Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

PADA KLIEN DENGAN TRAUMA ABDOMEN


KELOMPOK 1 – KEPERAWATAN REGULER B

AYU ASGAR PANAOGI (21606033)


CITRAWATI ANGGRIANI F. (21606037)
DINI WULANDARI (21606039)
DIZA NURFAUZAH (21606040)
MULKIA KHAIRUNNISA (21606041)
NILAM SARI (21606046)
REZKI WAHYUNI (21606049)
SRI AYU MAMING (21606053)
SUSANA GLORIA KERTY (21606057)
SYAMSIAH (21606058)
DEFENISI TRAUMA ABDOMEN

Trauma Abdomen adalah terjadinya atau kerusakan pada organ abdomen yang dapat
menyebabkan perubahan fisiologi sehingga terjadi gangguan metabolisme, kelainan
imonologi dan gangguan faal berbagai organ (Sjamsuhidayat, 1997).
ETIOLOGI
Menurut Sjamsuhidayat (1998), penyebab trauma abdomen adalah sebagai
berikut:
1.Penyebab trauma penetrasi
• Luka akibat terkena tembakan
• Luka akibat tikaman benda tajam
• Luka akibat tusukan
2.Penyebab trauma non-penetrasi
• Terkena kompresi atau tekanan dari luar tubuh
• Hancur (tertabrak mobil)
• Terjepit sabuk pengaman karena terlalu menekan perut
• Cedera akselerasi/deserasi karena kecelakaan olah raga
TANDA DAN GEJALA TRAUMA ABDOMEN
Kasus trauma abdomen ini bisa menimbulkan manifestasi klinis menurut
Sjamsuhidayat (1997), meliputi:
1. nyeri tekan diatas daerah abdomen
2. distensi abdomen
3. Demam
4. Anorexia
5. mual dan muntah
6. Takikardi
7. peningkatan suhu tubuh
8. nyeri spontan.
KLASIFIKASI TRAUMA ABDOMEN
Trauma Abdomen adalah terjadinya atau kerusakan pada organ abdomen yang
dapat menyebabkan perubahan fisiologi sehingga terjadi gangguan metabolisme,
kelainan imonologi dan gangguan faal berbagai organ. Trauma abdomen pada isi
abdomen, menurut Suddarth & Brunner (2002) terdiri dari:
1. Perforasi organ viseral intraperitoneum
2. Luka tusuk (trauma penetrasi) pada abdomen
3. Cedera thorak abdomen
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Menurut Musliha, 2010, pemeriksaan diagnostik untuk trauma abdomen, yaitu:
1. Foto thoraks: Untuk melihat adanya trauma pada thorax.
2. Pemeriksaan darah rutin
3. Plain abdomen foto tegak
4. Pemeriksaan urine rutin
5. VP (Intravenous Pyelogram)
6. Diagnostic Peritoneal Lavage (DPL)
7. Ultrasonografi dan CT Scan
KOMPLIKASI TRAUMA ABDOMEN
Menurut Smeltzer (2001), komplikasi segera yang dapat terjadi pada pasien dengan
trauma abdomen adalah hemoragi, syok, dan cedera. Sedangkan komplikasi jangka
panjangnya adalah infeksi.
ASUHAN KEPERAWATAN
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. TD
Umur : 10 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Pekerjaan : −
Agama : islam
Tanggal Masuk RS : 1 Oktober 2014
Alasan Masuk : Nyeri pada perut kanan atas setelah mengalami kecelakaan
dan tertabrak di arah samping kanan. Riwayat pingsan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Syok
2. Nyeri akut
3. Kerusakan integritas jaringan
4. Anemia
ANALISA DATA
20

No DATA MASALAH KEPERAWATAN


1. DS : pasien mengeluh nyeri pada perut Trauma tumpul Nyeri akut
kanan atas ↓
P: nyeri dirasakan setelah mengalami Terjadi benturan keras, merusak organ dalam
kecelakaan dan tertabrak ↓
Q: nyeri tekan Nyeri akut
R: abdomen kanan atas
S: skala 7 dari 10
T: nyeri dirasakan menetap
DO : jejas pada abdomen, pasien tampak
meringis
2 DS : - Trauma tumpul Kerusakan integritas jaringan
DO : tampak jejas pada abdomen ↓
Merusak organ dalam

Timbul jejas

Kerusakan integritas jaringan
3 DS : - Trauma tumpul PK: Anemia
DO : Pasien tampak pucat ↓
Hb 7,59 % Merusak organ dalam
Ht 23 % ↓
Ruptur hepar

Perdarahan massif intraabdominal

Hemodinamik tidak stabil

Hb dan Ht menurun

PK: Anemia
4 DS : - Hemodinamik tidak stabil PK: Syok
DO : Koleksi cairan di hepatorenal (USG), ↓
riwayat pingsan, tanda-tanda syok TD turun

Syok hipovolemi

PK: Syok
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO. DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
1 PK: Syok Setelah diberikan asuhan keperawatan NIC label: Hypovolemia managemen Hypovolemia managemen
selama…. x 24 jam, diharapkan syok 1. Berikan cairan sesuai dengan yang 1. Memenuhi kebutuhan cairan
pasien teratasi dengan kriteria hasil: telah ditentukan pasien sesuai indikasi medis
NOC label: Fluid Balance 2. Observer untuk indikasi dehidrasi 2. Mengetahui dengan segera
1. Nadi perifer normal (skala 5) (misalnya. Turgor kulit buruk, apabila terjadi tanda-tanda
2. Keseimbangan intake dan output tertunda pengisian kapiler, pulsa dehidrasi pada pasien
dalam 24 jam (skala 5) minggu / thread, haus berat,
3. Turgor kulit normal (skala 5) membran mukosa kering,
4. Membran mukosa lembab (skala 5) penurunan output urin, dan
5. Hematokrit normal (skala 4) hipotensi
6. Tidak terjadi hipotensi ortostatik 3. Memonitor status hemodinamik 3. Mengetaui apabila ada
(skala5) perubahan sehingga dapat
diintervensi dengan segera
NOC label: Blood loss Severity 4. Pertahankan kecepatan aliran infus 4. Mempertahankan pemenuhan
1. Hemoglobin dalam rentang normal intravena stabil cairan pasien tetap adekuat
(Hb: >/= 10 gr/dl) (skala 4) 5. Mengatur ketersediaan produk 5. Menyiapkan pasien untuk
2. Hematokrit dalam rentang normal darah untuk transfusi dilakukan transfusi
(Ht : 35%-55%) (skala 4) 6. Berikan produk darah (misalnya, 6. Mengatasi anemia yang dialami
3. Kulit dan mukosa tidak pucat trombosit dan fresh frozen plasma) pasien akibat proses trauma
(skala 4) sesuai ketentuan
4. Tidak terdapat tanda tanda 7. Pantau reaksi transfusi darah 7. Memastikan tidak ada reaksi
perdarahan (skala 4) dengan tepat yang merugikan yang terjadi
pada pasien karena transfusi
darah
8. Pantau adanya tanda dan gejala 8. Memantau pemberian cairan
overhydration/kelebihan cairan pada pasien agar tidak berlebih

NIC label: Bleeding Reduction Bleeding Reduction


1. Monitor tanda-tanda perdarahan 1. Mengetahui karakteristik
perdarahan pasien
2. Observasi keadaan umum pasien 2. Memantau kesadaran dan vital
sign pasien
3. Kolaborasi untuk pemeberian terapi 3. Memenuhi kebutuhan cairan
intravena dan tranfusi darah pasien dan menggantikan
kehilangan darah pasien
4. Kolaborasi kontrol Hb, HMT, Retic, 4. Mengetahui status hemodinamik
status Fe pasien sehingga intervensi yang

Anda mungkin juga menyukai