Anda di halaman 1dari 42

PRAKTEK KERJA

LAPANGAN (PKL)

STUDI KEGIATAN OBSERVASI BIDANG K3 SECARA


UMUM, KEAHLIAN DAN KELEMBAGAAN, PENERAPAN
SMK3 DAN K3 KONSTRUKSI BANGUNAN
PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA (Persero)
MAKASSAR SULAWESI SELATAN
KELOMPOK 1 :
1. SUHARDIN
2. SYAHRIDA
3. HAMSIR ACHMAD
4. WIRADYATAMA SAPUTRA. N
5. KAHLIA PHEEBERISTA SALAKORY
6. TRISNO KARURUKAN
7. ALBAR MA'RIFAT
8. MUH. ALI AKBAR
9. MUHAMMAD ALWI YARAS
10. RIQBAL
Latar Belakang

K3
Potensi resiko berupa kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja
mempunyai filosofi dasar yaitu melindungi keselamatan dan
kesehatan para pekerja didalam beraktifitas dilingkungan
kerja
Upaya penerapan K3 di tempat kerja
sangat perlu diperhatikan. Oleh karena
itu, diadakan Praktek Kerja Lapangan
yang merupakan salah satu rangkaian
kegiatan Pelatihan Ahli K3 Umum
yang diselenggarakan oleh PT.
SINERGI TIMUR INDONESIA
bertempat di PT. INDUSTRI KAPAL
INDONESIA (Persero)
PROFIL
PERUSAHAAN

PT. INDUSTRI KAPAL


INDONESIA (Persero)
PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA
(Persero)
Sebuah Badan Usaha Milik Negara yang berdiri pada Tahun 1962 di
Makassar, Sulawesi Selatan. Pada awal berdirinya ada dua proyek
pembangunan galangan kapal yaitu proyek galangan kapal paotere dan
proyek galangan kapal tallo
Pertengahan Tahun 1963, aktivitas kedua proyek meliputi pekerjaan
dasar dikarenakan peralatan belum dimiliki oleh galangan kapal
paotere, sedangkan galangan kapal tallo hanya memiliki mesin dan
perkakas yang didatangkan dari Polandia
maka pemerintah memutuskan untuk menggabungkan kedua proyek
tersebut dan melakukan perubahan nama menjadi proyek galangan
kapal Makassar dengan surat Keputusan Presiden, Kepres N0.
225/1963
PT. INDUSTRI KAPAL INDONESIA
(Persero)
Pada tanggal 29 Oktober 1977 status galangan kapal berubah menjadi
Perseroan Terbatas dengan nama PT. Industri Kapal Indonesia pusat
Makassar disingkat PT. I K I dan kantor pusat bertempat di Makassar
unit– unit produksi yang meliputi :
> Unit dock dan galangan kapal di Padang
> Unit dock dan galangan kapal di Gresik
> Unit dock dan galangan kapal Makassar di Makassar
> Unit dock dan galangan kapal Bitung di Bitung.
Maksud dan Tujuan
Sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi peserta Calon Ahli
K3 Umum untuk dapat mengidentifikasi, menganalisa dan memberikan
saran atau rekomendasi K3
Mendapatkan gambaran dan pemahaman di lapangan secara langsung
mengenai K3 Secara Umum, Keahlian dan Kelembagaan, Penerapan
SMK3 dan K3 Konstruksi Bangunan.
Membekali pengetahuan sebagai Calon Ahli K3 Umum mengenai K3
dengan praktek nyata dalam penerapan persyaratan dan pembinaan
keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja yang meliputi
keadaan dan fasilitas tenaga kerja.
Ruang Lingkup
• Pelaksanaan K3 secara Umum
• Pelaksanaan K3 di bidang Keahlian dan Kelembagaan
• Pelaksanaan K3 di bidang Penerapan SMK3
• Pelaksanaan K3 di bidang Kontruksi Bangunan
K3 Secara Umum
> Definisi
Keilmuan
Filosofi
Suatu ilmu pengetahuan dan
Pemikiran dan upaya untuk menjamin
penerapannya dalam upaya
keutuhan dan kesempurnaan :
mencegah kecelakaan, kebakaran,
peledakan, pencemaran, penyakit,
> tenaga kerja dan manusia pada
umumnya, baik jasmani maupun rohani,
dll
> hasil karya dan budaya menuju
masyarakat adil, makmur dan sejahtera;
K3 secara Umum

> Tujuan
• Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja
• Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan lancar
K3 secara Umum
DASAR HUKUM
- UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
- UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No : PER.02/MEN 1982
tentang Kwalifikasi Juru Las di Tempat Kerja Pasal 3 Ayat (1) dan Pasal 4 Ayat (1).
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor:
PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
13
• Sudah menerapkan SMK3 dalam melakukan pekerjaan

• Rekomendasi : Penerapan SMK3 mohon untuk ditingkatkan


lagi terutama penggunaan APD sesuai jenis pekerjaan

• UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 12


Point b dan d.
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor: PER.08/MEN/VII/2010
• Pekerja (Juru Las) telah memenuhi syarat (sudah mengikuti pelatihan
dan memiliki sertifikat juru las)

• Rekomendasi : Penggunaan APD untuk pekerjaan


pengelasan lebih ditingkatkan lagi

• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No :


PER.02/MEN 1982 tentang Kwalifikasi Juru Las di
Tempat Kerja Pasal 3 Ayat (1) dan Pasal 4 Ayat (1)
16
• Pekerja tidak menggunakan Alat Pelindung

Diri (APD) pada beberapa jenis pekerjaan


yang dapat membahayakan pekerja

• Potensi bahaya :Iritasi pada mata, terbakar, gangguan


pernapasan

• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi


Republik Indonesia Nomor: PER.08/MEN/VII/2010 tentang
Alat Pelindung Diri

• Rekomendasi : Penggunaan APD di Area Kerja agar


lebih ditertibkan lagi
K3 di bidang Keahlian dan
Kelembagaan
> Definisi
K3 Bidang Kelembagaan Adalah
Organisasi Atau Badan Swasta, Nasional,
Independent, Non Pemerintah Yang
Bergerak Di Bidang Pengelolaan
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3),
Berupa Perusahaan Atau Dunia Usaha
Berbadan Hukum Di Indonesia

18
K3 di bidang Keahlian dan
Kelembagaan
> Lembaga K3 Di Perusahaan Antara Lain :

- P2K3
- PKK (Pelayanan Kesehatan Kerja)
- Regu Tanggap Darurat (P3K dan Evakuasi)
- Kelompok Peduli K3

19
K3 Di Bidang Keahlian dan
Kelembagaan
DASAR HUKUM
> UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja Pasal 10 Ayat (1) & (2)
> Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep.04/Men/1987 tentang Panitia Pembinaan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
> Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor: Per.02/MEN/1992 tentang Tata Cara
Penunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
> Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor: Per.04/Men/1995 tentang Perusahaan
Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja
> Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor: Per.03/Men/1998
tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan
21
• Terlaksanya fungsi pengawasan Ahli K3 di Area Kerja dengan terjun
langsung ke lapangan untuk memonitor dan memeriksa cara kerja
pelaksanaan suatu pekerjaan

• Rekomendasi : Fungsi pengawasan bidang K3 lebih


ditingkatkan lagi di tiap Area dan Jenis Pekerjaan

• Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor:


Per.02/MEN/1992 tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban
dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• Terdapat Dokter dan Paramedis untuk pemeriksaan/pelayanan kesehatan kerja

• Rekomendasi : Disarankan Dokter/Paramedis sesekali melakukan observasi di tempat kerja

• Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor: Per.04/Men/1995 tentang Perusahaan
Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja
24
Hasil Wawancara

• Belum ada sertifikasi SMK3 oleh Kemenaker

• Potensi bahaya : Potensi bahaya masih sangat tinggi karena belum mendapatkan
setifikasi SMK3

• Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 26 Tahun 2014


tentang Penyelengaraan Penilaian Penerapan SMK3

• Rekomendasi : Menerapkan SMK3 agar lebih maksimal


K3 di bidang
Penerapan SMK3
• Sistem manajemen merupakan • Elemen-elemen dimaksud
suatu set elemen-elemen yang mencakup : Tanggung jawab,
saling terkait untuk menetapkan wewenang, hubungan antar fungsi,
kebijakan dan sasaran untuk aktivitas, proses, praktis,
mencapai tujuan yang telah prosedur, dan sumber daya.
ditetapkan. • Elemen digunakan untuk
• SMK3 terdiri dari 2 (dua) unsur menetapkan kebijakan K3,
pokok, yaitu Proses Manajemen perencanaan, objektif, dan
dan Elemen-Elemen program K3.
Implementasinya.

26
K3 di bidang Penerapan SMK3
DASAR HUKUM
> Undang-Undang No.1 Tahun 1970, BAB V tentang Pembinanaan Pasal 9 dan BAB VI, Pasal 10 tentang Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
> Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3.
> Permenaker Nomor 04 Tahun 1987 Tentang Panitia Pembina K3 Serta Tata Cara penunjukkan Ahli Keselamatan
Kerja Pasal 2 (1) dan Pasal 3 (2).
> Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pemberian Pemberian Penghargaan K3.
> Permenakertrans No. 15 Tahun 2008, Pasal 1 Nomor 2, Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat
Kerja.
> Permenakertrans No. 15 Tahun 2008 Pasal 3 (Bab II Petugas P3K di Tempat Kerja), Pasal 4, Pasal 5 (1), Pasal 6,
Pasal 7 (2).
> Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 26 Tahun 2014 tentang Penyelengaraan Penilaian Penerapan SMK3.
28
• Melakukan safety induction pada pengunjung

• Rekomendasi : Dijalankan secara konsisten

• UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja BAB X


Pasal 14
• Melakukan pengadaan alat pelindung diri (APD)

• Rekomendasi : Pekerja lebih ditekankan lagi untuk


konsisten dalam pemakaian APD dan melakukan Sosialisasi di
setiap briefing sebelum bekerja

• Undang-Undang No.1 Tahun 1970, Pasal 3 Ayat (1) Butir f,

Pasal 9 Ayat (1) butir c, Pasal 12 butir b, Pasal 14 butir c


• Adanya tabung oksigen yang sudah diberi pagar pembatas

• Rekomendasi : Pagar pembatas antara area kerja dan


penempatan tabung oksigen dikunci agar aman

• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik

Indonesia Nomor: Per.01/Men/1980 tentang K3 pada


Konstruksi Bangunan
32
• Belum terciptanya tempat kerja yang aman dan nyaman
untuk mendorong produktivitas kerja

• Potensi Bahaya : Bahaya tersandung, terjatuh, terpeleset

• Undang-Undang No.1 Tahun 1970, Pasal 3 Ayat (1) Butir l

• Rekomendasi : Melakukan pembersihan semua area dan


meletakkan barang sesuai jenisnya
K3 di bidang
Kontruksi Bangunan
• Kegiatan Konstruksi merupakan unsur penting dalam
pembangunan
• Kegiatan kontruksi menimbulkan berbagai dampak
yang tidak diinginkan antara lain menyangkut aspek
K3L
• Kegiatan konstruksi harus dikelola dengan
memperhatikan standar dan ketentuan K3L yang
berlaku

34
K3 di bidang Kontruksi Bangunan
DASAR HUKUM
> Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
> Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
> Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor:
Per.01/Men/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi
Bangunan.
> Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:
Kep.174/Men/1986, Nomor: 104/Ktps/1986 tentang K3 pada Tempat Kegiatan
Konstruksi.
> Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan
Nomor: KEP.20/PPK/DJPPK/VI/2004 tentang Sertifikasi Kompetensi K3
Bidang Konstruksi Bangunan.
> Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan
Nomor: KEP.74/PPK/XII/2013 tentang Lisensi K3 Bidang Supervisi Perancah.
36
• Adanya tabung oksigen yang sudah diberi pagar pembatas

• Rekomendasi : Pagar pembatas antara area kerja dan


penempatan tabung oksigen dikunci agar aman

• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik


Indonesia Nomor: Per.01/Men/1980 tentang K3 pada
Konstruksi Bangunan
38
• Terdapat Scaffolding tanpa dilengkapi pagar
pembatas pada konstruksi perbaikan kapal

• Potensi Bahaya : Terjatuh

• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik


Indonesia Nomor: Per.01/Men/1980 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan Pasal 13 ayat (1)

• Melengkapi Scaffolding dengan pagar pembatas


Kesimpulan
Penerapan K3 Secara Umum, Keahlian dan Kelembagaan, Penerapan SMK3 dan K3 Konstruksi
Bangunan di PT. Industri Kapal Indonesia (Persero) masih belum maksimal ditandai dengan
masih banyaknya temuan negatif yang tidak sesuai dengan regulasi atau standar yang dapat
memberikan risiko kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja (PAK). PT. Industri Kapal
Indonesia (Persero) harus terus berbenah dalam melaksanakan dan menerapkan setiap
program-program K3 sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan PP
N0. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Saran
• Membangun kesadaran tenaga kerja dalam pentingnya pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
pada beberapa jenis pekerjaan yang dapat membahayakannya.
• Menambah gambar keselamatan kerja/rambu-rambu pada tempat-tempat yang mudah dilihat
dan dibaca.
• Memperhatikan kebersihan dan kerapihan di Area Kerja yang belum maksimal agar tercipta
lingkungan kerja yang sehat.
• Membentuk lembaga P2K3 di perusahaan tersebut.
• Melakukan maintenance pada setiap perlengkapan yang ada di perusahaan.
Thanks!
Any questions?

42

Anda mungkin juga menyukai