Anda di halaman 1dari 37

INFEKSI BAKTERI

Pioderma
Etiologi
Faktor Predisposisi
Stafilokokus dan
- Kebersihan yang kurang
Streptokokus
- Trauma
- Menurunnya daya tahan
Epidemiologi tubuh. Misalnya:
kekurangan gizi, anemia,
Sering dijumpai pada keadaan sosial penyakit kronik,
ekonomi rendah. Insidens tertinggi neoplasma ganas, diabetes
ketiga. Tidak ada ras tertentu yang melitus
cenderung terkena pioderma.
Pioderma dapat menyerang laki-laki
maupun perempuan pada semua usia
Klasifikasi

Pioderma Primer
Infeksi terjadi pada kulit yang normal. Gambaran klinisnya tertentu, penyebabnya biasanya satu
macam mikroorganisme

Pioderma Sekunder
Pada kulit telah ada penyakit kulit yang lain. Gambaran klinisnya tak khas dan mengikuti penyakit
yang telah ada. Jika penyakit kulit disertai pioderma sekunder disebut impetigenisata, skabies
impetigenisata. Tanda impetigenisata, ialah jika terdapat pus, pustul, bula purulen, krusta
berwarna kuning kehijauan, pembesaran kelenjar getah bening regiona, leukositosis, dan dapat pula
disertai demam. Pioderma dibagi menjadi superfisial dan profunda

Superfisial : Profunda :
Impetigo Erisipelas
Folikulitis Selulitis
Karbunkel Hidraadenitis
Tata Laksana

Sistemik
 Ampisilin : Dosis 4x500 mg
 Amoksisilin : Dosis 4x500 mg
 Golongan obat penisilin resisten-penisilinase: Dosis Kloksasilin 3x250 mg per hari
 Klindamisin: Dosis 4x150 mg sehari. Pada infeksi berat dosisnya 4x300 - 450 mg sehari
 Eritromisin : Dosis 4x500 mg sehari
 Sefalosporin: Dosis sefadroxil 2x500 mg atau 2x1000 mg sehari

Topikal
 Basitrasin, Neomisin, dan Mupirosin dalam bentuk salep atau krim
 Kompres terbuka : Yodium Povidon 7,5%
Patofisiologi S aureus

Faktor
Bakteri S aureus Kolonisasi
predisposisi

Deskuamasi, Merangsang
erosi dan pelepasan
Eksotoksin
kemerahan pada protease dari
kulit keratinosit
Patofisiologi S B
hemolyticus
Menyerang host
Bakteri S B Faktor virulensi dengan
hemolyticus (Protein M) antifagositosis,
adhesin dan invasin

Tubuh host bereaksi


Menimbulkan terhadap antigen
Menyerang kulit
kerusakan ginjal streptokokus
membentuk antibodi

Komplikasi
Bentuk Pioderma
Diagnosa
Impetigo Keluhan utama adalah rasa gatal. Lesi awal berupa makula
Krustosa eritematosa berukuran 1- 2 mm, kemudian berubah menjadi
vesikel atau bula. Dinding vesikel tipis, mudah pecah dan
mengeluarkan sekret seropurulen kuning kecoklatan. Ketika
Etiologi mengering membentuk krusta yang berlapis - lapis. Krusta mudah
dilepaskan, di bawah krusta terdapat daerah erosif yang
Streptococcus B mengeluarkan sekret sehingga krusta kembali menebal
hemolyticus
Lokalisasi

Epidemiologi Daerah yang terpajan, terutama wajah


(sekitar hidung dan mulut), tangan, leher
Sering terjadi pada anak dan ekstremitas
– anak, frekuensi sama
pada laki – laki dan Efloresensi
perempuan, sering Makula eritematosa miliar sampai
terjadi pada daerah lentikular, difus, anular, sirsinar; vesikel
iklim tropis terutama dan bula lentikular difus; pustula miliar
cuaca panas dan lembap sampai lentikular; krusta kuning
kecoklatan, berlapis - lapis, mudah
diangkat.
Pemeriksaan Penunjang

Biakan bakteriologis
eksudat lesi
Biakan sekret dalam
media agar darah

Tata Laksana

Menjaga kebersihan kulit dengan mandi pakai sabun 2


Differential Diagnosis kali sehari. Jika krusta banyak, beri salep antibiotik
seperti kloramfenikol 2% dan teramisin 3%. Jika lesi
Ektima banyak dan disertai gejala seperti demam berikan
sefalosporin

Prognosis

Baik
Dapat timbul komplikasi
sistemik seperti
glomerulonefritis
Impetigo Bulosa
Etiologi Diagnosa

Staphylococcus aureus Lepuh timbul mendadak pada


kulit sehat, berwariasi mulai
miliar hingga lentikular, dapat
bertahan 2-3 hari. Berdinding Lokalisasi
tebal dan ada hipopion. Jika
Epidemiologi Ketiak, dada, punggung dan
pecah menimbulkan krusta yang
coklat datar dan tipis ekstremitas atas dan bawah
Menyerang anak – anak
dan dewasa, sering Efloresensi
terjadi pada daerah Tampak bula dengan dinding
tropis dengan cuaca tebal dan tipis, miliar hingga
panas dan banyak debu lentikular, kulit sekitarnya tak
menunjukkan peradangan,
kadang-kadang tampak hipopion
Pemeriksaan Penunjang

- Preparat mikroskopik
langsung dari cairan
bula
- Biakan cairan bula dan
uji resistensi. Tata Laksana

Menjaga kebersihan. Jika bula besar dan


banyak, sebaiknya dipecahkan, selanjutnya
Differential Diagnosis dibersihkan dengan antiseptik (betadine)
dan diberi salep antibiotik (kloramfenikol
Dermatofitosis 2% atau eritromisin 3%). Jika ada gejala
konstitusi berupa demam, berikan penisilin
30-50 mg/kgBB

Prognosis

Baik
Folikulitis
Etiologi
Diagnosis
Staphylococcus aureus
Rasa gatal dan rasa terbakar pada
Terdapat 2 jenis daerah rambut. Berupa makula
- Folikulitis superfisialis: eritematosa disertai papula atau
terbatas di dalam epidermis pustula yang ditembus oleh rambut
- Folikulitis profunda: sampai
ke subkutan
Lokalisasi
Epidemiologi Daerah berambut, paling sering pada kulit
kepala dan ekstremitas.
Dapat mengenai semua umur,
namun sering ditemukan pada Efloresensi
anak – anak. Umumnya banyak Berupa makula eritematosa, papula,
muncul pada daerah tropis pustula, dan krusta miliar sampai
terutama iklim panas, frekuensi lentikular, regional sesuai dengan
sama antara pria dan wanita pertumbuhan rambut
Pemeriksaan Penunjang

Pewarnaan Gram

Tata Laksana

Differential Diagnosis Menjaga kebersihan umum terutama kulit;


hindari makanan tinggi protein dan tinggi
Tinea barbae kalori. Antibiotik sistemik jika luas:
eritromisin 3 x 250 mg selama 7-14 hari; atau
penisilin 600.000-1,5 juta IU IM selama 7-14
hari. Antibiotik topikal kemicetin 2%
Prognosis

Baik
Furunkel Diagnosis

Sakit dan nyeri pada daerah lesi. Lesi mula-mula


berupa infiltrat kecil, dalam waktu singkat membesar
membentuk nodula eritematosa berbentuk kerucut.
Etiologi Kemudian pada tempat rambut keluar tampak bintik-
bintik putih sebagai mata bisul. Nodus akan meiunak
Staphylococcus aureus menjadi abses yang akan memecah

Lokalisasi
Sering pada bagian tubuh yang berambut dan mudah
terkena iritasi, gesekan atau tekanan; atau pada
daerah yang lembap seperti ketiak, bokong,
Epidemiologi
punggung, leher, dan wajah
Muncul pada anak –
Efloresensi
anak dan orang muda.
Mula-mula berupa makula eritematosa lentikular-
Sering terjadi pada
numular setempat, kemudian menjadi nodula
musim panas karena
lentikular-numular berbentuk kerucut
banyak berkeringat
Pemeriksaan Penunjang Tata Laksana

Pemeriksaan bakteriologi - Higienitas kulit harus ditingkatkan


dari sekret - Jika masih berupa infiltrat, topikal dapat
diberikan kompres salep iktiol 5%
- Antibiotik sistemik: eritromisin 4 x 250 mg atau
Differential Diagnosis penisilin masih merupakan obat
terpilih atau antibiotik berspektrum luas memberi
Sporotrikosis hasil yang baik
- Jika lesi matang, lakukan insisi dan aspirasi,
selanjutnya dikompres atau diberi
salep kloramfenikol 2%
Prognosis - Atasi faktor penyebab seperti obesitas, DM,
hiperhidrosis
Baik, namun prognosis
akan menjadi buruk bila
terjadi rekurensi penyakit
Diagnosis

Karbunkel Keluhan berupa nyeri pada daerah lesi dan malaise.


Lesi mula-mula berupa infiltrat kecil, dalam waktu
singkat membesar menjadi nodus-nodus
eritematosa berbentuk kerucut. Kemudian pada
tempat rambut keluar tampak bintik putih sebagai
Etiologi mata bisul, nodus-nodus tadi akan melunak
menjadi abses yang akan memecah melalui lokus
Staphylococcus aureus minoris resistensie yaitu muara folikei.

Lokalisasi
Epidemiologi Tengkuk, punggung dan bokong

Terjadi pada anak – anak Efloresensi


dan dewasa, frekuensi Makula eritematosa kemudian menjadi
sama pada laki – laki dan nodula lentikular hingga numular,
perempuan regional, bentuk teratur dan tampak
fistula mengeluarkan sekret putih/kental
Pemeriksaan Penunjang

- Pemeriksaan darah :
leukositosis
- Pemeriksaan Tata Laksana
bakteriologik sekret
lesi. Umum:
- Usaha untuk mengatasi faktor predisposisi seperti
obesitas, DM dan hiperhidrosis
Differential Diagnosis - Menjaga kebersihan dan mencegah luka – luka kulit

Sporotrikosis Khusus:
Akne konglobata - Topikal; jika masih infiltrat diberi salep iktiol 10%; jika
lesi matang, lakukan insisi dan aspirasi, dipasang
drainase, lalu dikompres
- Antibiotik sistemik; eritromisin 4 x 250 mg selama 7-14
Prognosis hari; penisilin 600.000 IU selama 5-10 hari

Baik namun prognosis


menjadi tidak baik bila
terjadi rekurensi
Diagnosis
Erisipelas Badan panas dan malaise. Lesi dimulai dengan luka-
luka kecil di kulit selanjutnya menjadi merah cerah,
berbatas tegas, edema dan nyeri tekan. Terasa panas
Etiologi pada perabaan, di bagian tengah terkadang ditemukan
vesikel atau bula, pada tempat masuk kuman.
Streptococcus B
hemolyticus

Lokalisasi
Kaki, tangan dan wajah
Epidemiologi
Efloresensi
Terjadi pada anak – anak Makula eritematosa numular hingga plakat, berbatas
dan dewasa, frekuensi tegas, edematosa, panas pada perabaan dan nyeri
sama pada laki – laki tekan. Pada bagian tengah ditemukan vesikel miliar
dan perempuan. Muncul atau bula lentikular
lebih sering pada daerah
tropis, dapat terjadi pada
seluruh etnis
Pemeriksaan Penunjang

- Pemeriksaan darah
didapatkan leukositosis
- Biakan darah, usapan
tenggorok dan hidung

Tata Laksana

Sistemik:
Differential Diagnosis Antipiretik dan analgetik.
- Penisilin 0,6-1,5 mega unit selama 5-10 hari
Selulitis - Sefalosporin 4 x 400 mg selama 5 hari

Topikal : kompres dengan larutan asam borat


3%
Prognosis

Baik
Selulitis Diagnosis

Demam dan malaise. Lesi bermula sebagai


makula eritematosa yang terasa panas,
Etiologi selanjutnya meluas ke samping dan ke bawah
sehingga terbentuk benjolan berwarna merah dan
Streptococcus B hitam yang mengeluarkan sekret seropurulen
hemolyticus dan
stafilokokus

Lokalisasi
Ekstremitas superior dan inferior serta wajah
Epidemiologi
Efloresensi
Terjadi pada anak – anak Makula eritematosa atau kehitaman menonjol di
dan orang tua, frekuensi atas permukaan kulit, ukurannya besar dan
sama pada laki – laki dan dapat mencapai plakat. Diatasnya terdapat fistel-
perempuan. Banyak fistel yang mengeluarkan sekret seropurulen
muncul pada daerah
tropis dan iklim panas
Pemeriksaan Penunjang

- Pemeriksaan darah
akan didapatkan
leukositosis Tata Laksana
- Biakan sekret fistel
dan uji resistensi. Sistemik
- Penisilin dosis tinggi 1,2-2,4 juta
IU selama I4 hari
- Eritromisin 4 x 1 gram selama 14-
Differential Diagnosis 21 hari
- Golongan sefalosporin 4 kali
Mikosis profunda sehari 250 mg selama 5 - 7 hari

Topikal: Kompres dengan antiseptik


seperti yodium povidon 5-10 %
Prognosis

Baik
Diagnosis

Ulkus Piogenik Timbul koreng/ulkus dengan tanda-tanda


radang di sekitarnya, secara lambat
mengalami nekrosis dan menyebar secara
serpiginosa.
Etiologi

Streptokokus dan
stafilokokus

Lokalisasi
Epidemiologi Ekstremitas

Umumnya sering terjadi Efloresensi


pada anak –anak, Ulkus berukuran kecil, pinggir tidak
frekuensi sama antara meninggi, teratur, dinding tidak
laki – laki dan menggaung, sekitar ulkus ada tanda
perempuan. Sering radang, sekret serosa kekuningan
terjadi pada daerah
tropis yang panas dan
lembap. Sanitasi
lingkungan kurang baik
Pemeriksaan Penunjang

Kultur sekret ulkus

Differential Diagnosis
Tata Laksana
Ulkus tropikum dan
ulkus karena penyebab Umum : Debridement ulkus
lain seperti antraks,
tuberkulosis atau Khusus
frambusia Sistemik : Penisilin 600000-1,2 juta IU intramuskular
selama 5-7 hari: eritromisin 4 x 500 mg selama 7 hari
Topikal : Salep salisil 2%; jika berat dengan kompres
AgNO3 (Silver nitrate) 1-2%.
Prognosis

Baik
Hidradenitis
Supurativa/Apokrinitis
Diagnosis
Etiologi Keluhan berupa gatal dan nyeri. Mula-mula gatal, Ialu
timbul nodus merah dan nyeri. Dapat lebih dari satu
Sumbatan saluran kelenjar sehingga tampak berbenjol-benjol dan saling
kelenjar apokrin dan bertumpuk tidak teratur. Kemudian terjadi
infeksi Staphylococcus perlunakan yang tidak serentak, disebut abses
aureus multipel. Jika abses pecah keluar sekret tanpa mata.
Karena perlunakan tidak serentak dan kelenjar yang
Epidemiologi
berfumpuk-tumpuk, sekret yang keluar sedikit-sedikit,
menimbulkan sinus dan fistel
Muncul pada orang
dewasa, lebih sering
terjadi pada perempuan. Lokalisasi
Pada perempuan terjadi Ketiak, areola mamae, genital
di aksila dan laki – laki
di daerah perianal. Efloresensi
Terjadi pada semua ras, Makula eritematosa dan nodus lentikular
lebih banyak pada numular, difus, regional
daerah tropis
Tata Laksana

Umum
Pemeriksaan Penunjang Berhenti melakukan hal - hal seperti:
Mencabut rambut ketiak. penggunaan obat
Biopsi kelenjar perontok rambut. penggunaan deodoran, memakai
baju terlampau sempit.

Khusus
Differential Diagnosis - Sistemik : Terapi antibiotik: eritromisin 1-2 g/hari
selama 7-10 hari: sefalosporin 1-1,5 g/hari selama
Skrofuloderma 7-10 hari; penisilin 7,2-7,8 juta unit selama 7-14
hari
- Topikal: kompres dengan KMnO4 (Kalium
permanganat) 1/5000-1/10000
Prognosis - Lakukan insisi dan drainase jika sudah
berbentuk abses
Baik
Tuberkulosis Diagnosis

Kutis Mikobakterium masuk ke dalam kulit melalui luka-


luka kecil/abrasi kulit, selanjutnya berkembang
menjadi papula-papula yang verukosa dengan
penyebaran serpiginosa. Tinggi infiitrat dapat
mencapai2-3 cm, permukaannya eritematosa dan
Etiologi menyerupai ginjal. Bentuk ini tidak pernah menjadi
ulkus dan tidak disertai pembesaran kelenjar limfe
Mycobacterium regional.
tuberculosis

Lokalisasi
Tangan, bokong, kaki, lutut, dan
tempat-tempat yang mudah terkena
trauma
Epidemiologi
Efloresensi
Dapat terjadi pada semua usia namun Infiltrat/tuber verukosa, permukaan
lebih banyak pada anak – anak, frekuensi eritematosa, berbentuk ginjal/bulan
sama pada pria dan wanita. Sosio ekonomi sabit akibat penyebaran yang
rendah serpiginosa
Penyebaran Infeksi
Inokulasi langsung
Penjalaran langsung
pada kulit sekitar
ke kulit dari organ di Menjalar secara
orifisium alat dalam
bawah kulit yang hematogen
yang sudah terkena
sudah terkena TB
TB

Menjalar langsung dari selaput lendir yang


sudah diserang TB
Menjalar secara
Kuman langsung masuk ke kulit melalui limfogen
kerusakan kulit dan resistensi lokal yang
menurun
Pemeriksaan Penunjang

- Tes Mantoux
- Pemeriksaan
Tata Laksana
bakteriologik (Kultur,
sediaan makroskopik)
Umum : jaga kebersihan
- PCR
kulit/lingkungan. Perbaiki keadaan gizi
dan belajar etika batuk. Ventilasi
ruangan diperbaiki
Differential Diagnosis
Khusus
Nevus verukosus
Frambusia stadium II Topikal
Keratolitik kuat seperti asam salisilat
5-10% dalam salep
Prognosis

Baik namun
membutuhkan waktu
cukup lama (beberapa
bulan - tahun)
Kusta/Morbus Diagnosis
Hansen Lesi diawali dengan bercak putih bersisik halus pada
bagian tubuh, tidak gatal, kemudian membesar dan
meluas. jika saraf sudah terkena, penderita mengeluh
kesemutan/baal pada bagian tertentu, ataupun
Etiologi kesukaran menggerakkan anggota badan yang
berlanjut dengan kekakuan sendi. Rambut alis pun
Mycobacterium leprae dapat rontok.

Epidemiologi

Sering terjadi pada kelompok umur


Menurut kongres intemasional Madrid 1953 , kusta dibagi
25 – 35 tahun, frekuensi sama pada
atas tipe Indeterminan (I), tipe tuberkuloid (T), tipe
laki – laki dan perempuan. Banyak
lepromatosa, dan tipe borderline (B). Ridley Jopling (1960)
pada negara berkembang dan
membaginya menjadi: I,TT,BT,BB,BL, dan LL.
golongan sosio ekonomi rendah.
Terdapat faktor genetik (suku Bugis
dan Madura)
Lokalisasi : Seluruh tubuh

Efloresensi
- Tipe I: makulah hipopigmentasi berbatas tegas
- Tipe TT: makula eritematosa bulat atau lonjong, permukaan kering,
batas tegas
- Tipe BT: makula eritematosa tak teratur, batas tak tegas, kering, mula-
mula ada tanda kontraktur
- Tipe BB: makula eritematosa, menonjol, bentuk tidak teratur, kasar, ada
lesi satelit; penebalan saraf dan kontraktur
- Tipe BL: makula infiltrat merah mengkilat, tak teratur, batas tak tegas;
pembengkakan saraf
- Tipe LL: infiltrat difus berupa nodula simetri, permukaan mengkilat;
saraf terasa sakit
Pemeriksaan Penunjang

- Tes keringat dengan pinsil tinta; pada lesi akan


hilang, sedang pada kulit normal ada bekas tinta (tes
Gunawan)
- Pemeriksaan histopatologi
- Tes lepromin untuk klasifikasi penyakit
- Pemeriksaan bakteriologi untuk menentukan indeks
bakteriologi (IB) dan indeks morfologi (IM) untuk
menilai hasil pengobatan dan menentukan adanya
resistensi pengobatan

Prognosis
Differential Diagnosis
Dengan kombinasi obat maka
prognosis menjadi lebih baik namun Tinea versikolor, vitiligo, lupus
menjadi buruk bila sudah ada eritematous sistemik
kontraktur dan ulkus kronik
Tata Laksana

 Tipe I, TT, dan BT : kombinasi DDS 100 mg/hari dan Rifampisin 600 mg setiap bulan.
Keduanya diberikan selama 6-9 bulan. Pemeriksaan bakteriologi dilakukan setelah 6 bulan
pengobatan. Pengawasan dilakukan selama 2 tahun. Jika tidak ada aktivasi secara klinis
dan bakteriologi tetap negatif dinyatakan relief from control (RFC) (bebas dari pengamatan)
 Tipe BB, BL, LL : kombinasi DDS, Rifampisin, dan Lampren. DDS 100 mg/hari; Rifampisin
600 mg setiap bulan; dan Lampren 300 mg setiap bulan, diteruskan dengan 50 mg setiap
hari atau 100 mg selang sehari, atau 3 x 100 mg setiap minggu. Pengobatan dilakukan
selama 2-3 tahun. Pemeriksaan bakteriologi setiap 3 bulan. Sesudah 2-3 tahun bakteriologi
tetap negatif, pemberian obat dihentikan (release from treatment = RFT). Jika setelah
pengawasan tidak ada aktivitas klinis dan pemeriksaan bakteriologi selalu negatif, maka
dinyatakan bebas dari pengawasan (RFC = release from control)
Penyakit Impetigo Krustosa Impetigo Bulosa Furunkel

Etiologi S B hemolyticus S aureus S aureus


Diagnosa Gatal, krusta mudah Lepuh timbul mendadak Sakit dan nyeri pada
dilepaskan pada kulit sehat 2-3 hari. daerah lesi. Pada daerah
Berdinding tebal, jika berambut tampak bintik-
pecah menimbulkan bintik putih sebagai mata
krusta yang coklat datar bisul
dan tipis

Tata Laksana Mandi pakai sabun 2 kali Menjaga kebersihan. Jika Menjaga higienitas,
sehari. Salep antibiotik bula besar dan banyak kompres salep iktiol 5%,
seperti kloramfenikol 2% dipecahkan, dibersihkan insisi
dan teramisin 3%. dengan antiseptik dan
diberi salep antibiotik

Prognosis Baik Baik Baik, buruk bila rekuren


Penyakit Folikulitis Karbunkel Erisipelas

Etiologi S aureus S aureus S B hemolyticus


Diagnosa Rasa gatal dan rasa Nyeri pada daerah lesi Demam dan malaise. Lesi
terbakar pada daerah dan malaise. Terdapat merah cerah, berbatas
rambut abses tegas, edema dan nyeri
tekan. Te,rasa panas

Tata Laksana Menjaga kebersihan, Menjaga kebersihan. Atasi Anitbiotik Penisilin 0,6-1,5
hindari makanan tinggi faktor predisposisi seperti mega unit selama 5-10
protein dan tinggi kalori. obesitas dan DM. Salep hari. Sefalosporin 4 x 400
Antibiotik sistemik iktiol 10%; jika lesi mg selama 5 hari. Topikal
eritromisin 3 x 250 mg matang insisi. Eritromisin kompres dengan larutan
selama 7-I4 hari. 4 x 250 mg selama 7-14 asam borat 3%
Antibiotik topikal hari
kemicetin 2%

Prognosis Baik Baik namun buruk bila Baik


rekuren
Penyakit Selulitis Ulkus Piogenik Hidradenitis
Supurativa
Etiologi S B hemolyticus dan Streptokokus dan Sumbatan saluran
stafilokokus Stafilokokus kelenjar apokrin dan
infeksi S aureus

Diagnosa Demam dan malaise. Lesi Timbul koreng/ulkus Keluhan berupa gatal dan
terasa panas, selanjutnya dengan tanda-tanda nyeri. Mula-mula gatal,
meluas ke samping dan ke radang di sekitarnya, Ialu timbul nodus merah
bawah sehingga terbentuk secara lambat mengalami dan nyeri. Kemudian
benjolan berwarna merah nekrosis dan menyebar terjadi perlunakan
dan hitam yang secara serpiginosa. menjadi multipel abses
mengeluarkan sekret
seropurulen

Tata Laksana Broad spectrum antibiotic Debridement ulkus. Berhenti mencabut


golongan sefalosporin dan Antibiotik eritromisin 4 x rambut ketiak. obat
golongan amoksisilin 4 500 mg selama 7 hari. perontok rambut. dan
kali sehari 250 mg selama Topikal salep salisil 2% deodoran. Antibiotik
5-7 hari sefalosporin 1-1,5 g/hari
selama 7-10 hari. Insisi
bila abses
Prognosis Baik Baik Baik
Penyakit Tuberkulosis Kutis Kusta

Etiologi M tuberculosis M leprae

Diagnosa Terdapat papula-papula verukosa Lesi diawali dengan bercak putih


dengan penyebaran serpiginosa. bersisik halus pada bagian tubuh,
Tinggi infiltrat dapat mencapai 2-3 tidak gatal, kemudian membesar
cm, permukaannya eritematosa dan dan meluas. jika saraf sudah
menyerupai ginjal terkena, penderita mengeluh
kesemutan/baal pada bagian
tertentu, ataupun kesukaran
menggerakkan anggota badan yang
berlanjut dengan kekakuan sendi
Tata Laksana Menjaga kebersihan kulit dan Kombinasi DDS dan Rifampisin
lingkungan. Obati penyakit pada tipe I, TT, dan BT. Kombinasi
mendasar yaitu TB. Keratolitik DDS, Rifampisin dan. Lampren
kuat seperti asam salisilat 5-10% pada tipe BB, BL, LL
dalam salep

Prognosis Baik namun butuh waktu yang Bila sudah ada kontraktur dan
cukup lama ulkus kronik menjadi buruk
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai