Pioderma
Etiologi
Faktor Predisposisi
Stafilokokus dan
- Kebersihan yang kurang
Streptokokus
- Trauma
- Menurunnya daya tahan
Epidemiologi tubuh. Misalnya:
kekurangan gizi, anemia,
Sering dijumpai pada keadaan sosial penyakit kronik,
ekonomi rendah. Insidens tertinggi neoplasma ganas, diabetes
ketiga. Tidak ada ras tertentu yang melitus
cenderung terkena pioderma.
Pioderma dapat menyerang laki-laki
maupun perempuan pada semua usia
Klasifikasi
Pioderma Primer
Infeksi terjadi pada kulit yang normal. Gambaran klinisnya tertentu, penyebabnya biasanya satu
macam mikroorganisme
Pioderma Sekunder
Pada kulit telah ada penyakit kulit yang lain. Gambaran klinisnya tak khas dan mengikuti penyakit
yang telah ada. Jika penyakit kulit disertai pioderma sekunder disebut impetigenisata, skabies
impetigenisata. Tanda impetigenisata, ialah jika terdapat pus, pustul, bula purulen, krusta
berwarna kuning kehijauan, pembesaran kelenjar getah bening regiona, leukositosis, dan dapat pula
disertai demam. Pioderma dibagi menjadi superfisial dan profunda
Superfisial : Profunda :
Impetigo Erisipelas
Folikulitis Selulitis
Karbunkel Hidraadenitis
Tata Laksana
Sistemik
Ampisilin : Dosis 4x500 mg
Amoksisilin : Dosis 4x500 mg
Golongan obat penisilin resisten-penisilinase: Dosis Kloksasilin 3x250 mg per hari
Klindamisin: Dosis 4x150 mg sehari. Pada infeksi berat dosisnya 4x300 - 450 mg sehari
Eritromisin : Dosis 4x500 mg sehari
Sefalosporin: Dosis sefadroxil 2x500 mg atau 2x1000 mg sehari
Topikal
Basitrasin, Neomisin, dan Mupirosin dalam bentuk salep atau krim
Kompres terbuka : Yodium Povidon 7,5%
Patofisiologi S aureus
Faktor
Bakteri S aureus Kolonisasi
predisposisi
Deskuamasi, Merangsang
erosi dan pelepasan
Eksotoksin
kemerahan pada protease dari
kulit keratinosit
Patofisiologi S B
hemolyticus
Menyerang host
Bakteri S B Faktor virulensi dengan
hemolyticus (Protein M) antifagositosis,
adhesin dan invasin
Komplikasi
Bentuk Pioderma
Diagnosa
Impetigo Keluhan utama adalah rasa gatal. Lesi awal berupa makula
Krustosa eritematosa berukuran 1- 2 mm, kemudian berubah menjadi
vesikel atau bula. Dinding vesikel tipis, mudah pecah dan
mengeluarkan sekret seropurulen kuning kecoklatan. Ketika
Etiologi mengering membentuk krusta yang berlapis - lapis. Krusta mudah
dilepaskan, di bawah krusta terdapat daerah erosif yang
Streptococcus B mengeluarkan sekret sehingga krusta kembali menebal
hemolyticus
Lokalisasi
Biakan bakteriologis
eksudat lesi
Biakan sekret dalam
media agar darah
Tata Laksana
Prognosis
Baik
Dapat timbul komplikasi
sistemik seperti
glomerulonefritis
Impetigo Bulosa
Etiologi Diagnosa
- Preparat mikroskopik
langsung dari cairan
bula
- Biakan cairan bula dan
uji resistensi. Tata Laksana
Prognosis
Baik
Folikulitis
Etiologi
Diagnosis
Staphylococcus aureus
Rasa gatal dan rasa terbakar pada
Terdapat 2 jenis daerah rambut. Berupa makula
- Folikulitis superfisialis: eritematosa disertai papula atau
terbatas di dalam epidermis pustula yang ditembus oleh rambut
- Folikulitis profunda: sampai
ke subkutan
Lokalisasi
Epidemiologi Daerah berambut, paling sering pada kulit
kepala dan ekstremitas.
Dapat mengenai semua umur,
namun sering ditemukan pada Efloresensi
anak – anak. Umumnya banyak Berupa makula eritematosa, papula,
muncul pada daerah tropis pustula, dan krusta miliar sampai
terutama iklim panas, frekuensi lentikular, regional sesuai dengan
sama antara pria dan wanita pertumbuhan rambut
Pemeriksaan Penunjang
Pewarnaan Gram
Tata Laksana
Baik
Furunkel Diagnosis
Lokalisasi
Sering pada bagian tubuh yang berambut dan mudah
terkena iritasi, gesekan atau tekanan; atau pada
daerah yang lembap seperti ketiak, bokong,
Epidemiologi
punggung, leher, dan wajah
Muncul pada anak –
Efloresensi
anak dan orang muda.
Mula-mula berupa makula eritematosa lentikular-
Sering terjadi pada
numular setempat, kemudian menjadi nodula
musim panas karena
lentikular-numular berbentuk kerucut
banyak berkeringat
Pemeriksaan Penunjang Tata Laksana
Lokalisasi
Epidemiologi Tengkuk, punggung dan bokong
- Pemeriksaan darah :
leukositosis
- Pemeriksaan Tata Laksana
bakteriologik sekret
lesi. Umum:
- Usaha untuk mengatasi faktor predisposisi seperti
obesitas, DM dan hiperhidrosis
Differential Diagnosis - Menjaga kebersihan dan mencegah luka – luka kulit
Sporotrikosis Khusus:
Akne konglobata - Topikal; jika masih infiltrat diberi salep iktiol 10%; jika
lesi matang, lakukan insisi dan aspirasi, dipasang
drainase, lalu dikompres
- Antibiotik sistemik; eritromisin 4 x 250 mg selama 7-14
Prognosis hari; penisilin 600.000 IU selama 5-10 hari
Lokalisasi
Kaki, tangan dan wajah
Epidemiologi
Efloresensi
Terjadi pada anak – anak Makula eritematosa numular hingga plakat, berbatas
dan dewasa, frekuensi tegas, edematosa, panas pada perabaan dan nyeri
sama pada laki – laki tekan. Pada bagian tengah ditemukan vesikel miliar
dan perempuan. Muncul atau bula lentikular
lebih sering pada daerah
tropis, dapat terjadi pada
seluruh etnis
Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan darah
didapatkan leukositosis
- Biakan darah, usapan
tenggorok dan hidung
Tata Laksana
Sistemik:
Differential Diagnosis Antipiretik dan analgetik.
- Penisilin 0,6-1,5 mega unit selama 5-10 hari
Selulitis - Sefalosporin 4 x 400 mg selama 5 hari
Baik
Selulitis Diagnosis
Lokalisasi
Ekstremitas superior dan inferior serta wajah
Epidemiologi
Efloresensi
Terjadi pada anak – anak Makula eritematosa atau kehitaman menonjol di
dan orang tua, frekuensi atas permukaan kulit, ukurannya besar dan
sama pada laki – laki dan dapat mencapai plakat. Diatasnya terdapat fistel-
perempuan. Banyak fistel yang mengeluarkan sekret seropurulen
muncul pada daerah
tropis dan iklim panas
Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan darah
akan didapatkan
leukositosis Tata Laksana
- Biakan sekret fistel
dan uji resistensi. Sistemik
- Penisilin dosis tinggi 1,2-2,4 juta
IU selama I4 hari
- Eritromisin 4 x 1 gram selama 14-
Differential Diagnosis 21 hari
- Golongan sefalosporin 4 kali
Mikosis profunda sehari 250 mg selama 5 - 7 hari
Baik
Diagnosis
Streptokokus dan
stafilokokus
Lokalisasi
Epidemiologi Ekstremitas
Differential Diagnosis
Tata Laksana
Ulkus tropikum dan
ulkus karena penyebab Umum : Debridement ulkus
lain seperti antraks,
tuberkulosis atau Khusus
frambusia Sistemik : Penisilin 600000-1,2 juta IU intramuskular
selama 5-7 hari: eritromisin 4 x 500 mg selama 7 hari
Topikal : Salep salisil 2%; jika berat dengan kompres
AgNO3 (Silver nitrate) 1-2%.
Prognosis
Baik
Hidradenitis
Supurativa/Apokrinitis
Diagnosis
Etiologi Keluhan berupa gatal dan nyeri. Mula-mula gatal, Ialu
timbul nodus merah dan nyeri. Dapat lebih dari satu
Sumbatan saluran kelenjar sehingga tampak berbenjol-benjol dan saling
kelenjar apokrin dan bertumpuk tidak teratur. Kemudian terjadi
infeksi Staphylococcus perlunakan yang tidak serentak, disebut abses
aureus multipel. Jika abses pecah keluar sekret tanpa mata.
Karena perlunakan tidak serentak dan kelenjar yang
Epidemiologi
berfumpuk-tumpuk, sekret yang keluar sedikit-sedikit,
menimbulkan sinus dan fistel
Muncul pada orang
dewasa, lebih sering
terjadi pada perempuan. Lokalisasi
Pada perempuan terjadi Ketiak, areola mamae, genital
di aksila dan laki – laki
di daerah perianal. Efloresensi
Terjadi pada semua ras, Makula eritematosa dan nodus lentikular
lebih banyak pada numular, difus, regional
daerah tropis
Tata Laksana
Umum
Pemeriksaan Penunjang Berhenti melakukan hal - hal seperti:
Mencabut rambut ketiak. penggunaan obat
Biopsi kelenjar perontok rambut. penggunaan deodoran, memakai
baju terlampau sempit.
Khusus
Differential Diagnosis - Sistemik : Terapi antibiotik: eritromisin 1-2 g/hari
selama 7-10 hari: sefalosporin 1-1,5 g/hari selama
Skrofuloderma 7-10 hari; penisilin 7,2-7,8 juta unit selama 7-14
hari
- Topikal: kompres dengan KMnO4 (Kalium
permanganat) 1/5000-1/10000
Prognosis - Lakukan insisi dan drainase jika sudah
berbentuk abses
Baik
Tuberkulosis Diagnosis
Lokalisasi
Tangan, bokong, kaki, lutut, dan
tempat-tempat yang mudah terkena
trauma
Epidemiologi
Efloresensi
Dapat terjadi pada semua usia namun Infiltrat/tuber verukosa, permukaan
lebih banyak pada anak – anak, frekuensi eritematosa, berbentuk ginjal/bulan
sama pada pria dan wanita. Sosio ekonomi sabit akibat penyebaran yang
rendah serpiginosa
Penyebaran Infeksi
Inokulasi langsung
Penjalaran langsung
pada kulit sekitar
ke kulit dari organ di Menjalar secara
orifisium alat dalam
bawah kulit yang hematogen
yang sudah terkena
sudah terkena TB
TB
- Tes Mantoux
- Pemeriksaan
Tata Laksana
bakteriologik (Kultur,
sediaan makroskopik)
Umum : jaga kebersihan
- PCR
kulit/lingkungan. Perbaiki keadaan gizi
dan belajar etika batuk. Ventilasi
ruangan diperbaiki
Differential Diagnosis
Khusus
Nevus verukosus
Frambusia stadium II Topikal
Keratolitik kuat seperti asam salisilat
5-10% dalam salep
Prognosis
Baik namun
membutuhkan waktu
cukup lama (beberapa
bulan - tahun)
Kusta/Morbus Diagnosis
Hansen Lesi diawali dengan bercak putih bersisik halus pada
bagian tubuh, tidak gatal, kemudian membesar dan
meluas. jika saraf sudah terkena, penderita mengeluh
kesemutan/baal pada bagian tertentu, ataupun
Etiologi kesukaran menggerakkan anggota badan yang
berlanjut dengan kekakuan sendi. Rambut alis pun
Mycobacterium leprae dapat rontok.
Epidemiologi
Efloresensi
- Tipe I: makulah hipopigmentasi berbatas tegas
- Tipe TT: makula eritematosa bulat atau lonjong, permukaan kering,
batas tegas
- Tipe BT: makula eritematosa tak teratur, batas tak tegas, kering, mula-
mula ada tanda kontraktur
- Tipe BB: makula eritematosa, menonjol, bentuk tidak teratur, kasar, ada
lesi satelit; penebalan saraf dan kontraktur
- Tipe BL: makula infiltrat merah mengkilat, tak teratur, batas tak tegas;
pembengkakan saraf
- Tipe LL: infiltrat difus berupa nodula simetri, permukaan mengkilat;
saraf terasa sakit
Pemeriksaan Penunjang
Prognosis
Differential Diagnosis
Dengan kombinasi obat maka
prognosis menjadi lebih baik namun Tinea versikolor, vitiligo, lupus
menjadi buruk bila sudah ada eritematous sistemik
kontraktur dan ulkus kronik
Tata Laksana
Tipe I, TT, dan BT : kombinasi DDS 100 mg/hari dan Rifampisin 600 mg setiap bulan.
Keduanya diberikan selama 6-9 bulan. Pemeriksaan bakteriologi dilakukan setelah 6 bulan
pengobatan. Pengawasan dilakukan selama 2 tahun. Jika tidak ada aktivasi secara klinis
dan bakteriologi tetap negatif dinyatakan relief from control (RFC) (bebas dari pengamatan)
Tipe BB, BL, LL : kombinasi DDS, Rifampisin, dan Lampren. DDS 100 mg/hari; Rifampisin
600 mg setiap bulan; dan Lampren 300 mg setiap bulan, diteruskan dengan 50 mg setiap
hari atau 100 mg selang sehari, atau 3 x 100 mg setiap minggu. Pengobatan dilakukan
selama 2-3 tahun. Pemeriksaan bakteriologi setiap 3 bulan. Sesudah 2-3 tahun bakteriologi
tetap negatif, pemberian obat dihentikan (release from treatment = RFT). Jika setelah
pengawasan tidak ada aktivitas klinis dan pemeriksaan bakteriologi selalu negatif, maka
dinyatakan bebas dari pengawasan (RFC = release from control)
Penyakit Impetigo Krustosa Impetigo Bulosa Furunkel
Tata Laksana Mandi pakai sabun 2 kali Menjaga kebersihan. Jika Menjaga higienitas,
sehari. Salep antibiotik bula besar dan banyak kompres salep iktiol 5%,
seperti kloramfenikol 2% dipecahkan, dibersihkan insisi
dan teramisin 3%. dengan antiseptik dan
diberi salep antibiotik
Tata Laksana Menjaga kebersihan, Menjaga kebersihan. Atasi Anitbiotik Penisilin 0,6-1,5
hindari makanan tinggi faktor predisposisi seperti mega unit selama 5-10
protein dan tinggi kalori. obesitas dan DM. Salep hari. Sefalosporin 4 x 400
Antibiotik sistemik iktiol 10%; jika lesi mg selama 5 hari. Topikal
eritromisin 3 x 250 mg matang insisi. Eritromisin kompres dengan larutan
selama 7-I4 hari. 4 x 250 mg selama 7-14 asam borat 3%
Antibiotik topikal hari
kemicetin 2%
Diagnosa Demam dan malaise. Lesi Timbul koreng/ulkus Keluhan berupa gatal dan
terasa panas, selanjutnya dengan tanda-tanda nyeri. Mula-mula gatal,
meluas ke samping dan ke radang di sekitarnya, Ialu timbul nodus merah
bawah sehingga terbentuk secara lambat mengalami dan nyeri. Kemudian
benjolan berwarna merah nekrosis dan menyebar terjadi perlunakan
dan hitam yang secara serpiginosa. menjadi multipel abses
mengeluarkan sekret
seropurulen
Prognosis Baik namun butuh waktu yang Bila sudah ada kontraktur dan
cukup lama ulkus kronik menjadi buruk
TERIMA KASIH