Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 3

FATIMA AZ’ZAHRA A. MUH. ILYAS SAM


DIVA AMIRAH NUZAIBAH
HENI SUSANTI
FARDATILLAH NUR MENTARI
GHINA MAHARANI
IBRAHIM VIRGIAWAN RAMBULANGI
Hakekat Jiwa dan Badan Manusia
dalam Perspektif Filsafat Monoisme
dan Dualisme, Teori
Interaksionisme, Paralelisme, dan
Identitas
Aliran Monoisme dan Dualisme
1. Monoisme
Aliran monoisme adalah aliran yang menolak
pandangan bahwa badan dan jiwa
merupakan dua unsur yang terpisah.
Aliran ini memiliki tiga bentuk yaitu
materialisme, teori identitas, dan idealisme.
2. Dualisme
Dualisme adalah aliran yang mengajarkan
pandangan yang bertolak belakang dengan
monoisme. Kalau monoisme menyangkal
badan dan jiwa sebagai substansi yang
terpisah, dualisme justru mengakuinya.
Dualisme memiliki empat cabang yaitu
interaksionisme, okkasionalisme,
paralelisme, dan epifenomenalisme.
Badan Manusia
Badan merupakan bagian elemen mendasar
dalam membentuk pribadi manusia. Badan
adalah dimensi manusia yang paling nyata.
BF. Skinner (1904-1990) mengidentikkan seluruh
gerakan badan manusia dengan gerakan mesin,
yang seluruh aktivitasnya terjadi karena
hubungan sebab akibat. Namun pandangan
Skinner tersebut bersifat deterministik dan tidak
memberikan paham yang memadai tentang
keutuhan pribadi manusia.
Jiwa Manusia
Menurut pandangan James B. Pratt (1875-1944) mengenai
pertanyaan kemampuan yang dimiliki jiwa dijawab melalui
empat teori.
Teori pertama mengatakan kemampuan menghasilkan
kualitas-kualitas pengindraan.
Teori kedua mengatakan kemampuan menghasilkan makna
yang berasal dari pengindraan khusus.
Teori ketiga mengatakan kemampuan memberikan
tanggapan terhadap hasil-hasil pengindraan dan makna
dengan jalan merasakan, berkehendak, atau berusaha
Teori keempat mengatakan kemampuan memberikan
tanggapan terhadap proses-proses yang terjadi dalam
pikiran demi kebaikan.
Teori yang dikembangkan Pratt ini tak jauh
beda dengan yang diyakini Santo Agusinus
(354-430). Menurut Agustinus manusia hanya
dapat melakukan penilaian terhadap
tindakannya karena ada dorongan dari jiwa.
Agustinus lebih lanjut mengatakan bahwa ada
dua sumber dari tindakan moral yaitu
kehendak dan cinta.
Unio hypostatica yang berarti bahwa
didalam pribadi Putra Allah ada dua kodrat,
yaitu kodrat Ilahi dan kodrat manusiawi.

Anda mungkin juga menyukai