Anda di halaman 1dari 24

Kelompok 18

Kasus 1
Kasus
Seorang pria berkebangsaan belanda untuk pertama
kali berkunjung ke daerah manado. Ia datang ke klinik
hotel bagus, karena sehabis sarapan yang biasanya dia
lakukan setiap hari, ia mengeluh buang air besar
sebanyak 4 kali. Dua hari yang lalu, ia melakukan
penyelaman di taman nasional bunaken dan sekitar
pulau siladen. Sehari sebelumnya, ia telah melakukan
perjalanan satu hari penuh ke beberapa lokasi wisata
seperti tangkoko dan melihat tomohon flower festival.
Selama perjalanan, ia tidak membawa bekal yang
disiapkan sendiri dan mencoba bersosialisasi dengan
masyarakat setempat.
Kata / kunci:
 Pria X tahun, kewarganegaraan Belanda
 Berkunjung ke manado
 Ke klinik hotel bagus, keluhan: BAB
sebanyak 4 X sehari
 2 hari yang lalu, melakukan penyelaman
dan perjalanan ke tempat wisata.
Anamnesis
 Identitas pasien : nama,umur,jenis
kelamin,alamat,agama
 keluhan utama : buang air besar 4 kali,
Tanyakan volume tinja, konsisensi tinja,
Bau,berlendir atau tidak, Berdarah atau tidak.
 riwayat penyakit sekarang
 riwyat penyakit dahulu
 riwayat keluarga
 riwayat sosial : kemarin makan apa? Dimana?
Apakah ada makan,makanan yang pedis,asam?
 Riwayat penggunaan obat
2.Pemeriksaan fisik
 Tanda vital (TD, N, R, S)
 Inspeksi
 Palpasi
 Perkusi
 Auskultasi
Pemeriksaan Penunjang
Pengujian laboratorium tidak diperlukan.
Jika tanda-tanda dan gejala berlangsung
lebih dari seminggu, diare berdarah atau
adanya leukosit, maka dapat dilakukan
pemeriksaan laboratorium:
 Pemeriksaan mikrobiologi (kultur feses)
 Pemeriksaan parasitologi (ada / tidaknya
telur cacing atau parasit)
 Tes skrining
DD
 Traveler’s diarrhea
 Keracunan makanan
Diagnosis
”Traveler's diarrhea”
Traveler’s Diare ialah Traveler's diarrhea
(Diare pada para pelancong, Flu Usus, Grippe,
Turista) adalah suatu keadaan yang ditandai
dengan diare, mual dan muntah, yang biasanya
terjadi pada para pelancong. Diare terjadi pada
sejumlah besar orang yang bepergian ke luar
negeri. Pelancong ke negara-negara
berkembang di dunia menjadi sakit karena
makan atau minum makanan atau air yang
tercemar oleh limbah usus terinfeksi manusia.
Epidemiologi
 Setiap tahun antara 20% -50% dari
wisatawan internasional, sekitar 10 juta
orang, mengembangkan diare. Permulaan
TD biasanya terjadi dalam minggu
pertama perjalanan tetapi mungkin terjadi
kapan saja saat bepergian, dan bahkan
setelah kembali ke rumah.
 Daerah berisiko tinggi : Meksiko ,Amerika
Latin, Afrika, Timur Tengah, Asia
 Daerah berisiko Sedang :Karibia pulau,
Eropa Selatan,Israel
 Daerah berisiko Rendah : AS,Kanada,Eropa
Utara,Selandia baru,Australia

       
    
Faktor resiko
 Jenis kelamin → Pria = wanita
 Usia → dewasa muda
 Orang dengan imunosupresi, orang
dengan penyakit radang-usus atau
diabetes, dan orang-orang mengambil H-2
blocker atau antasida.
Etiologi
 Palingsering disebabkan oleh bakteri enteroktoksin
E.Coli
 Kuman Patogen terlibat dalam diare travellers 'adalah:
E. coli, enterotoksigenik 20-75%
E. coli, enteroaggregative 0-20%
E. coli, enteroinvasive 0-6%
Shigella spp 2-30%
Salmonella spp 0-33%
Campylobacter jejuni 3-17%
Vibrio parahemolyticus 0-31%
Aeromonas hydrophila 0-30%
Giardia lamblia 0 sampai kurang dari 20%
Entameba histolytica 0-5%
Cryptosporidium sp 0 sampai kurang dari 20%
Rotavirus 0-36%
Norwalk virus 0-10%
Gejala klinis
 Gejala umumnya terkait lainnya adalah :
o Loose atau tinja berair
         o kram perut
         o Kembung
         o Mual
         o  Urgensi untuk buang air besar
         o Demam
         o Muntah
         o Sakit kepala
         o Nyeri buang air besar
         o Malaise.
Patogenesis
Patogenesis infeksi oleh BAKTERI :
• Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia
melalui rute gastrointestinal.
• Sesampainya di lambung, bakteri akan
dibunuh oleh asam lambung, tetapi apabila
jumlah bakteri cukup banyak, ada bakteri
yang dapat lolos sampai ke dalam
duodenum.
• Di dalam duodenum,bakteri akan
berkembang biak sehingga jumlahnya
mencapai 100 juta koloni atau lebih per
mililiter cairan usus halus.
• Dengan memproduksi enzim mucinase,
bakteri akan mencairkan lapisan lendir
dengan menutupi permukaan sel epitel
mukosa usus sehingga bakteri dapat masuk
ke dalam membran sel epitel mukosa.
• Ada dua cara bergantung pada bakteri apa yang
menginfeksi:
a. Bakteri langsung menginvasi sel epitel mukosa usus sehingga sel
epitel rusak, terbuka, dan lepas.
b. Bakteri mengeluarkan toksin yang menyebabkan ATPcAMP.
cAMP merangsang sekresi cairan usus tanpa menimbulkan
kerusakan sel epitel usus. Cairan ini menyebabkan dinding usus
akan mengadakan kontraksi sehingga terjadi hipermotilitas untuk
mengalirkan cairan ke bawah atau ke usus besar.
 Tetapi, ada pula bakteri yang mampu melakukan kedua infeksi
tersebut.
• Melalui jalur mana pun bakteri menginfeksi, akan
menyebabkan gangguan sehingga kerja usus halus
maupun usus besar abnormaldiare
Cara penginfeksian virus secara umum:
 Adsorpsi(Attachment)
 Virus diabsorpsi sel inang melalui reseptor spesifik. Prinsipnya berdasar pada mekanisme elektrostatik dan
dipermudah oleh ion logam terutama Mg2+. Tahap ini merupakan tahap inisiasi virus dalam memasuki sel inang.
 Entry(Penetration)
 Virus menembus sel. Genom virus memasuki sel. Membran sel mengalami invaginasi sekitar virus partikel. Virus
melekat dalam vakuola pinositik. Proses ini dipengaruhi oleh suhu dan zat penghambat fagositosis.
 Uncoating
 Protein coat dari virus disingkirkan dengan bantuan enzim lisozim dari sel inang. Asam nukleat bebas dan
akhirnya masuk ke dalam sel dan membentuk mRNA.
 Transkipsi
 Translasi
 Komponen virus dibentuk dalam sitoplasma dan nukleus sel inang.
 Assembly(Penyusunan Kembali)
 Sintesa baru molekul asam nukleat dan protein struktural maupun non struktural menjadi partikel virus yang
baru.
 Release(Pelepasan)
 Virus dilepaskan melalui budding membran sel.
 Virus dapat menyebar dari satu sel ke sel lain tanpa ada virus yang dilepas keluar sel.
 Beberapa virus mampu menyatukan bahan genetiknya dengan genom sel inangsel menjadi produktif.
 Beberapa infeksi virus bisa bersifat abortif, sel yang mengandung virus akhirnya mati juga.
 Perjalanan infeksi virus penyebab diare:
 Port d’entrée: fecal-oral, inhalasi
 Invasi setempat pada epitel permukaanMasuk ke dalam sirkulasi darahViraemiInvasi hingga sel
sasaranInfeksi sel-sel dalam vili usus halusBerkembang biak dalam sitoplasma enterosit sehingga merusak
mekanisme transportnyaSel yang rusak masuk ke lumen usus dan melepaskan sejumlah besar virusDiare
 Virus menginfeksi lapisan epitelium di usus halus dan menyerang jonjot-jonjot(vili) usus halus. Hal ini
mengakibatkan fungsi absorpsi usus halus terganggu.
 Sel-sel epitel usus halus yg rusak diganti oleh enterosit yang baru, berbentuk kuboid yg belum matang sehingga
fungsinya belum baik.
 Vili mengalami atropi dan tidak dapat mengabsorpsi cairan dan makanan dengan baik.
 Cairan makanan yg tidak terserap/tercerna akan meningkatkan tekanan koloid osmotik usus.
 Terjadi hiperperistaltik usus sehingga cairan beserta makanan yg tidak terserap terdorong keluar usus melalui
anus diare osmotik dari penyerapan air dan nutrien yang tidak sempurna.
 Patogenesis infeksi oleh protozoa:
Biasanya, manusia terinfeksi melalui kista
matang dalam feses. Kista masuk melalui rute
gastrointestinal. Kista tahan terhadap asam
lambung sehingga bisa sampai ke usus halus.
Dalam keadaan lingkungan yang mendukung,
kista dapat berubah menjadi bentuk tropozoit
yang patogen. Bentuk patogen inilah yang akan
menginvasi sel mukosa ususdiare.
PENATALAKSANAAN
 Bila KU pasien baik tidak dehidrasi ,asupan cairan yang adekuat
dapat dicapai dengan minuman ringan,sari buah dan sup.

 Bila pasien kehilangan cairan yang banyak dan


dehidrasi,penatalaksanaan yg agresif seperti cairan IV atau
rehidrasi oral.Rehidrasi oral murah,efektif dan praktis.Cairan oral spt
pedialit,oralit.Cairan infus spt ringer laktat.

 Untuk rehidrasi,nilai derajat dehidrasi.


a.derajat ringan 2-5% BB
b.derajat berat 5-8% dari BB
c.derajat sedang 8-10% dari BB

Menilai kebutuhan cairan


 Kebutuhan cairan : skor x 10% x KgBBx 1 ltr
15
klinis skor
 SKOR PENILAIAN rasa haus/muntah 1

KLINIS DEHIDRASI tekanan sistolik 60-90 mmHg 1

tekanan sistolik <60 mmHg 2


 Bila skor kurang dari frekuensi nadi >120x/mnt 1

3 dan tidak kesadaran apati 1

syok,hanya diberikan kesadaran somnolen,sopor atau koma 2

cairan oral frekuensi napas > 30x/mnt


facies cholerica
1
2

 Bila skor >3 atau = 3 vox cholerica


turgor kulit menurun
2
1
disertai syok washer woman's hand 1

diberikan cairan IV ekstermitas dingin


sianosis
1
2
umur 50-60 tahun 1
umur > 60 tahun 2
 Pemberian cairan dehidrasi :
a.2 jam pertama : jumlah total kebutuhan cairan diberikan langsung
dlm 2 jam ini agar tercapai rehidrasi optimal secepatnya
b. 1 jam brikutnya :pemberian diberikan berdasarakn kehilangan cairan
selama 2jam pertama. Bila skor kurang dari 3 dan tidak syok,hanya
diberikan cairan oral
c.Jam berikutnya pemberian cairan diberikan berdasarkan kehilangan
cairan melalui tinja dan IWL
 Diet : tidak dianjurkan puasa,kecuali muntah2 hebat,dianjurkan
minum minuman sari buah,the,minuman tdk bergas,makan
makanan mudah dicerna spt pisang,nasi,sup
 Obatan-obatan :
a.Loperamide
b.Bismuth salisilat
c.Atapulgite 4x2 tab/hari
c.Hidrasec 3x1 tab/hari
d.Siprofloksasin 500mg 2xhr slm 2-7 hr

 Untuk turis yang bepergian kedaerah risiko tinggi,siprofloksasin


500mg/hr dpt dipakai sbg profilaktik.
Komplikasi
 Syok Hipovolemik
 Asidosis metabolik
 Hipokalsemia
 Hiperkalemia
Prognosis
 Prognosis baik dengan penanganan
rehidrasi yang adekua,Morbiditas dan
mortalitas minimal
Pencegahan
 Hindari makan makanan atau minum minuman yang dibeli dari PKL
atau usaha lain di mana kondisi yang tidak higienis hadir
 Hindari makan daging mentah atau kurang matang dan makanan
laut
 Hindari makan buah mentah (misalnya, jeruk, pisang, alpukat) dan
sayuran
 Jangan minum air ledeng atau menggunakannya untuk menggosok
gigi
 Jangan minum air dalam botol (mis: akua) jika segel air sudah
rusak.
 Jangan gunakan es kecuali anda yakin bahwa es tersebut dari air
yang telah dimurnikan atau dimasak
 Jangan minum susu atau produk susu lainnya yang dibuat tidak
melalui proses pasteurisasi

Anda mungkin juga menyukai