PENGOLAHAN AIR
-XKI3 KELOMPOK 1-
Nama Anggota:
1) Nadia Klein S (03)
2) Nawal Fitriyana (05)
3) Nuril Nuzullya (09)
4) Panca Fadhliansyah (10)
5) Rakhmat Mahmudin (15)
6) Satria Rangga S (23)
7) Shara Nurmala Dewi (25)
8) Syauqi Aliffahza (28)
2
Pengolahan Air pada Industri
3
1. Pengolahan Air Kotor
Air kotor adalah air buangan dari kamar mandi, WC, dapur dan tempat
cuci yang berasal dari buangan rumah tangga, perkantoran hotel, restoran,
rumah sakit dan lain sebagainya (buangan domestik), tetapi tidak termasuk air
buangan industri dan air hujan.
Pada dasarnya sistem pengolahan limbah terdiri dari dua proses
utama, yaitu proses fisika berupa penyaringan, pemisahan dan pengendapan.
Proses biologi berupa proses aktivitas bakteri yang memafaatkan O2 dari udara
(Aerob) dan proses netralisasi cairan dengan asam atau memasukkan bahan
kimia untuk oksidasi seperti Aerasi dengan menggunakan molekul O2, proses
pengolahan endapan aktif (activated slude process) dan pemusnahan kuman
(desinfection) denga menggunakan kaporit atau (chlorine).
4
2. Proses Pengolahan Secara Fisika
Proses pengolahan secara fisika merupakan metode pengolahan air limbah
dengan cara menghilangkan polutan secara fisika, seperti sedimentasi,
penyaringan, screening dan lain-lain. Prinsip utama dari pengolahan limbah
secara fisika adalah untuk menghilangkan padatan yang tersuspensi pada air.
Metode pengolahan secara fisika antara lain sedimentasi dan filtrasi.
2.1 Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pemisahan partikel yang tersuspensi diair. Partikel
yang tersuspensi dia air memiliki massa jenis yang lebih besar dari air. Proses
sedimentasi merupakan pemisahan yang dipengaruhi gaya gravitasi berdasarkan
perbedaan partikel yang tersuspensi dengan larutannya. Proses sedimentasi
diamati pada proses pengolahan air limbah pada industri tepung jagung.
Pengamatan menunjukkan bahwa tidak semua partikel yang tersuspensi dapat
mengendap. Partikel yang lebih besar membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
menghilangkan partikel yang lebih besar. Oleh karena itu, dibutuhkan metode
tambahan seperti mikrofiltrasi untuk menghilangkan semua partikel. Saat ini
metode sedimentasi terutama diindustri terus dikembangkan dengan cara
melakukan modifikasi pada tanki sediment. Salah satunya dengan memodofikasi
vortex pada tanki sedimen. Modifikasi vortex menunjukkan terdapat peningkatan
proses sedimentasi.
5
2.2 Penyaringan
Penyaringan pada proses pengolahan air merupakan proses tersier dalam pengolahan air
limbah. Proses ini biasanya diikuti setelah proses sekunder ( sedimentasi, koagulasi,
lumpur teraktivasi). Proses filtrasi dapat memisahkan sebagian besar partikel yang
tersuspensi sehinggi tahap disinfeksi menjadi lebih efektif. Material untuk proses ini
antara lain pasir, abu layang, batu gamping, dan dolomit. Proses filtrasi pada air limbah
dapat digunakan untuk menghilangkan logam berat seperti Pb (II), Cd (II), Cu (II). Batu
gamping yang berasal dari Tunisia menunjukkan hasil yang cukup efektif untuk proses
penghilangan logam berat pada larutan encer. Proses penyaringan menunjukkan
faktor yang mempengaruhi dalam proses penghilangan logam berat adalah adsorpsi
kimia dan presipitasi. Selain itu pengotor yang terkandung pada batu gamping juga
mempengaruhi kecepatan penghilangan logam berat dari larutan. Penggunaan batu
gamping sebanyak lebih dari 90% dengan konsentrasi lebih tinggi dibandingkan 50
mg/l dapat dihilangkan dengan bau gamping sebanyak 56 gram. Pada proses
penyaringan logam berat dengan batu ganping meliputi proses adsorpsi maupun
absorpsi. Gambar 1 adalah hasil SEM dari batu gamping setelah proses penyaringan
berlangsung. Gambar 1 menunjukkan bahwa Cu telah ter adsorpsi pada permukaan
media dan sebagian besar yang lain terpenetrasi atau mengalami absorpsi pada media
saring
6
3 PROSES PENGOLAHAN AIR KOTOR SECARA BIOLOGI
Proses pengolahan limbah dengan metode biologi adalah proses penghancuran atau
penghilangan kontaminan dengan menggunakan bantuan mikroorganisme. Tujuan utama
pengolahan dengan metode biologi adalah menghilangkan dan mengurangi bahan organik
biodegradable dari air limbah ke tingkat yang dapat diterima sesuai dengan ambang batas yang
telah ditentukan. Pengolahan secara biologi juga digunakan untuk menghilangkan nitrogen
dan fosfor dari air limbah. Beberapa metode yang digunakan pada proses pengolahan biologis
antara lain proses anaerobik, aerobik, bioreaktor, dan lumpur teaktifasi.
3.1 LUMPUR AKTIF [AKTIVATED SLUDGE]
Pengolahan limbah dengan sistem lumpur aktif mulai dikembangkan di Britania Raya (Inggris)
pada tahun 1914 oleh Ardern dan Lockett. Dinamakan lumpur aktif karena prosesnya
melibatkan massa mikroorganisme aktif yang tumbuh saat prosesnya, biasanya berwarna
kelabu hingga coklat-kehitaman. Massa mikroorganisme aktif tersebut umumnya tersusun atas:
§ Bakteri (seperti spesies Acinetobacter, nitrosomonas, nitrobacter dan Zoogloea ramigera)
§ Protozoa (seperti Aspidisca, Carchesium, Opercularia, Trachelophyllum, Vorticella)
§ Amoeba (seperti Cochliopodium dan Euglypha )
§ Organisme lain yang ada antara lain jamur, rotifer dan nematoda.
3.2 KOLAM AERASI [LAGOON AERATION]
Lagoon aeration adalah sebuah kolam yang dilengkapi dengan aerator. Proses kerja reaktor ini
ialah menampung air limbah dalam sebuah kolam besar yang diatur supaya suasana aerobik
berjalan melalui pengadukan mekanis ataupun memasang penggelembung udara seperti
gambar dibawah ini. Biomassa yang terbentuk akan mendegradasi polutan organik. Suplay
oksigen juga terkadang mendapat bantuan dari fotosintesis alga maupun ganggang dalam
kolam tersebut. 7
3.3 SARINGAN TETES [TRICKLING FILTER]
Merupakan wahana penyaring berbentuk silinder dengan media berpori
yang disusun secara bertumpuk. Proses kerja dari reaktor ini yakni
mendistribusikan air limbah melalui bagian atas oleh lengan yang dapat
berputar sehingga membentuk spray/tetes-tetes kecil, kemudian
berkontak dengan mikroorganisme yang menempel pada media. Tujuan
pendisribusian berputar ialah untuk menyebarkan air limbah ke
permukaan seluruh media secara merata. Media itu sendiri dapat berupa
potongan – potongan batu kerikil/zeolit, silika, arang, pozzolan ataupun
bahan isian dari plastik yang berukuran antara 40 -80 mm. Permukaan
batuan ini mengandung lapisan (film) mikroorganisme – biasanya,
bakteri Zoogloea ramigera dan spesies protozoa bersilia (Carchesium,
Opercularia dan Vorticella). Suplai oksigen didapat dari penghembusan
oleh blower dari bagian bawah. Penghembusan oleh blower ini juga
berfungsi untuk mendistribusikan air limbah menjadi tetesan kecil pada
lengan putar.
8
TUJUAN PENGOLAHAN AIR KOTOR
9
Proses Pengolahan Air Kotor
10
2. Pengolahan Air Bersih
Air bersih adalah air yang biasa dipergunakan untuk keperluan
rumah tangga yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan apabila
diminum harus dimasak terlebih dahulu. Air yang diolah untuk menjadi air
bersih berasal dari air permukaan, mata air, dan air tanah.
PDAM merupakan Perusahaan dibidang pengolahan dan
pendistribusian air bersih, beberapa fasilitas yang terdapat di PDAM dalam
pengolahan air kotor menjadi air bersih antara lain, intake, menara air,
clarifier, pulsator, filter, dan reservoir dll. Semua peralatan ini dapat
dioperasikan melalui sistem komputer yang ada. Selain itu PDAM juga
menggunakan bebrapa bahan kimia seperti kaporit dan tawas dalam
pengolahan air. Semua air yang diolah melalui uji laboratorium sehingga
kualitas air terjamin dan terjaga. Sehingga air yang diproduksi memenuhi
standar kesehatan air bersih.
11
Proses Pengolahan Air Bersih
Sedimentasi
Setelah proses koagulasi dan flokulasi, air tersebut didiamkan sampai
gumpalan kotoran yang terjadi mengendap semua. Setelah kotoran mengendap
air akan tampak lebih jernih.
Filtrasi
Pada proses pengendapan tidak semua gumpalan kotoran dapat
mengendap semuanya. Butiran gumpalan kotoran yang berukuran besar akan
langsung mengendap sedangkan yang berukuran kecil dan ringan masih
melayang layang di dalam air. Untuk mendapatkan air yang benar benar jernih
harus dilakukan proses penyaringan. Penyaringan yang dilakukan dengan
mengalirkan air yang telah diendapkan kotorannya ke bak penyaring yang terdiri
dari saringan pasir silika
Desinfeksi
Pemberian desinfektan (gas khlor) pada air hasil penyaringan bertujuan
agar dapat mereduksi konsentrasi bakteri secara umum dan menghilanglkan
bakteri pathogen (bakteri penyebab penyakit
13 pada inangnya)
Proses Pengolahan Air Bersih Yang Terjadi di PDAM
14
3. Pengolahan Air Minum
Instalasi pengolahan air yang memanfaatkan air permukaan
sebagai air baku harus memperhatikan kualitas dari air baku yang
digunakan karena semakin buruk kualitas air baku yang digunakan,
semakin sulit pengolahan yang harus dilakukan untuk mendapatkan air
yang sesuai baku mutu air bersih atau air minum. Terdapat 2 proses
pengolahan, yaitu:
A. Secara fisika
B. Secara kimia
15
A. PENGOLAHAN FISIKA
16
SEDIMENTASI
Merupakan unit yang berfungsi untuk memisahkan partikel
tersusupensi yang terdapat dalam cairan tersebut (Reynols, 1982).
FILTER KARBON
Karbon aktif dengan media granular (Granular Activated
Carbon) merupakan proses filtrasi yang berfungsi untuk
menghilangkan bahan-bahan organik, desinfeksi, serta
menghilangkan bau dan rasa yang disebabkan oleh
senyawa-senyawa organik. Selain itu karbon aktif juga dapat
digunakan untuk menyisihkan partikel-partikel terlarut.
MEMBRAN
Keunggulan utama membran adalah unit pengolahan
yang dibutuhkan mempunyai ukuran yang lebih kecil, kapasitas
pengolahan lebih besar, serta mampu menghasilkan air layak minum.
Secara umum sistem membran dapat dibedakan menjadi empat jenis
yaitu Reverse Osmosis (RO), Elektrodialisis (ED), Ultrafiltrasi (UF),
dan Mikrofiltrasi (MF).
Computer chemistry
Proses pengolahan airn minum secara fisika
17
Tablet kimia Mikrofiltrasi (MF)
adalah menyisihkan partikel-partikel
pencemar dengan diameter lebih besar dari 0,5 mikron
Ultrafiltrasi (UF)
menggunakan membran dengan ukuran
pori lebih kecil dari 0,1 mikron dan gaya tekan berkisar
antara 30 sampai 90 Psi (untuk menyisihkan bakteri,
virus, koloid, dan senyawa-senyawa organik yang
mempunyai molekul berukuran besar).
Elektrodialisis (ED)
filter membran yang digunakan
tidak permeable untuk air tetapi permeable bagi kation
dan anion. Yang sering digunakan adalah filter yang
dibuat dari hydrated cellophan dan media lain yang
dapat digunakan untuk menentukan ukuran pori-pori
membran.
Reverse Osmosis (RO)
merupakan perpindahan air dari larutan
berkonsentrasi rendah menuju larutan dengan
konsentrasi yang lebih tinggi melalui
lapisan semipermeable hingga terjadi kesetimbangan
tekanan osmosis.
18
Ultra Violet (UV)
Mekanisme kerja UV adalah
Android kimia melepaskan poton yang akan
diserap oleh DNA
mikroorganisme yang
menyebabkan kerusakan DNA
sehingga proses replikasi DNA
akan terhambat.
Lampu UV bertekanan
rendah (Low Pressure UV)
merupakan lampu UV yang
sering digunakan dalam sistem
UV dan merupakan sumber UV
yang paling lama digunakan.
Lampu UV bertekanan
sedang (Medium Pressure
UV)
mempunyai tekanan udara
dalam tabung sekitar
102 sampai dengan 104 Torr.
19
B. PENGOLAHAN KIMIA
20
o Flokulasi
adalah tahap pengadukan lambat yang mengikuti unit pengaduk
cepat. Proses ini bertujuan untuk mempercepat laju tumbukan partikel,
sehingga menyebabkan aglomerasi dari partikel koloid terdestabilisasi
secara elektrolitik kepada ukuran yang terendapkan dan tersaring.
o Ozonisasi
dalam instalasi pengolahan air minum mempunyai beberapa
manfaat, antara lain untuk desinfeksi mikroorganisme organik patogen,
menghilangkan bau dan rasa yang tidak diinginkan (biasanya berasal dari ion
S-2), serta menjernihkan air akibat adanya senyawa organik terlarut.
Pembentukan Ozon dengan Sinar Ultraviolet
dengan cara melewatkan udara pada sinar ultraviolet yang
dihasilkan dari lampu UV. Sinar UV yang dihasilkan oleh lampu akan
mengubah sejumlah kecil senyawa oksigen dalam udara menjadi ozon.
Pembentukan Ozon dengan Arus Listrik
dengan cara melewatkan udara atau oksigen murni melalui listrik
bertegangan tinggi yang akan memecah molekul oksigen dan
membentuknya kembali menjadi ozon.
21
PROSES PENGOLAHAN AIR MINUM
22
PROSES PENGOLAHAN AIR MINUM
23
PARAMETER KUALITAS AIR
24
PARAMETER KUALITAS AIR
2. Suhu
Suhu merupakan parameter kualitas air selanjutnya yang dapat
mempengaruhi perkembangan organisme di dalamnya. Suhu di suatu
wilayah perairan bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, misalnya musim,
ketinggian wilayah perairan dari permukaan laut, kedalaman air bahkan
aliran airnya. Suhu air yang paling ideal bagi pertumbuhan organisme di
dalamnya adalah perairan dengan perbedaan suhu yang tidak begitu
signifikan antara di siang maupun malam hari.
26
3. Kecerahan
Faktor yang mempengaruhi kualitas air selanjutnya adalah tingkat
kecerahan. Kecerahan adalah parameter fisika kualitas air. Tingkat
kecerahan air akan sangat berpengaruh pada fotosisntesis dari organisme-
organisme penghuni wilayah perairan tersebut. Apalagi jika perairan
tersebut hendak digunakan sebagai lokasi budidaya ikan atau organisme
pangan lain, maka tingkat kecerahan adalah faktor yang sangat penting
untuk menunjang kehidupan di dalamnya. Air yang baik untuk lingkungan
hidup hendaknya tidak terlalu cerah maupun terlalu keruh.
28
29
Thanks!
Any questions?
30