Anda di halaman 1dari 22

“Hemorrhoid”

Dipresentasikan :
dr. Riski Amanda

Pembimbing :
dr. Erwin Sumardi
Kasus
• Identitas
– Nama : Ny.Yayan
– Usia : 43 tahun
– Alamat : Belo Laut
– Jenis kelamin : Perempuan
– No.RM : 0695XX
– Masuk IGD : 13 Desember 2016
Subjektif
• Os datang dengan keluhan terdapat benjolan pada anus yang
dapat masuk kembali.
• Os datang dengan keluhan terdapat benjolan pada anus yang
dapat masuk kembali disertai nyeri sejak 4 hari yang lalu. Nyeri
dirasakan terutama setelah os BAB. Nyeri semakin meningkat jika
os duduk, dan berkurang saat os sujud. Selain itu, os juga
mengaku keluar darah setelah BAB berwarna merah segar,
menetes, dan banyaknya darah yang keluar ¼ gelas aqua. BAB
os dirasakan keras sehingga os sering mengedan lalu keluar
darah segar. Anus terasa panas dan gatal juga dirasakan oleh os.
Os juga mengaku mual tanpa disertai muntah, demam, dan
terasa pusing.
• Os mengaku setahun yang lalu hanya BAB berdarah saja.
Darahnya berwarna merah segar, dan belum ada penonjolan.
Tiga bulan kemudian os mengeluhkan terdapat benjolan pada
anus tahun yang lalu sebesar kacang tanah dan dapat masuk
kembali sendirinya, os juga mengaku keluar darah saat BAB. Dua
bulan Lama-kelamaan benjolan tersebut dirasakan os semakin
membesar sampai sebesar telor puyuh. Benjolan harus
dimasukan oleh os sendiri.
• Os mengaku sebelumnya sudah pernah berobat, tetapi keluhan dirasakan
kembali. BAB berlendir, feses berbentuk bulat-bulat kecil seperti kotoran
kambing disangkal oleh os. Benjolan mudah berdarah saat dipegang
disangkal oleh os. Os menyangkal adanya penurunan berat badan drastis
dan penurunan nafsu makan.
• Os mengaku dalam seminggu tidak setiap hari BAB, os bisa BAB 2 hari
sekali. Os juga mengaku harus menunggu sekitar 5 menit agar bisa BAB,
selain itu os juga selalu mengedan ssat BAB.
• Os mengaku jarang makan makanan berserat, dalam sehari os hanya minum
kurang lebih 4 gelas air putih. Os bekerja sebagai ibu rumah tangga,
sehingga dalam sehari-hari os hanya duduk-duduk saja sambil menonton tv.
Os memiliki anak 4, dan melahirkan dengan persalinan normal. .
Objektif
• Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : tampak sakit sedang
• Kesadaran : CM
• Tekanan Darah : 130/70 mmHg
• Nadi : 84 x/menit
• Frekuensi Nafas : 20 x/ menit
• Suhu : 37,80 C
• Genitalia : anus
• I : Terdapat benjolan diseluruh lingkar anus
berukuran 7x2x0,5 cm diarah jam 9,12,6,3 terutama
arah jam 9 dan 3 dan tidak dapat dimasukkan kembali.
• P : Teraba benjolan yang lunak
• RT: Tonus spincter ani (+) permukaan licin, terdapat
benjolan

• Laboratorium:
– Hb : 15,6 gr/dl
– Leukosit : 11.460/mm3
– Hitung Jenis : 0/0/2/87/7/4
– Trombosit : 240.000/mm3
– Hematokrit : 44%
– GDS : 88 mg/dl
Diagnosa

Hemorrhoid Interna Grade II

Terapi :
Medikamentosa :
• IUFD RL 20 tpm
• Inj. Ketorolac 2x30mg (IV)
• Inj. Ceftriaxone 2x1 (IV)
• Rawat Bedah pertimbangkan Hemorrhoidektomi
• PENGOBATAN KONSERVATIF
• Diet
• Dasar pemikiran untuk meningkatkan asupan serat
makanan atau menggunakan pencahar adalah untuk
meningkatkan volume tinja dan melembutkan tinja agar
tidak mengejan berlebihan saat buang air besar, dan
dengan demikian mengurangi stres mekanik pada bantal
vaskular anal.
Pengobatan lokal
• Aplikasi topikal salep kortikosteroid sering di kombinasikan dengan anestesi
lokal secara luas digunakan, Alasannya adalah untuk mengurangi edema,
yang dapat mengurangi gejala. Namun, tidak ada efek kausal telah
dibuktikan. Obat supositoria dengan konten yang sama sering bermigrasi ke
rektum atau kolon, dan mereka tanpa efek apapun. Bentuk lain dari
pengobatan lokal adalah mandi duduk, Alasannya adalah meringankan
gejala melalui sfingter relaksasi dan kebersihan perineum yang lebih baik.
Gejala Control dan Komplikasi
• Peningkatan asupan serat makanan bebas dari komplikasi dan bagian risiko
prolaps serta perdarahan. Secara keseluruhan, risiko kekambuhan masih
tinggi. Bukti untuk pengobatan lokal tidak ada. Pengobatan dengan salep
steroid tidak boleh digunakan untuk lebih dari 2-3 minggu karena resiko
dermatitis kontak.
Karet ligasi
• Aplikasi karet di sudut anorektal di dasar setiap kolom
haemorrhoidal menyebabkan submukosa fibrosis. Efek
yang sama terlihat setelah injeksi fenol minyak koagulasi
inframerah dan dengan ablasi frekuensi radio.
Gejala Kontrol
• Kekambuhan setelah ligasi pita karet ditemukan pada 20%
kasus. Karet ligasi secara signifikan lebih baik daripada
radiofrequency ablation dan schlerotherapy injeksi. Dua penelitian
acak menemukan khasiat yang sama koagulasi inframerah
dibanding karet gelang ligasi. Ligasi pita karet secara signifikan
lebih rendah dalam hal pengurangan gejala dibandingkan dengan
prosedur yang lebih invasive seperti anopexy dijepit dan Milligan-
Morgan haemorhoidec-tomy, tapi terkait dengan komplikasi yang
lebih sedikit.
CHIRUGIA MINOR
• Latar Belakang
• Selain pengobatan konservatif untuk hemoroid, dapat
menggunakan prosedur bedah minimal invasif melalui anoscope,
tanpa anestesi dan dengan kemungkinan intervensi berulang dari
waktu ke waktu. Semua prosedur-ini dibuat untuk mengurangi
fibrosis lokal di dasar Kolom hemoroid, membuat obliterasi
pembuluh darah haemorrhoidal dan fiksasi submukosa13, Semua
ini mungkin mengurangi kecenderungan untuk prolaps dan
dengan demikian meminimalkan gejala.
Komplikasi
• Pendarahan anus kecil adalah umum setelah ligasi pita
karet saat cincin karet dikelupas. Perdarahan yang
signifikan terlihat pada 2% kasus 23. Dalam kasus yang
jarang terjadi, hemostasis bedah mungkin
diperlukan. Semua minimal metode bedah invasif
berhubungan dengan rasa sakit di 46-90% dari
pasien23,24. Sepsis lokal atau umum, nekrosis, gagal hati,
kerusakan saraf periprostatic dan kematian telah
dijelaskan.
Rekomendasi
• Pengobatan konservatif dianjurkan sebagai pengobatan
lini pertama Grade I dan II wasir dan pengobatan sebagai
tambahan ketika operasi diperlukan (C). Chirurgia kecil
dapat digunakan pada hemoroid grade II. Karet band
ligation adalah pilihan terbaik-didokumentasikan dan
paling efektif antara prosedur ini (A)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai