Kasus 1
Kasus
Seorang pria berkebangsaan belanda untuk pertama
kali berkunjung ke daerah manado. Ia datang ke klinik
hotel bagus, karena sehabis sarapan yang biasanya dia
lakukan setiap hari, ia mengeluh buang air besar
sebanyak 4 kali. Dua hari yang lalu, ia melakukan
penyelaman di taman nasional bunaken dan sekitar
pulau siladen. Sehari sebelumnya, ia telah melakukan
perjalanan satu hari penuh ke beberapa lokasi wisata
seperti tangkoko dan melihat tomohon flower festival.
Selama perjalanan, ia tidak membawa bekal yang
disiapkan sendiri dan mencoba bersosialisasi dengan
masyarakat setempat.
Kata / kunci:
Pria X tahun, kewarganegaraan Belanda
Berkunjung ke manado
Ke klinik hotel bagus, keluhan: BAB
sebanyak 4 X sehari
2 hari yang lalu, melakukan penyelaman
dan perjalanan ke tempat wisata.
Anamnesis
Identitas pasien : nama,umur,jenis
kelamin,alamat,agama
keluhan utama : buang air besar 4 kali,
Tanyakan volume tinja, konsisensi tinja,
Bau,berlendir atau tidak, Berdarah atau tidak.
riwayat penyakit sekarang
riwyat penyakit dahulu
riwayat keluarga
riwayat sosial : kemarin makan apa? Dimana?
Apakah ada makan,makanan yang pedis,asam?
Riwayat penggunaan obat
2.Pemeriksaan fisik
Tanda vital (TD, N, R, S)
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pemeriksaan Penunjang
Pengujian laboratorium tidak diperlukan.
Jika tanda-tanda dan gejala berlangsung
lebih dari seminggu, diare berdarah atau
adanya leukosit, maka dapat dilakukan
pemeriksaan laboratorium:
Pemeriksaan mikrobiologi (kultur feses)
Pemeriksaan parasitologi (ada / tidaknya
telur cacing atau parasit)
Tes skrining
DD
Traveler’s diarrhea
Keracunan makanan
Diagnosis
”Traveler's diarrhea”
Traveler’s Diare ialah Traveler's diarrhea
(Diare pada para pelancong, Flu Usus, Grippe,
Turista) adalah suatu keadaan yang ditandai
dengan diare, mual dan muntah, yang biasanya
terjadi pada para pelancong. Diare terjadi pada
sejumlah besar orang yang bepergian ke luar
negeri. Pelancong ke negara-negara
berkembang di dunia menjadi sakit karena
makan atau minum makanan atau air yang
tercemar oleh limbah usus terinfeksi manusia.
Epidemiologi
Setiap tahun antara 20% -50% dari
wisatawan internasional, sekitar 10 juta
orang, mengembangkan diare. Permulaan
TD biasanya terjadi dalam minggu
pertama perjalanan tetapi mungkin terjadi
kapan saja saat bepergian, dan bahkan
setelah kembali ke rumah.
Daerah berisiko tinggi : Meksiko ,Amerika
Latin, Afrika, Timur Tengah, Asia
Daerah berisiko Sedang :Karibia pulau,
Eropa Selatan,Israel
Daerah berisiko Rendah : AS,Kanada,Eropa
Utara,Selandia baru,Australia
Faktor resiko
Jenis kelamin → Pria = wanita
Usia → dewasa muda
Orang dengan imunosupresi, orang
dengan penyakit radang-usus atau
diabetes, dan orang-orang mengambil H-2
blocker atau antasida.
Etiologi
Palingsering disebabkan oleh bakteri enteroktoksin
E.Coli
Kuman Patogen terlibat dalam diare travellers 'adalah:
E. coli, enterotoksigenik 20-75%
E. coli, enteroaggregative 0-20%
E. coli, enteroinvasive 0-6%
Shigella spp 2-30%
Salmonella spp 0-33%
Campylobacter jejuni 3-17%
Vibrio parahemolyticus 0-31%
Aeromonas hydrophila 0-30%
Giardia lamblia 0 sampai kurang dari 20%
Entameba histolytica 0-5%
Cryptosporidium sp 0 sampai kurang dari 20%
Rotavirus 0-36%
Norwalk virus 0-10%
Gejala klinis
Gejala umumnya terkait lainnya adalah :
o Loose atau tinja berair
o kram perut
o Kembung
o Mual
o Urgensi untuk buang air besar
o Demam
o Muntah
o Sakit kepala
o Nyeri buang air besar
o Malaise.
Patogenesis
Patogenesis infeksi oleh BAKTERI :
• Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia
melalui rute gastrointestinal.
• Sesampainya di lambung, bakteri akan
dibunuh oleh asam lambung, tetapi apabila
jumlah bakteri cukup banyak, ada bakteri
yang dapat lolos sampai ke dalam
duodenum.
• Di dalam duodenum,bakteri akan
berkembang biak sehingga jumlahnya
mencapai 100 juta koloni atau lebih per
mililiter cairan usus halus.
• Dengan memproduksi enzim mucinase,
bakteri akan mencairkan lapisan lendir
dengan menutupi permukaan sel epitel
mukosa usus sehingga bakteri dapat masuk
ke dalam membran sel epitel mukosa.
• Ada dua cara bergantung pada bakteri apa yang
menginfeksi:
a. Bakteri langsung menginvasi sel epitel mukosa usus sehingga sel
epitel rusak, terbuka, dan lepas.
b. Bakteri mengeluarkan toksin yang menyebabkan ATPcAMP.
cAMP merangsang sekresi cairan usus tanpa menimbulkan
kerusakan sel epitel usus. Cairan ini menyebabkan dinding usus
akan mengadakan kontraksi sehingga terjadi hipermotilitas untuk
mengalirkan cairan ke bawah atau ke usus besar.
Tetapi, ada pula bakteri yang mampu melakukan kedua infeksi
tersebut.
• Melalui jalur mana pun bakteri menginfeksi, akan
menyebabkan gangguan sehingga kerja usus halus
maupun usus besar abnormaldiare
Cara penginfeksian virus secara umum:
Adsorpsi(Attachment)
Virus diabsorpsi sel inang melalui reseptor spesifik. Prinsipnya berdasar pada mekanisme elektrostatik dan
dipermudah oleh ion logam terutama Mg2+. Tahap ini merupakan tahap inisiasi virus dalam memasuki sel inang.
Entry(Penetration)
Virus menembus sel. Genom virus memasuki sel. Membran sel mengalami invaginasi sekitar virus partikel. Virus
melekat dalam vakuola pinositik. Proses ini dipengaruhi oleh suhu dan zat penghambat fagositosis.
Uncoating
Protein coat dari virus disingkirkan dengan bantuan enzim lisozim dari sel inang. Asam nukleat bebas dan
akhirnya masuk ke dalam sel dan membentuk mRNA.
Transkipsi
Translasi
Komponen virus dibentuk dalam sitoplasma dan nukleus sel inang.
Assembly(Penyusunan Kembali)
Sintesa baru molekul asam nukleat dan protein struktural maupun non struktural menjadi partikel virus yang
baru.
Release(Pelepasan)
Virus dilepaskan melalui budding membran sel.
Virus dapat menyebar dari satu sel ke sel lain tanpa ada virus yang dilepas keluar sel.
Beberapa virus mampu menyatukan bahan genetiknya dengan genom sel inangsel menjadi produktif.
Beberapa infeksi virus bisa bersifat abortif, sel yang mengandung virus akhirnya mati juga.
Perjalanan infeksi virus penyebab diare:
Port d’entrée: fecal-oral, inhalasi
Invasi setempat pada epitel permukaanMasuk ke dalam sirkulasi darahViraemiInvasi hingga sel
sasaranInfeksi sel-sel dalam vili usus halusBerkembang biak dalam sitoplasma enterosit sehingga merusak
mekanisme transportnyaSel yang rusak masuk ke lumen usus dan melepaskan sejumlah besar virusDiare
Virus menginfeksi lapisan epitelium di usus halus dan menyerang jonjot-jonjot(vili) usus halus. Hal ini
mengakibatkan fungsi absorpsi usus halus terganggu.
Sel-sel epitel usus halus yg rusak diganti oleh enterosit yang baru, berbentuk kuboid yg belum matang sehingga
fungsinya belum baik.
Vili mengalami atropi dan tidak dapat mengabsorpsi cairan dan makanan dengan baik.
Cairan makanan yg tidak terserap/tercerna akan meningkatkan tekanan koloid osmotik usus.
Terjadi hiperperistaltik usus sehingga cairan beserta makanan yg tidak terserap terdorong keluar usus melalui
anus diare osmotik dari penyerapan air dan nutrien yang tidak sempurna.
Patogenesis infeksi oleh protozoa:
Biasanya, manusia terinfeksi melalui kista
matang dalam feses. Kista masuk melalui rute
gastrointestinal. Kista tahan terhadap asam
lambung sehingga bisa sampai ke usus halus.
Dalam keadaan lingkungan yang mendukung,
kista dapat berubah menjadi bentuk tropozoit
yang patogen. Bentuk patogen inilah yang akan
menginvasi sel mukosa ususdiare.
PENATALAKSANAAN
Bila KU pasien baik tidak dehidrasi ,asupan cairan yang adekuat
dapat dicapai dengan minuman ringan,sari buah dan sup.