Anda di halaman 1dari 25

LogoType

Kelainan Payudara
LARISA RAHANA PUTRI 1740312079
NOVRI ELLYZA 1740312131

PRESEPTOR
Dr. dr. Dovy Djanas, Sp.OG (K)

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Latar Belakang
01 Kelainan pada payudara dapat mencakup kasus
infeksi (tersering), tumor, dan kanker.

02 WHO-jumlah kasus infeksi payudara yang terjadi pada


wanita terus meningkat, 12% berupa mastitis pada wanita
postpartum

03 Di Indonesia diperkirakan wanita yang terdiagnosis


mastitis adalah berjumlah 876.665 orang.

04 Penyebab utama mastitis adalah stasis ASI dan infeksi


Batasan Masalah
Makalah ini membahas tentang definisi, epidemiologi, etiolo
gi, faktor risiko, patofisiologi, diagnosis, tatalaksana, Batasan,
komplikasi dan prognosis kelainan pada payudara. Tujuan dan
Metode
Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan Penulisan
pembaca dan penulis tentang kelainan pada payudara.

Metode Penulisan
Makalah ini ditulis dengan menggunakan metode tinjauan
pustaka yang merujuk dari berbagai literatur.
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI PAYUDARA
lobus
Kelenjar
duktus
Jaringan
payudara Jaringan
lemak
stromal
Jaringan
ikat
Payudara terdapat dalam fasia superfisialis dinding torak ventral
yang berkembang menonjol tegak dari subklavikula sampai dengan
costae atau intercostae kelima sampai keenam.
Portfolio Designed
You can simply impress your audience and
add a unique zing and appeal to your
Presentations.

Anatomi
Payudara
PATOLOGI
01 Kongenital : tidak diketahui pasti etiologinya.
Ex : agenesis, hipoplasia dan hipotropi,polithelia, dll

02 Infeksi dan inflamasi : mastitis

03 Ketidakseimbangan hormon : terutama estrogen


(hiperestrenisme) penyimpangan pertumbuhan dan
komponen payudara

04 Neoplasma : jinak (FAM) dan ganas (Ca Mamae)


Mastitis


Mastitis merupakan suatu proses peradangan pada
satu atau lebih segmen payudara yang mungkin disertai
infeksi atau tanpa infeksi. Berdasarkan sifat radang,
dapat dibedakan menjadi radang granulomatosa spesifik

dan tidak spesifik.
Sebagian besar mastitis terjadi dalam 6 minggu pertama
setelah bayi lahir (paling sering pada minggu ke-2 dan ke-3
,meskipun mastitis juga dapat terjadi sepanjang masa
menyusui.

Hal yang perlu diperhatikan pada kasus mastitis adalah


menurunnya produksi ASI sehingga akan menjadi alasan
ibu untuk berhenti menyusukan bayinya.
Studi terbaru menunjukkan kasus mastitis meningkat
hingga 12-35% pada ibu dengan puting susu lecet dan
tidak diobati dengan antibiotik. Mengonsumsi antibiotik
pada saat puting susu bermasalah atau lecet
kemungkinan untuk mengalami mastitis hanya sekitar
5%.
Faktor Risiko
Statis ASI
Bendungan Payudaya
01 Kondisi ini sering terjadi bila bayi yang tidak disusui
segera setelah lahir.

Frekuensi menyusui
02 Tidak menyusui atau bila frekuensi menyusui berkurang
karena bayi tidur semalaman

Pengisapan pada Payudara


03 Pengisapan yang buruk menyebabkan pengeluaran ASI
menjadi tidak efisien

Sisi yang tidak disukai


04 Banyak ibu merasa lebih mudah untuk menyusui bayinya
pada satu sisi
Infeksi
Organisme yang paling sering ditemukan pada
mastitis dan abses payudara adalah golongan
koagulase-positif seperti Staphylococcus aureus
,Staphylococcus albus, Escherichia coli, dan
Streptococcus .

Beberapa jalur yang diduga, yaitu melalui duktus


laktiferus ke dalam lobus, dengan penyebaran
hematogen dan melalui fisura puting susu ke
dalam sistem limfatik periduktal.
Patofisiologi
Statis ASI  peningkatan tekanan di dalam duktus 
tegangan alveoli yang berlebihan dan mengakibatkan sel
epitel yang memproduksi ASI menjadi datar dan tertekan
permeabilitas jaringan ikat meningkat protein kekebalan
tubuh dan natrium dari plasma masuk ke dalam ASI
selanjutnya ke jaringan sekitar sel  memicu respons imun
.

Porte d’entrée puting susu yang luka atau lecet, dan


kuman perkontinuitatum menjalar ke duktulus-duktulus dan
sinus.
DIAGNOSIS Anamnesis

Tanda peradangan. merasa nyeri setempat


Akut pada salah satu lobus payudara dan terasa
lebih berat jika bayi menyusu

Hampir selalu orang yang datang sudah dalam


keadaan abses. ASI akhirnya terbendung, dan air
Kronik susu yang terbendung ini akan segera
bercampur dengan nanah
DIAGNOSIS P. Fisik
• Tanda peradangan lokal

• Peningkatan suhu dari 39,5 – 400C

• Peningkatan frekuensi nadi

• Menggigil

• Malaise dan sakit kepala

• Nyeri hebat, bengkak, merah, dan keras pada area payudara


Tatalaksana

Tatalaksana

NonMedika
mentosa

Medika
mentosa
TATALAKSANA Nonmedikamentosa

• Gunakan bra yang tidak ketat

• Biasakan mencuci tangan sebelum menyusui dan lakukan perawatan payudara

• Kompres air hangat area yang sakit

• Masase area yang sakit saat menyusui untuk melancarkan aliran ASI. Jangan
lakukan pemijatan jika dikhawatirkan akan menyebabkan penyebaran kuman
sehingga meningkatkan risiko infeksi.

• Meningkatkan asupan gizi


TATALAKSANA Nonmedikamentosa
• Penanganan Payudara bengkak
o Jika bayi mampu mengisap, susui bayi sesering mungkin, bantu posisi yang
benar
o Jika bayi tak mampu mengisap, perah ASI dengan tangan atau pompa
o Sebelum menyusui untuk merangsang oksitosin
 Kompres hangat atau mandi air hangat
 Pijat tengkuk dan punggung
 Pijatan ringan pada payudara
 Bantu ibu untuk relaks
o Setelah menyusui untuk mengurangi edema:
 Kompres dingin pada payudara
TATALAKSANA Medikamentosa

• Amoxicilin 500 mg atau 875 mg selama 10-14 hari


atau Clyndamicin 300 mg selama 10 – 14 hari
Antibiotik • Claritromycin 500 mg PO/ 10-14 hari jika alergi beta
lactam

• Ibuprofen lebih efektif dalam menurunkan


gejala yang berhubungan dengan peradangan
Analgesik dibandingkan parasetamol atau asetaminofen.
Ibuprofen sampai dosis 1,6 gram per hari
TATALAKSANA

Komplikasi 1. Penghentian Menyusui Dini

2. Abses

3. Mastitis kronis

4. Infeksi Jamur

5. dll
Penyakit Fibrokistik
Kelainan akibat 1. Sifat : jinak dan non-neoplastik
ketidakseimbangan
hormonal
2. Meningkatkan risiko keganasan

3. Rasa nyeri dan benjolan dengan


ukuran yang berubah-ubah
4. Membesar sebelum menstruasi dan
mengeluarkan cairan abnormal
5. Menjelang menopause tidak berbatas
tegas dan kenyal seperti karet
Neoplasma Jinak
Berbatas tegas dan tidak infiltratif, tidak merusak
dan tidak bermetastasis, namun ekspansif
(menekan jaringan sekitarnya).

FAM (Fibroadenoma mamae)  tumor jinak


yang paling banyak ditemukan.
Epidemiologi : - usia 21-25 tahun (tersering)
- etiologi : tidak diketahui
Neoplasma Jinak
Faktor risiko :
1. Tidak menikah  meningkatkan 6,64x risiko FAM
2. Menikah usia < 21 tahun  2,84x
3. Penurunan paritas (nulipara)
4. Obesitas (IMT >30 kg/m2)  2,45x

Klasifikasi :
1. FAM intrakanalikuler
2. FAM perikanalikuler
Neoplasma Ganas
Terdiri dari : 2 golongan

1. Karsinoma duktal  asal : sistem duktus


Insidensi : 70-80%
Subtipe : papilotubular, solid tubular, skirus  prognosis
baik, kurang baik, dan buruk

2. Karsinoma lobular  asal : asinus kelenjar payudara.


Insidensi : 20%
Tipe : jenis sel kecil, jenis sel besar, dan atypical
invasive lobular carcinoma.
KESIMPULAM

Mastitis
01 Peradangan payudara yang biasa terjadi pada masa nifas atau
sampai 3 minggu setelah persalinan.

Penyakit Fibrokistik
02 kelainan yang paling sering ditemukan, bersifat jinak dan
non–neoplastik tetapi memiliki hubungan dengan mening
katnya resiko terjadinya keganasan.
FAM
03 merupakan tumor jinak yang paling banyak ditemukan.

Neoplasma ganas parenkim payudara


04 terdiri atas dua golongan, yaitu karsinoma duktal yang berasal
dari sistem duktus dan karsinoma lobular yang berasal dari
asinus kelenjar payudara.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai