Anda di halaman 1dari 39

SIMPLISIA

DAN
EKSTRAK
Simplisia adalah bahan alamiah
yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga dan
kecuali dinyatakan lain, simplisia
merupakan bahan yang dikeringkan.
SIMPLISIA

Hewani Nabati Mineral


METODE
PENGERINGAN
Pinang merupakan salah satu tanaman palma yang terdapat hampir di
seluruh wilayah Indonesia, terutama Pulau Papua. Di luar Papua, salah satu
wilayah yang memiliki potensi tanaman pinang adalah Propinsi
Gorontalo,Sumatra,dan Sulawesi. Pinang merupakan tanaman famili Arecaceae
yang juga terdapat hampir di seluruh wilayah Indonesia. Nama daerah dari
tumbuhan pinang ini antara lain pineng, pineung (Aceh), pinang (Gayo), batang
mayang (Karo), pining (Toba), pinang (Minangkabau), gahat, gehat, kahat, taan,
pinang (Kalimantan), bua, hua, soi, hualo, hual, soin, palm (Maluku), mamaan,
nyangan, luhuto, luguto, poko rapo, amongan (Sulawesi), jambe, penang, wohan
(Jawa). Pinang merupakan tumbuhan palma family Arecaceae yang tingginya dapat
mencapai 12 hingga 30 m, berakar serabut berwarna putih, batang tegak lurus
bergaris tengah 15 sampai 20 cm, tidak bercabang dengan bekas daun yang lepas
terlihat jelas. Pembentukan batang baru terjadi setelah 2 tahun dan berbuah pada
umur 5 hingga 8 tahun tergantung pada keadaan tanah, tanah dengan kelembaban
yang baik
Kandungan Kimia dan Khasiat Biji Buah Pinang

Biji buah pinang mengandung alkaloid, seperti arekolin (C8 H13 NO2), Arekolidine. Arekain,
guvakolin, guvasine dan isovugasine, tanin terkondensasi, tannin terhidrolisis, flavan, senyawa fenolik, asam
galat, getah, lignin. Minyak menguap dan tidak menguap, serta garam (Wang et al.,1996). Nonaka (1989)
menyebutkan bahwa biji buah pinang mengandung proantosianidin, yaitu suatu tannin terkondensasi yang
termasuk dalam golongan flavonoid. Proantosianidin mempunyai efek antibakteri, antivirus antikarsinogenik,
anti inflamasi, anti alergi dan vasodilatasi (Fine, 2000).
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Order : Arecales
Family : Arecaceae
Genus : Areca
Species : Areca catechu L
Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari
campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Proses
ekstraksi dihentikan ketika tercapai kesetimbangan antara konsentrasi
senyawa dalam pelarut dengan konsentrasi dalam sel tanaman. Setelah
proses ekstraksi, pelarut dipisahkan dari sampel dengan penyaringan.
Ekstrak awal sulit dipisahkan melalui teknik pemisahan tunggal untuk
mengisolasi senyawa tunggal. Oleh karena itu, ekstrak awal perlu
dipisahkan ke dalam fraksi yang memiliki polaritas dan ukuran molekul
yang sama.
Metode EKSTRAKSI
Prosedur Kerja Ekstraksi Biji Pinang (Ethanol 70%)

100 g simplisia
135 ml Air + 365 ml etanol 70%
-menimbang simplisia
Memesukkan ke dalam toples -mengencerkan

-mencampurkan ke dalam toples


-mengaduk hingga homogen dan mendiamkan
(mengulangi pengadukan 3×24 jam)
-menyaring

Filtrat Ekstrak
Diuapkan
Prosedur Kerja Ekstraksi Biji Pinang (Ethanol 96%)

100 g simplisia 500 ml Etanol 96%

- Menimbang
- Memasukkan ke dalam toples

-mencampurkan ke dalam toples


-mengaduk hingga homogen dan
mendiamkan(memgulangi pemgadukan 3×24 jam)
-menyaring

Filtrat diuapkan Ekstrak


PERHITUNGAN PENGENCERAN
Digunakan rumuspengenceran, yaitu :
V1 . M1 =𝑉2. 𝑀2
V1 . 96% = 500 mL . 70%
500 𝑚𝐿 . 70 %
V1 = 96 %
V1 = 364,58 mL
Yang dimana 364,58 mL ≈ 365 mL sehingga :

365 mL + 135 mL

Etanol Air
Sehingga total larutan yang dipakaiadalah 500 mL.
PENIMBANGAN HASIL EKSTRAK
• Penimbangan berat botol 1 dengan ekstrak 96%, yaitu :
Berat total – berat botol = 110,58 gr – 100,9 gr
= 9,68 gr
• Penimbangan berat botol 2 dengan ekstrak 96%, yaitu :
Berat total – berat botol = 138,7 gr – 123,1 gr
= 15,6 gr
• Penimbangan berat botol 3 dengan ekstrak 70%, yaitu :
Berat total – berat botol = 112,4 gr – 101,9 gr
= 10,5 gr
• Penimbangan berat botol 4 dengan ekstrak 70%, yaitu :
Berat total – berat botol = 112,4 gr – 99,5 gr
= 12,9 gr
• Penimbangan berat botol 5 dengan ekstrak 70%, yaitu :
Berat total – berat botol = 103,1 gr – 98,6 gr
= 4,5 gr

• Berat total didapatkan dari penimbangan langsung botol dan


ekstrak didalamnya.
Lampiran gambar
Perendaman dengan etanol 70%

Perendaman dengan etanol 96%

Ekstrak biji pinang 70%

Ekstrak biji pinang 96%


Saponin merupakan golongan senyawa
alam yang rumit, yang mempunyai massa dan
molekul besar, dengan kegunaan luas. Saponin
diberi nama demikian karena sifatnya
menyerupai sabun “Sapo” berarti sabun. Saponin ad
alah senyawa aktif permukaan yang kuatdan menim
bulkan busa bila dikocok dengan air
Sifat yang khas dari saponin antara lain :

1. Berasa pahit
2. Berbusa dalam air
3. Mempunyai sifat detergen yang baik
4. Mempunyai aktivitas hemolisis (merusak sel darah merah)
5. Tidak beracun bagi binatang berdarah panas
6. Mempunyai sifat anti eksudatif
7. Mempunyai sifat anti inflamatori
Saponin
Banyak bahan tumbuhan obat yang mengandung saponin. Adanya saponin dalam
simplisia ini dapat diuji dengan menghitung indeks pembusaan dari simplisia. Simplisia yang
mengandung saponin dapat membentuk busa yang dapat bertahan lama ketika serbuk
simplisia tersebut direbus dalam air dan kemudian dikocok. Kemampuan pembusaan dari
rebusan air dari serbuk simplisia inilah yang disebut dengan indeks pembusaan.
Karena saponin dapat berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan, maka indeks
pembusaan ini menunjukan bahwa saponin yang terkandung dapat menurunkan tegangan
permukaan antara air dan udara sehingga terbentuk busa. Saponin yang bersifat polar akan
menarik udara ke dalam air sehingga udara terdispersi ke dalam air dalam bentuk busa.
Prosedur Kerja Penetapan Indeks Busa Biji Pinang
(Simplisia)
Simplisia 1
gram
• Ditimbang
• Dimasukkan dalam labu takar 100 Ml
Air Panas 100 mL

• Ditambahkan pada labu takar


• Dibiarkan 30 menit
• Disiapkan tabung reaksi
• Dibuat variasi konsentrasi 1,2,3, …., 10 mL
• Ditambahkan volume air tiap tabung
• Di kocok 15 detik dengan interval 5 menit selama 30 menit
• Dicatat hasil
Hasil penetapan
indeks busa simplisia
biji pinang
Prosedur Kerja Penetapan Indeks Busa Ekstrak Biji Pinang
(Ethanol 70 %)
Ekstrak biji pinang +
ethanol 70 % 1 gram
• Di timbang
• Dimasukkan dalam labu takar 100 mL

Air Panas 100 mL


• Ditambahkan pada labu takar
• Didiamkan 30 menit
• Disiapkan tabung reaksi
• Dibuat variasi konsentrasi 1,2,3, …., 10 mL
• Ditambahkan volume air tiap tabung
• Di kocok 15 detik dengan interval 5 menit selama 30 menit
• Dicatat hasil
Hasil penetapan indeks
busa ekstrak biji
pinang + ethanol 70 %
Prosedur Kerja Penetapan Indeks Busa Ekstrak Biji Pinang
(Ethanol 96 %)
Ekstrak biji pinang +
ethanol 96 % 1 gram
• Di timbang
• Dimasukkan dalam labu takar 100 mL
Air Panas 100 mL
• Ditambahkan pada labu takar
• Didiamkan 30 menit
• Disiapkan tabung reaksi
• Dibuat variasi konsentrasi 1,2,3, …., 10 mL
• Ditambahkan volume air tiap tabung
• Di kocok 15 detik dengan interval 5 menit selama 30 menit
• Dicatat hasil
Hasil penetapan
indeks busa ekstrak
biji pinang + ethanol
96 %
Rumus perhitungan indeks busa

Penentuan indeks pembusaan simplisia yaitu :

1.Bila tinggi busa pada setiap tabung kurang dari 1, maka indeks
pembusaannya kurang dari 100.

2.Bila tinggi busa pada suatu tabung a = 1, maka a untuk indeks


yang dicari menggunakan

Indeks busa = 1000/a

3.Bila tinggi busa pada setiap tabung lebih dari 1, maka indeks
pembusaannya lebih dari 1000. (Hardiansyah dkk. 2010)

Keterangan: a = volume (ml ) dekokta terpilih yang memiliki tinggi busa 1 cm


PERHITUNGAN HASIL RENDEMEN
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
• % Rendemen70 % = x 100 %
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑖𝑙𝑠𝑖𝑎
27,9 𝑔𝑟
= x 100 %
100 𝑔𝑟
= 27, 9 %
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘
• % Rendemen 96 % = x 100 %
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎
25,28 𝑔𝑟
= x 100 %
100 𝑔𝑟
= 25,28 %
PENETAPAN INDEKS BUSA
TABUNG REAKSI SIMPLISIA EKSTRAK 70% EKSTRAK 96%
1 Tinggi busa < 1 cm Tinggi busa < 1 cm Tinggi busa < 1 cm
2 Tinggi busa < 1 cm Tinggi busa < 1 cm Tinggi busa < 1 cm
3 Tinggi busa < 1 cm Tinggi busa < 1 cm Tinggi busa < 1 cm
4 Tinggi busa < 1 cm Tinggi busa < 1 cm Tinggi busa < 1 cm
5 Tinggi busa < 1 cm Tinggi busa < 1 cm Tinggi busa < 1 cm
6 Tinggi busa < 1 cm Tinggi busa < 1 cm Tinggi busa < 1 cm
7 Tinggi busa < 1 cm Tinggi busa < 1 cm Tinggi busa < 1 cm
8 Tinggi busa < 1 cm Tinggi busa < 1 cm Tinggi busa < 1 cm
9 Tinggi busa < 1 cm Tinggi busa < 1 cm Tinggi busa < 1 cm
10 Tinggi busa < 1 cm Tinggi busa < 1 cm Tinggi busa < 1 cm
• Dilakukan 10 kali replikasi pada tiap sampel.
• Indeks busa yang didapatkan < 1 cm, maka nilai indeks busa
dari sampel pinang yang digunakan dengan berbagai variasi
adalah 100.
Hasil Indeks busa

Indek busa ekstrak 96%


Indeks busa ekstrak 70%

Indeks busa simplisia


uji fitokimia adalah untuk menetukan ciri senyawa aktif
penyebab efek racun atau efek yang bermanfaat, yang
ditunjukkan oleh ekstrak tumbuhan kasar bila diuji dengan
sistem biologis. Pemanfaatan prosedur uji fitokimia telah
mempunyai peranan yang mapan dalam semua cabang ilmu
tumbuhan.
Senyawa fitokimia adalah senyawa kimia yang terdapat secara
alami dalam tanaman (fito berarti "tanaman" dalam bahasa
Latin). Beberapa bahan mempengaruhi warna atau sifat
organoleptik lainnya, seperti ungu tua pada blueberries dan bau
pada bawang putih. Senyawa fitokimia dapat memiliki
signifikansi biologis, contohnya karotenoid atau flavonoid, tetapi
tidak tersedia sebagai unsur hara.Terdapat kurang lebih 4.000
senyawa fitokimia di alam.
Prosedur Kerja Analisis Fitokimia
• .
Filtrat 1 ml + 10 ml HCl

5 ml filtrat HCl + prx.Dragendorf 5 ml filtrat HCl + prx.Bauchardat


(+) Warna orange (+) warna Cokelat kehitaman
• Flavonoid Terpenoid
0.5 g ekstrak
2 ml filtrat + 2 ml H2SO4 10 ml klorofom
kering

Hasil (+) kuning


Fase klorofom 3 tetes
H2SO4
• Tanin
2 ml filtrat 3 tetes FeCl3
+
(+) Cincin kecokelatan/violet

(+) biru kehitaman


SKRINING FITOKIMIA
• Alkaloid
SAMPEL PEREAKSI HASIL
Filtrat ekstrak 70% Dragendorff Warna kuning kecoklatan
Filtrat ekstrak 70% Bauchardat Warna kuning kecoklatan

• Flavanoid
SAMPEL PEREAKSI HASIL
Filtrat ekstrak 70% H2SO4 Warna coklat

• Tanin
SAMPEL PEREAKSI HASIL
Filtrat ekstrak 70% FeCl3 Warna hitam
• Triterpenoid
SAMPEL PEREAKSI HASIL
0,5 gr filtrat kering 96% Kloroform + 3 sampai Tidak terjadi perubahan warna
2 tetes H2SO4
Hasil Fitokimia

Hasil rx filtrat +bauchardat(alkaloid) Hasil rx filtrat + H2SO4(flavonoid_

Hasil rx filtrat + Fecl3(tanin)

Hasil rx fase kloroform + 5tts H2SO4(triterpenoid)

Anda mungkin juga menyukai