Anda di halaman 1dari 31

MICOBACTERIUM

TUBERCULOSIS
Fadilah Nur Baitillah G1C216074
Definisi
 Tuberculosis adalah penyakit yang
disebabkan oleh bakteri mycobacterium
tuberculosa complex
Etiologi
 tahan asam yang tumbuh lambat dan
sensitive terhadap panas dan sinar UV
 Kuman berbentuk batang
 Panjang 1-4 mikron
 Terdiri dari asam lemak
 Kuman > tahan asam  kuat thdp ggn kimia
dan fisis
 Aerob suka terhadap jaringan kaya O2
 Dalam jaringan kuman hidup sbg parasit intra
seluler
Epidemiologi
 Tuberculosis merupakan masalah
kesehatan yang penting di dunia ini
pada tahun 1992 WHO mencanangkan
TBC sebagai global emergency
 Isidens kasus TB secara global pada
tahun 2009 adalah 9,4 juta kasus dan
jumlah kasus terbanyak di regio asia
tenggara (35%), afrika (30%), dan regio
pasifik barat (20%)
 Sebanyak 11-13% kasus TBC adalah HIV
positif dan 80% nya berasal dari afrika
Patofisiologi
Patofisiologi
 Droplet yang tersebar  Mycobacterium
tuberculosa masuk ke tubuh manusia melalui
inhalasi  bakteri tsb akan membuat sarang
pneumoni di paru (fokus primer GOHN) 
menuju ke saluran limfe lokal (limfangitis) dan
kelenjar limfe lokal (limfadenitis)  masuknya
kuman TB sampai terbentuknya kompleks
primer secara lengkap disebut masa inkubasi
TBC (selama masa inkubasi inilah bisa terjadi
penyebaran secara limfogen dan hematogen)
Gambaran Klinis
 Gejala klinis TB dapat dibagi menjadi 2
golongan yaitu gejala lokal (respiratori)
dan gejala sistemik :
 Gejala respiratori :
• Batuk > 2 minggu
• Batuk darah
• Sesak napas
• Nyeri dada
Gambaran klinis
 Gejala sistemik :
• Demam
• malaise
• Keringat malam
• Berat badan menurun
Pemeriksaan fisik
 Pada pemeriksaan fisik TB paru kelainan
yang didapat tergantung luas kelainan
struktur paru. Pada permulaan (awal
perkembangan penyakit) umumnya
tidak (atau sulit sekali) menemukan
kelainan
 Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan
antara lain suara napas bronkial,
amforik, suara napas melemah, ronki
basah, tanda-tanda penarikan paru,
pembesaran KGB regional
Pemeriksaan bakteriologi
Pemeriksaan bakteriologi
 Pemeriksaan bakteriologik (BTA) untuk
menemukan kuman TB mempunyai arti yang
sangat penting dalam menegakkan diagnosis
spesimen yang biasa dipakai adalah dahak

 Cara pengumpulan dahak adalah 3 kali


dengan minimal satu kali dahak pada pagi hari
dan kemudian diperiksa secara miksroskopis
dengan skala IUATLD (international union
againts tuberculosis and lung disease)
 Bahan pemeriksaan/spesimen yang
berbentuk cairan
dikumpulkan/ditampung dalam pot yang
bermulut lebar, berpenampang 6 cm
atau lebih dengan tutup berulir, tidak
mudah pecah dan tidak bocor. Apabila
ada fasilitas, spesimen tersebut dapat
dibuat sediaan apus pada gelas objek
(difiksasi) sebelum dikirim ke
laboratorium.
Pemeriksaan radiologi
 Pemeriksaan standar untuk membantu
mendiagnosis TBC adalah foto thoraks
PA untuk memberi gambaran radiologi
yanf dicurigai sebagai lesi TB aktif
Alur diagnosis TB paru
Alur diagnosis TB paru
Klasifikasi TB paru
 Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis
yang menyerang jaringan paru tidak
termasuk pleura.

 Klasifikasi TBC paru dapat dibagi


menjadi 2 yaitu
• Berdasarkan hasil pemeriksaan BTA
• Berdasarkan jenis pasien
Klasifikasi TB paru
 TB Paru BTA (+) adalah :
 Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen
dahak menunjukkan hasil BTA positif
 Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak
menunjukkan BTA positif dan kelainan
radiologik menunjukkan gambaran
tuberkulosis aktif
 Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak
menunjukkan BTA positif dan biakan positif
Klasifikasi TB paru
 TB paru BTA (-) adalah :
• Hasil pemeriksaan dahak 3 kali
menunjukkan BTA negatif, gambaran klinik
dan kelainan radiologis menunjukkan
tuberkulosis aktif
• Hasil pemeriksaan dahak 3 kali
menunjukkan BTA negatif dan biakan M.
tuberculosis positif.
Klasifikasi TB paru
menurut jenis pasien

 Tipe pasien ditentukan berdasarkan riwayat


pengobatan sebelumnya
 Kasus baru: Adalah pasien yang belum pernah
mendapat pengobatan dengan OAT atau sudah
pernah menelan OAT kurang dari satu bulan

 Kasus kambuh (relaps):Adalah pasien tuberkulosis


yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan
tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau
pengobatan lengkap, kemudian kembali lagi
berobat dengan hasil pemeriksaan dahak BTA
positif atau biakan positif
Klasifikasi TB paru
 Kasus defaulted atau drop out :Adalah
pasien yang tidak mengambil obat 2 bulan
berturut-turut atau lebih sebelum masa
pengobatannya selesai

 Kasus gagal :
• Adalah pasien BTA positif yang masih tetap positif atau
kembali menjadi positif pada akhir bulan ke-5 (satu
bulan sebelum akhir pengobatan)
• Adalah pasien dengan hasil BTA negatif gambaran
radiologik positif menjadi BTA positif pada akhir bulan
ke-2 pengobatan.
TB ekstra paru
 Tuberkulosis ekstra paru adalah tuberkulosis
yang menyerang organ tubuh lain selain paru,
misalnya pleura, kelenjar getah bening,
selaput otak, perikard, tulang, persendian,
kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin
dan lain-lain
 Diagnosis sebaiknya didasarkan atas kultur
positif atau patologi anatomi. Untuk kasus-
kasus yang tidak dapat dilakukan pengambilan
spesimen maka diperlukan bukti klinis yang
kuat dan konsisten dengan TB ekstra paru aktif
Prinsip pengobatan
 Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi
2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan
fase lanjutan 4 atau 7 bulan

 Paduan obat yang digunakan terdiri dari


paduan obat utama dan tambahan
Prinsip pengobatan
 Tahap awal (intensif) :Pada tahap intensif
(awal) pasien mendapat obat setiap hari dan
perlu diawasi secara langsung untuk
mencegah terjadinya resistensi obat.
 Bila pengobatan tahap intensif tersebut
diberikan secara tepat, biasanya pasien
menular menjadi tidak menular dalam kurun
waktu 2 minggu.
 Sebagian besar pasien TB BTA positif menjadi
BTA negatif (konversi) dalam 2 bulan.
Prinsip pengobatan
 Tahap Lanjutan :Pada tahap lanjutan
pasien mendapat jenis obat lebih sedikit,
namun dalam jangka waktu yang lebih
lama

 Tahap lanjutan penting untuk membunuh


kuman persister sehingga mencegah
terjadinya kekambuhan
Prinsip pengobatan
 Paduan OAT yang digunakan di Indonesia
:
 TB paru (kasus baru), BTA positif atau
pada foto toraks lesi luas
 Paduan obat yang dianjurkan :
 2 RHZE / 4 RH atau
 2 RHZE / 4R3H3 atau
 2 RHZE/ 6HE.
Prinsip pengobatan
TB paru kasus kambuh
 Pada TB paru kasus kambuh menggunakan 5

macam OAT pada fase intensif selama 3 bulan


(bila ada hasil uji resistensi dapat diberikan
obat sesuai hasil uji resistensi)
 Lama pengobatan fase lanjutan 5 bulan atau

lebih, sehingga paduan obat yang diberikan :


2 RHZES / 1 RHZE / 5 RHE Bila diperlukan
pengobatan dapat diberikan lebih lama
tergantung dari perkembangan penyakit
Prinsip pengobatan
 TB paru gagal pengobatan :
 Sebaiknya kasus TB dengan gagal
pengobatan dirujuk ke ahli paru karena ada
kemungkinan kuman menjadi resisten
terhadap obat
Prinsip pengobatan
TB Paru kasus putus berobat
 Pasien TB paru kasus lalai berobat, akan

dimulai pengobatan kembali sesuai


dengan kriteria sebagai berikut :
 Pasien yang menghentikan pengobatannya
< 2 bulan, pengobatan OAT dilanjutkan
sesuai jadwal

 Pasien menghentikan pengobatannya 2


bulan:
Prinsip pengobatan
 Berobat 4 bulan, BTA saat ini negatif , klinik
dan radiologik tidak aktif / perbaikan,
pengobatan OAT STOP. Bila gambaran
radiologik aktif, lakukan analisis lebih lanjut
untuk memastikan diagnosis TB
 Berobat > 4 bulan, BTA saat ini positif :
pengobatan dimulai dari awal dengan
paduan obat yang lebih kuat dan jangka
waktu pengobatan yang lebih lama (lini 2)
 Berobat < 4 bulan, BTA saat ini positif atau
negatif dengan klinik dan radiologik positif:
pengobatan dimulai dari awal dengan

Anda mungkin juga menyukai