Anda di halaman 1dari 77

Penyakit Infeksi

Parasit pada Anak

Dr. Riza Yefri, SpA


KJF/KSM Ilmu Kesehatan Anak
FKUR/RSUD Arifin Achmad
2017
dr. RIZA YEFRI, SpA
KSM/KJF ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD ARIFIN ACHMAD/FK UNIVERSITAS RIAU
Definisi
Penyakit infeksi akut hingga kronik yang disebabkan
oleh satu atau lebih spesies plasmodium
Spesies Plasmodium:
P. falsiparum  malaria tropikana
P. ovale  malaria ovale
P. vivax  malaria tertiana
P. malariae  malaria kuartana
Vektor: nyamuk Anophelles
Epidemiologi
Malaria masalah seluruh dunia  transmisi terjadi
pada > 100 negara
Angka kematian 1- 1,5 juta orang/tahun (WHO, 2000)
Daerah transmisi utama: Asia, Afrika dan Amerika
Selatan
 Cara penularan:
1. Alamiah  gigitan nyamuk anophelles
2. Bukan alamiah:
- Bawaan/kongenital
- Mekanik: transfusi darah, jarum suntik
yang terinfeksi
Siklus hidup plasmodium sp
Siklus hidup ada 2, yaitu:
- seksual (sporogoni)  pada nyamuk anopheles (definitif
host)
- aseksual  pada manusia (intermediate host)
Siklus hidup:
Sporozoit (bentuk infektif pada manusia)  aliran darah 
hati  skizon  merozoit  aliran darah  eritrosit 
tropozoit  skizon  merozoit  eritrosit, siklus
gametogoni
Siklus gametogoni (mikrogametosit dan makrogametosit )
 infektif bagi nyamuk
Patogenesis dan patologi
Skizogoni  kerusakan eritrosit  anemia
Toksin malaria  gangguan fungsi eritrosit
meningkatkan lisis eritrosit di limpa  splenomegali
Pigmen malaria  perubahan warna di jaringan dan
organ tubuh (limpa, hati)  kelabu atau kehitaman
Komplikasi malaria: otak (malaria cerebral) dan ginjal
(nekrosis tubular akut)
Patofisiologi
Demam  pirogen endogen (TNF dan IL-1)
Pembesaran limpa  meningkatnya jumlah eritrosit
yang terinfeksi parasit dan akibat hemolisis
Penurunan jumlah trombosit dan leukosit (netrofil)
Kongesti pada organ lain  meningkatkan risiko
ruptur limpa
Kelainan patologis pembuluh darah kapiler (malaria
tropika)  eritrosit terinfeksi kaku dan lengket
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pasien berasal atau berpergian ke daerah endemik
malaria
Lemah, sakit kepala, mual muntah, tidak nafsu makan,
nyeri punggung, nyeri daerah perut, pucat, mialgia dan
atralgia
Periode paroksisme terdiri atas:
Stadium dingin, stadium demam, stadium berkeringat
Anak lebih kecil menunjukkan gejala klinis bervariasi
 gejala klasik sering tidak dijumpai
Periode Paroksismal
 Stadium dingin (the cold stage)
 Sakit berat, kedinginan, sakit kepala, menggigil, pucat,
muntah, pada anak sering kejang
 Berlangsung 15 menit sampai 1 jam
 Stadium demam (the hot stage)
 Terjadi saat keluarnya merozoit dari eritrosit, muka merah,
kulit kering, nyeri kepala, mual dan muntah
 Suhu tubuh mencapai 40-41 0C
 Berlangsung 2-12 jam
 Stadium berkeringat (the sweating stage)
 Berkeringan banyak, suhu badan turun dengan cepat
 Berlangsung selama 5-8 jam
Pemeriksaan fisik
Pada malaria ringan: anemia, muntah atau diare, ikterus
dan hepatosplenomegali
Malaria berat: malaria yang disebabkan  Plasmodium
falsifarum disertai satu atau lebih kelainan berikut:
- hiperparasitemia: >5% eritrosit dihinggapi parasit
- malaria sereral dengan kesadaran menurun
- perdarahan atau DIC
- ikterus, bila kadar bilirubin > 50mg/dl
- hipoglokemi, gagal ginjal, hiperpireksia
- edema paru, syok, gangguan asam basa
Laboratorium penunjang:
Anemia, poikilositosis, anisositosis, trombositopeni
Ikterik dengan peningkatan bilirubun indirek,
gangguan faal hati
Pemeriksaan hapus darah tepi:
Diagnosis
Menemukan parasit dalam sediaan darah
tepi (mikroskopik) : Gold standar
Slide darah tebal dan tipis
Plasmodium vivax
Plasmodium falciparum
PENGOBATAN
1. Malaria ringan tanpa komplikasi
2. Malaria berat (disertai komplikasi)
Malaria ringan
1. Klorokuin 25 mg/kgbb dalam 3 hari
(hari I dan II 10mg/kg dan hari III 5 mg/kg) ditambah
:
- primakuin 0,75mg/kg selama 1 hr (m. Tropika)
- primakuin 0,25mg/kg selama 14 hr (m. Vivax)
2. Bila hari ke IV msh demam/hari VIII msh dijumpai
parasit:
- kina sulfat 30mg/kg/hr dibagi 3 dosis (7hari)
- fansidar/suldox dgn dasar pirimetamin 1-1,5mg/kg
atau suldox 20-30mg/kg single dose
3. Bila dengan pengobatan 2 msh demam:
- tetrasiklin hcl 50mg/kg/kali (4 kali sehari) selama 7
hari
- tetrasiklin hcl + kina sulfat
25% provinsi di Indonesia  resisten.
Pilihan obat: Artemisin
Dosis: 10mg/kgbb sekali sehari, selama 5 hari (hari
pertama diberikan 2 dosis)
Derivat artemisin:
1. Artesunat : 2mg/kgbb, sekali sehari, (5 hari)
2. Artemether: 2 mg/kg, sekali sehari (6 hari)
3. Dehidroartemisin: 2mg/kgbb, sekali sehari, (4 hari)
 pemberian dalam bentuk kombinasi dengan obat lain
Malaria berat
Pilihan obat intravena
1. Kina (kina hcl): dosis 10mg/kgbb/kali dilarutkan
dengan cairan Nacl 0,9% sebanyak 100-200ml
diberikan selama 4 jam, 3 kali sehari sampai pasien
sadar
2. Kinidin: dosis 7,5mg/kgbb/hr denga cara yang sama
3. Derivat artemisin:
- artesunat iv: dosis 2,4 mg/kgbb/hari selama 3 hari
- artemether iv: dosis 1,6 mg/kgbb sekali sehari
selama 6 hari
B. Suportif
Pemberian cairan, nutrisi dan tranfusi darah
Nutrisi yang adekuat
Tranfusi darah apabila Hb < 7,1 gr%
Pertahankan fungsi sirkulasi dan oksigenasi
Pengobatan gangguan asam basa
Bila gagal nafas  ventilator
Komplikasi
Malaria cerebral
 Kejang, kesdaran apatis – koma
 Tanda neurologik yang penting yaitu gangguan upper
motor neuron yang simetris dan batang otak
 Gejala pada anak: demam, tidak dapat makan dan
minum, mual, batuk tetapi jarang diare
Komplikasi
Anemia
 Anemia disebabkan perubahan eritropoetik sumsum
tulang akibat terapi yang tidak adekuat
 Dapat terjadi akibat penghancuran eritrosit yang
mengandung parasit
 Anak dengan anemia berat  takikardia dan dispneu
Komplikasi lain
Dehidrasi, gangguan asam basa dan elektrolit
Hipoglokemia berat
Gagal ginjal
Edema paru akut
Kegagalan sirkulasi
Kecendrungan perdarahan
Hiperpireksia
hemoglobinurua
HELMINTHIASIS

ASKARIASIS
TRIKURIASIS
OKSIURIASIS
ANKILOSTOMIASIS
ASKARIASIS
Penyebab: Ascaris lumbricoides  infestasi cacing tersering
Penyebaran : seluruh dunia
Di daerah Tropis :
- Hampir seluruh lapisan masyarakat terkena
- Anak >> terkena
Pencemaran tanah oleh tinja anak
Cara penularan: tertelan telur cacing yang infeksius
Sumber penularan : makanan/ minuman tercemar telur cacing
Gejala klinis  timbul disebabkan oleh:
1. Migrasi larva
Kerusakan hati saat larva  siklus usus melalui hati ke paru
Paru-paru : >>terkena  larva tembus p.darah saat masuk alveoli
Infeksi ringan : petechial hemorrhage
Infeksi berat : kerusakan jaringan & edema paru
 Ascaris pneumonitis
2. Cacing dewasa
Hidup di usus halus
Gejala klinis : rasa tidak enak di perut, kolik akut, anoreksia,
mencret , demam
Komplikasi
Infeksi berat :
- muntah cacing  obstruksi sal. nafas oleh cacing dewasa
- Ileus obstruksi usus oleh cacing
- Appendicitis  cacing masuk ke lumen appendix
- Obstruksi ampula Vater atau sal. empedu atau masuk ke hati

Diagnosis
Diagnosa pasti  pemeriksaan tinja  telur/ cacing dewasa
Pengobatan
Pyrantel pamoate: 10 mg/kgbb/hari, dösis tunggal  memuaskan
Mebendazole: 100 mg, 2x/hari selama 3 hari  hasil baik
Oxantel-Pyrantel pamoate:10 mg/kgbb, dösis tunggal  hasil baik
Albendazole: Anak > 2 th : 2 tablet ( 400 mg ) dösis tunggal 
hasil cukup memuaskan

Pencegahan
 Perbaiki sanitasi & higiene pribadi & lingkungan
Ankilostomiasis
(CACING TAMBANG)

Etiologi: Necator Americanus


Ancylostoma duodenale
Penularan: tertelan larva filariform/ larva filariform menembus
kulit: Necator americanus  infeksi kulit >>
Ancylostoma duodenale  tertelan larva >>
Faktor 2 yang mempengaruhi infeksi pada manusia :
1. Sumber infeksi adekuat
2. Kebiasaan BAB jelek  tanah tercemar
3. Kondisi setempat baik  telur - larva
4. Kesempatan larva kontak dg manusia
Ancylostoma
Gejala Klinis:
A. Oleh Larva :
1. Sewaktu menembus kulit
Bakteri piogen masuk saat larva menembus kulit rasa
gatal
pada kulit ( ground itch ).
Creeping eruption ( cutaneous larva migrans )
2. Sewaktu larva melewati paru
Pneumonitis  jarang !
B. Oleh Cacing Dewasa
 Umumnya hidup pada 1/3 bagian atas usus halus & melekat
pada mukosa usus
 Gejala klinis tergantung berat ringannya infeksi :
- Ggn. GIT : anoreksia, nausea, muntah, diare, BB ,
nyeri
sekitar duodenum, jejunum & ileum
- Pem. Lab. : anemia hipokromik mikrositik
- Terdapat hub. ntara beratnya infeksi dengan tingkat
kecerdasan anak
Diagnosis:
1. Pemeriksaan tinja :  telur cacing / cacing dewasa
2. Kultur tinja :  larva cacing tambang
Pengobatan:
1. Pengobatan Creeping eruption
- Cryotherapi dg Liquid nitrogen atau Chlorethylene spray
- Thiabendazole topikal selama 1 minggu
- Albendazole : dosis Albendazole 400 mg selama 5 hari 
hasil sangat memuaskan
2. Pengobatan terhadap cacing dewasa
- Gabungan Pyrantel pamoate dg Mebendazole,
Pagi hari : Pyrantel pamoate 10 mg / kg Bb (dö tunggal )
Mebendazole 2 x 100 mg (3 hari)  Hasil sangat
memuaskan
Obat-obat lain yang dapat digunakan :
1. Pyrantel pamoate dosis tunggal 10 mg / kg BB
2. Mebendazole 2 x 100 mg selama 3 hari
3. Albendazole
Anak usia > 2 th : 2 tablet ( 400 mg ) atau 20 ml suspensi
Anak usia < 2 th : 1/2 dosis
 hasil cukup memuaskan
Terapi penunjang
Makanan bergizi & preparat besi  mencegah anemia

Pencegahan:
1. Pemberantasan sumber infeksi pada populasi
2. Perbaikan higiene dan sanitasi
3. Mencegah terjadinya kontak dengan larva
Trichuriasis
Infeksi cacing cambuk

Dr. RIZA YEFRI, SpA


BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD ARIFIN ACHMAD/FK UR
 Etiologi: Trichuris trichiura
 Distribusi :
- seluruh dunia
- lebih sering di daerah panas & lembab
 Penularan: tertelan telur yang infeksius (mengandung larva )
 Endemisitas  : - Infeksi berat : >> mengenai anak
- Anak usia sekolah : >> terkena
 Pencemaran tanah oleh tinja anak
Gejala Klinis:
• Mekanisme timbulnya kelainan pada manusia : ??
• 2 proses yang berperan :
- Trauma oleh cacing
- Efek toksik
• Menetap di caecum
• Infeksi ringan : dinding mukosa rusak dan Rx alergi
minimal
• Gejala infeksi ringan :
- nervous, payah tidur, anoreksia, nyeri epigastrium atau
perut
- muntah / konstipasi, perut gembung, flatus
• Infeksi berat :
mencret berdarah, lendir, sakit perut, tenesmus & BB

• Infeksi sangat berat :
prolapsus ani
Diagnosis:
Pemeriksaan tinja  telur / cacing dewasa

Pencegahan:
Perbaiki sanitasi & higiene pribadi / lingkungan 
mencegah pencemaran tanah oleh tinja yang
terinfeksi
Pengobatan:
1. Mebendazole : 100 mg, 2 x / hari selama 3 hari
2. Albendazole
Anak usia > 2 th : 2 tab (400mg) atau 20 ml suspensi, dö
tunggal
Anak usia < 2 th : 1/2 dösis
3. Gabungan Pyrantel-pamoate dg mebendazole
Candidiasis
Diaper rash, Oral trush, Vaginal yeast infection

Dr. RIZA YEFRI, SpA


BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD ARIFIN ACHMAD/FK UR
Pendahuluan
= Infeksi yang disebabkan oleh salah satu spesies
Candida  Kelompok Fungi Imperfecti
= Candida  hidup komensal di rongga mulut,
saluran cerna & vagina
= Candida albicans  penyebab utama
candidiasis
manusia
= Anak sehat  Th/ AB  infeksi candida
= AB  bakteri komensal mati 
kompetisi
dengan candida di rongga mulut & vagina 
oral thrush ( sariawan ) / infeksi vagina
= 5% neonatus  oral candidiasis 
infeksi
yeast pada vagina ibunya ( proses
persalinan )
Epidemiologi
• Flora normal + 30 - 50% populasi
• Faktor predisposisi (+)  infeksi oportunistik
• 3 faktor utama penyebab oral candidiasis
( Neville
dkk ) :
1. Status kekebalan penderita
2. Lingkungan mukosa oral
3. Strain C. albicans ( bentuk hifa  inf.
Patogen )
• Kondisi khusus penyebab timbulnya oral candidiasis :
1. Faktor yang mengubah status kekebalan
 Blood dyscrasia / malignansi lanjut
 Orang tua / bayi
 Terapi radiasi / kemoterapi
 Inf. HIV / gangguan imunodefisiensi lainnya
 Kelainan endokrin
 Diabetes mellitus
 Hipotiroid atau hipoparatiroid
 Kehamilan
 Terapi kortikosteroid / hipoadrenalism
2. Faktor yang mengubah lingkungan mukosa
oral
 Terapi antibiotika
 Kebersihan mulut dan gigi yang jelek
 Malnutrisi / malabsorpsi
 Defisiensi besi, asam folat atau vitamin
 Acidic saliva / diet kaya karbohidrat
 Perokok berat
 Oral epithelial dysplasia
Gejala Klinis
 Predileksi : oropharyngeal, vulvovaginal, parony-
chial, interdigital & intertrigenous
 Masa inkubasi : bervariasi
- Oral thrush ( neonatus ) : 7-10 hr postnatal
- Diaper rash :  3 hari
 Bentuk spesifik candidiasis  umur & kesehatan
secara umum
 Bayi baru lahir :
- Diaper rash : kulit merah & NT ( + )

terutama di lipatan paha
- Oral thrush : menyebar di dalam mulut
&
esofagus  sudut mulut retak &
selaput
putih / kuning di bibir, lidah, palatum &
bag.
dalam pipi  sakit di daerah selaput,
 Anak :
Candida paronychia ( inf. Kulit sekitar kuku ) :
kutikula & kulit sekitar kuku bengkak, merah,
sakit, bentuk & warna kuku abn., kadang 2 lepas

 Perempuan dewasa :
Candida vulvovaginitis (vaginal ‘yeast infection” ) :
sakit pada vagina, gatal, kulit merah & tebal, fluor
albus, disuria, selaput putih / kuning di kulit sekitar
vagina
Diagnosa

 Berdasarkan gejala klinis & pem. Sitologi


 Pem. Histologi :
- Pewarnaan KOH 10-20%  sel ragi
- Pewarnaan PAS  hifa
 Biopsi jaringan : epithelial dysplasia, squamous
cell carcinoma, lichen planus
 Kultur candida : media Sabaroud’s agar
Pengobatan
 Tanpa komplikasi : Anti jamur topikal
 Infeksi luas / ggn. sistem imun :
Anti jamur sistemik

 Lama terapi :
sampai + 48 jam setelah gejala klinis ( - ),
sembuh sempurna & eritema mukosa (-)
 Macam2 obat jamur : nystatin, clotrimazole,
dll
 Cara pemberian :
cairan, krim, dll tergantung inf. pada tubuh
Pencegahan
 Anak sehat : kulit harus bersih & kering
 Anak obes : BB di-  & latihan
 Diaper rash :
- Tukar popok sesegera mungkin
- Bilas popok beberapa kali
- Hindarkan pemakaian pelembut 
iritasi
- Biarkan bayi tanpa popok selama
beberapa
jam dalam sehari  kulit kering &
 Candida paronychia :
Hindari kontak lama antara tangan dan air
 Candida vulvovaginitis :
- Bersihkan vagina dg sabun yang tidak
berbau
- Cegah penggunaan vaginal spray dan
douches
- Pakai celana dalam katun
- Setelah berenang segera ganti pakaian
AMOEBIASIS

 DEFINISI
DEFINISI ::
Keadaan
Keadaan dimana
dimana terjadi
terjadi infeksi
infeksi dg
dg
Entamoeba
Entamoeba
hystolitica
hystolitica dengan
dengan atau
atau tanpa
tanpa gejala
gejala klinik
klinik

 DISTRIBUSI
DISTRIBUSI GEOGRAFIS
GEOGRAFIS ::
-- Tersebar
Tersebar hampir
hampir didi seluruh
seluruh dunia
dunia
-- Lebih
Lebih sering
sering didi daerah
daerah tropis
tropis dan
dan sub
sub tropis
tropis

 INSIDEN
INSIDEN ::
10
10 %
% penduduk
penduduk dunia
dunia
PENULARAN
PENULARAN
Termakan
Termakan // terminum
terminum makanan
makanan yang
yang telah
telah
tercemar
tercemar
kista
kista Entamoeba
Entamoeba histolytica
histolytica
PENCEMARAN
PENCEMARAN TERJADI
TERJADI DISEBABKAN
DISEBABKAN ::
1.
1. Sumber
Sumber air
air minum
minum yang
yang tercemar
tercemar
2.
2. Tercemar
Tercemar oleh
oleh penderita
penderita yang
yang menangani
menangani
makanan
makanan / /
minuman
minuman
3.
3. Dicemari
Dicemari oleh
oleh lalat
lalat atau
atau insect
insect yang
yang mengandung
mengandung
parasit
parasit
4.
4. Penggunaan
Penggunaan kotoran
kotoran manusia
manusia sebagai
sebagai pupuk
pupuk
5.
5. Kurang
Kurang baiknya
baiknya personal
personal higiene
higiene
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI
A.
A. Asymptomatic
Asymptomatic
B.
B. Symptomatic
Symptomatic
I.I. Intestinal
Intestinal Amoebiasis
Amoebiasis
-- Dysentery
Dysentery
-- Non
Non Dysentery
Dysentery Colitis
Colitis
-- Amoeboma
Amoeboma
-- Amoebic
Amoebic appendicitis
appendicitis
-- Komplikasi
Komplikasi dan
dan sekuele
sekuele ::
 Perforasi
 Perforasi dan
dan peritonitis
peritonitis 

Intussusception
Intussusception
 Perdarahan
 Perdarahan  Striktura
 Striktura
II.
II. Extra
Extra Intestinal
Intestinal Amoebiasis
Amoebiasis
1.
1. Hepatic
Hepatic
A.
A. Acute
Acute Non
Non suppurativa
suppurativa
B.
B. Liver
Liver abscess
abscess
2.
2. Cutaneous
Cutaneous
3.
3. Terlibat
Terlibat organ
organ lain
lain :: paru,
paru, otak,
otak, limpa
limpa

INTESTINAL
INTESTINAL AMOEBIASIS
AMOEBIASIS
1.
1. Asymptomatic
Asymptomatic “Cysts
“Cysts Passer”
Passer”
2.
2. Symptomatic
Symptomatic
DISENTRI
DISENTRI AMUBA
AMUBA
GEJALA
GEJALA KLINIS
KLINIS ::
•• Masa
Masa inkubasi
inkubasi :: bervariasi
bervariasi beberapa
beberapa harihari --
minggu
minggu -- bulan
bulan (( 33 minggu
minggu -- 33 bulan
bulan ))
•• Kumpulan
Kumpulan gejala
gejala ::
Lendir
Lendir dandan darah
darah dalam
dalam tinja
tinja
•• Klasik
Klasik ::
-- Permulaan
Permulaan :: Tinja
Tinja cair
cair berlendir
berlendir
-- Belakangan
Belakangan :: Frekuensi
Frekuensi BAB
BAB  
meningkat
meningkat
tinja
tinja berisi
berisi mukus
mukus atau
atau darah
darah dan
dan
mukus
mukus
bercampur
bercampur dalamdalam tinja
tinja atau
atau melena
melena
•• Frekuensi
Frekuensi BAB
BAB << Disentri
Disentri basiler
basiler :: 55 -- 10
10 kali
kali // hari
hari
•• Manifestasi
Manifestasi :: bervariasi
bervariasi tergantung
tergantung tipetipe dan
dan lesi
lesi
•• Daerah
Daerah endemis
endemis dgdg strain
strain yang
yang sangat
sangat patogen
patogen 

gejala
gejala timbul
timbul tiba-tiba
tiba-tiba
•• Lebih
Lebih sering
sering
Gejala
Gejala timbul
timbul perlahan,
perlahan, satu
satu atau
atau lebih
lebih gejala
gejala
permulaan
permulaan diikuti
diikuti dengan
dengan tanda
tanda :: kejang
kejang perut,
perut,
mual,
mual,
muntah
muntah dan
dan rasa
rasa ingin
ingin defekasi
defekasi
•• Bila
Bila seluruh
seluruh usus
usus besar
besar terlibat
terlibat ::
-- Rasa
Rasa sakit
sakit yang
yang hebat
hebat pada
pada seluruh
seluruh abdomen
abdomen
-- Disentri
Disentri hebat
hebat
-- Kehilangan
Kehilangan berat
berat badan
badan
-- Dehidrasi
Dehidrasi
-- Dan
Dan sering
sering bersamaan
bersamaan dg dg atau
atau terlibat
terlibat hati
hati atau
atau
perforasi
perforasi usus
usus
•• Bila
Bila Caecum
Caecum terlibat
terlibat ::
Gejala
Gejala menyerupai
menyerupai akut akut atau
atau sub
sub akut
akut
appendicitis
appendicitis
•• Daerah
Daerah Recto
Recto Sigmoid
Sigmoid ::
Keluhan
Keluhan pertama
pertama :: disentri
disentri
TIPE
TIPE SUB
SUB AKUT
AKUT
•• Gejala
Gejala lebih
lebih ringan
ringan
•• Manifestasi
Manifestasi klinis
klinis lebih
lebih jarang
jarang

TIPE
TIPE KRONIK
KRONIK
•• Gejala
Gejala lebih
lebih ringan
ringan dengan
dengan interval
interval relatif
relatif lebih
lebih
lama
lama
•• Biasanya
Biasanya diikuti
diikuti oleh
oleh tinja
tinja yang
yang normal
normal
atau
atau
konstipasi
konstipasi dengan
dengan periodik
periodik reaktivasi
reaktivasi dari
dari fase
fase
KOMPLIKASI
KOMPLIKASI DAN
DAN SEKUELE
SEKUELE
1.
1. Lokal
Lokal ::
-- Perdarahan
Perdarahan -- Perforasi
Perforasi
-- Striktura
Striktura -- Amoeboma
Amoeboma
-- Amoebic
Amoebic appendicitis
appendicitis

2.
2. Extra
Extra Intestinal
Intestinal ::
-- Abses
Abses hati
hati -- Abses
Abses paru
paru
-- Abses
Abses otak
otak -- Amoebiasis
Amoebiasis
kulit
kulit
-- Amoebiasis
Amoebiasis organ
organ genital
genital
DIAGNOSA
DIAGNOSA BANDING
BANDING
1.
1. Disentri
Disentri basiler
basiler 5.5. Schistosomiasis
Schistosomiasis
2.
2. Karsinoma
Karsinoma usus
usus besar
besar 6.
6. Malaria
Malaria
3.
3. Kolitis
Kolitis ulserativa
ulserativa 7.
7. Kolitis
Kolitis sebagai
sebagai akibat
akibat
4.
4. Trichuriasis
Trichuriasis radiasi
radiasi

DIAGNOSA
DIAGNOSA
Pemeriksaan
Pemeriksaan tinjatinja :: dijumpai
dijumpai bentuk
bentuk Trophozoit
Trophozoit yang
yang
berisi
berisi eritrosit
eritrosit atau
atau kista
kista
PENGOBATAN
PENGOBATAN
Jika
Jika tanpa
tanpa komplikasi
komplikasi pemberian
pemberian obat
obat anti
anti amuba
amuba
memberikan
memberikan hasilhasil yang
yang memuaskan
memuaskan
1.
1. GOLONGAN
GOLONGAN METRONIDAZOLE
METRONIDAZOLE
Dosis
Dosis :: 50
50 mg
mg // kg
kg BB
BB // hari
hari
Dapat
Dapat diberikan
diberikan 11 atau
atau 33 hari
hari
2.
2. GOLONGAN
GOLONGAN TINIDAZOLE
TINIDAZOLE
Dosis
Dosis :: 50
50 mg
mg // kg
kg BB
BB // hari,
hari, dosis
dosis tunggal
tunggal
3.
3. GOLONGAN
GOLONGAN ORNIDAZOLE
ORNIDAZOLE
Dosis
Dosis :: 50
50 mg
mg // kg
kg BB
BB // hari,
hari, dosis
dosis tunggal
tunggal
TERAPI
TERAPI PENUNJANG
PENUNJANG
Bila
Bila dijumpai
dijumpai tanda
tanda perdarahan
perdarahan atau
atau dehidrasi
dehidrasi
ini
ini harus
harus ditanggulangi
ditanggulangi terlebih
terlebih dahulu
dahulu
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai