Jampersal
Jampersal
Kebijakan
Jaminan
Persalinan
(JAMPERSAL)
Ega Shafira P (1710711108)
Ridha Tiomanta P (1710711128)
Jampersal??..
Definisi
3
Tujuan
⦁ Meningkatnya akses terhadap pelayanan
persalinan yang dilakukan oleh dokter atau
bidan dalam rangka menurunkan AKI dan AKB
melalui jaminan pembiayaan untuk pelayanan
persalinan.
4
Sasaran
Ibu hamil
Ibu bersalin
5
Kebijakan Operasional
⦁ 1. Pengelolaan Jaminan Persalinan dilakukan pada
setiap jenjang pemerintahan (pusat, provinsi, dan
kabupaten/kota) menjadi satu kesatuan dengan
pengelolaan Jamkesmas.
⦁ 2. Kepesertaan Jaminan Persalinan merupakan
perluasan kepesertaan dari Jamkesmas, yang
terintegrasi dan dikelola mengikuti tata kelola dan
manajemen Jamkesmas
⦁ 3. Peserta program Jaminan Persalinan adalah
seluruh sasaran yang belum memiliki jaminan
persalinan.
6
Pelaksanaan
Jampersal di
Lapangan
Ada dua ruang lingkup pelayanan Jampersal, yaitu :
9
10
Kelebihan Program Jampersal
11
Kekurangan Program Jampersal
12
ANALISA
S.W.O.T
Strength
⦁ Telah didukung oleh dasar hukum
⦁ Sistem pengorganisasian dalam jampersal tertata dengan baik
⦁ Pendanaan pada jampersal bersumber dari APBN
⦁ Pelayanan jampersal menjangkau tingkat desa desa dan daerah yang
tertinggal
⦁ Mengurangi angka kematian ibu dan angka kematian bayi
⦁ Meringankan beban bagi kelurga miskin dalam mendapatkan
pelayanan persalinan bagi ibu hamil dan melahirkan
14
Weaknesses
⦁ Tidak adanya kriteria peserta dari jamkesmas yang akan menjadi
peserta jampersal
⦁ Dalam pendanaan masih menjadi satu kesatuan dengan jamkesmas
⦁ Tidak tersampainya program secara benar kepada masyarakat karena
kurangnya sosialisasi
⦁ Tidak mendetailnya penjelasan tentang kriteria ibu hamil yang berhak
mendapatkan fasilitas rogram Jampersal, akhirnya tidak sedikit
pengguna Jampersal dilapangan adalah masyarakat yang berasal dari
social ekonomi mampu.
15
Opportunities
⦁ Masyrakat lebih percaya pada jampersal sebab di kelola oleh
pemerintah
⦁ Kerja sama nya mencakup seluruh rumah sakit negeri dan swasta
⦁ Praktek bidan, poskesdes, polindes dapat menjalin kerjasama dengan
jampersal
⦁ Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten
16
Threats
⦁ 1. Angka kelahiran di indonesia masih tinggi
⦁ 2. Angka kematian bayi masih tinngi karena ketidakmampuan dalam
ekonomi untuk perawatan bayi pasca nifas
⦁ 3. Kurang nya pengawasan pemerintah dalam program jampersal
sering di salah gunakan oleh pihak terkait untuk politik.
⦁ 4. Fasilitas kesehatan di praktek bidan, poskesdes dan polindes tidak
semua terstandarisasi
⦁ 5. Kurang nya elemen-elemen lembaga terkait berpartisipan dalam
program jampersal
⦁ 6. Tidak adanya kordinasi antara tenaga di fasilitas kesehatan dan
dinas kesehatan selaku tim pengelola 17
Kasus
Jampersal di
Indonesia
KESEHATAN IBU DAN ANAK SERTA
PROGRAM JAMPERSAL DI NTT
⦁ Dalam hal penyerapan anggaran kesehatan, NTT secara umum
memiliki persentase penyerapan yang sangat rendah, yang hanya
mencapai 53,06 persen yang artinya belum optimalnya upaya
memperbaiki status kesehatan masyarakat, walaupun dengan
anggaran yang (bahkan) belum maksimal Khususnya dalam hal
kesehatan ibu dan anak, Angka Kematian Ibu yang paling parah di
Indonesia yang seluruhnya menyumbang 50 persen kematian ibu
secara nasional) jauh dari status nasional (Tabel 4)
19
20
⦁ Oleh karena ketertinggalan yang cukup jauh ini, pemerintah
provinsi NTT merencanangkan program “Revolusi KIA”
(Kesehatan Ibu dan Anak) sejak tahun 2009 melalui Pergub NTT
No.42/2009 tujuannya ialah:
⦁ “Tercapainya percepatan penurunan kematian Ibu melahirkan
dan kematian BBL melalui persalinan di fasilitas kesehatan yang
memadai dan siap 24 jam dari 54/100.000 KH pada tahun 2004
menjadi 153/100.000 KH pada tahun 2013, dan kematian bayi
dari 62/1000 KH tahun 2004 menjadi 27/1000 KH pada tahun
2013”
21
⦁ Dengan sasaran program ini yang juga adalah semua ibu hamil,
ibu bersalin dan ibu nifas serta bayi baru lahir yang ada di Provinsi
Nusa Tenggara Timur, program ini dapat dikatakan sevisi dengan
Jampersal. Penekanan utama Revolusi KIA ialah mendorong
persalinan yang ditolong oleh kesehatan di fasilitas kesehatan
yang memadai, karena masih rendahnya persalinan yang ditolong
nakes (grafik 3) dan persalinan di faskes (grafik 4)
22
“
23
24
⦁ Adapun target pencapaian Revolusi KIA Dinkes Provinsi NTT
tahun 2009-2013 adalah menurunkan lebih dari separuh AKI dan
AKB pada tahun 2007 menjadi masing-masing 153 per KH dan 27
per KH, dan meningkatkan persentase persalinan di fasilitas
kesehatan menjadi 90 persen, dan cakupan persalinan ditolong
nakes menjadi 96 persen. Berikut adalah sasaran per tahun yang
dicanangkan untuk dicapai melalui Revolusi KIA (Tabel 6).
25
Kesimpulan Kasus
⦁ Adanya program-program yang secara spesifik dan gencar menyasar
pengurangan Angka Kematian Ibu dan Anak Neonatus dan Balita di Provinsi Nusa
Tenggara Timur
⦁ Rendahnya persentase penolong persalinan di NTT, banyaknya ibu hamil yang
melahirkan dengan bantuan dukun
⦁ Rendahnya persentase tempat persalinan, banyaknya ibu melahirkan dirumah
daripada di fasilitas yang lebih kompeten
⦁ Adanya Revolusi KIA Dinkes Provinsi NTT tahun 2009-2013 adalah menurunkan
lebih dari separuh AKI dan AKB pada tahun 2007 menjadi masing-masing 153 per
KH dan 27 per KH, dan meningkatkan persentase persalinan di fasilitas kesehatan
menjadi 90 persen, dan cakupan persalinan ditolong nakes menjadi 96 persen
26
Sumber:
Helmizar. Januari 2014. EVALUASI KEBIJAKAN JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) DALAM
PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI DI INDONESIA. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 197-205.
2849-6238-1-SM.pdf
M. Amir HT. Februari 2014. DILEMA PROGRAM MDGs DALAM PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU
(AKI) DAN ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) MELALUI JAMPERSAL DI KABUPATEN TUBAN.
4-Article Text-7-1-10-20151220 (1).pdf
Kesehatan Ibu Anak dan Jampersal di Nusa Tenggara Timur, Perkumpulan PRAKARSA PIAR NTT, Jakarta
dan Kupang, Mei 2012.
27
Thank you!
28