Anda di halaman 1dari 15

SIKLUS MENSTRUASI

Disusun oleh :
Nuri Handa Yani D3E512002
Melinda Rizky Amanda D3E512008
Shany fadillah .ER D3E512009
Pengertian
• Haid (menstruasi) ialah perdarahan yang siklik dari uterus sebagai tanda bahwa
alat kandungan menunaikan faalnya. Panjang siklus haid ialah jarak antara
tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid yang baru. Haid yang normal
atau siklus dianggap sebagai siklus yang klasik ialah 28 hari, Lebih dari 90% wanita
mempunyai siklus menstruasi antara 24 sampai 35 hari.
• Lama haid biasanya antara 3 – 6 hari, ada yang 1 – 2 hari dan diikuti darah sedikit
sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7 – 8 hari. Kurang lebih 50% darah
menstruasi dikeluarkan dalam 24 jam pertama. Cairan menstruasi terdiri dari
autolisis fungsional, exudat inflamasi, sel darah merah, dan enzym proteolitik.
Sistem hormonal yang mempengaruhi
siklus menstruasi :
• FSH-RH (follicle stimulating hormone - releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH
• LH-RH (luteinizing hormone- releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus
untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH
• PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk
mengeluarkan prolaktin
Mekanisme Siklus Menstruasi
• Pada setiap siklus haid FSH dikeluarkan oleh Lobus anterior hipofisis yang
menyebabkab beberapa folikel primer berkembang dalam ovarium.
• Folikel primer berkembang menjadi folikel de Graaf yang membuat esterogen,
• Esterogen menekan FSH, sehingga lobus anterior hipofisis mengeluarkan hormon
gonadotropin yang kedua yaitu LH (luteinizing hormone)
• Produksi FSH dan LH dipengaruhi RH (relasing hormones) yang disalurkan dari
hipotalamus ke hipofisis
• Dibawah pengruh RH folikel de graff semakin lama semakin matang dan makin
banyak mengeluarkan likuor folikuli yang mengandung esterogen. Esterogen
mempunyai pengaruh terhadap endometrium menyebabkan endometrium
tumbuh (menebal) yang disebut masa proliferasi
• Dibawah pengaruh LH folikel de graff menjadi lebih matang, mendekati
permukaan ovarium, dan kemudian terjadi ovulasi.
• Setelah ovulasi terjadi, terbentuklah korpus rubrum(berwarna merah) yang akan
menjadi korpus luteum (berwarna kuning).
• Korpus luteum menghasilkan hormon progesteron. Hormon progesteron
mempunyai pengaruh terhadap endometrium yang telah berproliferasi
menyebabkan kelenjar-kelenjarnya berlekuk-lekuk dan bersekresi (masa sekresi)
• Bila tidak ada pembuahan, korpus luteum berdegenerasi yang menyebabkan
kadar esterogen dan progesteron menurun, sehingga terjadi degenerasi serta
perdarahan dan pelepasan endometrium yang nekrotik, yang disebut masa
mestruasi.
• Bilamana ada pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum
dipertahankan dan berkembang menjadi korpus luteum graviditatis
Siklus endrometrium di bagi menjadi
beberapa siklus yaitu :
• Fase menstruasi
Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan
lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Rata-rata fase ini berlangsung selama lima
hari (rentang 3-6 hari). Pada awal fase menstruasi kadar estrogen, progesteron, LH
(Lutenizing Hormon) menurun atau pada kadar terendahnya selama siklus dan kadar FSH
(Folikel Stimulating Hormon) baru mulai meningkat.
• Fase proliferasi
Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak sekitar hari
ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid, misalnya hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke-15 siklus 28
hari, hari ke-18 siklus 32 hari. Permukaan endometrium secara lengkap kembali normal
sekitar empat hari atau menjelang perdarahan berhenti.
• Fase sekresi/luteal
Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum periode
menstruasi berikutnya. Pada akhir fase sekresi, endometrium sekretorius yang
matang dengan sempurna mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan
halus. Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar.
• Fase iskemi/premenstrual
Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10 hari setelah
ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum yang
mensekresi estrogen dan progesteron menyusut. Seiring penyusutan kadar
estrogen dan progesteron yang cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga suplai
darah ke endometrium fungsional terhenti dan terjadi nekrosis, perdarahan
menstruasi dimulai.
Siklus ovulasi
• Ovulasi merupakan peningkatan kadar estrogen yang menghambat pengeluaran
FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH (lutenizing hormon). Peningkatan
kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel. Korpus luteum
mencapai puncak aktivitas fungsional 8 hari setelah ovulasi, dan mensekresi baik
hormon estrogen maupun progesteron. Apabila tidak terjadi implantasi, korpus
luteum berkurang dan kadar hormon menurun. Sehingga lapisan fungsional
endometrium tidak dapat bertahan dan akhirnya luruh.
Siklus Hipofisis-hipotalamus
• Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar estrogen dan progesteron
darah menurun. Kadar hormon ovarium yang rendah dalam darah ini
menstimulasi hipotalamus untuk mensekresi gonadotropin realising hormone
(Gn-RH). Sebaliknya, Gn-RH menstimulasi sekresi folikel stimulating hormone
(FSH). FSH menstimulasi perkembangan folikel de graaf ovarium dan produksi
estrogennya. Kadar estrogen mulai menurun dan Gn-RH hipotalamus memicu
hipofisis anterior untuk mengeluarkan lutenizing hormone (LH). LH mencapai
puncak pada sekitar hari ke-13 atau ke-14 dari siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi
fertilisasi dan implantasi ovum pada masa ini, korpus luteum menyusut, oleh
karena itu kadar estrogen dan progesteron menurun, maka terjadi menstruasi.
Menurut Praworohardjo (1999), ada beberapa faktor yang
memegang peranan dalam siklus menstruasi antara lain:
• Faktor enzim
Dalam fase proliferasi estrogen mempengaruhi tersimpannya enzim- enzim
hidrolitik dalam endometrium, serta merangsang pembentukan glikogen dan asam-
asam mukopolisakarida. Zat-zat yang terakhir ini ikut berperan dalam
pembangunan endometrium, khususnya dengan pembentukan stroma di bagian
bawahnya. Jika kehamilan tidak terjadi, maka dengan menurunnya kadar
progesterone, enzim-enzim hidrolitik dilepaskan, karena itu timbul gangguan
dalam metabolisme endometrium yang mengakibatkan regresi endomentrium dan
perdarahan.
• Faktor vaskuler
Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan
fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula
arteri-arteri, vena-vena.
• Faktor prostaglandin
Endometrium mengandung banyak prostaglandin E2 dan F2. dengan desintegrasi
endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan berkontraksinya
miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada haid.
Kesimpulan
• Menstruasi merupakan proses pelepasan dinding rahim (endometrium) yang
disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada
saat kehamilan. Menstruasi yang berulang setiap bulan tersebut pada akhirnya
akan membentuk siklus menstruasi. Bila siklus haid teratur (28 hari) : Hari pertama
dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1. Masa subur adalah hari ke-12 hingga
hari ke- 16 dalam siklus haid

Anda mungkin juga menyukai