Anda di halaman 1dari 20

PSYCHOLOGICAL

DISORDER
Anggota

01 Febriana Syam Ansori 02 Ezza Arianty

04 Gina Wardayani
03 Fitri Dewi
PART 01
Penyalahgunaan Zat
Kimia dan Kecanduan
PART 01 Pertama-tama apa sih yang dimaksud
dengan gangguan psikologis?
Gangguan psikologis adalah kondisi dimana seseorang memiliki cara berpikir, perilaku, serta emosi yang abnormal
(tidak seperti kebanyakan orang pada umumnya). Gangguan psikologis muncul sebagai akibat dari pengaruh
lingkungan dan biologis. Contohnya, pengaruh genetic dan orientasi lingkungan. Gangguan psikologi bukan hanya
dianalogikan sebagai penyakit seperti flu dan penyakit lainnya atau disebut penyakit jiwa. Sedangkan penyakit
kejiwaan itu merupakan hasil dari predoposisi (kecenderungan khusus ke arah suatu keadaan atau perkembangan
tertentu) antara biologis dan pengalaman.

PART 01 Penyalahgunaan Zat Kimia

Suatu pola penggunaan zat kimia yang tidak adaptif sehingga menyebabkan gangguan klinis
seperti stress.

contohnya, kokain dan zat kimia lainnya dapat menyebabkan peningkatan sinapsis
dopamin di area otak.

Dopamin adalah zat kimia yang


menimbulkan perasaan luar biasa
atau rasa nikmat/puas dalam diri
PART 01 Area Dopamine

Dalam melepaskan dopamin terdapat faktor faktor penguat antara lain :


- penguatan stimulasi otak
Contohnya, seperti tikus yang menekan sebuah tuas yang sebenarnya tidak diketahui hingga akhirnya
menekannya disebabkan oleh stimulasi di otak.

- Pengalaman
Contohnya, melakukan hal yang sama secara berulang ulang dikarenakan peristiwa sebelumnya.

- Obat obatan
- Contohnya, kokain atau zat adiptif lainnya memicu lebih cepat pelepasan dopamine hanya saja jika berlebihan
akan kecanduan dan menyebabkan efek samping yang buruk bagi tubuh.
PART 01 Kecanduan

2. Kecanduan
Suatu perilaku yang disadari individu yang mengalami kecanduan dan
menyadari bahwa hal yang membuat candu berakibat negatif pada
dirinya. Sehingga efeknya seperti dorongan penggunaan dan bukan
hanya berupa zat namun juga yaitu hal/ aktivitas.

Contohnya : kecanduan bermain game, berjudi, dsb.


PART 01 Area Domapine dan Jalur Dopamine

Nucleus Accumbens dengan nama sebelumnya Nucleus Accumbens septi adalah nucleus yang berdekatan dengan septum. Di
mana ini adalah letak area yang meleset saat percobaan sehingga ditemukannya letak nucleus accumbens. Nucleus
accumbens adalah area kenikmatan dan dopamin adalah zat kimia pemicu kenikmatan.
PART 01 Alkohol dan Ketergantungan Alkohol

Ketergantungan alkohol atau kecanduan alkohol adalah pengomsusian alkohol secara


berkepanjangan meskipun terdapat bahaya terhadap kesehatan hingga kehidupan sosial, yang
bahkan dapat muncul setelah seseorang memutuskan berhenti atau menurunkan konsumsi
alkohol.

Ketergantungan Alkohol Tipe I Ketergantungan Alkohol Tipe II


(Tipe A) (Tipe B)
Muncul di usia lebih tua (biasanya di atas Muncul di usia lebih muda (biasanya
umur 25 tahun) dibawah umur 20 tahun)
Muncul bertahap Muncul lebih cepat

Lebih sedikit kerabat yang menjadi Lebih banyak kerabat yang menjadi
pecandu akohol pecandu alcohol
Jumlah pria dan wanita penderita kurang Lebih banyak diderita pria daripada
lebih sama wanita
Secara umum tidak terlalu parah Sering kali parah; sering kali diasosisikan
dengan tindak kriminal
PART 02
Gangguan Mood
PART 02 Gangguan Mood

Gangguan mood adalah suatu masalah


psikiatri yang muncul
dari adanya gangguan depresi.

• Gangguan depresi mayor • Hormon


• Depresi mayor adalah pengalaman yang insentitasnya lebih • Sekitar 20% wanita mengalami depresi
tinggi serta berlanggsung lebih lama .Berdasarkan DSM-IV postpartum,yaitu depresi setelah
(American Psychiatric Assosiation,1994),penderita depresi melahirkan.satu studi mengungkapkan
mayor merasa sedih dan tidak bahagia setiap hari selama bahwa setelah penurunan kadar estradioldan
berminggu-minggu.penderita gangguan depresi mayor progesterone yang dipicu obat.
memiliki energy,merasa tidak berguna ,mempertimbangkan
untuk bunuh diri ,sulit tidur tidak dapat berkonsentrasi

• Genetik
• Sebuah bentuk gen tertentu bisa menyebabkan kemampuan
penurunan otak untuk memproduksi neurotransmitter serotin
sebanyak 80%, penngaruh gen tersebut mengendalikan sebuah
gen tersebut terhadap depresi berkaitan dengan pengalaman
seseorang.gangguan kurangnya perhatian,penyaahgunaan
alcohol dan mariyuana,gangguan obesif kompulsif,bulimia,sakit
kepala migren,sindrom usus rengsa,serta beberapa kondisi
lainnya (Fu dkk,2002,Hudson dkk,2003).
PART0202
PART Gangguan Mood

• Abnormalitas Dominasi Belahan otak


• Sebagian besar penderita depresi mengalami
penurunan aktivitas pada korteks prontal kiri dan
peningkatan aktivitas pada korteks prefrontal kanan.
Studi terhadap individu-individu normal
mengungkapkan adanya kaitan erat antara suasana
hati bahagia dan peningkatan aktifitas pada korteks
prefrontal kiri. Sebagian besar penderita depresi
mengalami penurunan aktivitas pada korteks
prefrontal kiri danpeningkatan aktivitas pada
korteks prefrontal kanan. • Virus
• Peneliti menemukan bahwa lebih banyak
ragam spesies dalam kisaran area yang lebih
besar, rentaan terhadap penyakit, seperti
penyakit borna ditandai dengan adanya
pengaruh terhadap perilaku.virus borna
ditemukan pada penderita penyakit lain
selain depresi,dan menimbulkan penyakit
kejiwaan .
PART 02 Gangguan Mood

• Obat anti depresi


obat anti depresi yaitu menurunkan gejala depresi dengan
menghambat pengambilan ulang serotonim.tapi menimbulkan
efek pengguna obat harus mengomsumsinya berminggu-
minggu.Iproniazid adalah obat anti depresi pertama.
• Tipe-tipe obat anti depresi
Di bagi menjadi empat;trisiklik,selective serotonim reuptake Penanganan gangguan mood
inhibitors (SSRI),monogmine oxide inhibitor (MAOI), dan anti
depresiatipikal. Psikodinamika:mengembangkan adaptasi dan menyelesaikan konflik-konflik
intrapersonal
• Terapi lainnya Teori belajar:meningkatkan frekuensi reinforcement dalam kehidupan
Yaitu Terapi elektrokonvulsif (ECT). Kognitif:identifikasi dan perbaikan distorsi dan belajar berperilaku adptif
Sensitisasi nucleus accumbens
Pengguna kokain yang berulang-ulang akan meningkatkan kemampuan kokain
untuk melepaskan dopamine di nucleus accumbens dan juga meningkatkan bagian
dari prefrontal kanan dan kecenderungan individu untuk mencari sumber
kecanduannya (kokain) (Robinson & Berridge,2001;volkow dkk.,2005).
PART 03
Skizofrenia
PART 03 Skizofrenia

Skizofrenia adalah suatu kelainan yang ditandai oleh penurunan kemampuan dalam menjalani
kehidupan sehari hari karena adanya suatu kombinasi dari halusinasi, delusi, gangguan
pikiran, dan ekspresi emosi yang tidak sesuai. Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang
ditandai dengan gangguan utama dalam pikiran, emosi, dan perilaku, pikiran yang terganggu,
dimana berbagai pemikiran tidak salaing berhubungan secara logis, persepsi dan perhatian
yang keliru afek yang datar atau tidak sesuai, dan berbagai gangguan aktifitas motorik yang
bizzare (perilaku aneh), pasien skizofrenia menarik diri dari orang lain dan kenyataan, sering
kali masuk ke dalam kehidupan fantasi yang penuh delusi dan halusinasi.

Skizofrenia juga dapat disebabkan oleh pengaruh genetic atau masalah lain yang mengganggu
perkembangan awal otak.
Gejala pada perilaku
Menurt Davison, skizofrenia ditandai oleh gejala positif, gejala negatif.

1. Gejala positif adalah perilaku yang tidak tampak pada individu yang dianggap
sehat. Gejala ini biasanya terjadi pada remaja, dan hal ini disalahartikan karena
dianggap wajar terjadi pada masa remaja.

a) Delusi atau waham, merupakan keyakinan yang salah berdasarkan pengetahuan yang tidak
benar terhadap kenyataan yang tidak sesuai dengan latar belakang sosial dan kultural pasien
(Zahnia dan Sumekar, 2016). Meskipun telah dibuktikan secara objektif bahwa keyakinannya
itu tidak rasional, penderita tetap meyakini kebenarannya (Hawari, 2012). Dasar terbentuknya
waham bersebab pada kelainan atau penyimpangan dari proses berpikir (Ibrahim, 2011).
b) Halusinasi, para pasien skizofrenia seringkali menuturkan bahwa dunia tampak berbeda dalam
satu atau lain cara atau bahkan tidak nyata bagi mereka. Dan distorsi persepsi yang paling
dramatis adalah halusinasi yaitu diamana pengalaman indrawi tanpa adanya stimulasi dari
lingkungan.
PART 03 Skizofrenia

2. Gejala negatiif
Gejala negatif mengacu pada hilangnya minat yang sebelumnya dimiliki oleh penderita.Seringkali,
hubungan penderita dan keluarga rusak akibat gejala negatif. Hal ini karena gejala negatif
seringkali disalahartikan sebagai sikap malas atau tidak sopan. Gejala negatif pada penderita
skizofrenia meliputi :

a) Alam perasaan tumpul dan datar, merupakan penurunan terhadap intensitas ekspresi dan emosi. Pasien tampak tak acuh
atau hanya berespon superfisial (Ibrahim, 2011), ekspresi emosi pasien sangat sedikit bahkan ketika afek tersebut
seharusnya diekspresikan, pasien tidak menunjukkannya (Elvira, 2013). Gejala ini dianggap khas pada skizofrenia kronis.
Pasien mengeluh bahwa dirinya tak lagi dapat beraksi secara normal dalam intensitas emosional, dan tidak mempunyai
perasaan (Ibrahim, 2011).
b) Alogia, yaitu kehilangan kemampuan berpikir atau bicara (Ikawati, 2014). c.
c) Anhedonia/asosiality, kurangnya kemampuan untuk merasakan kesenangan serta mengisolasi diri dari kehidupan sosial
(Ikawati, 2014). Pasien merasa tidak berdaya, merasa jauh dari dirinya sendiri atau orang lain (Ibrahim, 2011).
d) Avolition, tidak ada/kehilangan dorongan kehendak dan tidak ada inisiatif, tidak ada upaya dan usaha, tidak ada
spontanitas, monoton, serta tidak ingin apa-apa dan serba malas (kehilangan nafsu) (Hawari, 2012).
Epidemologi Skizofrenia
Sekitar 1% penduduk di dunia menderita skizofrenia selama hidup mereka. Gejala skizofrenia biasanya muncul
pada masa remaja atau awal dewasa (Deanna et al, 2016). Hal ini lebih sering terjadi pada laki-laki (12 juta),
dibandingkan perempuan (9 juta). Kaum pria lebih mudah terkena gangguan jiwa karena kaum pria yang menjadi
penopang utama rumah tangga sehingga lebih besar mengalami tekanan hidup, sedangkan perempuan lebih
sedikit berisiko menderita gangguan jiwa dibandingkan laki-laki karena perempuan lebih bisa menerima situasi
kehidupan dibandingkan dengan laki-laki (Zahnia dan Sumekar, 2016).
Satu lagi, ada kejanggalan yang belum dapat dijelaskan oleh para peneliti. Semakin tua umur bapak saat
kelahiran anak, semakin besar risiko anak tersebut mengidap skizofrenia. Menunjukkan bahwa mungkin saja,
dalam hal ini umur ibu tidak begitu penting.
Faktor Genetik
Sekitar 80% dari variasi pada skizofrenia dikaitkan dengan faktor genetik. . Sesuai dengan penelitian hubungan darah,
skizofrenia adalah gangguan yang bersifat keluarga. Semakin dekat hubungan kekerabatan semakin tinggi resiko (Elvira, 2013).
Ratarata perkiraan resiko skizofrenia jika kembar monozigot kira-kira 50-70%, meskipun secara signifikan lebih tinggi daripada
resiko kembar dizigotik (9-18%) (Celanire et al, 2015). Pada penelitian adopsi, anak yang yang mempunyai orang tua yang
skizofrenia diadopsi oleh keluarga normal, peningkatan angka sakitnya sama dengan bila anak-anak tersebut diasuh sendiri oleh
orang tuanya yang skizofrenia (Elvira, 2013).
Obat antipsikopatik

Obat psikopatik atau obat neuroleptik adalah obat yang


berfungsi untuk menurunkan gejala skizofrenia dan kondisi lain yang
serupa didalamnya terdapat dua famili zat kimiq klorpromazin dan
butirofenon yang meliputi zat kimia haloperidol. Setiap obat yang
diilustrasikan di gambar 15.18 adalah menghambat sinapsis dopamin.
PART 03 Skizofrenia

Berpikir (aktifitas kognitif), emosi, serta perilaku melibatkan banyak fungsi otak.
Hal ini pun juga mempengaruhi pada gangguan skizofrenia. Pada kita aktif
menggunakan aktifitas otak, terdapat suatu reaksi berantai yang melibatkan bagian-
bagian yang didominasi oleh otak besar, yaitu lobus frontal, lobus parietal, lobus
temporal dan lobus oksipital.

Berikut adalah sebagian penjelasann yang terkait skizofrenia ;

Lobus frontal adalah bagian otak yang berfungsi dalam perencanaan,


pengaturan, pemecahan masalah, perhatian, kepribadian, dan bermacam-
macam fungsi kognitif yang lebih tinggi, termasuk tingkah laku dan emosi,
sehingga apabila lobus frontalis mengalami penurunan performa
(penurunan fungsi), maka akan berakibat terhadap emosi dan tingkah
laku yang lemah. Hal ini yang diduga menyebabkan gangguan proses
berfikir dan lemahnya respon emosional pada penderita skizofrenia.
Lobus parietal berfungsi sebagai persepsi sadar dari sentuhan, tekanan, getar, nyeri, temperatur, rasa,
fungsi bahasa, kombinasi sensori dan pemahaman. Lobus parietalis terbagi dua, yaitu kiri dan kanan
serta memiliki fungsi yang berbeda pula.
Ada juga kemungkinan abnormalitas dibagian-bagian lain otak seperti dilobus temporalis, basal ganglia, thalamus,
hippocampus, dan superior temporal gyrus
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai