Anda di halaman 1dari 17

Ejaan Bahasa

Indonesia (EBI)
Kelompok 1
Agus Samsul A
Berlian Maharani E S
Dea Mahendra
Athalia Lutfiyyah
EBI

• Ejaan adalah segala peraturan yang melambangkan bunyi


ujaran, menghubungkan dan memisahkan lambang-
lambang.

• Secara sederhana ejaan meliputi aturan penulisan huruf,


penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan penulisan
tanda baca.
Pemakaian Huruf
• HURUF ABJAD

• Abjad yang dipakai dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri


atas 26 huruf. A - Z
• HURUF VOKAL

• Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia


terdiri atas lima huruf, yaitu a, e, i, o, dan u.
• HURUF KONSONAN

• Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa


Indonesia terdiri atas 21 huruf, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l,
m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
• HURUF DIFTONG

• Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang


dilambangkan dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei,
dan oi.
• GABUNGAN HURUF KONSONAN

• Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-


masing melambangkan satu bunyi konsonan.
• HURUF KAPITAL
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal
kalimat.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur
nama orang, termasuk julukan.
3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan
langsung.
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata
nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan
kata ganti untuk Tuhan.
• HURUF MIRING

• 1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku,


nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam
tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
• 2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok
kata dalam kalimat.
• 3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau
ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing.
• HURUF TEBAL

• Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang


sudah ditulis miring.
• Misalnya:
• Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam
Ejaan Bahasa Indonesia. Kata et dalam ungkapan ora et labora
berarti ‘dan‘.

• Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian- bagian


karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab.
Penulisan kata
• KATA DASAR

• Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya:

• Kantor pajak penuh sesak.

• Saya pergi ke sekolah.

• Buku itu sangat tebal.


• KATA BERIMBUHAN

• 1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabunganawalan dan akhiran) ditulis


serangkai dengan bentuk dasarnya. Misalnya:

• berjalan

• berkelanjutan

• mempermudah

• lukisan

• kemauan

• perbaikan
• BENTUK ULANG

• Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-
unsurnya. Misalnya:

• anak-anak

• biri-biri

• kura-kura

• ubun-ubun

• tunggang-langgang
• GABUNGAN KATA

• 1. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah
khusus, ditulis terpisah. Misalnya:
• duta besar
• model linear
• orang tua
• rumah sakit jiwa

• 2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan


membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. Misalnya:

• anak-istri pejabat

• ibu-bapak kami

• buku-sejarah baru
• PEMENGGALAN KATA

• Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai


berikut.

• a. Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang


berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua
huruf vokal itu.
• Misalnya:
• bu-ah
• ma-in
• ni-at
• sa-at
• KATA DEPAN

• Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya.
Misalnya:
• Di mana dia sekarang?
• Kain itu disimpan di dalam lemari.
• Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
• Mari kita berangkat ke kantor.
• Saya pergi ke sana mencarinya.
• Ia berasal dari Pulau Penyengat.
• Cincin itu terbuat dari emas.
• PARTIKEL

• 1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan


kata yang mendahuluinya. Misalnya:
• Bacalah buku itu baik-baik!
• Apakah yang tersirat dalam surat itu?
• Siapakah gerangan dia?
• Apatah gunanya bersedih hati?

Anda mungkin juga menyukai