Anda di halaman 1dari 119

+

Anggota :
 Grandy Ciputra 405100105
 Evelline Priscillia P. 405140047
 Septyen Tri D. 405140050
 Mita Sanjaya 405140053
 Felecia Christy 405140077
Pemicu 3  Deamira Meralda 405140080
 Elita Syaravina 405140103
Kelompok 3  Stefanus Evan 405140104
 Melinda 405140119
 Jordy Christian H. 405140186
 Jonathan Roganda T. 405140189
 Suraj Singh S. 405140258

Tutor : dr. Irma


Ketua : Mita Sanjaya
Sekretaris : Stefanus Evan
Penulis : Felecia Christy
Pemicu 3 Air panas melepuhkanku
• Saat sedang berjalan di dapurnya,seorang ibu jatuh karena terpelaset
dan kaki kanannya terkilir. Saat ingin bangun, tangan ibu mengenai
pinggir wadah tempat air panas. Air langsung tumpah dan mengenai
bagian punggung kaki kanan. Ibu merasa nyeri pada punggung kaki
kanan tersebut. Ibu langsung menyiram luka dengan air mengalir dari
kran sambil merintih kesakitan. Tampak kemerahan dan terbentuk
bulla pada daerah tersebut. Keesokan harinya, bulla pecah dan
terbentuk luka. Beberapa hari kemudian luka sembuh, namun warna
kulitnya agak berbeda dengan kulit sekitarnya.
• Apa yang dapat di pelajari dari pemicu diatas?
I. Unfamiliar terms
1. Bulla : sebuah lesi menonjol melingkar >0,5 cm
Terjadi karena plasma yang bocor dari pembuluh darah mengisi ruang epidemis
sehingga terjadi penumpukan cairan
II. Identifikasi Masalah
1. Kaki kanan
• Berhubungan dengan tulang-tulang apa disebelah atasnya?
• Ada tulang apa saja pada kaki tersebut?
• Sendi apa saja yang terlibat?
• Apa saja gerakan-gerakan yang dilakukan?
Jawab :
• Tibia & fibula
• Talus, calcaneus, naviculare pedis, cuboideum, cuneiforme (mediale, intermedial, laterale),
metatarsal (I-V), phalanx
• Articualtio talocrularis
• Dorso fleksi, plantar fleksi, adduksi, abduksi
2. Tangan kanan
• Tulang-tulang apa saja yang terdapat pada tangan?
Jawab :
• Carpal, metacarpal, phalanx
3. Bagian punggung kaki kanan
• Bagian apa yang terkena air panas?
• Apa dampak yang ditumbulkan?
Jawab :
• Kulit -> epidermis
• Terjadi inflamasi
4. Nyeri
• Apa yang menimbulkan rasa nyeri?
• Reseptor apa yang terlibat?
• Fisiologi rasa nyeri?
• Perjalanan impuls saraf?
• Bagian kulit mana yang ada saraf?
• Histologi dari saraf?
Jawab :
• Ada rangsang pada saraf
• Nosireseptor & termoreseptor, eksteroreseptor
• ……
• Stimulus  reseptor  afferent  CNS  efferen  efektor
• dermis
• ……
5. Merintih kesakitan
• Proses dari rangsangan ke luar respon
• Mengapa disiram air mengalir
Jawab :
• Stimulus  reseptor  afferent  CNS  efferen  efektor
• Untuk menurunkan suhu agar mengurangi dampak sakit yang ditimbulkan oleh air panas
6. Kemerahan dan bulla
• Bagaimana terjadinya kemerahan dan bulla?
• Histologi dan integumen?
Jawab :
• Kemerahan  terjadi fasodilatasi pembuluh darah
• Bulla 
7. Luka sembuh dan warna kulit berbeda dengan kulit sekitarnya
• Bagaimana proses penyembuhan luka dengan pembelahan sel?
Jawab:
Learning objective
1. Tulang-tulang dan sendi-sendi ekstremitas bawah beserta gerakan-
gerakannya
2. Homeostatis
3. Histologi integument
4. Histologi saraf
5. Pembelahan sel dan penyembuhan luka
6. Fisiologi nyeri
7. Fisiologi saraf (biolistrik)
8. Perjalanan impuls saraf
9. Reseptor sensorik
Tulang-tulang dan sendi-sendi ekstremitas bawah beserta
gerakan-gerakannya
Dibedakan menjadi 2 bagian
1. Ossa cinguli Extremitas inferior
( tulang-tulang gelang panggul)
Mis: os. Coxae  os. Illium, os. Pubis, dan
os.ischium
2. Ossa extremitas inferior liberae
( tulang-tulang anggota badan bawah bebas)
Mis: os. Femur, os. Tibiae, os. Fibulae, os. Patella,
ossa. Tarsalia, ossa. Metatarsalia,
ossa. Digitorum pedis.
OS COXAE
1 2 3 4a 4b 4c 5 7 6 1. Linea glutea posterior
2. Ala ossis ilii
3. Linea glutea anterior
4. Cristae illiaca (a) labium externum
7 (b) lab. Intermedia
8 (c) lab. Internum
9 5. Facies glutea
10 6. SIAS
11 7. Linea glutea inferior
8. SIAI
12
9. Facies lunata
15
10. Eminentia iliopectinea
13
11. Fossa acetabuli
14
12. Incisura acetabuli
13. Corpus ossis pubis
14. Crista obturatoria
15. Pecten ossis pubis
OS COXAE

17. Ramus superior ossis pubis


18. Tuberculum pubicum
19. Ramus inferior ossis pubis
29 20. Tuberculum obtutatorium
28 posterior
21. tub. Obt. Anterior
27 22. Ramus ossis ischii
26 23. Tuber ischiadicum
25 24. Corpus ossis ischii
24 25. Incisura ischiadica minor
26. Spina ischiadica
27. Incisura ischiadica major
28. SIPI
23 22 20 21 19 17 18 29. SIPS
OS COXAE
1 2 5 4 3

1. SIAS
2. Fossa iliaca
3. Tuberositas iliaca
4. Facies auricularis
5. Sulcus paraglenoidalis
6
6. SIPI
7. Incisura ischiadica major
8. Corpus ossis ilii
7
9. Corpus ossis ischii
10. Corpus ossis pubis
8 11. Linea arcuata
11 12. Pecten ossis pubis
9 13. Sulcus obturatorius
10 14. Crista pubica
13 15. Facies symphysialis
14 15 12
OS COXAE

2
1. SIAS
3 2. Fossa iliaca
1 3. Tuberositas iliaca
4. Facies auricularis
5 5. Sulcus paraglenoidalis
10 6. Eminentia iliopectinea
7. Ramus superior ossis pubis
6
8. Ramus inferior ossis pubis
14
9. Ramus ossis ischii
7 10. Corpus ossis ilii
9 11. Corpus ossis ischii
8 12. Corpus ossis pubis
11 13. Tuberculum pubicum
12 14. Pecten ossis pubis
15. Crista pubica
13
12 15 16 16. Facies symphysialis
OS FEMUR
1. Fovea capitis femoris
1 2. Trochanter major
12 3. Caput femoris
2
13 4. Collum femoris
3
5. Linea intertrochanterica
14
4 6. Trochanter minor
15 7. Epicondylus lateralis
5
8. Condylus lateralis
6
9. Facies patellaris
10. Condylus medialis
11. Epicondylus medialis
16 12. Crista intertrochanterica
13. Linea pectinea
17
7 14. Tuberositas glutea
18 15. Linea aspera (labium med & lat)
8
19 16. Facies medialis
9
17. Facies poplitea
20
10 18. Tuberculum adductorium
8 19. Linea intercondylaris
11
10 20. Fossa intercondylaris
1 OS FEMUR
2
13 1. Fovea capitis femoris
2. Trochanter major
3 3. Caput femoris
4 4. Collum femoris
6 5. Trochanter minor
5 6.Crista intertrochanterica
7 7. Linea pectinea
8 8. Tuberositas glutea
10 9. Linea intercondylaris
13 10. Fossa intercondylaris
9 11. Condylus medialis
12 12. Condylus lateralis
11 13. Fovea trochanterica
14 13 OS TIBIA
1 1. Condylus lateralis
1 2. Condylus medialis
2
2 3. Tuberositas tibiae
10
3 4. Facies medialis
15 5. Facies lateralis
11 6. Margo anterior
4
7 7. Margo interossea
5
8 8. Margo medialis
6
9. Malleolus medialis
7 10. Linea musculi solei
12
8 11. Facies posterior
12. Sulcus malleolaris
13. Facies articularis superior
9 condyli lateralis
14. Facies articularis superior
condyli medialis
15. Foramen nutricium
HUBUNGAN
2 9 6 5 1
OS TIBIA-FIBULA

1. Facies articularis superior


condyli lateralis
2. Facies articularis superior
condyli medialis
3.Caput fibulae
4. Apex capitis fibulae
5. Tuberositas tibiae
6. Area intercondylaris anterior
7. Area intercondylaris posterior
8. Tuberositas intercondylare
laterale
7 8 3 4 9. Tuberositas intercondylare
mediale
1
OS FIBULA
1
1. Apex capitis fibulae
2 2
2. Caput fibulae
3. Facies lateralis
3
4. Facies medialis
5. Margo anterior
4 5
6. Margo interossea
5
7. Margo posterior
6 7
8. Crista medialis
7
9. Facies posterior
8
10. Malleolus lateralis
9 10 11. Sulcus tendo musculi peroneo-
rum
10 11 12. Facies articularis malleoli
12
Medial lateral
HUBUNGAN
OS TIBIA-FIBULA
TIBIA:
1. Facies posterior
2. Facies medialis
3. Facies lateralis
4. Margo anterior
5. Margo medialis
6. Margo interossea
3
2
FIBULA:
1. Facies lateralis
3
2. Facies medialis
1 4
3. Margo anterior
6 6
4. Margo interossea
4 5
5. Margo posterior
2 1
6. Crista medialis
5
OS PATELLAE

1. Basis patelae
2. Apex patelae
1
3. Facies articularis

OS PATELA KANAN
9
OSSA TARSALIA
1. Talus
2. Calcaneus
8
3. Os naviculare
7
4. Os cuboideum
6
5. Os cuneiforme laterale
5
6. Os cuneiforme intermedium
4
7. Os cuneiforme mediale
3
1
8. OSSA METATARSALIA
2
1 2 3 4 6 5 8 9
9. PHALANGES
Art. Coxae ( sendi Panggul )
• Dibentuk oleh caput femoris dan acetabulum.
• Sendi berbentuk sphiroidea (sendi peluru)
• Dilewati oleh 3 axis (sagital, transversal, dan longitudinal).
• Sendi ini merupakan enarthrosis sphiroidea karena > separuh
caput femoris masuk dalam mangkuk sendi (acetabulum)
• Diklasifikasikan sebagai articulatio simpleks
ARTICULATIO GENUS (SENDI LUTUT):
• Merupakan articulatio composita (femur, tibia, patella)
• Pada permukaan sendi terdapat menisci (meniscus medialis &
lateralis, fungsi:
- menyesuaikan bentuk permukaan sendi
-  diskongruensi
- menerima tumbukan sebagai penyangga
• Mempunyai 2 aksis: transversal  fleksi-ekstensi
longitudinal  endo-eksorotasi

Lengkung dorsoventral,
makin ke dorsal, jari2
semakin pendek
Meniscus medialis Meniscus lateralis
Lig. Cruciatum ant. Lig. Cruciatum post.
Lig. Meniscofemoralis post Lig. Transversum geniculare
ARTICULATIO TALOCRURALIS:
• Sendi antara tulang tungkai bawah dengan talus (tulang
pergelangan kaki)
• Gerakan: dorsofleksi – plantofleksi kaki

ARTICULATIO TALOTARSALIS:
• Gerakan: supinasi (inversio), pronasi (eversio)
Integumentum
Integumen atau kulit merupakan jaringan yang menutupi
permukaan tubuh, yang terdiri atas 2 lapisan :
1. Epitel yang disebut epidermis
2. Jaringan pengikat yang disebut dermis

Fungsi Kulit:
• Sebagai alat pengeluaran berupa kelenjar keringat.
• Sebagai alat peraba.
• Sebagai pelindung organ dibawahnya.
• Tempat dibuatnya Vit D dengan bantuan sinar matahari.
• Pengatur suhu tubuh.
• Tempat menimbun lemak
Stratum korneum

Stratum lusidum
Epidermis
Stratum granulosum

Kulit Stratum spinosum


Stratum basalis

Dermis Stratum papilare

Stratum retikulare

INTEGUMENTUM

Glandula sudorifera

Glandula sebasea
Derivat Kulit
Rambut

Folikel rambut
Kuku
Epidermis
Berdasarkan gambaran morfologis dan ketebalan epidermis kulit
dibagi menjadi : kulit tebal dan tipis

Kulit Tebal vs Kulit Tipis


Perbedaan hanya terletak pada lapisan epidermisnya dan keberadaan folikel
rambut

Kulit tipis:
• Lapisan-lapisan epidermis tidak lengkap
• Stratum korneum jauh lebih tipis
• Stratum lusidum tidak ada
• Stratum granulosum sering tidak ada atau hanya tidak membentuk lapisan
yang kontinu
• Mengandung folikel rambut pd lapisan dermis
Dalam epidermis terdapat dua sistem :
1. Sistem malpighi, bagian epidermis yang sel – selnya
akan mengalami keratinisasi.
2. Sistem pigmentasi, yang berasal dari crista neuralis
dan akan memberikan melanosit untuk sintesa
melanin.
Disamping sel – sel yang termasuk dua sistem tersebut
terdapat sel lain, yaitu sel Langerhans dan sel Markel
yang belum jelas fungsinya.
• Struktur histologis
Pada epidermis dapat dibedakan 5 stratum, yaitu:
1. Stratum Korneum
• Lapisan paling luar
• Berlapis-lapis sel pipih/gepeng tak berinti
• Sitoplasmanya digantikan oleh zat tanduk/keratin
• Lapisan paling atas merupakan zat tanduk yang selalu
mengelupas

2.Stratum Lusidum
• Hanya ditemukan pada kulit tebal
• Terdiri atas 1-2 lapis sel yang tembus cahaya dan agak
eosinofilik → tampak kemerahan
• Selnya tidak berinti dan tidak mempunyai organel
• Ikatan antar sel kurang erat
3. Stratum Granulosum:
• Terdiri atas 2 – 4 lapis sel gepeng
• Sitoplasma mengandung granula basofilik → granula
keratohialin
• Dengan mikroskop elektron ternyata BUKAN keratin maupun
hialin, tetapi merupakan partikel amorf tanpa membran.

4. Stratum Spinosum
• Lapisan paling tebal
• Beberapa lapis sel poligonal → pd mikroskop cahaya permukaan
sel seakan berduri
• Dg mikroskop elektron: duri/spina tsb merupakan desmosom
• Adanya Melannosit & sel Langerhans
• Terdapat mitosis
5. Stratum Basal
• Epitel selapis Torak
• Adanya melanosit & sel Merkel
• Terdapat mitosis
SEL EPIDERMIS
1. KERATINOSIT
• Sel terbanyak (85% - 95%)
• Berasal dari lapis embrional ektoderm
• Mengalami keratinisasi → menghasilkan lapisan yg kedap air
• Proses keratinisasi berlangsung selama 2 – 3 minggu, mulai dari
proliferasi, diferensiasi, kematian sel, dan deskuamasi

2. MELANOSIT
• Meliputi 7 – 10% sel epidermis
• Berasal dari lapisan neuroektoderm (krista neuralis)
• Sel kecil, bercabang denritik panjang dan tipis
• Jumlah terbanyak pd kulit muka dan genitalia
• Jumlah melanosit relatif sama pd tiap individu yg berbeda pd ras yg
berbeda
• Perbedaan warna kulit terutama ditentukan oleh
aktifitas pembentukan melanin
3. SEL LANGERHANS
• Merupakan sel dendritik yang berbentuk bintang (stelata)
• Ditemukan di antara keratinosit pd daerah atas stratum
spinosum
• Permukaan selnya mempunyai reseptor permukaan penanda
imunologis yang mirip makrofag.
• Peran penting dalam respon alergi kontak (dermatitis
kontak) dan respon imun selular lsinnya pd kulit
• Semula diduga berasal dari krista neuralis, tetapi ternyata
berasal dari sel prekursor dlm sumsum tulang, jadi berasal dari
mesoderm

4. SEL MERKEL
• Jumlah paling sedikit
• Berasal dari krista neuralis
• Terdapat pd stratum basal kulit tebal terutama pd ujung jari
• Terdapat juga pd folikel rambut dan mukosa mulut
• Sel besar, sitoplasma bercabang pendek
• Serat saraf tak bermielin tampak menembus membran basalnya,
melebar seperti cakram dan menempel pd bagian basal sel.
Dermis
• Berasal dari lapisan mesoderm embrional.
• Terdiri atas jaringan penyambung dengan serat
kolagen dan elastin
• Epidermis dilekatkan ke dermis melalui lamina basal
• Tonjolan-tonjolan dermis ke epidermis → memperkuat ikatan
dermis-epidermis
• Tonjolan tsb disebut papila dermis
Papil vaskular

Papila dermis

Papil saraf
LAPISAN DERMIS
1. Stratum Papilare
• Tersusun longgar, ditandai
• Banyak papila dermis.
• Jumlah papila terbanyak dan lebih dalam pada daerah yg sering menerima
tekanan seperti telapak kaki
• Jaringan penyambung jarang
• Terdapat pembuluh darah
• Fibroblas, sel Mast, Makrofag, Lekosit, Limfosit

2. Stratum Retikulare
• Jaringan penyambung padat
• Serat kolagen padat
• Serat elastin lebih banyak dari retikulin
Warna kulit ditentukan oleh :
• Darah dalam kapiler pada jaringan ikat di bawah Epidermis/Dermis

• Jumlah pigmen Melanin & Karoten


• Luas penyebaran pigmen Melanin

DERIVAT KULIT
1. Glandula Sudorifera
Terdapat di seluruh bagian tubuh, kecuali:
~ Tepi bibir
~ Gendang telinga
~ Dasar kuku
~ Glans Penis
~ Preputium bagian dalam
Modifikasi Kelenjar Keringat:
Kelenjar Apokrin : Aksila, Areola mama, Sirkumanal, Labia
Majora (saat pubertas)

Kelenjar Moll : kelopak mata

Kelenjar seruminosa : telinga

2.Glandula Sebasea
Bagian tubuh berambut

Duktusnya pendek

Berakhir pada folikel rambut, kecuali : Papila, Mamma, Labia

minora, Glans penis, bibir, kelopak mata

Pengeluaran sekret dipengaruhi otot polos: M. Arrector Pilli


3. Rambut
• Bangunan berzat tanduk
• Lokasi: Seluruh tubuh, Kecuali bibir, sisi ventral telapak
tangan dan kaki, glans penis, glands klitoris, labia mayor
• Dihasilkan oleh folikel rambut
• Pertumbuhan epitel permukaan ke lapisan dermis
• Bagian-bagian folikel rambut:
 Akar rambut
• bulbus pili: pangkal folikel yang menggembung, sel-sel epitelial aktif
membelah, lanjutan sel-sel stratum basal dan spinosum, mengitari
papil pili
• Papil pili: Papil dermis yang menembus ke bulbus pili
 Batang rambut
• Sel folikel pada papil rambut yang paling dalam
• Sel matriks: tetap aktif mitosis, terdapat medula, korteks
dan kutikula rambut
Struktur Rambut
• Medula : terdiri dari 2 – 3 lapisan sel-sel

~ Pada Skapus pili :


– sel-sel mengkerut, bertanduk
– inti rudimenter

~ Pada radiks pili bagian bawah :


 Sel-sel berbentuk kubis, inti bulat
 Terdapat keratin lunak
 Pada rambut tipis/Lanugo : tak ada Medula
• Korteks : terdiri dari beberapa lapisan sel
~ Pada Skapus pili & Radiks Pili atas:
– Sel-sel mengkerut, bertanduk
– Inti degenerasi
~ Pada radiks pilli bagian bawah :
– Sel-sel kubis, inti normal
~ Granula pigmen terdapat di antara sel-sel tersebut & keratin
keras

• Kutikula

Terdiri dari selapis sel yang jernih

~ Pada Skapus Pili & Radiks Pili bagian atas : sel tak berinti

~ Pada Radiks Pili bagian bawah : sel berinti


• Folikel rambut :
Struktur folikel rambut :
Sel selapis
silindris
Sarung akar
rambut luar
Sel poligonal

Sarung akar
rambut epidermal
Lapisan Henle

Sarung akar
Lapisan Huxley
rambut dalam
Folikel rambut

Lapisan luar Lapisan kutikula

Sarung akar Lapisan tengah


rambut dermal (paling tebal)

Lapisan dalam
(membran vitrea)
Sarung akar rambut luar :
 Sel selapis silindris : paralel dengan stratum basalis
epidemis
 Sel poligonal : paralel dengan stratum spinosum
epidermis.
Sarung akar rambut dalam :
 Lapisan Henle :
Paralel dengan stratum granulosum epidermis.
Terletak di sebelah luar.
Sel gepeng, sitoplasma jernih.
Sitoplasma mengandung hilain fibril longitudinal
yang mengalami pertandukan sehingga berwarna
jernih.
Sebelah dalam masih mengandung inti.
 Lapisan Huxley :
Paralel dengan stratum lusidum epidermis.
Sel berinti, dengan sitoplasma terdapat
trichohyalin.
Sel-sel memanjang dan transparan.
Sebelah dalam masih mengandung inti.
 Lapisan kutikula :
Paralel dengan stratum korneum epidermis.
Saling bertautan dengan kutikula rambut.
Sel-sel tipis seperti sisik, bagian bawah
berinti, sedangkan yang atas tidak.
Berwarna bening kemerahan.
 Lapisan luar sarung akar rambut dermal :
 Paralel dengan stratum retikularis dermis.
 Berbatas tak jelas.
 Terdapat berkas serat kolagen kasar longitudinal.
 Lapisan tengah sarung akar rambut dermal :
 Paralel dengan stratum papilaris dermis.
 Paling tebal.
 Terdapat jaringan ikat jarang sirkuler.
 Lapisan dalam sarung akar rambut dermal :
 Paralel dengan membran basalis.
 Disebut membran hialin / vitreous / Glassy membrane.
 Berupa pita tipis homogen.
 Pada bagian tengah folikel rambut, terdapat M. Arrector pili :
 Berupa otot polos.
 Tebalnya berkaitan dengan tebal dan panjang rambut.
 Tidak berkembang pada daerah aksila dan rambut muka.
 Tidak ditemukan pada daerah alis mata dan bulu mata.
 Fungsi : menegakkan rambut dan pengeluaran sebum.
4. Kuku
Ciri-ciri:
• Lempeng sisik bertanduk
• Sel-sel gepeng dan jernih
• Inti mengerut dan degenerasi

PEMBAGIAN KUKU

• Badan Kuku, sebagai penahan kuku, tak terbungkus, merah mud

~ Tepi Bebas, bagian anterior kuku, terlepas dari badan kuku

~ Akar Kuku, Posterior kuku, di bawah lipatan kulit


• Lateral Nail Fold: lipatan kulit melingkar pada proksimal dan
lateral kuku
• Nail Groove: antara Nail Bed dan Lipatan Kuku
Saraf
• Jaringan saraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron. Tiap neuron/sel saraf terdiri
atas badan sel saraf, cabang dendrit dan cabang akson, cabang-cabang inilah yang
menghubungkan tiap-tiap sel saraf sehingga membentuk jaringan saraf.
Histologi saraf
Jaringan saraf salah satu dari 4 jaringan dasar tubuh manusia.
Tersusun oleh :
 sel saraf (neuron)
 Sel penyongkong (neuroglia)
Fungsi :
 Sensory input
 Integration
 Motor output
Gambar sel saraf dan sel glia
Saraf (Neuron)
Fungsi Neuron :
 Fungsi dasar : melakukan komunikasi
 Iritabilitas : merespon terhadap rangsangan fisik dan zat kimia dengan permulaan impuls
 Konduktivitas : kemampuan menghantarkan impuls tsb
Badan sel saraf
Bentuk dan besarnya beragam 4-135 µm
Bentuknya piramid, lonjong, bulat
Nukleus besar, bulat/lonjong, di tengah spti mata
b. hantu
Sitoplasma : badan nissl (RE kasar), RE halus, kompleks golgi,mitokondria,
neurofibril, neurofilamen
Kebanyakan neuron menerima impuls dari saraf lain
Peran utama :
 pusat trofik / pemberi makan sel
 Mensuplai organel dan makromolekul sampai kecabangnya
Gambar badan sel
Prosesus
Neuron mempunyai 1 akson
> panjang daripada dendrit
Aksoplasma tidak mengandung badan nissl
Pangkal akson Akson Hilok
Sebagian besar bermielin
Ujung akson bercabang spti ranting telodendria
Ujung ranting aksonal terdapat pembengkakan Boutons Terminaux
Akson hilok dan segmen awal zona pemicu membangkitkan potensial aksi
Akson bawa respon dari neuron impuls saraf dalam bentuk potensial aksi
Dendrit cabang langsung dari neuron, tebal, meruncing pada ujung
Dendrit bag. terbesar penerima sinyal, kec: badan sel & awal akson
Organel yang terdapat pada dendrit = yang ada di perikarion
gambar neuron berdasarkan polaritas
 Berdasarkan fungsi :
 Neuron motorik
Mengawasi organ efektor seperti otot dan kelenjar (contoh: sel kornu anterior atau sel saraf motoris
pada medula spinalis).
 Neuron sensorik
Menerima rangsang sensoris eksteroseptif dan interoseptif.
 Neuron interneuron
Menghubungkan neuron-neuron lain untuk membentuk lingkungan fungsional kompleks/rantai
neuron
Sel glia (neuroglia)
Berfungsi :
 sebagai penyokong
 membantu sel saraf melakukan fungsi integratif dan komunikatifnya
 Membentuk sawar otak
 Memfagositir jaringan yang rusak (mikroglia)
Merupakan 70-80% dari seluruh sel yang ada di SSP.
Mempunyai kemampuan bermitosis
Astrosit
Fungsi :
 Sebagai jaringan penyokong
 Memberi arah pecabangan bagi sel selama perkembangan otak janin
 Membentuk sawar darah otak
 Untuk memperbaiki kerusakan otak dan pembentukan jaringan parut saraf
 Berperan dalam aktivitas neurotransmitter
 ↑ pembentukan sinaps dan memodifikasi transmisi sinaps
 Menjaga konsentrasi ion K+ untuk menjaga rangsangan saraf normal
Astrosit fibrosa
Terdapat di subs. Alba, di grisea (sedikit)
Dapat dilihat dengan impregnasi perak
Cabang sitoplasma banyak
Berperan pada metabolisme energi dalam korteks serebri
Cabang sitoplasma banyak, tipis mirip bulu babi
Pembuluh
darah

Astrosit
fibrosa
Sinaptik dan neurotransmiter
Dari bhs.Yunani synapto berhubungan dengan erat.
Tempat neuron saling berhubungan.
Sinaps bertanggung jawab untuk transmisi 1 arah dari impuls saraf.
Sinaps :
 tempat terjadinya kontak fungsional antarneuron atau antara neuron dan sel efektor
lain (sel otot dan sel kelenjar).
Fungsi : mengubah suatu sinyal listrik (impuls) dari sel prasinaptik menjadi
sinyal kimia yang bekerja pada sel pascasinaptik.
Sinaps
• Chemical sinaps • Electrical sinaps

• Impuls diteruskan melalui substansi • Impuls diteruskan dari neuron yang


kimiawi (neurotransmiter/ satu ke lainnya melalui gap
neuromedulator). junctions.
• Misal: penerusan impuls saraf dari • Misal: di retina, korteks serebrum.
dendrit sel saraf ke otot.
Neurotransmiter zat kimia yang membuka atau menutup kanal ion atau
mengawali rentetan second-messenger bila bergabung dengan protein
reseptor.
Neuromodulator messenger kimiawi yang tidak bekerja langsung pada
sinaps namun memodifikasi sensitivitas neuron terhadap rangsangan atau
hambatan sinaps.
Neuromodulator :
 Sebagian neuropeptida atau steroid yang dihasilkan di jaringan saraf
 sebagian steroid yang beredar di sirkulasi
Sinaps dibentuk oleh:
 sebuah akson terminal (ujung prasinaps) yang menyampaikan sinyal
 Sedang daerah permukaan lain yang menghasilkan sinyal baru (ujung pascasinaps)
 Celah-celah antar sel sempit (celah sinaps)
Sinaps hanya beroperasi dalam satu arah yaitu :
 neuron prasinaps mempengaruhi neuron pascasinaps, tetapi neuron pascasinaps tidak
mempengaruhi neuron prasinaps.
Hal ini disebabkan karena :
 hanya terminal prasinaps yang dapat mengeluarkan neurotransmiter dan hanya
membran subsinaps di neuron pascasinaps yang memiliki reseptor untuk
neurotransmiter, sinaps hanya dapat beroperasi dengan arah dari neuron prasinaps ke
pascasinaps.
2 jenis sinaps :
 Sinaps eksitatorik Perubahan permeabilitas yang
ditimbulkan di neuron pascasinaps
 Sinaps inhibitorik oleh ikatan neurotransmiter spesifik
dengan reseptor
Sinaps eksitatorik
 Respons terhadap pengikatan suatu neurotransmiter ke reseptornya terbukanya
saluran kation spesifik di membran subsinaps yang memungkinkan lewatnya Na+ dan
K+ melalui saluran tsb
Sinaps inhibitorik
 Pengikatan neurotransmiter yang berbeda dengan reseptornya meningkatkan
permeabilitas membran subsinaps terhadap K+ dan Cl-
Penyembuhan Luka
• Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh.

• Tahapan Penyembuhan Luka:


Fase koagulasi :
Setelah luka terjadi, terjadi perdarahan pada daerah luka yang diikuti
dengan aktifasi kaskade pembekuan darah sehingga terbentuk klot hematoma. Proses ini diikuti oleh
proses selanjutnya yaitu fase inflamasi.
Fase inflamasi :
 Berlangsung sampai hari ke-5.
 Terjadi pendarahan, tubuh akan berusaha menghentikannya dengan vasokonstriksi, pengerutan ujung
pembuluh yang terputus (retraksi) dan reaksi hemostasis.
 Sel radang keluar dari pembuluh darah secara diapedesis dan menuju daerah luka secara kemotaksis.
 Sel Mast mengeluarkan serotinin dan histamin yang meningkatkan permiabilitas kapiler, terjadi
eksudasi cairan oedema.
 Dengan demikian akan timbul tanda-tanda radang.
 Leukosit, limfosit dan monosit menghancurkan dan memakan kotoran dan kuman.
 Pertautan pada fase ini hanya oleh fibrin, belum ada kekuatan pertautan luka sehingga disebut fase
tertinggal
Fase proliperatif
 Berlangsung dari akhir masa inflamasi sampai kira-kira minggu ke-3.
 terjadi proliferasi dari fibroblast yang menghasilkan mukopolisakarida, asamaminoglisin dan
prolin yang akan mempertautkan tepi luka.
 terbentuk jaringan granulasi.
 Pembentukan jaringan granulasi berhenti setelah seluruh permukaan luka tertutup epitel dan
mulailah proses pendewasaan penyembuhan luka, pengaturan kembali dan penyerapan yang
berlebih.
Fase Remodelling
terjadi proses pematangan
terdiri dari penyerapan kembali jaringan yang berlebih, pengerutan sesuai
dengan gaya gravitasi dan akhirnya perupaan kembali jaringan yang baru
terbentuk.
Fase ini berakhir bila tanda radang sudah hilang.
Pembelahan Sel

Mitosis

• Pembelahan sel soma secara normal


• Menghasilkan dua anak sel yang
mengandung jumlah kromosom dan materi
genetik yang identik(2n -2n)
Kegunaan
1. Memperbanyak sel ,1 zygot—1014 sel (man)
2. Menggantikan sel yang telah rusak.
3. Proses penyembuhan luka
4. Mempertahankan kandungan DNA
5. Dalam ilmu genetika
Siklus pembelahan sel
• Interfase : fase non pembelahan

• Mitosis : fase pembelahan


• Profase
• Metafase
• Anafase
• Telofase
Interfase
• G1 interval antara akhir mitosis dan permulaan sitesis DNA(
pra sintesis DNA )
• S Sintesis DNA
• G2 interval antara akhir sintesis DNA dan permulaan
mitosis
• G0 sel yang keluar dari siklus ,dapat kembali ke siklus sel

• S G2 dan M relatif konstan


• G1 sangat variatif
Mitosis
Tahap kariokinesis dan tahap sitokinesis

Kariokinesis
Profase
Metafase
Anafase
Telofase
Profase
• kromosom asal dari benang2 kromatin mengalami spiralisasi- lebih
pendek dan tebal
• Membran inti kabur-hilang
• Nukleolus makin kecil – hilang
• Sentrosoma membelah jadi 2 masing2 bergerak ke arah kutub
berlawanan sambil buat benang spindel
Metafase:
kromosom spiralisasi – jadi pendek
Disini ada 3 kegiatan
• Kongregasi –kromosom menuju bidang
ekuatorial
• Distribusi – krom. menyebar ke tepi
• Orientasi – krom. melekatkan diri dengan
benang spindel pada sentromer
Anafase
• sentromer membelah jadi 2 secara
longitudinal
• kromosom berkromatid tunggal ditarik ke
kutub berlawanan
Telofase
• Kromosom berkromatid tunggal terurai kembali jadi benang
kromatin - membentuk inti kembali
• berlangsung sitokinesis –terbentuk 2 sel anak
Meiosis
• Pembelahan sel pada organ reproduksi
• Menghasikan gamet atau sel kelamin yang memiliki jumlah kromosom
separuh dari jumlah kromosom sel induknya

• Meiosis berlangsung 2 tahap :


• Meiosis I: pembelahan reduksi (2n– n)
• Meiosis II : mitotic meiosis
Meiosis I beda dengan mitosis
• Pada mitosis, kromosom yang telah berduplikasi
membelah pada sentromer, membebaskan dua
kromatid yang bermigrasi ke kutup yang berlawanan.
• Pada meiosis I tidak terjadi pemisahan kromatid, tetapi
1 kromosom yang telah terduplikasi dari setiap
pasangan homolog berpindah ke masing2 kutub.
Meiosis I
Profase I : dibagi 5 stadium

1. Leptoten
2. Zigoten
3. Pakiten
4. Diploten
5. Diakinesis
1. Profase I stadium Leptoten
• Terlihat kromosom untuk pertama kali
• Kromosom tampak sebagai benang tipis, berkromatid ganda
• Terlihat kromomer
2. Profase I stadium Zygoten
• Kromosom homolog (maternal dan paternal) memgadakan pairing
atau sinapsis.
• Homolog artinya mempunyai panjang, isi, bentuk dan gen yang sama,
yang satu dari wanita,yang lain dari pria
3. Profase I stadium Pakiten
• Kromosom homolog melekat satu sama lain menjadi satu benang
tebal sambil melilit
4. Profase I stadium Diploten
• Pasangan kromatid melepaskan diri , pada beberapa tempat masih
melekat sehingga terbentuklah khiasma (persilangan), pada khiasma
dapat terjadi crossing over atau pindah silang
• Terlihat adanya 4 benang kromatid sehingga disebut sub stadium
tetrade
5. Profase stadium diakinesis
• Kromosom mengadakan proses spiralisasi yang maksimal sehingga
terbentuk seperti huruf o
• Membran inti mulai menghilang
Metafase I
Ada tiga proses :

1. kongregasi
2. distribusi
3. Orientasi
Anafase I
• Kromosom homolog berpisah, ditarik oleh benang spindel ke kutup
berlawanan , ini merupakan dasar fisik segregasi

• Rekombinasi gen telah terjadi melalui crossing over (hasilnya


disebut rekombinan)
Telofase I
• Kromosom berkromatid ganda telah sampai di kutub terurai kembali
menjadi benang kromatin dan terbentuk inti

• Sitokinesis berlangsung sehingga terjadi 2 sel anak yang masing2


haploid
Meiosis II
• Merupakan mitotic meiosis

• Menghasilkan 4 sel gamet haploid


Perbedaan Mitosis dan Meiosis
Mitosis Meiosis
Terjadi pada semua sel Somatik terjadi pada sel germinal
Tiap replikasi DNA diikuti satu pembelahan Tiap replikasi DNA diikuti 2 pembelahan,meosis I
terbentuk 2anak sel diploid,dengan materi dan meiosis II ,terjadi 4 sel anak yang haploid
genetik yang sama

Sitesis DNA terjadi pada fase (periode)S Ada premeiotik DNA sintesis ,dimana lebih lama
diikuti G2 sebelum pembelahan dari mitosis langsung diikuti meosis artinya fase G2
pendek
Mitosis agak pendek (1-2) jam Meiosis proses panjang ,pada pria bisa 24 hari
,pada wanita bisa beberapa tahun
Materi genetik konstan Genetik variability oleh karena ada pairing atau
synapsis dari homolog, adanya proses crossing over
dan recombination dan adanya segregasi dari
kromosom homolog
Perbedaan Mitosis dan Meiosis

Mitosis Meiosis
Tidak ada sinaps tidak ada pindah Homolog2 bersinaps atau berpasangan
silang dan pindah silang

Setiap kromosom berjajar pada bid Pasangan homolog berjajar pada bid
equator equator

Sentromer membelah kromatid Sentromer tetap utuh pasangan


berpisah homolog berpisah

Hasilkan 2 sel anak per siklus Hasilkan 4 sel anak per siklus
Pembelahan sel
Pembelahan sel
Rasa Nyeri
 Mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran dan kenyataan bahwa
sedang atau akan terjadi kerusakan jaringan.
 Reseptor : Nosiseptor
Sensitif terhadap kerusakan mekanikal, temperatur ekstrem, bahan kimiawi
(pain stimulating chemicals, contoh ion hidrogen, ion potassium, histamin,
asetilkolin, pemecahan protein), ischemia
• Terdistribusi luas pada seluruh kulit dan jaringan internal, kecuali otak.
• Melindungi tubuh, dengan memberikan sinyal pada seseorang untuk
menghilangkan stimulasi rasa sakit.
3 kategori nosiseptor :
• Nosiseptor Mekanis : berespons pada kerusakan mekanis co ;
cubitan,tersayat, atau terpukul
• Nosiseptor Thermal : berespons pada suhu ekstrim terutama panas
• Nosiseptor Polimodal : berespons sama kuat terhadap semua jenis
rangsangan yang merusak, termasuk bahan kimia iritan yang dikeluarkan
oleh jaringan yang cedera
Rasa nyeri dibedakan menjadi :
- Nyeri cepat
- Rasa nyeri timbul dalam waktu 0,01 detik
- Disebut rasa nyeri tajam, rasa nyeri akut
- Menimbulkan sensasi yang jelas, tajam, dan jelas lokasinya.
- Tidak dirasakan oleh organ tubuh yang dalam
- Contoh : nyeri tertusuk jarum, tersayat pisau
- Nyeri lambat
- Timbul setelah 1 detik, secara perlahan bertambah selama
beberapa detik / menit
- Disebut rasa nyeri terbakar, nyeri pegal, nyeri berdenyut-denyut,
nyeri mual.
- Sensai tumpul, kuat, menimbulkan kerusakan jaringan dan
terjadi di dalam kulit atau jaringan dalam.
- Contoh : nyeri viseral : nyeri yang timbul pada organ viseral,
dapat disebarkan atau dialihkan ke suatu daerah lain di
permukaan tubuh
Karakteristik Rasa Nyeri
Fast Pain Slow Pain
Terjadi pada stimulasi Terjadi pada stimulasi
nosiseptor mekanis dan suhu nosseptor polimodal
Disalurkan oleh serat A-delta Disalurkan oleh serat C halus
halus bermielin tak bermielin
Menimbulkan sensasi tajam Menimbulakan sensasi
menusuk tumpul,panas,pegal
Mudah diketahui lokasinya Lokasinya tidak jelas

Muncul pertama kali Muncul setelahnya;menetap


lebih lama;lenih tidak
menyenangkan
Referred Pain (Nyeri Alih)
• Nyeri yang dirasakan di atau hanya rasa mendalam pada kulit yang
menindih organ yang dirangsang atau di daerah permukaan jauh dari
organ yangdirangsang.

Copyright 2009, John Wiley & Sons, Inc.


Distribution of Referred Pain

Copyright 2009, John Wiley & Sons, Inc.


Pain
• Dua neurotransmitter nyeri :
zat P
-> Mengaktifkan jalur yang mengirimkan sinyal nociceptive ke tingkat yang
lebih tinggi untuk diproses lebih lanjut
glutamat
-> Mayor neurotransmitter rangsang
• Otak telah dibangun dalam sistem analgesik
 Menekan transmisi di jalur nyeri saat mereka memasuki sumsum tulang
belakang
 Tergantung pada kehadiran reseptor opiat
- Opiat endogen - endorfin, enkephalins, dynorphins
Somatosensory (Location of pain)
cortex

Higher (Perception of pain)


Thalamus
brain

(Behavioral and
Hypothalamus emotional responses
limbic system to pain)

Brain Reticular ( Alertness)


stem formation
Noxious
stimulus

Spinal
cord

Afferent pain fiber


Substance P Nociceptor

Fig. 6-8a, p. 189


No perception of pain
Periagueductal
To thalamus
gray matter

Opiate Reticular
receptor formation Noxious
stimulus

Endogenous opiate
Transmission
of pain
impulses to
brain blocked
Afferent pain fiber
Substance P
Nociceptor

Fig. 6-8b, p. 189


Prinsip penghantaran impuls
Penghantaran impuls dapat melalui dua cara, yaitu:
• Penghantaran Impuls melalui Sel Saraf dapat terjadi karena adanya perbedaan
potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel.
• Penghantaran Impuls melalui Sinapsis adalah antara terminal akson salah satu
neuron dengan neuron lain.
Rangsangan Listrik Sistem Saraf
• Sistem saraf bekerja melalui sinyal listrik (potensial aksi) untuk mengontrol
respons tubuh cepat)
• Sistem saraf melalui transmisi cepat impuls listrik mengko-ordinasukan aktivitas-
aktivitas tubuh yang cepat. Contoh: gerakan otot
• Reseptor  alat dalam tubuh yang menangkap rangsangan, mengubah
rangsangan sensorik menjadi sinyal saraf
• Reseptor mengubah berbagai bentuk energi dari lingkungan menjadi potensial aksi
pada saraf
Rangsangan Listrik Sistem Saraf

Anda mungkin juga menyukai