Anda di halaman 1dari 28

KOMPONEN MODEL DALAM

KEPERAWATAN
• FLORENCE NIGHTINGALE
Teori / model konsep Florence Nightingale
memposisikan lingkungan sebagai focus
asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu
memahami seluruh proses penyakit, model
dan konsep ini dalam upaya memisahkan
antara profesi keperawatan dangan
kedokteran.
• Orientasi pemberian asuhan keperawatan / tindakan
keperawatan lebih diorientasikan pada :

pemberian udara, kenyamanan, kebersihan,


ketenangan dan nutrisi yang adequate dengan
dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan
tindakan pengobatan  upaya teori tersebut dalam
rangka perawat mampu menjalankan praktik
keperawatan mandiri tanpa bergantung pada profesi
lain.
• Model dan konsep ini memberikan inspisi dalam
perkembangan praktik keperawatan 
dikembangkan secara luas.

• Teori Nightingale memandang Pasien dalam kontek


lingkungan keseluruhan :
Lingkungan fisik
Psikologis
Sosial
• Hubungan teori Nightingale dalam konsep keperawatan
:
keperawatan lingkungan masyarakat / individu sehat /
sakit

Individu : perbaikannya dalam menghadapi


pemyakit
Keperawatan : kondisi terbaik individu dalam
mempengaruhi lingkungan
Sehat / Sakit : proses perbaikan untuk kesehatan.
Masyarakat /
individu : mempengaruhi perkembangan dan
kehidupan individu
• Perawat adalah orang yang membantu proses
penyembuhan penyakit tetapi tidak untuk
menyembuhkan penyakit.

• Tugas seorang perawat adalah merawat orang


yang sakit dan dokter adalah orang yang
berperan penting dan sangat membantu
dalam proses penyembuhan penyakit.
• Beda perawat dan dokter perawta bukan
hanya memberikan obat untuk
menyembuhkan penyakit kepada si pasien
tetapi mereka juga harus bisa membuat
lingkungan fisik, psikologis, sosial pasien
sembuh.
Model keperawatan Roy

• Model keperawatan Calista Roy dikenal


dengan model adaptasi  Roy memandang
setiap manusia pasti mempunyai potensi
untuk dapat beradaptasi terhadap stimulus
baik stimulus internal maupun eksternal dan
kemampuan adaptasi ini dapat dilihat dari
berbagai tingkatan usia
• Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy
sebagai penerima asuhan keperawatan adalah
individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang
dipandang sebagai “Holistic adaptif system”
dalam segala aspek yang merupakan satu
kesatuan.
• System adalah Suatu kesatuan yang di
hubungkan karena fungsinya sebagai kesatuan
untuk beberapa tujuan dan adanya saling
ketergantungan dari setiap bagian-bagiannya.

• System terdiri dari proses input, output,


kontrol dan umpan balik
I. Input
• Roy mengidentifikasi bahwa input sebagai stimulus,
dibagi dalam tiga tingkatan yaitu :

a. Stimulus fokal yaitu stimulus yang langsung


berhadapan dengan seseorang, efeknya segera,
misalnya infeksi.

b. Stimulus kontekstual yaitu semua stimulus lain yang


dialami seseorang baik internal maupun eksternal .
Rangsangan ini muncul secara bersamaan dimana
dapat menimbulkan respon negatif pada stimulus fokal
seperti anemia, isolasi sosial.
c. Stimulus residual yaitu ciri-ciri tambahan yang
ada dan relevan dengan situasi yang ada
tetapi sukar untuk diobservasi meliputi
kepercayan, sikap, sifat individu berkembang
sesuai pengalaman yang lalu, hal ini memberi
proses belajar untuk toleransi.
Misalnya pengalaman nyeri.
II. Kontrol
• Proses kontrol seseorang menurut Roy adalah
bentuk mekanisme koping yang di gunakan.
Mekanisme kontrol ini dibagi atas regulator
dan kognator yang merupakan subsistem.

a. Subsistem regulator
Subsistem regulator mempunyai komponen-
komponen : input-proses dan output.
b. Subsitem kognator
Stimulus untuk subsistem kognator dapat
eksternal maupun internal.

Roy mengembangkan proses internal


seseorang sebagai sistem adaptasi dengan
menetapkan sistem efektor, yaitu 4 mode
adaptasi meliputi  fisiologis, konsep diri,
fungsi peran dan interdependensi.
a) Mode Fungsi Fisiologi
Fungsi fisiologi berhubungan dengan
struktur tubuh dan fungsinya.

Roy mengidentifikasi sembilan kebutuhan


dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk
mempertahankan integritas
b). Mode Konsep Diri
Mode konsep diri berhubungan dengan
psikososial dengan penekanan spesifik pada
aspek psikososial dan spiritual manusia.

Kebutuhan dari konsep diri ini berhubungan


dengan integritas psikis antara lain persepsi,
aktivitas mental dan ekspresi perasaan.

Konsep diri menurut Roy terdiri dari dua


komponen yaitu the physical self dan the
personal self.
1). The physical self, yaitu bagaimana seseorang
memandang dirinya berhubungan dengan
sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya.

Kesulitan pada area ini sering terlihat pada


saat merasa kehilangan, seperti setelah
operasi, amputasi atau hilang kemampuan
seksualitas.
2). The personal self, yaitu berkaitan dengan
konsistensi diri, ideal diri, moral- etik dan
spiritual diri orang tersebut.

Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau


takut merupakan hal yang berat dalam area
ini.
c. Mode Fungsi Peran
• Mode fungsi peran mengenal pola-pola
interaksi sosial seseorang dalam hubungannya
dengan orang lain, yang dicerminkan dalam
peran primer, sekunder dan tersier.

• Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat


memerankan dirinya dimasyarakat sesuai
kedudukannya.
d Mode Interdependensi
• Mode interdependensi adalah bagian akhir
dari mode yang dijabarkan oleh Roy.

• Fokusnya adalah interaksi untuk saling


memberi dan menerima cinta/ kasih sayang,
perhatian dan saling menghargai.
• Interdependensi yaitu keseimbangan antara
ketergantungan dan kemandirian dalam
menerima sesuatu untuk dirinya.

• Ketergantungan ditunjukkan dengan


kemampuan untuk afiliasi dengan orang lain.

• Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan


berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi
dirinya.
III Output
• Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapat di
amati, diukur atau secara subyektif dapat dilaporkan
baik berasal dari dalam maupun dari luar .

• Perilaku ini merupakan umpan balik untuk sistem. Roy


mengkategorikan output sistem sebagai respon yang
adaptif atau respon yang tidak mal-adaptif.

• Respon yang adaptif dapat meningkatkan integritas


seseorang yang secara keseluruhan dapat terlihat bila
seseorang tersebut mampu melaksanakan
Model Jean Watson

• Margaret Jean Harman Watson dilahirkan di


Greenville pada tanggal 9 Januari 1878 dan wafat di
New York City pada tanggal 25 September 1958. Ia
mempelajari ilmu filsafat di University of Chicago dan
memperoleh gelar Ph.D pada tahun 1903
• Jean Watson dikenal sebagai pendiri aliran
behaviorisme di Amerika Serikat. Karyanya yang
paling dikenal adalah “Psychology as the
Behaviourist view it” (1913).

• Pandangan teori Jean Watson ini memahami


bahwa manusia memiliki empat cabang
kebutuhan manusia yang saling berhubungan
diantara kebutuhan dasar biofisikal
1. Kebutuhan untuk hidup yang meliputi
butuhan makanan dan cairan , kebutuhan
eliminiasi dan kebutuhan ventilasi , kebutuhan
psikofisikal
2. Kebutuhan fungsional yang meliputi
kebutuhan aktifitas dan istirahat ,
kebutuhan seksual , kebutuhan psikososial

3. Kebutuhan untuk intergrasi yang meliputi


kebutuhan berprestasi , kebutuhan
organisasi , dan kebutuhan intra dan
interpersonal

4. Kebutuhan untuk pengembangan yaitu


kebutuhan aktualisasi diri
• “Theory of Human Caring” (Watson),
mempertegas jenis hubungan dan transaksi yang
diperlukan antara pemberi ( perawat ) dan
penerima asuhan ( Klien )

• Watson mengemukakan bahwa caring


merupakan inti dari keperawatan.

• Dalam hal ini caring merupakan perwujudan dari


semua faktor yang digunakan perawat dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada klien
• Watson juga mengemukakan bahwa respon
setiap individu terhadap suatu masalah
kesehatan unik,

• artinya dalam praktik keperawatan, seorang


perawat harus mampu memahami setiap
respon yang berbeda dari klien.
• Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti
juga pertanggungjawaban hubungan antara
perawat-klien, di mana perawat membantu
partisipasi klien, membantu klien memperoleh
pengetahuan, dan meningkatkan kesehatan

Anda mungkin juga menyukai