Anda di halaman 1dari 14

TERAPI

Pengobatan kanker prostat disesuaikan berdasarkan stadium kanker, gejala, umur, serta
kondisi umum dari kesehatan pasien. Berdasarkan guideline NCI, terapi berdasarkan
stadiumnya (lihat pada tabel 6 dibawah).

Tabel 6: treatment kanker prostat berdasrakan stadium (NCI, 2014).


a. Terapi Non-Farmakologi
Tujuan terapi non-farmakologi pada umumnya, adalah untuk memantau dan mengatasi
perkembangan kanker prostat, serta untuk meningkatkan kualitas hidup pasien yang
mengalami kanker prostat. Terapi non farmakologi diberikan setiap stadium dari stadium
awal atau stadium I sampai stadium akhir atau stadium IV. Pada stadium I dan stadium II,
pasien diberikan terapi non farmakologi (menggunakan terapi pembedahan atau surgical
terapi) karena pada stadium tersebut kanker prostat belum berkembang atau belum menyebar
ke daerah atau organ lainnya, sehingga diberikan terapi non farmakologi dengan tujuan untuk
pemantauan dan mengatasi perkembangan kanker prostatnya di organ lainnya dengan cara
pembedahan atau pengangkatan sel kanke rpada prostat. Sedangkan pada stadium II dan
stadium IV, kanker telah menyebar ke organ lain atau kanker telah bermetastasis, sehingga
diberikan terapi awal dengan farmakologi akan tetapi diberikan pula terapi non farmakologi
dengan tujuan untuk mengatasi perkembangan kanker lainnya (UCFS Medical Center, 2011).
Terapi non farmakologi diantara lainnya, adalah,
1. Watchful waiting atau Active surveillance (Pemeriksaan aktif).
Merupakan tahap awal yaitu pada stadium I dan II. Kedua terapi ini hampir mirip
sehingga kadang dipilih salah satunya untuk terapi awal. Persamaan dan perbedaanya,
dijelaskan sebagai berikut:
Keterangan Watchful waiting Active surveillance
Tujuan Terapi Memantau atau mengatasi perkembangan Memantau atau mengatasi
(Adanya Persamaan) kanker pada organ lainnya. perkembangan kanker pada organ
lainnya.
Lama Terapi Singkat Lama
(Adanya Perbedaan)
Pemeriksaan Dilihat dari kondisi pasien sepertinya  Nilai PSA sebesar 10 atau kurang dan
Sebelum adanya kontraindikasi dengan obat, malah tidak banyak berubah dari waktu ke
Menjalankan Terapi efek samping waktu.
(UCFS Medical Center, 2011).  Hasil USG menunjukkan kanker belum
menyebar di luar prostat yaitu Tahap T1
atau T2.
Keuntungan Biaya murah, tidak adanya efek langsung Tumor biasanya mengalami pertumbuhan
pengobatan (Prostate Cancer UK,2014). lebih cepat
(Prostate Cancer UK,2014).
Kerugian Biaya murah, tidak adanya efek langsung Dilakukan biopsy ketika terjadinya efek
pengobatan. samping
(Prostate Cancer UK,2014). (Prostate Cancer UK,2014).
Tabel 7: Persamaan dan perbedaan terapi WW dan AS.
2. Radical prostatectomy dan Transurethral Resection of the Prostate (TUR-P).
a. Radical prostatectomy
1) Prostat Normal dan kanker prostat 2) Area Pengangkatan teknik Radical Prostatectomy
Gambar 5: Keadaan Prostat, Teknik Radical Prostatectomy (UCFS Medical Center,
2011).
Radikal prostatectomy, merupakan teknik pembedahan dengan cara mengangkat atau
memindahkan kelenjar prostat, seminal vesikel dan beberapa jaringan lainnya pada jaringan
prostat yang terkena kanker prostat (NCI, 2014).
Teknik ini, diindikasikan untuk kanker yang hanya mengenai prostat, tidak mengenai
jaringan diluar jaringan prostat, seperti menginvasi kapsula prostat, limfonodus dan organ
lain disekitarnya pada pasien kanker T1 dan T2. Efek samping teknik ini, adalah terjadinya
perdarahan yang hebat. Sehingga untuk meminimalkan perdarahan tersebut, sebaiknya
sebelum dilakukan pengoperasian dengan teknik ini, maka pasien harus berhenti minum
beberapa obat untuk mengurangi risiko pendarahan yang hebat makan yang berlemak
dikurangin digunakannya makanan yang cair atau menggunakan enema atau laksatif akan
mengosongkan usus. Sebelum operasi pula, diberikan anestesi baik yang umum, dpaat pula
yang spinal atau epidural. Sedangkan, setelah dilakukan teknik prostatektomi radikal, kateter
akan dimasukkan ke dalam uretra untuk mengurangi penyumbatan pada saluran uretra karena
kanker tersebut. Keteter tersebut, digunkan selama satu atau dua minggu, akan tetapi, ketika
pasien melepas keteter tersebut kurang dari satu atau dua minggu, dapat menyebabkan
inkontinensia urin atau tidak dapat buang air kecil karena jaringan parut (NCCN, 2014).
Tiga metode yang digunkan dalam teknik radikal prostatectomy, yaitu :

1) Radikal retro-pubik prostatectomy.


Gambar 6: Cara pembedahan menggunakan teknik retropublik prostatectomy (NCCN,
2014).
Merupakan operasi untuk mengangkat prostat dan juga kelenjar getah bening untuk
dilakukan pemeriksaan dengan cara membuat sayatan kecil di perut bagian bawah (insisi
dibagian midline bawah). Pada saat sebelum pengangkatan prostat tersebut, sebaiknya
pembuluh dan uretra yang ada di sekitarnya dipotong terlebih dahulu agar tidak merusaknya.
Setelah prostat dan seminalis vesikel diangkat, lalu uretra akan disambungkan kembali pada
kandung kemih (UCFS Medical Center, 2011).
Dibutuhkan antara 90 menit dan 3 jam untuk menyelesaikan operasi ini, sehingga pasien
dapat tinggal 1-2 hari di rumah sakit. Agar pasien mersa lebih bai, maka dibutuhkan sekitar 2
minggu dan 4-6 minggu untuk melanjutkan semua kegiatan normal. Risiko setelah terapi
teknik ini, adalah akan mengalami impotensi (NCCN,2014).

2) Radikal perineal prostatectomy.

Gambar 7: Cara pembedahan menggunakan teknik perineal prostatectomy (NCCN,


2014).
Merupakan teknik operasi pengangkatan jaringan perineum. Perineum merupakan daerah
diantara skrotum dan anus terlihat pada gambar 7, prostat dan seminalis vesikel akan
diangkat setelah dipisahkan dengan jaringan didekatnya. Kelenjar getah bening tidak dapat
diangkat melalui insisi ini. Jika kelenjar getah bening perlu diperiksa, maka pengangkatan
bisa dilakukan melalui sayatan perut kecil atau dengan laparoskopi. Dibutuhkan antara 1-3
jam untuk menyelesaikan operasi ini, sehingga pasien dapat tinggal 1-2 hari di rumah sakit.
Agar pasien mersa lebih bai, maka dibutuhkan sekitar 2 minggu dan 4-6 minggu untuk
melanjutkan semua kegiatan normal. Risiko setelah terapi teknik ini, adalah akan mengalami
impotensi (NCCN,2014).

3) Radikal suprapubik atau laparoscopic prostatectomy.


Dalam prosedur ini, prostat akan diangkat dengan cara yang sama dengan retropubic
prostatektom, namun pada teknis ini melalui lima sayatan yang kecil (kurang dari 1,0 cm
sayatan menggunakan probe dengan dinyalakan pembesar lingkup, kamera, dan instrumen
bedah). Spesimen prostat akan diangkat melalui syatan kecil yang akan diperluas untuk 2
smapai 3 cm, sehingg aterapi ini, tidak adanya perdarahan yang hebat (UCFS Medical
Center, 2011).
Dibutuhkan waktu antara 90 menit dan 4 jam untuk menyelesaikan operasi ini. Akan
keluar dari rumah sakit untuk hari berikutnya sehingga hanya dibutuhkan satu hari, tetapi
dibutuhkan dalam beberapa hari atau minggu untuk dinyatakan pulih total (NCCN, 2014).

b. /TUR-P.
Merupakan suatu cara pembedahan pada kanker prostate apabila terjadi sumbatan pada
urethra yang disebabkan oleh pembesaran prostate. TUR-P biasanya dilakukan pada
penyakit-penyakit yang tergolong ringan. Sebagian prostat diangkat menggunakan suatu alat
yang dimasukkan kedalam urethra. Alat tersebut atau yang biasa dikenal cystoscope
dimasukkan kedalam penis dan berfungsi untuk menghilangkan sumbatan pada urethra
tersebut. Tindakan ini biasanya dilakukan pada stadium awal untuk mengangkat jaringan
yang menghambat aliran urine. Pada stadium metastasis dimana kanker telah menyebar
seluruh prostat pengangkatan testis (Orchiectomy) dilakukan untuk menurunkan kadar
testosteron dan mengendalikan pertumbuhan kanker (Leslie.W.Stephen, 2014).

3. Terapi Radiasi (Radioterapi) terdiri dari terapi External-Beam radiasi dan Brachy.
Merupakan terapi dengan menggunakan sinar energy tinggi untuk pengobatan kanker.
Sinar energy ini merusak DNA (deoxyribonucleic acid). DNA merupakan penyusugen
sebagai penyusun sel prostat tersebut. Terapi radiasi terdiri dari dua teknik, yaitu:
1) Terapi External-Beam Radiasi.
Merupakan terapi dengan menggunakan mesin radiasi diluar tubuh. Terapi radiasi harus
ditunda 4-6 minggu setelah TURP untuk mengurangi insiden lainnya (Theodorescudan,
2014).
Teknik EBRT digunkan pada stadium I, tanpa ditunjang dengan terapi lainnya, karena
pada stadium I maupun II, kanker prostat masih belum menyebar ke organ lainnya. Akan
tetapi, EBRT jika diberikan pada pasien dengan stadium II dan IV karena dengan penyebaran
kanker prostat sudah ke organ yang lebih jauh, sehingga dapat didukung dengan penggunaan
teknik 3D-CRT (three-dimensional conformal radiation therapy) atau dapat pula digunkannya
teknik IMRT (Intensity Modulated Radiation Therapy) dengan tujuan untuk menunjang
EBRT yang disesuaikan dngan ukuran tumor (NCCN,2014).
IMRT, merupakan salah satu tipe pada 3D-CRT yang sangat spesifik bagi kanker prostat
yang agresif. Terapi diberikan dengan dosis tinggi pada kanker prostat prostate dan vesikula
seminalis dengan sedikit merusak kandung kemih dan rectum. Radioterapi ini biasanya
diberikan selama 6-7 minggu, 5 hari dalam seminggu. Keuntungan dari radioterapi jenis ini
adalah mudah pelaksanaannya dan masih tergolong aman. Kerugiannya adalah memiliki
resiko menimbulkan rekurensi maupun pertumbuhan tumor local, biaya dan resiko timbulnya
komplikasi. Komplikasi umumnya disebabkan oleh radiasi yang mengenai jaringan yang
normal seperti kandung kemih. Disamping itu efek samping lainnya adalah impotensi,
inkontinensia, cystitis dan prostitis (Theodorescudan, 2014).

2) Beam Proton.

External beam
radiation
Gambar 8:
teknik beam
proton (harvardprostateknowledge, 2014).
3D-CRT dan IMRT menggunakan proton radiasi beam. Proton beam merupakan aliran
partikel yang tida memiliki massa atapun muatan listrik. Pada dasarnya, proton dapat
mencapai tumor yang sudah menyebar jauh di dalam tubuh dengan kerusakan pada
jaringan di dekatnya. Namun, terapi proton tidak direkomendasikan untuk penggunaan
rutin pada saat ini. Penelitian belum menunjukkan beam proton harus sama atau lebih
baik untuk mengobati kanker prostat daripada beam eksternal konvensional.

3) Brachy terapi
Brachy digunakan untuk kanker prostat menggunakan “Seeds” yaitu suatu lempeng
radioaktif yang kecil yang mengandung bahan radioaktif (seperti iodin-125 atau
Paladium-103) yang ditanamkan pada tumor dengan bantuan transrectal ultrasound
(TRUS). Jika “Seeds” yang ditanamkan tadi telah mencapai dosis homogen terhadap
prostat maka memungkinkan dilakukannya radiotherapi. Keuntungan dari cara
radiotherapi ini adalah mudah dalam penempatannya dan memiliki masa terapi yang
singkat. Kerugiannya memiliki biaya yang besar, menimbulkan impotensi, rekurensi,
inkontinensia (umumnya pada pasien yang telah menjalani reseksi prostat) dan
pergeseran atau migrasi kekandung kemih atau sirkulasi, contohnya ke paru-paru
(Theodorescudan, 2014).

4) Implantasi interstitial radioisotope.


Implantasi interstitial radioisotop (yaitu, yodium 125, paladium, dan iridium)
dilakukan melalui teknik transperineal dengan USG atau dihitung-tomography, digunakan
pada pasien dengan T1 atau tumor T2a. Hasil jangka pendek pada pasien ini adalah sama
dengan prostatektomi radikal atau EBRT. Faktor-faktor untuk pertimbangan dalam
penggunaan implan interstitial meliputi berikut ini:
o Implan ini dilakukan sebagai operasi rawat jalan.
o Tingkat pemeliharaan potensi seksual dengan implan interstitial telah dilaporkan 86%
sampai 92%. Sebaliknya, tingkat pemeliharaan potensi seksual dengan prostatektomi
radikal adalah 10% sampai 40% dan 40% sampai 60% dengan EBRT.
(NCI, 2014).
Inisiasi Terapi Terlihat Dari Risiko
Standar pengobatan atau perawatan pada pasien dengan grade I, maka pasien diberikan dnegan 3
jenis perawatan atau pengobatan lainnya, yaitu:

Tabel 8: Standar terapi (NCCN, 2014).


1. Terapi Primer
Terapi primer merupakan terapi untuk menyembuhkan kanker atau mengatasi
pertumbuhan kanker di organ lainnya, sehingga masoh dikatakan terapi awal dengan risiko
sangat rendah, sampai risiko tinggi, maka digunaan obat WW, AS dan sebagainya seperti
terlihat pada tabel 9-tabel …..
a. Risiko sangat rendah
Tabel 9: Terapi Primer risiko sangat rendah (NCCN,2014).
Pada terapi risiko sangat rendah tidak ditambahkan dengan terapi adjuvant, Karen amasih
dikatakan belum munculnya gejala dan belum menyebar ke organ manapun.
b. Risiko rendah

Pada terapi risiko dapat dilihat bahwa adanya tambahan dnegan terapi adjuvant hal ini,
karena sudah mulainya pertumbuhan tumor.

c. Risiko Intermediet
d. Risiko tinggi

e. Risiko Sangat Tinggi


DAFTAR PUSTAKA

/Leslie.W.Stephen., Transurethral Resection of The Prostate., Available at


http://www.emedicine.com. diakses pada tanggal 5 Oktober 2014.
National Cancer Institute, 2014, Hormone Therapy for Prostate Cancer,
http://www.cancer.gov/cancertopics/factsheet/Therapy/hormone-therapy-prostate, diakses
pada tanggal 5 Oktober 2014.
NCCN, 2014, NCCN Guideline for Patients® Prostate Cancer, NCCN, Washington, pp. 27-54.
Prostatecanceruk http://prostatecanceruk.org/information/prostate-cancer/treatment/treatment-
choices/watchful-waiting?treatmentType=2717, diakses tangal 05 oktober 2014
Prostatecanceruk, http://prostatecanceruk.org/information/prostate-cancer/treatment/treatment-
choices/active-surveillance?treatmentType=2717 diakses tangal 05 oktober 2014
Theodorescu.Dan., Prostate Cancer : Brachytherapy (Radioactive Seed Implantation Therapy).,
Available at http://www.emedicine.com., accessed on February 26 2007.
UCSF Medical Center, 2011, Prostate Cancer & Its Treatment, UCSF Medical Center Prostate
Cancer Advocates, pp. 4-6.

Anda mungkin juga menyukai