Anda di halaman 1dari 13

KEJANG DEMAM

Kelompok 5:
Agnestya Dwi putri
Firda Yulianingsih
Firdamayant
Sekar Hanum N
DEFINISI

Kejang Demam adalah serangan kejang yang terjadi karena


kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38 ͦC).
(Riyadi, Sujono & Sukarmin, 2009)
Bangkitan kejang pada Bayi dan anak disebabkan
oleh kenaikan suhu badan yang tnggi dan cepat,
yang disebabkan oleh infeksi diluar syaraf pusat
misalnya Tonsilits, otts media akut dan
bronkits .
(Judha & Rahil, 2011)
Infeksi ektrakranial

Reaksi inflamasi
Peningkatan Suhu hipotalamus
metabolisme basal meningkat
HIPERTERMI

Pengeluaran mediator kimia (epinefrin dan


RESIKO KEJANG prostaglandin GANGGUAN
BERULANG RASA
Peningkatan potensial aksi NYAMAN

Difusi ion kalium maupun natrium


RESIKO INJURI
KURANGNYA
Lepas muatan listrik
PENGETAHUAN
KELUARGA
Lidah tergigit
Kejang
3. Saat kejang anak
1. Suhu tubuh tidak berespon
(rektal) lebih terhadap
dari 38 ͦC rangsangan seperti
panggilan, cahaya
(penurunan
kesadaran)

2. Timbulnya kejang yang bersifat


tonik-klonik, tonik, klonik, fokal, atau
kinetik.
1. Epilepsi

2. Kerusakan jaringan otak

3. Retardasi mental

4. Aspirasi

5. Asfiksia
1. Darah
a. Glukosa darah
b. BUN
c. Elektrolit
d. Kalium
e. Natrium
2. Cairan cerebro spinal
3. X Ray
4. Transiluminasi
5. EEG
6. CT Scan
Penataksanaan

1. Segera diberikan diazepam dan pengobatan penunjang


2. Saat serangan kejang, semua pakaian ketat dibuka, posisi
kepala miring untuk mencegah aspirasi isi lambung,
usahakan jalan napas bebas, pengisapan lendir dilakukan
teratur dan berikan oksigen.
3. Pengobatan rumat
4. Mencari dan mengobati penyebab
5. Terapi komplementer dengan kompres bawang merah
untuk mengobati demam
Asuhan keperawatan

1. Pengkajian primer 3. Pola Gordon


 A : Airway ( jalan nafas )
4. Pemeriksaan fisik
 B : Breathing (pola nafas
 Tanda-tanda Vital
 C : Circulation
 Pemeriksaan Fisik
2. Pengkajian sekuder
 Persistem
Biodata / identitas
 Riwayat penyakit
 Riwayat penyakit dahulu
 Riwayat Kehamilan dan
Persalinan
 Riwayat Imunisasi
 Riwayat Perkembangan
 Riwayat Kesehatan Keluarga
 Riwayat Sosial
1. Risiko terjadi kejang ulang berhubungan dengan hipertermi
2. Risiko terjadi trauma fisik berhubungan dengan kurangnya
koordinasi otot
3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan hiperthermi
(peningkatan suhu tubuh)
4. Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan
keterbatasan informasi
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Risiko terjadi Tujuan : Setelah 1. Longgarkan pakaian, 1. proses konveksi
kejang ulang dilakukan asuhan berikan pakaian tpis akan terhalang oleh
berhubungan keperawatan, pasien yang mudah menyerap pakaian yang ketat
dengan hipertermi tdak mengalami keringat. dan tdak menyerap
kejang berulang 2. Berikan kompres hangat keringat
Kriteria Hasil : 3. Berikan ekstra cairan 2. Perpindahan panas
1. Tidak terjadi (susu,sari buah,dll) secara konduksi
serangan kejang 4. Observasi kejang dan 3. Saat demam
berulang tanda vital setap 4 jam kebutuhan akan
2. Suhu 36,5-37,5°C 5. Batasi aktvitas selama cairan tubuh
3. Nadi 110- anak panas meningkat
120x/menit 4. Pemantauan
(bayi),100- teratur akan
110x/menit (anak) menentukan
4. Respirasi 30- tndakan yang akan
40x/menit (bayi) , dilakukan
24-28x/menit 5. Aktvitas dapat
(anak) meningkatkan
5. Kesadaran metabolisme dan
composments meningkatnya
panas
Risiko terjadi Tujuan : Setelah 1. Beri pengaman 1. Meminimalkan
trauma fisik dilakukan asuhan pada sisi tempat injuri saat kejang
berhubungan keperawatan, pasien tdur dan 2. Menurunkan
dengan kurangnya tdak terjadi trauma penggunaan risiko trauma
koordinasi otot fisik akibat kejang tempat tdur yang pada mulut
Kriteria Hasil : rendah 3. Membantu
1. Tidak terjadi 2. Berikan tongue menurunkan
trauma fisik spatel diantara gigi risiko injuri fisik
selama perawatan atas dan bawah pada ekstremitas
2. Mempertahankan 3. Letakkan klien di ketka kontrol
tndakan yang tempat yang otot volunter
mengontrol lembut beerkurang
aktvitas kejang 4. Catat tpe kejang 4. Membantu
3. Mengidentfikasi (lokasi,lama) dan menurunkan
tndakan yang frekuensi kejang. lokasi area
harus diberikan 5. Catat tanda –tanda cerebral yang
ketka terjadi vital sesudah fase terganggu
kejang kejang 5. Mendeteksi
secara dini
keadaan yang
abnormal
Gangguan rasa Tujuan : Setelah 1. Kaji faktor-faktor 1. Mengetahui
nyaman dilakukan asuhan terjadinya penyakit terjadinya
berhubungan keperawatan, pasien hiperthermi hipertermi karena
dengan rasa nyaman 2. Observasi tanda- 2. Penambahan
pakaian / selimut
hiperthermi terpenuhi tanda vital setap 4 dapat menghambat
(peningkatan suhu Kriteria hasil : jam sekali penurunan suhu
tubuh) 1. Suhu tubuh 36- 3. Pertahankan suhu tubuh.
37,5°C , tubuh normal 3. Pemantauan tanda
2. Nadi: 100- 4. Ajarkan pada vital secara teratur
110x/menit, keluarga dapat menentukan
3. Respirasi: 24- memberikan perkembangan
keperawatan
28x/menit, kompres hangat selanjutnya
4. Kesadaran pada kepala/ketak 4. Proses
composments, 5. Anjurkan untuk konduksi/perpinda
5. Anak tdak rewel. menggunakan baju han panas dengan
tpis dan terbuat suatu bahan
dari kain katun perantara
5. Proses hilangnya
panas akan
terhalang oleh
pakaian tebal dan
tdak dapat
menyerap keringat.

Anda mungkin juga menyukai