Anda di halaman 1dari 23

ABLASIO RETINA

Oleh: Deska Rahmita Suganda


1711901036

Pembimbing: dr. Dasrinal, Sp. M

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA RSUD DUMAI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB
2017
Latar Belakang
• Ablasio retina merupakan kondisi yang
mengancam penglihatan
• Bila tidak segera dilakukan tindakan cacat
penglihatan atau kebutaan.
• Deteksi dan identifikasi faktor risiko serta lesi
predisposisi secara dini  mencegah
kecacatan maupun kebutaan pada mata.
Anatomi dan Histologi Retina
Anatomi dan Histologi Retina
Definisi
• Suatu keadaan terpisahnya sel kerucut dan batang
retina dari sel epitel pigmen retina.
Epidemiologi

• Prevalensi sekitar 1 dari 10.000 populasi di


dunia tiap tahunnya
• Pasien dengan miopia tinggi (>6D) dan
individu dengan afakia memiliki risiko lebih
tinggi
• Ablasio retina biasanya terjadi pada orang
berusia 40-70 tahun
Klasifikasi

• Ablasio retina regmatogenosa


• Ablasio retina eksudatif
• Ablasio retina traksi (tarikan)
Ablasio Retina
Ablasio Retina Eksudatif Ablasio Retina Traksi
Regmatogenosa

Definisi Robekan pada retina Tertimbunnya eksudat di Adanya tarikan (traksi)


sehingga cairan masuk ke bawah retina sebagai oleh jaringan parut pada
belakang antara sel akibat keluarnya cairan dari badan kaca yang
pigmen epitel dengan pembuluh darah retina dan menyebabkan retina
retina. koroid (ekstravasasi) yang terangkat dari epitel
menyebabkan pigmennya sehingga
terangkatnya retina tanpa terjadi ablasio retina
disertai robekan/tarikan
retina.

Etiologi Degenerasi badan Kerusakan permeabilitas Retinopati diabetes


dan vitreous (vitreous body), vaskular koroid dan proliferatif, retinopathy of
Faktor miopia tinggi, pasca disfungsi epitel pigmen prematurity, proliferative
Risiko retinitis, katarak, trauma retina, skleritis, koroiditis, sickle cell retinopathy,
dan retina yang penyakit Coat, tumor trauma dan perdarahan
memperlihatkan retrobulbar, radang uvea, badan kaca akibat bedah
degenerasi di bagian idiopati dan toksemia atau infeksi.
perifer, afakia. gravidarum
Patofisiologi

Ablasio Retina Regmatogenosa Ablasio Retina Eksudatif

Ablasio Retina Traksi


Manifestasi Klinis

• Floaters/Muscae Volitantes
• Photopsia/Light Flashe
• Penurunan tajam penglihatan
• Pasien melihat seperti ada tirai tipis yang
menutup
Diagnosis
1. Anamnesis
• Gejala klinis yang mengarah ke ablasio retina
• Perlu ditanyakan adanya riwayat trauma,
riwayat pembedahan, riwayat penyakit mata,
riwayat keluarga dengan penyakit mata serta
penyakit sistemik yang berhubungan dengan
ablasio retina
Diagnosis

2. Pemeriksaan Oftalmologi
• Pemeriksaan visus
• Pemeriksaan lapang pandang
• Pemeriksaan slit lamp
• Pemeriksaan tekanan bola mata
• Pemeriksaan funduskopi
Pemeriksaan Funduskopi

A B C

A. Ablasio Retina Regmatogenosa. B. Ablasio Retina Eksudatif.


B. C. Ablasio Retina Traksi
Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan laboratorium mengetahui adanya


penyakit penyerta (glaukoma, DM, kelainan darah)
• Pemeriksaan USG bila retina tidak dapat
tervisualisasi oleh karena perubahan kornea,
katarak, atau perdarahan.
• Teknik pencitraan (foto orbita, CT scan, MRI)
deteksi benda asing intraokuli dan tumor
Diagnosis Banding

• Retinoschisis
• Degenerasi makula eksudatif
Tatalaksana

• Pengobatan pembedahan
• Tujuan melekatkan kembali bagian retina
yang lepas dengan krioterapi atau laser.
Laser
Retinopeksi Pneumatik
Injeksi gelembung gas ke dalam bagian tengah bola mata (kavitas
vitreus) untuk mempertahankan retina pada posisinya dan
menutup lubang secara permanen
Scleral buckling
Lokalisir posisi keseluruhan robekan retina, menangani semua
robekan retina dengan cryoprobe dan mempertahankan dengan
menggunakan gesper sklera (scleral buckle).
Vitrektomi/Trans Pars Plana Vitrectomy (TPPV)
Melepaskan tarikan jaringan parut atau fibrosis di dalam
badan kaca dengan pembuatan insisi kecil pada dinding
bola mata
Komplikasi

• Kebutaan
• Perubahan fibrotik pada vitreous
(vitreoretinopati proliferative/PVR) pasca
operasi
Prognosis

• Tergantung luasnya robekan retina, jarak waktu terjadinya


ablasio, diagnosis dan tindakan bedah yang dilakukan.
• Terapi cepat prognosis baik. Bila mengenai makula atau
berlangsung lama prognosis buruk
• Prognosis pasca bedah tergantung dari keadaan
makulanya, jika sudah terlepas hasil tidak sempurna, jika
makula masih melekattindakan bedah harus segera
dilakukan hasil lebih baik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai