Anda di halaman 1dari 52

Bahan Beton Bertulang

Beton

utk memperhitungkan pengaruh beban jangka panjang


Untuk perancangan penampang beton,
Reduksi 15%
fc ´ disederhanakan menjadi:
Tegangan desak sc [Mpa]

0,85fc´ 1
2 1. Parabola
3 2. Parabola + Garis Lurus
4
3. Gr.Lurus + Gr.Lurus  Trapesium
4. Blok empat psg. panjang

a digunakan dlm ACI 318


c
Regangan c in [‰] dan SNI
Bahan Beton Bertulang
Beton

cu = 0,003 0,85.fc´

a = b1.c
c

M
n
Reg. Baja tlg.

Penampang beton Distribusi regangan Distribusi tegangan (s)


() dengan blok beton tekan
dengan beban empat persegi panjang
momen lentur (+)
Faktor 0,85  utk memperhitungkan pengaruh beban jangka panjang
Faktor b1  utk memperhitungkan pengaruh mutu beton
Bahan Beton Bertulang
Baja Tulangan

Bentuk:
- batang (polos, deform, dia.: 6 - 32 mm)
- anyaman (utk tlg plat, ddg., str.cangkang) Polos Deform
Diagram tegangan – regangan baja tulangan:

Canai panas (hot rolled) Canai dingin (cold worked)


Titik luluh tampak jelas Titik luluh tidak jelas
ftk
ftk f0,2k

Tegangan ss
fyk
Tegangan ss

ES ES

uk 0,2 % uk


Regangan s Regangan s
Bahan Beton Bertulang
Baja Tulangan

Diagram tegangan – regangan baja tulangan untuk perancangan penampang


beton bertulang disederhanakan menjadi sbb.

ft

fy
Tegangan ss

ES = 200 000 MPa

y uk Regangan s
Bahan Beton Bertulang
Lekatan antara Beton dan Baja Tulangan
Trayektori tegangan desak
Agar komponen2 beton bertulang
Baja
(yi. baja tulangan dan beton) tulangan

dapat menjadi bahan komposit Gaya tarik pada baja


tulangan
´beton bertulang´yang sempurna
Tegangan desak uniform
 harus ada ikatan yang baik
Trayektori tegangan tarik pada beton
kenyataan
antara kedua bahan tersebut.
anggapan

Jenis ikatan beton & baja tulangan: Diagram tegangan ikat

1. Lekatan (kecil, tdk diperhitungkan)


2. Gesekan (jika ada gaya desak melintang) kenyataan

3. Geseran (dominan pd tlg.deform) anggapan Gaya tarik pada baja


tulangan
Bahan Beton Bertulang
Lekatan antara Beton dan Baja Tulangan

1. Lekatan:
Lekatan antara baja tulangan dg pasta
semen. Lenyap setelah ada pergeseran
kecil.
p [kN/m]

2. Gesekan: H
Jika ada gaya desak melintang batang baja,
akibat adanya faktor gesek µ, timbul ikatan
gesek antara beton dan baja tulangan.
p [kN/m]

3. Geseran:
terjadi geser pada beton akibat gaya desak
pada ´gigi-gigi´ baja tulangan
Bahan Beton Bertulang
Lekatan antara Beton dan Baja Tulangan

Kerusakan ikatan pada geseran:

Baja tulangan dg jarak gigi


besar

Baja tulangan dg jarak gigi


kecil
Bahan Beton Bertulang

Tepi luar
Selimut Beton: Selimut beton
- melindungi baja tulangan dari
bahaya korosi
- menjamin ikatan yang baik antara
baja tulangan dan beton
- melindungi baja tulangan jika terjadi
kebakaran
Perancangan Beton Bertulang

Analisis Struktur:
pada umumnya didasarkan pada teori elastisitas linier (bahan memenuhi
Hukum Hook)

Perancangan Penampang Beton Bertulang:


Dengan memperhatikan sifat non linier beton (beton tdk menahan tarik
karena retak)

 Tidak konsisten
 Tapi hitungan lebih mudah/sederhana dan hasilnya ´pada sisi yang aman´
Perancangan Beton Bertulang

Analisis Struktur:
pada umumnya didasarkan pada teori elastisitas linier (bahan memenuhi
Hukum Hook)

Perancangan Penampang Beton Bertulang:


Dengan memperhatikan sifat non linier beton (beton tdk menahan tarik
karena retak)
Metoda Perancangan:
- cara elastis (cara n)
- cara batas (batas layan SLS, batas kekuatan ULS)
 Tidak konsisten
 Tapi hitungan lebih mudah/sederhana dan hasilnya ´pada sisi yang aman´
Perancangan Beton Bertulang

Perancangan dengan Cara Batas:


- batas deformasi (mis. Lendutan)
Harus dipenuhi syarat2 :
- batas lebar retak
-batas layan (SLS = serviceability limit state)
- batas tegangan
- batas getaran

- kuat batas lentur dg/tanpa gaya aksial


- batas kekuatan (ULS = ultimit limit state) - kuat batas geser, torsi dan pons
- patah lelah (fatigue, bbn. dinamik)
Perancangan Beton Bertulang
Faktor Aman dalam Hitungan Str. Beton Bertulang
Dimensi Penampang &
Kuat Bahan: f´c, fy
Hitungan Kuat Penampang:
dg Asumsi2 pada Model Bahan
& Mekanik Penampang

Kuat Nominal Penampang:


mis.: Mn

<
Faktor Reduksi Kekuatan q

Kuat Perlu, Kuat Rencana Penampang:


mis.: Mu = 1,2 MD + 1,6 ML

Faktor Beban
= mis.: Md = 0,8 Mn

Gaya Internal,
mis.: MD, ML, MW, ME

Analisis Struktur (elastis linier)

Beban: D, L, W, E
Perancangan Beton Bertulang
Faktor Beban

Beban SK SNI T-15-1991-03 SNI 03-xxxx-2002


Beban Mati U = 1,4 D
Beban Mati & Hidup U = 1,2 D + 1,6 L U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R)
U = 0,75 (1,2 D + 1,6 L + 1,6 W) U = 1,2 D + 1,0 L + 0,5 (A atau R) + 1,6 W
Beban Angin
U = 0,9 D + 1,3 W U = 0,9 D + 1,6 W
U = 1,05 (D + LR + E) U = 1,2 D + 1,0 L + 1,0 E
Beban Gempa
U = 0,9 (D + E) U = 0,9 D + 1,0 E
Tekanan Tanah U = 1,2 D + 1,6 L + 1,6 H U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R) + 1,6 H
U = 0,75 (1,2 D + 1,6 L + 1,2 T) U = 0,75 (1,2 D + 1,6 L + 1,2 T)
Temperatur
U = 1,2 (D + T) U = 1,2 (D + T)
Beban Dinamik Diperhitungkan pd L: Fak.Kejut x L Diperhitungkan pd L: Fak.Kejut x L
U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R) + 1,2 F
Beban Fluida Ditambahkan: 1,2 F
U = 1,4 D + 1,4 F
Tumbukan P Ditambahkan: 1,2 P

Faktor beban  mengapa berbeda utk tiap jenis beban?


Perancangan Beton Bertulang
Faktor Reduksi Kekuatan f

Beberapa nilai f yg penting, untuk: SNI T-15-1991-03 SNI 03-xxxx-2002

Lentur, tanpa beban aksial 0,80 0,80


Aksial tarik 0,80 0,80
Aksial tarik dengan lentur 0,80 0,80
Aksial desak 0,70 atau 0,65 0,70 atau 0,65
Faktor
Aksial reduksi
desak dengan lentur  a.l. untuk memperhitungkan
kekuatan 0,70 atau 0,65adanya
0,70 atau 0,65
kemungkinan:
Geser 0,60 0,75
- kesalahan hitung (pemodelan/penyederhanaan0,60
Torsi perilaku bahan0,75
dan
perilaku str.beton bertulang; pembulatan angka2),
Tumpuan pada beton (bearing) 0,70 0,65
- kekurangan mutu bahan,
- kekurangan dimensi,
- ketelitian pelaksanaan (mis. letak baja tulangan).
Perancangan Elemen dengan Beban Lentur
Asumsi untuk analisis/design penampang

1. Asas Bernoulli:
Penampang rata tetap rata dan
tegak lurus sumbu memanjang-
nya, setelah elemen mengalami
lentur.

2. Asas Navier: 
Regangan pada penampang Distr. linier
garis netral
terdistribusi secara linier
(berbanding lurus thd jaraknya
dari grs.netral) Tidak berlaku untuk struktur lentur tinggi:
- bentang sederhana: h/L  4/5
- balok menerus: h/L  2/5
Perancangan Elemen dengan Beban Lentur
Asumsi untuk analisis/design penampang

3. Regangan desak maks. untuk beton pada serat tepi desak cu = 0,003

4. Distribusi tegangan desak beton dapat dianggap berbentuk:


parabola, trapesium atau empat persegi panjang (E.P.P)

Tepi desak
cu = 0,003
Digunakan
dalam:
garis netral
ACI 318
dan
SNI
Parabola Trapesium E.P.P.
5. Bagian tarik beton diabaikan
Perancangan Elemen dengan Beban Lentur
Asumsi untuk analisis/design penampang

6. Tegangan tarik baja dianggap elastis linier – plastis:

s < y  fs = s . Es
Tegangan tarik baja fs

fy

s  y  fs = fy
ES = 200 000 MPa

y u
Regangan tarik baja s
Perancangan Elemen dengan Beban Lentur
Distribusi Tegangan Desak Beton Bentuk E.P.P
Tepi desak cu = 0,003

c a a = b1 c

garis netral

h 0,85 f´c

b
f´c  30 MPa  b1 = 0,85
f´c > 30 MPa  b1 = 0,85 – ((f´c – 30)/7).0,05 dan b1  0,65
Perancangan Elemen dengan Beban Lentur
Analisis Balok Tampang E.P.P dg. Tulangan Tunggal

cu = 0,003 0,85 f´c

a = b1 c
a c
Cc
garis netral

d (d – a/2)
h
As Mn = T. (d-a/2)

T
b s  y
Asumsi: Tegangan Baja Tulangan
mencapai teg. leleh fy Md = f . Mn
T = As . fy SFH = 0 As  f y Md = 0,80 . Mn
a
Cc = (0,85.f´c).a.b (0,85  f c´ )  b
 T = Cc
Perancangan Elemen dengan Beban Lentur
Balok Tampang E.P.P – Keadaan Seimbang (Balance Condition)
Keadaan Seimbang (BalanceCondition):  regangan beton mencapai cu = 0,003

Keadaan ini hanya teoritik  regangan tarik baja tepat mencapai tegangan leleh y
saja  di atas kertas ! cu = 0,003
0,85 f´c

ab = b1 cb
ab cb
Ccb
garis netral

d (d – ab/2)
h
Asb = ? Mnb = Tb. (d - ab/2)
Tb
b s = y
Tegangan Baja Tulangan tepat
mencapai teg. leleh fy
Ccb = (0,85.f´c).ab.b SFH = 0
0,003
cb   d Tb = Asb . fy  Tb = Ccb
0,003   y
Perancangan Elemen dengan Beban Lentur
Under Reinforced – Over Reinforced

Keadaan Under Reinforced (Penampang Daktail)  jika As < 0,75 Asb (pada penamp. dg tlg. tunggal)
 jika (As - As´) < 0,75 Asb (pada penamp. dg tlg. rangkap)

penampang beton tidak mengalami A´s


kegagalan struktural (mis. patah, han-
cur) secara mendadak, melainkan di-
dahului oleh tanda2 awal yg berupa h
retak-retak pada beton sisi tertarik dan
lendutan struktur yang besar.
As
b

Jika syarat tsb tdk. terpenuhi  Over Reinforced (Penampang Tidak Daktail)
Perancangan Elemen dengan Beban Lentur
Analisis Balok Tampang E.P.P dg. Tulangan Rangkap

cu = 0,003 0,85 f´c

d´s Cs
a = b1 c
a A´s c ´s Cc

garis netral

d (d – a/2) Mn
h
As
ds
T
b s  y Md = f . Mn
Asumsi: Tegangan Baja Tulangan
mencapai teg. leleh fy Md = 0,80 . Mn
T = As . f y SFH = 0 
Cc = (0,85.f´c).a.b T = Cc + Cs Mn = Cc(d-a/2) + Cs(d-d`s)
dicari c, sehingga
Cs = A´s . fs (dg. fs = fy atau fs = s . Es) persm. ini terpenuhi !
Perancangan Elemen dengan Beban Lentur
Persyaratan Balok Beton Bertulang

Balok beton bertulang harus memenuhi persyaratan2 a.l.:


1. Kuat menahan momen akibat beban, sehingga Md  Mu
2. Kuat menahan gaya geser akibat beban, sehingga Vd  Vu
3. Kuat menahan momen torsi akibat beban, sehingga Td  Tu
4. Bersifat daktail, memenuhi persyaratan:
As < 0,75 Asb (pada penamp. dg tlg. tunggal)
(As - As´) < 0,75 Asb (pada penamp. dg tlg. rangkap)

5. Besar lendutan dan lebar retak pada keadaan layan tidak


melebihi batas yang diijinkan
Pelat Beton Bertulang
Dasar-dasar Struktur Pelat

Pelat struktur bidang datar, yang semula bidang tengah (Midplane)


-nya datar dan setelah mengalami beban tegak lurus padanya
akan mengalami lenturan

Asumsi dan syarat-syarat a.l.:


X
h - Beban tegak lurus pada bid. tengah
atau berupa momen
q
b - h << a dan b

- deformasi ke arah sb. z kecil (<< h)


½h - material bersifat homogen, isotropik,
½h linier elastik
a - memenuhi asas Bernoulli dan Navier
Bidang Tengah
Y Z (Midplane)
Dasar-dasar Struktur Pelat
Batas tepi pelat:
- garis lurus
- garis lengkung
- kombinasi garis lurus dan garis lengkung

Pelat 3

Pelat 1 Pelat 4
Pelat 5

Pelat 2
Dasar-dasar Struktur Pelat
Tumpuan pelat (boundary condition)
- tanpa tumpuan (tepi bebas)
- tumpuan sederhana (sendi, rol)
- tumpuan jepit Tanpa Tumpuan
Tumpuan Jepit (Tepi Bebas)

Tanpa Tumpuan Tumpuan Sederhana


(Tepi Bebas) (Sendi atau Rol)
Dasar-dasar Struktur Pelat

Persamaan Deferensial untuk Pelat yang mengalami lentur :

d 4w d 4w d 4w q
4
 2 2 4  Persamaan Deferensial
Parsial Tingkat 4
dx dx dy dy K

q = beban merata pada pelat


w = perpindahan dalam arah sumbu Z (~ lendutan pelat)
E  h3
K = konstanta kekakuan lentur pelat K
12(1   )
E = modulus elastisitas bahan
 = Poisson‘s Ratio
Dasar-dasar Struktur Pelat
Analisis Struktur Pelat:

1. Eksak/Analitis:
Penyelesaian Persamaan Deferensial dengan memperhatikan syarat-
syarat batas (Boundary Conditions).
 hanya dapat dilakukan untuk keadaan yang sederhana (beban
merata, geometri sederhana, tumpuan seragam / tidak kompleks)
 kurang sesuai untuk kebutuhan praktis

2. Cara Pendekatan:
Metoda ini didasarkan pada prinsip2 mekanik: Virtual Work dan Tenaga
Potensial Elastik Minimum
2.1 Pendekatan dengan diskretisasi
a. Metoda Beda Hingga (Finite Defference Method)
b. Metoda Elemen Hingga (Finite Element Method)
Penyelesaian Metoda ini pd umumnya menggunakan cara numerik
2.2 Metoda pendekatan dg fungsi pendekatan global
2.3 Metoda pendekatan berdasarkan teori plastis  yield line theory
Dasar-dasar Struktur Pelat

Metode Analisis Struktur Pelat pada Peraturan Beton:

Untuk kebutuhan praktis, di dalam Peraturan Beton diberikan cara


pendekatan untuk analisis pelat dalam bentuk tabel, koefisien, atau
metoda hitungan yang sederhana.

1. Tabel Koefisien Momen (PBI 1971)


Contoh:
ly / lx 1,0 1,1 ... 1,5 ... 1,8 .... > 2,5
Tab
Mlx = 0,001 q lx2 x 38 46 69 80 54
lx Tab
Mtx = - 0,001 q lx2 x 38 46 69 80 54
ly Tab
Mly = 0,001 q lx2 x 43 46 51 50 19
etc
Mty = - 0,001 q lx2 x 43 46 51 50 56
Dasar-dasar Struktur Pelat

2. Koefisien dan Metoda Pendekatan menurut SK SNI 03-xxxx-2002

2.1 Pelat Satu Arah


Dengan koefisien menurut Ps. 10.3.(3)
Syarat2 berlaku:
- Minimum terdapat dua bentang
- Perbandingan panjang bentang yang bersebelahan L1 / L2 < 1,2
(dengan L1 > L2)
- Beban berupa beban terbagi rata
- Batang prismatis
- Beban hidup (kN/m)  3 x beban mati (kN/m)

Jika syarat tdk terpenuhi  dengan Analisis Struktur yang lazim

L1 L2
Dasar-dasar Struktur Pelat

2. Koefisien dan Metoda Pendekatan menurut SK SNI 03-xxxx-2002

2.1 Pelat Satu Arah


Dengan koefisien menurut Ps. 10.3.(3)
Momen (+) pd bentang ujung:

-Tumpuan ujung terletak bebas 1/11. Wuln2

-tumpuan ujung menyatu dg str. pendukg. 1/14. Wuln2


Contoh

Momen (+) pd bentang dalam 1/16. Wuln2

Momen (–) pd sisi luar tump. dlm. pertama:

-Dua Bentang 1/9. Wuln2

- > 2 Bentang 1/10. Wuln2

Momen (–) pd sisi lain tump. dlm. pertama: 1/11. Wuln2


Dasar-dasar Struktur Pelat

2. Koefisien dan Metoda Pendekatan menurut SK SNI 03-xxxx-2002

2.2 Pelat Dua Arah

- Metoda Perecanaan Langsung (Direct Design Method)

- Metoda Portal Ekivalen (Equivalent Frame Method)


Pelat Beton Bertulang

Jenis2 Struktur Pelat Beton Bertulang:

Berdasarkan konfigurasi tumpuan dan berdasarkan perbandingan ukuran


sisi-sisinya, pelat beton bertulang dibedakan menjadi:

1. Sistem pelat satu arah

2. Sistem pelat dua arah


Pelat Beton Bertulang
Struktur Pelat Satu Arah

1. Sistem pelat SATU arah:


- plat yang ditumpu pada dua sisi yang berseberangan
- plat yang ditumpu pada 4 sisinya, dengan perbandingan
panjang/lebar > 2

Bebas Bebas

Ditumpu
Ditumpu

Ditumpu
Ditumpu

Bebas Bebas
Pelat Beton Bertulang
Struktur Pelat Satu Arah
1. Sistem pelat SATU arah:
- plat yang ditumpu pada dua sisi yang berseberangan
- plat yang ditumpu pada 3 atau lebih sisinya, dengan perbandingan
panjang/lebar > 2

p1 l p2

p1 / l > 2 p2 / l > 2
Pelat Beton Bertulang
Struktur Pelat Satu Arah
Pelat Beton Bertulang
Struktur Pelat Satu Arah

Jika perbandingan panjang/lebar


> 2 terpenuhi  pelat satu arah
Pelat Beton Bertulang
Struktur Pelat Dua Arah
2. Sistem pelat DUA arah:
- plat yang ditumpu pada 4 sisinya, dengan perbandingan
panjang/lebar  2

p1 / l  2

p2 / l  2

p1 l p2
Pelat Beton Bertulang
Struktur Pelat Dua Arah

Jika perbandingan panjang/lebar


 2 terpenuhi  pelat dua arah

Flat Plate (Pelat Datar)


Pelat Beton Bertulang
Struktur Pelat Dua Arah

Flat Plate
(Pelat Datar)
Pelat Beton Bertulang
Struktur Pelat Dua Arah
Pelat Beton Bertulang
Struktur Pelat Dua Arah

Waffle Slab
(Pelat Waffle)
Pelat Beton Bertulang
Struktur Pelat Dua Arah

Flat Slab

Drop Panel
Pelat Beton Bertulang
Perencanaan & Perancangan Struktur Pelat Satu Arah

1. Analisis Struktur untuk mendapatkan momen dan gaya geser

 dg cara-cara pendekatan, spt telah disebutkan di muka !

Tebal pelat:
tergantung dari persyaratan:- lendutan
- lentur Tebal minimum (h) untuk
- geser pembatasan lendutan
Dua Tump. Satu ujung Kedua ujung
Kantilever
Sederhana menerus menerus

Pelat masif satu


arah L / 20 L / 24 L / 28 L / 10
Balok atau Pelat
Rusuk satu arah L / 16 L / 18,5 L / 21 L/8
Lihat penjelasan lebih lanjut dlm SK SNI 03-xxxx-2002 Tabel 8
Pelat Beton Bertulang
Perencanaan & Perancangan Struktur Pelat Satu Arah

2. Dasar-dasar dan cara perancangan penampang:


 seperti pada struktur dg beban lentur (balok)

3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dlm perancangan pelat:


 tebal pelat (karena batasan lendutan)
 persyaratan geser
 persyaratan lebar retak
 tulangan susut dan suhu
 batas prosentase tulangan min & maks
Pelat Beton Bertulang
Perencanaan & Perancangan Struktur
Tulangan Minimum:

SK SNI T-15-1991-03: As,min = (1,4/fy).bw.d

SK SNI-03-xxx-2002: As,min = (1,4/fy).bw.d


Nilai yg besar menentukan
f c´
As , min   bw  d
4 fy

Alternativ lain (Asmin tidak perlu di cek lagi): As,terpasang  4/3 . As,analisis

As,min tidak boleh kurang dari tulangan susut dan suhu.

Jarak antar tulangan (pkp)  3 x tebal pelat


 50 cm
Pelat Beton Bertulang
Perencanaan & Perancangan Struktur
Tulangan Maksimum:

Seperti halnya pada struktur dengan beban lentur lainnya,


penulangan plat direncanakan dg memenuhi persyaratan: As  0,75.Asb

Tulangan Susut dan Suhu:

Untuk sistem pelat satu arah (tulangan lentur terpasang hanya pada satu
arah saja) harus dipasang tulangan susut dan suhu pada arah tegak lurus
tulangan lentur tersebut:
- dengan tulangan ulir/deform mutu 300: As,s+s  0,002 Ac
- dengan tulangan ulir/deform atau jaring tulangan mutu 400:
As,s+s  0,0018 Ac
- dengan tulangan mutu > 400 (pada sy = 0,35%): As,s+s  (0,0018.400/fy) Ac

Jarak antar tulangan susut & suhu (pkp)  5 x tebal pelat


 50 cm
Pelat Beton Bertulang
Perencanaan & Perancangan Struktur Pelat Satu Arah
Contoh Hitungan:

Beton f`c = 15 Mpa


Baja tulangan fy = 240 Mpa
Balok 20/30
Beban:
- beban hidup = 2,0 kN/m2
100 cm
- penutup lantai = 0,5 kN/m2

400 cm 350 cm
Pelat Beton Bertulang
Perencanaan & Perancangan Struktur Pelat Satu Arah
Contoh Hitungan: Penulangan
12 - 20

12 - 20
12 - 16
12 - 20

12 - 20
Tulangan suhu & susut: 10 - 25

12 - 200 12 - 160 12 - 200

.... .... ....


. . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . .
12 - 200 12 - 200
400 cm 350 cm
Pelat Beton Bertulang
Perencanaan & Perancangan Struktur Pelat Satu Arah
Gbr. Penulangan

........
Pelat Beton Bertulang
Perencanaan & Perancangan Struktur Pelat Satu Arah
Catatan: Penulangan pelat satu arah
Pada pelat satu arah dengan balok/dinding pendukung pada keempat sisinya,
harus dipasang tulangan momen negatif di atas tumpuan pada sisi pendek:
- pada tumpuan ujung: 50% dari tulangan momen negatif pd arah x (bentang
pendek)
- pada tumpuan tengah (menerus): 70% dari tulangan momen negatif pd arah x

As,y= 0,5. As,x As,y= 0,7. As,x

As,x Untuk mencegah retak2 di sini !

Anda mungkin juga menyukai