Oleh :
Wawan Obiansa
131.10.1062
PENDAHULUAN
METODE PENGUMPULAN DATA
HASIL DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN SARAN
OUTLINE
PENDAHULUAN
METODE PENGUMPULAN DATA
HASIL DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN SARAN
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kawasan pantai merupakan kawasan yang sangat dinamis dengan berbagai ekosistem hidup
di sana dan saling mempunyai keterkaitan satu dengan yang lainnya. Perubahan garis pantai yang
terjadi di kawasan pantai berupa pengikisan badan pantai (abrasi) dan penambahan badan pantai
(sedimentasi atau akresi). Proses-preses tersebut terjadi sebagai akibat dari pergerakan sedimen,
arus, dan gelombang yang berinteraksi dengan kawasan pantai secara langsung.
Lokasi penelitian berada dikawasan Pantai Samas Desa Srigading Kecamatan Sanden
Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara umum, fisiografi Jawa Tengah bagian selatan-
timur yang meliputi kawasan Gunungapi Merapi, Yogyakarta, Surakarta dan Pegunungan Selatan
dapat dibagi menjadi dua zona, yaitu Zona Solo dan Zona Pegunungan Selatan (Van Bemmelen,
1949).
Penelitian dilakukan pada sepanjang garis pantai samas yang tersusun atas material lepas
berupa pasir. Pada daerah beach dan coast tidak terbentuk profil tanah, sementara pada dataran
alluvial kepesisiran solum tanahnya hampir sempurna. Oleh karena itu, dengan kondisi geologi
seperti diuraikan diatas, penyun tertarik untuk mengangkat pembahasan mengenai dampak abrasi
pada pantai samas dan penanggulangannya.
PENDAHULUAN
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari penulisan ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat kurikulum di Jurusan
Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dampak abrasi gelombang air laut
di kawasan Pantai Samas Desa Srigading Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul Daerah Istimewa
Yogyakarta serta penanggulangannya.
PENDAHULUAN
BATASAN MASALAH
• Pantai
Pantai merupakan batas antara wilayah daratan dengan wilayah lautan. Dimana
daerah daratan adalah daerah yang terletak diatas dan dibawah permukaan daratan
dimulai dari batas garis pasang tertinggi. Sedangkan daerah lautan adalah daerah yang
terletak diatas dan dibawah permukaan laut dimulai dari sisi laut pada garis surut
terendah, termasuk dasar laut dan bagian bumi dibawahnya (Triadmodjo,1999)
• Abrasi
Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus
laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai.
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Terminologi pantai untuk keperluan pengelolaan pantai
(Yuwono, 2005)
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
a. Daerah pantai atau pesisir adalah suatu daratan beserta perairannya dimana pada daerah
tersebut masih dipengaruhi baik oleh aktivitas darat maupun oleh aktivitas marine.
b. Pantai adalah daerah di tepi perairan sebatas antara surut terendah dan pasang tertinggi.
c. Garis Pantai adalah garis batas pertemuan antara daratan dan lautan.
d. Daratan Pantai adalah daerah ditepi laut yang masih dipengaruhi oleh aktivitas marine.
e. Perairan Pantai adalah perairan yang masih dipengaruhi oleh aktivitas daratan.
f. Sempadan Pantai adalah daerah sepanjang pantai yang diperuntukkan bagi pengamanan dan
pelestarian pantai
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Terminologi pantai untuk keperluan
rekayasa pantai (Triadmodjo, 1999.)
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
a. Surf zone adalah daerah yang terbentang antara bagian dalam dari gelombang pecah sampai batas
naik-turunnya gelombang di pantai.
b. Breaker zone adalah daerah dimana terjadi gelombang pecah.
c. Swash zone adalah daerah yang dibatasi oleh garis batas tertinggi naiknya gelombang dan batas
terendah turunnya gelombang di pantai.
d. Offshore adalah daerah dari gelombang (mulai) pecah sampai ke laut lepas.
e. Foreshore adalah daerah yang terbentang dari garis pantai pada saat surut terendah sampai batas
atas dari uprush pada saat air pasang tertinggi.
f. Inshore adalah daerah antara offshore dan foreshore.
g. Backshore adalah daerah yang dibatasi oleh foreshore dan garis pantai yang terbentuk pada saat
terjadi gelombang badai bersamaan dengan muka air tertinggi.
h. Coast adalah daratan pantai yang masih terpengaruh laut secara langsung, misalnya pengaruh pasang
surut, angin laut, dan ekosistem pantai (hutan bakau, sand dunes ).
i. Coastal area adalah daratan pantai dan perairan pantai sampai kedalaman 100 atau 150 m .
OUTLINE
PENDAHULUAN
METODE PENGUMPULAN DATA
HASIL DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN SARAN
METODE PENGUMPULAN DATA
OUTLINE
PENDAHULUAN
METODE PENGUMPULAN DATA
HASIL DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN SARAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengumpulan Data
• Lokasi penelitian terletak di kawasan
Geologi daerah penilitian pantai samas Desa Srigading,
Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta.
• Secara goegrafis lokasi terletak pada
koordinat 110o 15’ 23.12” BT -110o 23’
25.48” BT dan 7o 47’ 50.6” LS -8o 00’
07.49” LS.
• Lokasi penilitian termasuk dalam
Lembar Peta RBI Bantul 1408-221
dengan Skala 1:25.000
• Secara fisiografi daerah penilitian
merupakan bagian dari Penggunungan
Selatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengumpulan Data
• Dari hasil pengamatan dan pengukuran yang penyusun lakukan pada daerah penelitian bahwa Pantai
Samas memiliki slope 0 – 10’ jadi relatif landai, pantai Samas Wilayah kepesisirannya dari shore
hingga dataran alluvium. Proses geomorfologi yang terjadi adalah deposisi material oleh tenaga
gelombang. Material yang terdeposisi berasal dari Gunung Merapi. Pada wilayah ini terbentuk barrier
beach dan laguna, sedangkan karakteristik material penyusun pada daerah penelitian yaitu terdiri
atas material lepas berupa pasir. Pada daerah beach dan coast tidak terbentuk profil tanah,
sementara pada dataran alluvial kepesisiran solum tanahnya hampir sempurna.
• Dampak dari abrasi yang terjadi di Pantai Samas yaitu banyak masyarakat yang kehilangan tempat
tinggal maupun hanya mengalami kerusakan bangunan yang membutuhkan modal untuk direnovasi
kembali, dampak abrasi juga menyebabkan rusaknya infrastruktur yaitu jalan aspal yang berada
disebelah barat pantai samas sehingga jalan aspal tersebut terputus dan tidak dapat lagi digunakan,
abrasi juga merobohkan ± 9 pohon cemara udang dalam kurun waktu 8 bulan, mulai dari februari
2018 sampai 18 oktober 2018
KESIMPULAN
• Penyusun menyarankan bagi instansi terkait yaitu BPBD DIY maupun pemerintah
daerah setempat lebih serius lagi dalam penanganan masalah abrasi, jika tidak
segera ditangani maka infrastruktur jalan yang sudah dibangun oleh pemerintah
sendiri akan rusak dan masyarakat akan kerugian masyarakat akan semakin besar,
sebaiknya lakukan penelitian lebih lanjut mengenai dampak abrasi ini agar ada
penanggulangan abrasi yang baru untuk memperkecil dampak dari abrasi tersebut