Asam-Basa dan
cara baca agd
Muhammad wigrha
16-118
Keseimbangan asam basa adalah suatu keadaan dimana
konsentrasi ion H+ yang diproduksi setara dengan ion H+ yang
dikeluarkan oleh sel.
Pada kondisi tubuh sedang tidak melakukan apapun, jika tidak ada
sistem buffer, tubuh akan jatuh pada kondisi asidosis. Hal ini disebabkan
karena hasil metabolisme aerob di tubuh akan menghasilkan CO2
yang bersifat asam.
Interpretasi gambar di samping
adalah input H+ berasal dari asam
lemak, asam amino dan hasil
metabolisme (CO2, asam laktat,
ketoacids). Input H+ tersebut akan
bepengaruh terhadap pH plasma.
keseimbangan H+ akan diatur
oleh sistem buffer darah dan jika
berlebihan H+ harus dikeluarkan
dari tubuh oleh ventilasi dan renal.
Pengaturan keseimbangan asam basa diselenggarakan melalui
koordinasi dari 3 system, yaitu :
1. Sistem Buffer
2. Sistem Paru
3. Sistem Ginjal
1. Sistem Penyangga (Buffer)
Mencegah perubahan ion Hidrogen secara berlebihan
Dapat bekerja beberapa detik untuk mencegah perubahan
ion Hidrogen
2. Sistem pernafasan
Mengatur perlepasan gas CO2 melalui pernafasan
Mengatur H2CO3 dalam tubuh
Memerlukan waktu beberapa menit Jika (H+) berubah,
pusat pernapasan segera terangsang untuk mengubah
kecepatan pengeluaran gas CO2 dari cairan tubuh,
sehingga (H+) kembali normal ,memerlukan waktu 3
sampai 12 menit
3. Ginjal
Mengatur kelebihan asam atau basa
Bekerja beberapa jam sampai beberapa hari
Sistem buffer
LINI PERTAMA KESEIMBANGAN ASAM BASA
Sistem buffer
Disebut juga sebagai system penahan atau system penyangga, karena
dapat menahan perubahan pH. Sistem buffer merupakan larutan yang
mengandung asam dan basa konjugasinya.
Buffer terdiri dari asam lemah yang menjadi donor ion hydrogen dan
basa lemah yang berfungsi sebagai akseptor ion hydrogen.
Intrasel Ekstrasel
Sistem buffer
Hb (hanya di
RBC)
Sistem buffer
Sistem buffer plasma protein
asam amino
Buffer H2CO3
Bila terjadi peningkatan konsentrasi ion Hidrogen, terjadi interaksi dengan ion
bikarbonat sehingga terbentuk asam karbonat. Berarti, dalam hal ini ion bikarbonat
bertindak sebagai basa lemah yang menerima kelebihan hydrogen.
Asam karbonat yang terbentuk akan mengalami disosiasi menjadi CO2 dan H20,
CO2 yang dihasilkan akan dieliminasi melalui paru.
Saat ditambahkan asam, pH mengalami penurunan. Terjadi pergeseran buffer
dengan peningkatan H2CO3 dan CO2.
Saat ditambahkan basa, pH mengalami peningkatan, terjadi pergeseran buffer
dengan peningkatan kadar HCO3-.
Buffer protein
Ginjal mengatur keseimbangan asam basa dengan sekresi dan reabsorpsi ion hydrogen dan ion bikarbonat.
Pada mekanisme pengaturan oleh ginjal ini, berperan tiga system buffer asam karbonat-bikarbonat, buffer fosfat dan
pembentukan ammonia.
Ion hydrogen, CO2 dan NH3 diekskresi ke lumen tubulus dengan bantuan energii yang dihasilkan oleh mekanisme pompa
natrium di basolateral tubulus.
Pada proses tersebut, asam karbonat dan natrium dilepas kembali ke sirkulasi untuk dapat berfungsi kembali.
Tubulus proksimal adalah tempat utama reabsorpsi bikarbonat dan pengeluaran asam
Ginjal bekerja lebih lambat dibandingkan kedua sistem buffer lain namun ketahanannya lebih lama. Selain itu, ginjal paling
hebat dibanding yang lain karena selain membuang asam, ginjal juga bisa membuang basa dari tubuh
bikarbonat
diatur di sel tubulus proksimal. Buffer bikarbonat menghasilkan air tapi tidak
menurunkan pH urin
1. Pada sel tubulus proksimal -> terjadi reaksi CO2 dan air dibantu enzim karbonat anhydrase
H+ hasil disoiasi H2CO3 akan dikeluarkan ke lumen tubulus melalui transporter Na+-H+
exchanger sehingga Na+ akan masuk ke sel. Sedangkan, HCO3- akan masuk ke kapiler darah
2. DI tubulus ginjal, H+ dalam lumen akan bereaksi dengan HCO3- hasil filtrasi membentuk
H2CO3 lagi
3. H2CO3 akan terdisosiasi kembali menjadi air dan CO2 dengan enzim karbonat anhydrase
4. CO2 kemudian akan masuk ke dalam sel dan H2O akan keluar melalui urin
ammonia