Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan

adiktif lainnya, meliputi zat alami atau sintetis yang bila dikonsumsi

menimbulkan perubahan fungsi fisik dan psikis, serta menimbulkan

ketergantungan (BNN, 2004). NAPZA adalah zat yang mempengaruhi

struktur atau fungsi beberapa bagian tubuh orang yang mengonsumsinya.

Manfaat maupun risiko penggunaan NAPZA bergantung pada seberapa

banyak, seberapa sering, cara menggunakannya, dan bersamaan dengan obat

atau NAPZA lain yang dikonsumsi (Kemenkes RI, 2010).

Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif)

bukan menjadi masalah baru di Negara kita.Melalui The World Program of

Action for Youthon Drug, badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

menempatkan penyalahgunaan NAPZA sebagai salah satu dari sepuluh isu

global utama yang berkaitan dengan kehidupan pemuda yang harus

mendapatkan perhatian dengan prioritas tinggi. Hal ini dilatar belakangi oleh

adanya catatan criminal dari berbagai negara di dunia bahwa penggunaan

NAPZA dimulai saat usia muda. PBB mencatat bahwa para pemuda di

seluruh Negara mengkonsumsi NAPZA dengan frekuensi yang meninggi dan

cara yang lebih berbahaya daripada yang dilakukan oleh usia lanjut (Amriel,

2008). Menurut United Nation Office on Drugs and Crime (UNODC) (2012),

1
jumlah remaja yang menggunakan NAPZA sekitar 230 juta orang atau 5%

dari jumlah populasi remaja di dunia.

Di Indonesia, pengaruh narkotika dan obat-obatan terlarang

(NAPZA) sangat memprihatinkan. Bahkan dikatakan saat ini Indonesia

dalam kondisi darurat NAPZA.Indonesia dianggap sudah menjadi surga

bagi produsen, pengedar dan penyalahgunaan NAPZA.(Nurbaiti,

2016).Badan Narkotika Nasional (BNN) menyatakan transaksi NAPZA

yang ada di Indonesia menduduki peringkat tertinggi dibandingkan dengan

negara-negara yang tergabung dalam organisasi ASEAN lainnya. Dari 100

% transaksi narkotika di wilayah ASEAN, 40 % berada di Indonesia.

(Prayoga, 2015).

Diperkirakan jumlah penyalahguna NAPZA di Indonesia sebanyak

3,8 juta sampai 4,1 juta orang atau sekitar 2,10% sampai 2,25% dari total

seluruh penduduk Indonesia yang berisiko terpapar NAPZA di tahun 2014.

Jika di bandingkan studi tahun 2011,angka prevalensi tersebut relative

stabil (2,2%) tetapi terjadi kenaikan bila dibandingkan hasil studi tahun

2008 (1,9%). Diperkirakan jumlah penyalahgunaan NAPZA akan

meningkat dari 4,1juta (2014) menjadi 5,0 juta orang (2020), apabila tidak

dilakukan pencegahan (BNN, 2015).

Penyalahgunaan NAPZA di Indonesia berada di kota–kota besar,

Sulawesi selatan menduduki peringkat ke-7 tertinggi dari 10 provinsi

terbanyak penyalahgunaan NAPZA di Indonesia. Pada tahun 2008 di

2
perkirakan jumlah penyalahgunaan NAPZA di Sulawesi-Selatan 103,849

jiwa dengan kenaikan 1.8 %.Sedangkan pada tahun 2011 di perkirakan

jumlah penyalahgunaan NAPZA meningkat menjadi 124,444 jiwa dengan

kenaikan 1 .95 %, dan terus mengalami peningkatan pada 2014

diperkirakan jumlah penyalahgunaan NAPZA di sulsel menjadi 125,643

jiwa dengan kenaikan 2.08 %. (BNN, 2015)

Tercatat sebanyak 3160 orang remaja sedang/pernah

menyalahgunakan NAPZA. Data ini merupakan yang di lakukan oleh

YKP2N di Makassar pada tahun 2009, sedangkan BNN Provinsi Sulawesi

Selatan pada tahun 2009 ada di angka + 138.000, sementara di kota

Makassar di angka 51.000 pecandu NAPZA. Data yang diperoleh dari

Yayasan Kelompok Peduli Penyalahgunaan Narkotika dan Obat-obatan

Terlarang ditemukan sebanyak 58 orang pada 1(satu) tahun terakhir untuk

semua usia dan usia remaja ditemukan sebanyak 30 orang pada 3 bulan

terakhir dari bulan oktober sampai desember (2016).

Dampak dari penyalahgunaan NAPZA (drug addiction) meliputi

aspek fisik, mental, psikis, dan sosial (Nurhuda, 2015).Dampak fisik

antara lain kondisi fisik lemah yang rentan terhadap berbagai macam

penyakit, gangguan dan kerusakan fungsi organ vital (seperti otak,

jantung, dan paru-paru), fisiknya akan terlihat kurus karena tidak

mempunyai nafsu makan sehingga kelihatan kurus. Fisik yang lemah

menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga mudah terserang

penyakit, seperti hepatitis B, C dan HIV/AIDS. Penggunaan NAPZA juga

3
akan merusak organ tubuh lainnya, seperti system saraf pusat bahkan bisa

menyebabkan kematian jika mengalami over dosis (OD). Dampak psikis

yang diakibatkan dari kecanduan NAPZA seperti emosionalnya terganggu

(mudah tersinggung), paranoid, gelisah, depresi, agresif, kecemasan, dan

gangguan psikis serta dapat mengalami sindroma moyfasional yang dapat

memicu pengguna NAPZA melakukan tindakan bunuh diri.

Penyalahgunaan NAPZA juga membawa pada pergaulan bebas (free sex)

demi mendapatkan uang atau NAPZA itu sendiri. Dampak social dari

kecanduan NAPZA adalah menurunnya kualitas sumber daya manusia,

gangguan dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial, dan ancaman

bahaya hancurnya kehidupan keluarga.

Mengingat dampak dari penyalahgunaan NAPZA maka pengguna

NAPZA harus memiliki motivasi untuk berhenti menggunakan NAPZA.

MenurutGuay et.al (2010) menyatakan bahwa motivasi mengacu pada

alasan yang mendasari perilaku. Motivasi berkaitan dengan kekuatan dan

arah perilaku dan faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk

berperilaku tertentu.(Priansa, 2015). Motivasi seorang pengguna NAPZA

di harapkan dapat menjadi kekuatan untuk dirinya melakukan perubahan

untuk menjalani rehabilitasi.

Adapun faktor penyebab remaja menggunakan NAPZA adalah

kurang menghayati nilai-nilai agama, kurang percaya diri, pribadi yang

mudah kecewa, sedih, dan cemas, keinginan untuk diterima dalam

kelompok pergaulan, individu mempunyai keinginan untuk mencoba-coba,

4
individu yang merasa bosan, individu yang mempunyai identitas diri yang

kabur, individu yang kurang siap mental, individu yang mempunyai

keinginan untuk bersenang-senang, kurangnya perhatian dan pengawasan

orang tua, keluarga disharmonis, pola pendidikan keluarga yang otoriter,

komunikasi yang kurang terbuka dengan anak, orang tua tidak bias

menjadi contoh atau teladan bagi anak, pengaruh temansebaya (Saam,

2013).

Hal ini diperkuat oleh Husni (2012) mengungkapkan bahwa ada 3

faktor yang menjadi penyebab remaja menggunakan NAPZA yaitu, factor

keluarga, factor kelompok teman sebaya, factor lingkungan masyarakat

dan 53,1% yang menyebabkan penyalahgunaan NAPZA adalah factor

keluarga.

Menurut Hawari (1990 dikutip dari Gunawan 2005) Apabila

penyalahgunaan napza pada remaja tidak ditanggulangi maka akan

menimbulkan berbagai dampak seperti merusak hubungan kekeluargaan,

menurunkan kemampuan belajar, ketidakmampuan membedakan yang

buruk dan yang baik, merosotnya produktivitas kerja, gangguan kesehatan

mulai dari keluhan ringan sampai fatal, mempertinggi kecelakaan lalu

lintas, meningkatkan angka kriminalitas dan tindak kekerasan.

Bedasarkan hal tersebut diatas maka peneliti tertarik meneliti

tentang Faktor yang berhubungan dengan penyalahgunaan NAPZA di

5
Yayasan Kelompok Peduli Penyalahgunaan Narkotika dan Obat-obatan

Terlarang ( YKP2N ) Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah diatas, maka permasalahan

dalam penelitian ini dapat dirumuskan: “Faktor apa saja yang berhubungan

dengan penyalahgunaan NAPZA pada remaja di Yayasan Kelompok

Peduli Penyalahgunaan Narkotika dan Obat-obatan Terlarang ( YKP2N )

Makassar .?”.

C.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui Faktor yang berhubungan dengan penyalahgunaan NAPZA

pada remaja di Yayasan Kelompok Peduli Penyalahgunaan Narkotika

dan Obat-obatan Terlarang ( YKP2N ) Makassar .

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuainya faktor kepribadian hubungannya dengan

penyalahgunaan NAPZA di Yayasan Kelompok Peduli

Penyalahgunaan Narkotika dan Obat-obatan Terlarang (YKP2N)

Makassar.

b. Diketahuinya faktor keluarga hubungannya dengan penyalahgunaan

NAPZA di Yayasan Kelompok Peduli Penyalahgunaan Narkotika

dan Obat-obatan Terlarang (YKP2N) Makassar.

6
c. Diketahuinya faktor teman sebaya hubungannya dengan

penyalahgunaan NAPZA di Yayasan Kelompok Peduli

Penyalahgunaan Narkotika dan Obat-obatan Terlarang (YKP2N)

Makassar.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi remaja Dapat digunakan sebagai informasi dalam mengambil

keputusan yang tepat terhadap apa yang akan dilakukan, agar

remaja terhindar dari penyalahgunaan NAPZA.

2. Bagi institusi keperawatan dan profesi

a. Dapat dijadikan sebagai tambahan informasi bagi perawat

khususnya berkaitan dengan ilmu keperawatan Jiwa

b. Sebagai bahan pertimbangan bagi perawat untuk ikut berperan

serta dalam menanggulangi masalah NAPZA pada remaja

yang berperan sebagai edukator, motivator dan konselor.

3. Bagi Responden Memberikan informasi mengenai Faktor yang

berhubungan dengan penyalahgunaan NAPZA pada remaja.

4. Bagi Peneliti Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan baru dalam

bidang penelitian dan untuk mendapatkan gambaran secara nyata

tentang Faktor yang berhubungan dengan penyalahgunaan NAPZA

pada remaja.

7
5. Bagi Yayasan Kelompok Peduli Penyalahgunaan Narkotika dan

Obat-obatan Terlarang ( YKP2N ) Makassar Sebagai tempat untuk

mengaplikasikan hasil penelitian tentang Faktor yang berhubungan

dengan penyalahgunaan NAPZA pada remaja.

Anda mungkin juga menyukai