Anda di halaman 1dari 13

APLIKASI EVIDENCE BASED NURSING PRACTICE

PENGARUH TERAPI RELAKSASI BENSON DAN TERAPI RELAKSASI PROGRESIF


TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI POST OPERASI PROSTATECTOMY
PADA Tn. S DENGAN BENIGNA PROSTAT HYPERPLASIA (BPH) DI RUANG ayyub 2
RS ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG

Disusun oleh :
Mas mei santi wulandari
Pengertian Benigna Prostat Hyperplasia
(BPH)
 BPH (Hiperplasia prostat benigna) adalah suatu keadaan di mana
kelenjar prostat mengalami pembesaran, memanjang ke atas
ke dalam kandung kemih dan menyumbat aliran urin dengan
menutup orifisium uretra. BPH merupakan kondisi patologis
yang paling umum pada pria. (Smeltzer dan Bare, 2002)

 BPH adalah pembesaran glandula dan jaringan seluler


kelenjar prostat yang berhubungan dengan endokrin
berkenaan dengan proses penuaan, kelenjar prostat mengitari
leher kandung kemih dan uretra, sehingga hipertrofi prostat
sering menghalangi pengosongan kandung kemih (Tucker,
1998).
Penyebab Benigna Prostat Hyperplasia
(BPH)
Penyebab yang pasti dari terjadinya BPH sampai sekarang belum
diketahui. Namun yang pasti kelenjar prostat sangat tergantung
pada hormon androgen. Faktor lain yang erat kaitannya dengan
BPH adalah proses penuaan Ada beberapa factor kemungkinan
penyebab antara lain :
1. Dihydrotestosteron
2. Perubahan keseimbangan hormon estrogen – testoteron
3. Interaksi stroma – epitel
4. Berkurangnya sel yang mati
Gejala Benigna Prostat Hyperplasia
(BPH)
 Selalu ingin berkemih, terutama pada malam hari
 Nyeri saat buang air kecil
 Inkontenesia urine atau beser
 Sulit mengeluarkan urine
 Aliran urine tersendat-sendat
 Perasaan tidak tuntas setelah berkemih
 Warna urine berwarna merah
Resum Askep
Identitas Pasien
Tn.S (74 Tahun 10 bulan 20 hari) beragama Islam, suku Jawa,
menikah, alamat Semarang, sudah tidak bekerja, masuk ke
rumah sakit pada tanggal 4 pebruary 2020 dengan Diagnosa
Benigna Prostat Hyperplasia (BPH) riwyat hypertensi
Analisa Data Pre Operasi Problem Etiologi

DS: Nyeri Akut Agen Pencedera


Pasien mengatakan Susah BAK, saat BAK terasa nyeri dengan riwayat bak
darah 3 hari yang lalu Fisiologis
DO: (obstruksi)
Pengkajian Nyeri
P : Nyeri dirasakan saat BAK
Q : Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk
R : Nyeri dibagian abdomen bawah (kandung kemih)
S : Skala nyeri 4
T : Nyeri dirasakan hilang timbul
TTV :
TD : 180/100 mmHg
Nadi : 87x/ menit
Pernapasan : 20x/ menit
Suhu : 36,50 C

Ds : Retensi Urine PeningkatanTekanan


Pasien mengatakan selalu ingin BAK namun sulit buang air kecil
Pasien juga mengatakan BAK terasa tidak tuntas Uretra
Do :
Kandung kemih teraba penuh
Hasil Pemeriksaan radiologi :
Vesica urinaria: mukosa menebal irregular
Prostate: membesar
Analisa Data Post Operasi Problem Etiologi
DS: Nyeri Akut Agen Pencedera
Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi
DO: Fisik (Prosedur
Pengkajian nyeri post operasi : Operasi)
P : Nyeri dirasakan saat bergerak
Q : Nyeri terasa seperti teriris
R : Nyeri pada bagian luka operasi
S : Skala nyeri 5
T : Nyeri timbul mendadak saat bergerak, nyeri dirasakan selama ± 30
menit
Pasien tampak lemah
TTV :
TD : 177/97 mmHg
Nadi : 98x/ menit
Pernapasan : 22x/ menit
Suhu : 36,80 C
Ds : Resiko Tindakan
Pasien mengatakan pusing dan lemas
Pasien mengatakan nyeri pada luka post operasi Perdarahan Pembedahan
Pasien juga mengatakan kateter there way mengalami penyumbatan/tidak
mengalir
Do :
Pasien post operasi prostatectomy
Tekanan Darah post operasi 180/81 mmHg
Post operasi, terpasang there way kateter, drain output ± 2.324,75cc, warna:
merah
Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol
Hasil lab:
Tgl 12 Juni 2019
Hb : 16,4 g/dL
Pathway Keperawatan
Diagnosa Fokus yang berhubungan
dengan Jurnal EBN yang diaplikasikan
Nyeri Akut (D.0077) berhubungan dengan Agen Pencedera
Fisik (Prosedur Operasi)

Evidence Based Nursing Practice yang diterapkan


pada pasien
Pengaruh Terapi Relaksasi Benson dan Terapi Relaksasi
Progresif Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri pada Pasien
Post Operasi Prostatectomy Benigna Prostat Hyperplasia
BPH
Mekanisme penerapan dari EBN
 Terapi relaksasi benson dan terapi relaksasi progresif dilakukan sebelum diberikannya terapi medic atau terapi farmakologi.
 Sebelum dilakukannya terapi relaksasi benson dan terapi relaksasi progresif lakukan terlebih dahulu pengukuran nyeri menggunakan
Numeric rating Scale dan berikan edukasi terkait tindakan yang akan diberikan.
 Usahakan situasi ruangan atau lingkungan relatif tenang.
 Berikan posisi senyaman mungkin (bisa dengan posisi tidur terlentang maupun posisi duduk) berikan posisi yang dirasakan paling
nyaman oleh pasien.
 Edukasi pasien untuk memejamkan mata dan merelaksasikan tubuh dari kepala hingga kaki
 Lakukan nafas dalam dengan menghirup udara dari hidung dan membuangnya melalui mulut secara perlahan diiringi dengan
mengucapkan ekspresi kata atau kalimat atas namaTuhan, atau dengan kata-kata yang menenangkan seperti dzikir bagi yang beragama
islam secara berulang setelah melakukan nafas dalam, ulangi gerakan ini sebanyak tiga kali lakukan semala 5-10 menit.
 Kemudian instruksikan pasien untuk melakukan gerakan mengencangkan dahi (mengerutkan dahi keatas ) selama 5-7 detik kemudian
relaksasikan 20-30 detik
 Kencangkan bahu tarik keatas selama 5-7 detik kemudian relaksasikan selama 20-30 detik
 Kepalkan telapak tangan dan kencangkan selama 5-7 detik kemudian relaksasikan selama 20-30 detik
 Kencangkan otot betis, arahkan jari-jari kaki kebelakang selama 5-7 detik kemudian relaksasikan selama 20-30 detik.
 Tiap-tiap gerakan baik dari gerakan terapi relaksasi benson maupun gerakan terapi relaksasi progresif dapat diulang sebanyak tiga kali
 Setelah selesai melakukan latihan terapi relaksasi benson dan terapi relaksasi progresif pasien dapat diistirahatkan selama kurang lebih
5 menit.
 Kemudian kembali dilakukan pengukuran nyeri padaTn.S dengan menggunakan Numeric rating Scale
 Setelah dilakukannya latihan terapi relaksasi benson dan terapi relaksasi progresif dan pengukuran skala nyeri menggunakan Numeric
rating Scale pada Tn.S dapat diberikan terapi medic sesuai dengan program terapi medic yang diberikan.
 Relaksasi benson dapat dilakukan setiap nyeri terasa.
Hasil Yang Dicapai
Pre Terapi Post Terapi

Hari 1 1 2 3

Skala nyeri 4 5 4 3

TD 177/97 mmHg 180/81 mmHg 162/89 mmHg 135/89mmHg

Nadi 87 x/menit 98 x/menit 92 x/menit 90 x/menit


Kelebihan, Kekurangan Dan Hambatan Yang
Ditemui Selama Aplikasi Evidence Based Nursing
Practice
1. Kelebihan
 Latihan teknik relaksasi benson dan teknik relaksasi progresif adalah latihan yang
ringan bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja
 Tidak membutuhkan alat bantu dan bisa dilakukan secara mandiri
 Berdasarkan jurnal penelitian yang telah dilakukan latihan teknik relaksasi
benson dan teknik relaksasi progresif mampu menghambat impuls noxius pada
system control descending dan dapat meningkatkan control terhadap nyeri serta
dapat melancarkan peredaran darah serta dapat menurunkan tekanan darah
tinggi
2. Kekurangan
 Pasien menerapkan latihan teknik relaksasi benson dan teknik relaksasi progresif
secara tidak berurutan sesuai dengan langkah-langkah atau tidak sesuai dengan
prosedur latihan relaksasi
3. Hambatan
 Tidak dalam pengawasan 24 jam dikarenakan pergantian shif jaga
Terimakasih…

Anda mungkin juga menyukai