PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian yang utama. Banyak pasien
yang mangalami kematian akibat penyakit jantung. Penanganan yang salah dan kurang cepat
Infark miokard akut merupakan penyebab kematian utama bagi laki-laki dan perempuan
di USA. Diperkirakan lebih dari 1 juta orang menderita infark miokard setiap tahunnya dan
Masyarakat dengan tingkat pengetahuan yang rendah membuat mereka salah untuk
untuk infark miokard akut (IMA) dengan harapan memperoleh hasil optimal dalam reperfusi
B. Anatomi Fisiologi
Jantung berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak di dalam dada, batas kanannya
tepat pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang intercostalis kelima kiri pada linea mid
clavicular. Batas atas jantung terdapat pembuluh darah besar (aorta, truncus pulmonalis, dll);
bagian bawah terdapat diafragma; batas belakang terdapat aorta descendens, oesophagus,
Atrium kanan berada pada bagian kanan jantung dan terletak sebagian besar di
c. Sinus coronarius (vena kecil yang mengalirkan darah dari jantung sendiri)
Auricula dextra adalah penonjolan runcing kecil dari atrium, terletak pada bagian
depan pangkal aorta dan arteria pulmonalis. Pada sisi kiri atrium lubang
2. Ventrikel Kanan
Ventrikel kanan adalah ruang berdinding tebal yang membentuk sebagian besar sisi
atrioventrikular kanan, pada sisi ventrikel. Katup ini, seperti katup jantung lain, terbentuk
dari selapis tipis jaringan fibrosa yang ditutupi pada setiap sisinya oleh
endocardium.Katup trikuspidalis terdiri dari tiga daun katup. Basis setiap daun katup
melekat pada tepi lubang. Tepi bebas setiap daun katup melekat pada chordae tendineae
(tali jaringan ikat tipis) pada penonjolan kecil jaringan otot yang keluar dari myocardium
dan menonjol ke dalam ventrikel. Lubang pulmonalis ke dalam arteria pulmonalis berada
pada ujung atas ventrikel dan dikelilingi oleh valva pulmonalis,terdiri dari tiga daun
katup semilunaris.
3. Atrium Kiri
Atrium kiri adalah ruang berdinding tipis yang terletak pada bagian berlakang
jantung. Dua vena pulmonalis memasuki atrium kiri pada tiap sisi, membawa darah dari
paru. Atrium membuka ke bawah ke dalam ventrikel kiri melalui lubang atrioventrikular.
Auricula sinistra adalah penonjolan runcing kecil dari atrium, terletak pada sisi kiri
pangkal aorta.
4. Ventrikel Kiri
Ventrikel kiri adalah ruang berdinding tebal pada bagian kiri dan belakang jantung.
Dindingnya sekitar tiga kali lebih tebal daripada ventrikel kanan. Valva atrioventrikular
sinistra (mitralis) mengelilingi lubang atrioventrikular kiri pada bagian samping ventrikel,
katup ini memiliki dua daun katup mendapat nama yang sama dengan topi (mitre uskup),
tepinya melekat pada chordae tendineae, yang melekat pada penonjolan kerucut
myocardium dinding ventrikel. Lubang aorta membuka dari ujung atas ventrikel ke dalam
aorta dan dikelilingi oleh ketiga daun katup aorta, sama dengan katup pulmonalis.
5. Myocardium
serat – serat otot jantung, yang bersifat lurik dan saling berhubungan satu sama lain oleh
cabang – cabang muscular. Serat mulai berkontraksi pada embrio sebelum saraf
mencapainya, dan terus berkontraksi secara ritmis bahkan bila tidak memperoleh
inervasi.
6. Endocardium
Endocardium melapisi bagian dalam rongga jantung dan menutupi katup pada kedua
sisinya. Terdiri dari selapis sel endotel, di bawahnya terdapat lapisan jaringan ikat, licin
dan mengkilat.
7. Pericardium
merupakan kantong berlapis dua, kedua lapisan saling bersentuhan dan saling meluncur
satu sama lain dengan bantuan cairan yang mereka sekresikan dan melembabkan
permukaannya. Jumlah cairan yang ada normal sekitar 20 ml. Pada dasar jantung (tempat
pembuluh darah besar, limfatik, dan saraf memasuki jantung) kedua lapisan terus
atasnya.
8. Arteria Coronaria
Kedua arteria coronaria, kanan dan kiri, menyuplai darah untuk dinding jantung.
Arteri ini keluar dari aorta tepat di atas katup aorta dan berjalan ke bawah masing –
masing pada permukaan sisi kanan dan kiri jantung, memberikan cabang ke dalam untuk
myocardium. Arteri ini menyuplai masing – masing sisi jantung tetapi memiliki variasi
individual dan pada beberapa orang, arteria coronaria dextra menyuplai sebagian
ventrikel kiri. Arteri ini memiliki relatif sedikit anastomosis antara arteria dextra dan
sinistra.
C. Pengertian
ST Elevasi Miokard Infark (STEMI) adalah rusaknya bagian otot jantung secara
permanen akibat insufisiensi aliran darah koroner oleh proses degeneratif maupun di
pengaruhi oleh banyak faktor dengan ditandai keluhan nyeri dada, peningkatan enzim
jantung dan ST elevasi pada pemeriksaan EKG. STEMI adalah cermin dari pembuluh darah
koroner tertentu yang tersumbat total sehingga aliran darahnya benar-benar terhenti, otot
1. Faktor penyebab :
Aterosklerosis.
Spasme
Arteritis
Faktor sirkulasi :
Hipotensi
Stenosos aurta
Insufisiensi
Faktor darah :
Anemia
Hipoksemia
Polisitemia
Aktifitas berlebihan
Emosi
Hypertiroidisme
Kerusakan miocard
Hypertropimiocard
Hypertensi diastolic
2. Faktor predisposisi :
jenis kelamin : insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita meningkat
setelah menopause
hereditas
Mayor :
Hyperlipidemia
Hipertensi
Merokok
Diabetes
Obesitas
Minor:
Inaktifitas fisik
E. PATOFISIOLOGI
STEMI umumnya terjadi jika aliran darah koroner menurun secara mendadak
setelah oklusi trombus pada plak arterosklerosik yang sudah ada sebelumnya. Stenosis
arteri koroner berat yang berkembang secara lambat biasanya tidak
terjadi jika trombus arteri koroner terjadi secara cepat pada lokasi injury vaskular, dimana
injury ini di cetuskan oleh faktor-faktor seperti merokok,hipertensi dan akumulasi lipid.
Pada sebagian besar kasus, infark terjadi jika plak arterosklerosis mengalami fisur,
ruptur atau ulserasi dan jika kondisi lokal atau sistemik memicu trombogenesis, sehingga
terjadi trombus mural pada lokasi ruptur yang mengakibatkan oklusi arteri koroner.
mempunyai fibrous cap yang tipis dan inti kaya lipid (lipid rich core). Pada STEMI
gambaran patologis klasik terdiri dari fibrin rich red trombus, yang dipercaya menjadi
dasar sehingga STEMI memberikan respon terhadap terapi trombolitik. Selanjutnya pada
lokasi ruptur plak, berbagai agonis (kolagen, ADP, efinefrin, serotonin) memicu aktivasi
sekuen asam amino pada protein adhesi yang larut (integrin) seperti faktor von
Willebrand (vWF) dan fibrinogen, dimana keduanya adalah molekul multivalen yang dapat
mengikat 2 platelet yang berbeda secara simultan, menghasilkan ikatan silang platelets dan
agregasi.Kaskade koagulasi di aktivasi oleh pajanan tissue factor pada sel endotel yang
rusak. Faktor VII dan X di aktivasi, mengakibatkan konversi protrombin menjadi trombin,
yang kemudian mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin. Arteri koroner yang terlibat
kemudian akan mengalami oklusi oleh trombus yang terdiri agregat trombosit dan fibrin.
Pada kondisi yang jarang, STEMI dapat juga disebabkan oleh emboli koroner, abnormalitas
kongenital, spasme koroner dan berbagai penyakit inflamasi sistemik. (Alwi, 2006)
F. MANIFESTASI KLINIS
Nyeri dada penderita infark miokard serupa dengan nyeri angina tetapi lebih intensif
dan berlangsung lama serta tidak sepenuhnya hilang dengan istirahat ataupun pemberian
Rasa nyeri hebat sekali sehingga penderita gelisah, takut, berkeringat dingin dan
lemas. Pasien terus menerus mengubah posisinya di tempat tidur. Hal ini dilakukan untuk
menemukan posisi yang dapat mengurangi rasa sakit, namun tidak berhasil. Kulit terlihat
pucat dan berkeringat, serta ektremitas biasanya terasa dingin (Antman, 2005).
Pulsasinya juga sulit dipalpasi. Pada infark daerah anterior, terdengar pulsasi sistolik
abnormal yang disebabkan oleh diskinesis otot-otot jantung. Penemuan suara jantung
tambahan (S3 dan S4), penurunan intensitas suara jantung dan paradoxal splitting suara
jantung S2 merupakan pertanda disfungsi ventrikel jantung. Jika didengar dengan seksama,
dapat terdengar suara friction rub perikard, umumnya pada pasien infark miokard transmural
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
CK (Creatini Kinase) : Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat pada
3-6 jam memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam (3-5 hari).
CK-MB: meningkat antara 2-4 jam, memuncak pada 12-20 jam dan kembali normal
2. Elektrokardiogram (EKG)
aktivitas elektrik jantung dapat diketahui irama jantung, besarnya jantung, dan kondisi
otot jantung, kondisi otot jantung inilah yang memiliki kaitanya dengan PJK.
3. Tes Treadmill Atau Exercise Stress Testing (uji latih jantung dengan bebean)
Exercise testing merupakan salah satu tes yang paling sering dilakukan untuk
mendiagnosis apakah seseorang terkena menderita penyakit jantung dan juga untuk
menstratifikasi berat ringannya penyakit jantung. Selain itu tes treadmill juga dapat
4. Echocardiography (Ekokardiografi)
mengamati struktur jantung dan pembuluh darah, juga dapat menilai fungsi jantung.
5. Angiografi korener
Merupakan cara dengan menggunakan sinar X dan kontras yang disuntikan kedalam
arteri koroner melalui kateter untuk melihat adanya penyempitan diarteri koroner.
menembus organ. Sinar X yang menembus diterima oleh detektor yang mengubahnya
menjadi data elektrik dan diteruskan ke sistem komputer untuk diolah menjadi tampilan
Merupakan salah satu teknik pemeriksaan diagnostik dalam ilmu kedokteran, yang
medan magnet (sekitar 0,64-3 Tesla) untuk menghasilkan tampilan penampang (irisan)
tubuh.
8. Radionuclear Medicine
dengan menggunakan kamera gamma atau kamera positron, sehingga pola tampilan
yang terjadi berdasrkan pola organ yang memancarkan sinar gamma. (Kabo, 2008).
H. PENATALAKSANAAN
1. Medis
kebutuhan dan suplai oksigen jantung. Terapi obat-obatan ,pemberian O2, tirah baring
digunakan untuk meningkatkan suplay O2, sementara tirah baring digunakan untuk
aktifitas fisik untuk mengurangi beben kerja jantung membatasi luas kerusakan.
2. Farmakologi
3. Terapi non farmakologi yang biasanya digunakan adalah dengan prosedur PTCA
(angiplasti koroner transluminal perkutan) dan CABG (coronary artery bypass graft).
PTCA 20 merupakan usaha untuk memperbaiki aliran darah arteri koroner dengan
memecah plak atau ateroma yang telah tertimbun dan mengganggu aliran darah ke
jantung. Kateter dengan ujung berbentuk balon dimasukkan ke areteri koroner yang
dikembangkan dan dikempiskan dengan cepat untuk memecah plak (Mutaqin, 2009).
Teknik terbaru tandur pintas arteri koroner (CABG = coronary artery bypass
graft) telah dilakukan sekitar 25 tahun. Untuk dilakukan pintasan, arteri koroner harus
sudah mengalami sumbatan paling tidak 70% untuk pertimbangan dilakukan CABG.
Jika sumbatan pada arteri kurang dari 70%, maka aliran darah melalui arteri tersebut
masih cukup banyak, sehingga mencegah aliran darah yang adekuat pada pintasan.
Akibatnya akan terjadi bekuan pada CABG, sehingga hasil operasi menjadi sia-sia
(Mutaqin, 2009).
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pada anamnesis perlu ditanyakan dengan lengkap bagaimana kriteria nyeri dada yang di
alami pasien, sifat nyeri dada pada pasien STEMI merupakan nyeri dada tipikal (angina).
Pada hampir setengah kasus, terdapat faktor pencetus sebelum terjadi STEMI, seperti
aktivitas fisik berat, stress, emosi, atau penyakit medis lain yang
menyertai. Walaupun STEMI bisa terjadi sepanjang hari atau malam, tetapi variasi
sirkadian di laporkan dapat terjadi pada pagi hari dalam beberapa jam setelah bangun tidur.
Pada pemeriksaan fisik di dapati pasien gelisah dan tidak bisa istirahat. Seringkali
ektremitas pucat di sertai keringat dingin. Kombinasi nyeri dada substernal > 30 menit dan
banyak keringat di curigai kuat adanya STEMI. Tanda fisis lain pada disfungsi ventrikular
adalah S4 dan S3 gallop, penurunan intensitas jantung pertama dan split paradoksikal bunyi
jantung kedua. Dapat ditemukan murmur midsistolik atau late sistolik apikal yang bersifat
Selain itu diagnosis STEMI ditegakan melalui gambaran EKG adanya elevasi ST
kurang lebih 2mm, minimal pada dua sadapan prekordial yang berdampingan atau kurang
lebih 1mm pada 2 sadapan ektremitas. Pemeriksaan enzim jantung terutama troponin T
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan irama jantung strokevolume, pre load
(Herdman, 2012).
C. INTERVENSI :
Nyeri akut
Hasil
- Laporan secara verbal mengalami nyeri, dengan § Bantu pasien dan keluarga untuk mencari
- Posisi untuk menahan nyeri · Mampu mengontrol nyeri § Kontrol lingkungan yang dapat
- Tingkah laku berhati-hati (tahu penyebab nyeri, mempengaruhi nyeri seperti suhu
- Gangguan tidur (mata sayu, mampu menggunakan ruangan, pencahayaan dan kebisingan
tampak capek, sulit atau tehnik nonfarmakologi § Kurangi faktor presipitasi nyeri
gerakan kacau, untuk mengurangi nyeri, § Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
- Terfokus pada diri sendiri · Melaporkan bahwa nyeri § Ajarkan tentang teknik non farmakologi:
- Tingkah laku distraksi, frekuensi dan tanda nyeri) § Berikan informasi tentang nyeri seperti
contoh : jalan-jalan, · Menyatakan rasa nyaman penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
pupil)
- Perubahan autonomic
kaku)
nafas panjang/berkeluh
kesah)
Hasil
b/d gangguan irama jantung,· Cardiac Pump v Evaluasi adanya nyeri dada
stroke volume, pre load dan effectiveness v Catat adanya disritmia jantung
afterload, kontraktilitas · Circulation Status v Catat adanya tanda dan gejala penurunan
- Kelelahan teratasi dengan kriteriav Atur periode latihan dan istirahat untuk
- Nafas pendek/ sesak nafas perifer, dan tidak ada § Auskultasi TD pada kedua lengan dan
- Batuk, bunyi jantung v Tidak ada penurunan § Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama,
- Kecemasan v AGD dalam batas normal § Monitor jumlah, bunyi dan irama jantung
kulit
peningkatan sistolik)
sign
pemberian oksigen
stress
§ Kelola pemberian obat anti aritmia,
jantung
Intoleransi aktifitas
suplai dan kebutuhan v Konservasi eneergi v Kaji adanya faktor yang menyebabkan
adanya kelelahan atau aktivitas dengan Kriteria v Monitor pasien akan adanya kelelahan
· Adanya dyspneu atau v Berpartisipasi dalam aktivitasv Monitor respon kardivaskuler terhadap
iskemia tepat.
yang disukai
beraktivitas
aktif beraktivitas
v Bantu pasien untuk mengembangkan
spiritual
Hasil
sakit kepala ketika v Vital Sign Status · Auskultasi suara nafas, catat adanya
Iritabilitas paru paru dan bebas dari kesimetrisan, penggunaan otot tambahan,
pernafasan intercostal
kebingungan
v Mendemonstrasikan batuk · Monitor suara nafas, seperti dengkur
sianosis
efektif dan suara nafas · Monitor pola nafas : bradipena,
warna kulit
yang bersih, tidak ada takipenia, kussmaul, hiperventilasi,
abnormal (pucat,
sianosis dan dyspneu cheyne stokes, biot
kehitaman)
(mampu mengeluarkan · Auskultasi suara nafas, catat area
Hipoksemia
sputum, mampu bernafas penurunan / tidak adanya ventilasi dan
hiperkarbia
dengan mudah, tidak ada suara tambahan
AGD abnormal
pursed lips) · Monitor TTV, AGD, elektrolit dan ststus
pH arteri abnormal
v Tanda tanda vital dalam mental
frekuensi dan
rentang normal · Observasi sianosis khususnya membran
kedalaman nafas
v AGD dalam batas normal mukosa
abnormal
v Status neurologis dalam · Jelaskan pada pasien dan keluarga
Inhalasi)
Irmalita, 1996. Infark Miokard. Dalam: Rilantono, L.I., Baraas, F., Karo Karo, S., Roebiono,
P.S., ed., Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: FK UI, 173-174.
Antman, E.M., Braunwald, E., 2005. ST-Segment Elevation Myocardial Infarction. In:
Kasper, D.L., Fauci, A.S., Longo, D.L., Braunwald, E., Hauser, S.L., Jameson, J. L., eds.
Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16 th ed. USA: McGraw-Hill 1449-1450
Alwi Idrus, 2006. Infark Miokard Akut Dengan Elevasi ST. Dalam: Sudoyo AW, Setiohadi
Bambang, Alwi Idrus, Simadibrata MK, Setiati Siti, 2006. Ilmu penyakit dalam: Edisi ke 4.
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 1615-
1625.
Smeltzer. C.S & Bare.B (2006). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta : EGC.