan pada testis, sering disertai dengan mual
atau muntah.
■ Pemeriksaan penunjang untuk membedakan torsio testis dengan keadaan akut skrotum
lainnya menggunakan stetoskop doppler, ultrasonografi doppler, dan sintigrafi testis
yang bertujuan untuk menilai adanya aliran darah ke testis.
■ Torsio testis memerlukan penanganan pembedahan segera karena iskemia dan
nekrosis serta kerusakan testis dapat terjadi dalam waktu yang singkat.
DAFTAR PUSTAKA
■ Gordhan GC, Nejad HS. Scrotal pain: evaluation and management. Korean J Urol. 2015; 56:3-11.
■ Bowlin PR, Gatti JM, Murphy JP. Pediatric testicular torsion. Surgical the clinics. 2017; 161-172.
■ Purnomo BB. Dasar-dasar urologi. Edisi ke tiga. Malang: Sagu seta, 2012.
■ Sheth KR, Keays M, Grimsby GM, Granberg CF, Menon VS, Dajusta DG, Ostrov L, Hill M, Sanchez E, Kuppermann D,
Harrison CB, Jacobs, MA, Huang R, Burgu B, Hennes H, Schlomer J, Baker LA. Diagnosing testicular torsion before
urologic consultation and imaging: a validation of the TWIST score. The journal of urology. 2016; juro 13294.
■ Moore KL, Agur AMR. Anatomi klinis dasar. Jakarta: Hipokrates, 2002.
■ Netter FH. Atlas of human anatomi. Edisi ke empat. Pennsylvania: Saunders elsevier, 2006.
■ Price SA, Wilson LM. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi ke enam. Volume 2. Jakarta: EGC.
■ Sjamsuhidajat R, Karnadihardja W, Prasetyono T, Rudiman R. Sjamsuhidajat De jong buku ajar ilmu bedah. Edisi ke tiga.
Jakarta: EGC, 2010.
■ Ringdahl E, Teague L. Testicular torsion. American Family Physician. 2006; Vol. 74-p10.
■ NHS Foundation trust, 2016. Exploration of torsion of testis. NHS Foundation trust.

Anda mungkin juga menyukai