Anda di halaman 1dari 30

MATERNITAS II

Kelompok 3
Yosi
Tere
Ayu
Lens
Hafis
INFEKSI PASCAPARTUM DAN INFEKSI
MATERNAL
PENGERTIAN
 Infeksi pascapartum (sepsis puerperal atau

demam setelah melahirkan) ialah infeksi


klinis pada saluran genital yang terjadi
setelah abortus atau persalinan.

 Infeksi bisa timbul akibat bakteria yang

seringkali ditemukan di dalam vagina


(endogenus) atau akibat pemaparan pada
agen patogen dari luar vagina (eksogenus).

 Episiotomi atau laserasi pada vagina atau

serviks bisa membuka jalan timbulnya


sepsis.
 Sepsis puerperal terjadi pada sekitar 6% kelahiran di
Amerika dan kemungkinan besar merupakan
pernyebab utama morbiditas dan mortalitas maternal
di seluruh dunia.

 Organisme yang paling sering menginfeksi ialah


organisme streptokokus dan bakteri anaerobik.
 Demam puerperium secara teknis didefinisikan sebagai suhu 38oC atau

lebih, yang terjadi dalam dua hari dari 10 hari pertama pascapartum, diluar
24 jam pertama, dan diukur melalui mulut menggunakan teknik standar
paling tidak empat kali sehari.

 Meskipun sebagian besar dari demam persisten yang berkaitan dengan

persalinan disebabkan oleh infeksi saluran genitalia, namun kausa


ekstragenital perlu disingkirkan. Kausa-kausa ini mencakup pembengkakan
payudara, infeksi saluran napas, pielonefritis, dan tromboflebitis. (Williams,
1997)
Etiologi
 Infeksi bisa timbul akibat akibat bakteria yang seringkali ditemukan di

dalam vagina (endogenus) atau akibat pemaparan pada agen patogen dari
luar vagina (eksogenus).

 Organisme yang paling sering menginfeksi ialah organisme streptokokus


dan bakteri anaerobik.infeksi Staphylococcus aureus, gonococcus,
koliformis, dan klostridia jarang terjadi tetapi merupakan organisme patogen
serius yang menyebabkan infeksi pasca partum.

 Episiotomi atau laserasi pada vagina atau serviks bisa membuka jalan

timbulnya sepsis.
Faktor Resiko
Faktor resiko yang terjadi saat antenatal care :
 Keadaan anemia akibat malnutrisi
 Adanya kemungkinan infeksi parasit dalam abdomenal
 Terdapat bakteri komensalisme pada genetalia bawah :
 Serviks
 Vagina
 Infeksi alat perkemihan
Faktor resiko saat inpartu :

 Ketuban pecah pada saat pembukaan kecil (lebih dari 6 jam)

 Persalinan pervaginam operatif

 Persalinan yang lama dan melelahkan

 Kelahiran dengan bantuan alat

 Perdarahan
Manifestasi Klinis
Ibu menunjukkan gejala :
 Keletihan
 Letargi
 Kurang nafsu makan
 Menggigil
 Nyeri perineum atau distres di abdomen bawah
 Mual
 Muntah
Penyebab ekstragenital demam
pascapartum

1. Pembengkakan Payudara

2. Komplikasi Pernapasan

3. Pielonefritis

4. Thromboflebitis
1. Pembengkakan Payudara
 Keadaan ini sering menyebabkan peningkatan suhu tubuh.
Sekitar 15 persen wanita pascapartum mengalami demam
akibat pembengkakan payudara, biasanya 2 sampai 3 hari
setelah melahirkan.
 Demam jarang melebihi 39oC, dan biasanya tidak melebihi
24 jam. Sebaliknya, demam akibat mastitis bakterialis
timbul belakangan, dan biasanya menetap. Keadaan ini
berkaitan dengan tanda dan gejala lain infeksi payudara
yang menjadi nyata dalam 24 jam.
2. Komplikasi Pernapasan
 Komplikasi ini umumnya terjadi dalam 24 jam
pertama setelah persalinan dan hampir selalu
terjadi pada wanita yang melahirkan melalui
sesar.
 Komplikasi ini jauh lebih jarang terjadi jika
digunakan anestesi epidural atau spinal.
Komplikasinya antara lain adalah atelektasis,
pneumonia aspirasi, atau kadang-kadang
pneumonia bakterialis.
 Atelektasis sebaikanya dicegah dengan
mendorong pasien untuk batuk dan bernapas
dalam, biasanya setiap 4 jam selama paling
sedikit 24 jam setelah sesar.
3. Pielonefritis

 Infeksi ginjal akut mungkin sulit

dibedakan dari infeksi panggul


pascapartum. Pada kasus yang khas,
bakteriuria, piuria, nyeri ketok sudut
kostovertebra, dan suhu yang
melonjak, jelas menunjukkan infeksi
ginjal.

 Pada wanita, tanda awal infeksi ginjal

mungkin adalah peningkatan suhu,


sedangkan nyeri ketok kostovertebra,
mual dan muntah timbul belakangan.
4. Thromboflebitis

 Thrombosis vena dalam (TVD) atau


superfisial di tungkai dapat
menyebabkan peningkatan suhu
ringan pada wanita nifas.
 Diagnosis ditegakkan berdasarkan
adanya tungkai yang membengkak
dan nyeri yang biasanya disertai oleh
nyeri tekan betis atau kadang-kadang
nyeri tekan daerah trigonum
femorale.
Penyebab intra demam
pascapartum saluran genital
 Endomiometritis (Endometritis atau Metritis)
1. Endomiometritis (Endometritis atau Metritis)

 Infeksi uterus merupakan masalah utama pada wanita yang melahirkan


dengan sesar. Sementara endomiometritis setelah persalinan per
vaginam terjadi pada sekitar 1 sampai 2 persen wanita, angka setinggi
40 hingga 50 persen pernah dilaporkan setelah sesar.
 Faktor risiko lain untuk endomiometritis antara lain adalah ruptur
membran lama, persalinan, pemeriksaan dalam berulang, pemantauan
janin internal, dan korioamnionitis. Faktor-faktor risiko ini
menyebabkan dilakukannya pemberian rutin antibiotik profilaksis
kepada semua wanita yang menjalani sesar.
 Manifestasi klinis

 Biasanya timbul rabas vagina (lokia) yang berbau, banyak, dan

bersemu darah. Sering terdapat nyeri tekan abdomen dan parametrium


uterus sewaktu pemeriksaan bimanual. Ketajaman pemeriksaan nyeri
tekan uterus akibat metritis mungkin tersamar oleh nyeri tekan yang
biasanya berkaitan dengan insisi sesar
INFEKSI MATERNAL
 Infeksi maternal disebabkan karena berbagai virus dan bakteri yang
menginvasi baik secara endogen maupun secara eksogen. Berbagai
penyakit bisa timbul karena infeksi maternal tersebut, klasifikasi dari
macam – macam penyakit yang ditimbulkan karena infeksi antara lain :
 Penyakit Menular Seksual (PMS)
 Infeksi TORCH
 Human Papiloma Virus
 Infeksi Traktus Genetalia
 Infeksi Pasca Partum
 Infeksi Umum
1. Infeksi Menular Seksual

 Infeksi Menular Seksual (IMS) didefinisikan sebagai


penyakit yang disebabkan karena adanya invasi organisme
virus, bakteri, parasit dan kutu kelamin yang sebagian besar
menular melalui hubungan seksual, baik yang berlainan
jenis ataupun sesama jenis. (Aprilianingrum, 2002).
Etiologi
 PMS pada umumnya disebabkan karena adanya penyebaran
virus, bakteri, jamur dan protozoa/parasit. Seperti beberapa
penyakit menular seksual yang disebabkan oleh virus antara
lain HIV (Human Immunodeficiency Virus), Genital
Herpes, Hepatitis B dan HPV (Human Papilloma Virus).
Faktor resiko
 Berhubungan seks yang tidak aman (tanpa menggunakan
kondom).
 Gonta-ganti pasangan seks.
 Prostitusi.
 Melakukan hubungan seks anal (dubur
 Penggunaan pakaian dalam atau handunk yang telah
dipakai penderita PMS (Hutagalung, 2002).
INFEKSI TORCH

 Infeksi TORCH adalah suatu kelompok organisme yang

mampu menembus plasenta dan mempengaruhi


perkembangan janin.

 Empat jenis penyakit infeksi yaitu Toxsoplasmosis, infeksi

lain (mis. Hepatitis), virus rubella, citomegalovirus, dan


virus herpes simplex
Toksoplasmosis
 Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa parasit
yang disebut Toxoplasma gondii. Dari penelitian di jelaskan bahwa
untuk penyakit bawaan atau kongenital terjadi akibat infeksi primer
selama kehamilan, khususnya selama trimester ketiga.
 Tidak seperti infeksi kongenital lain yang cenderung untuk terjadi
sekitar 8-15 minggu kehamilan yang terjadi ketika masa organogenesis,
toksoplasmosis infektivitas terjadi sebaliknya dan bahkan dapat
meningkat sesuai usia kehamilan.
Penyebaran virus:

 Dari telur Toxoplasma yang berada dalam tanah masuk ke tubuh


manusia.
 Menelan mentah atau masak daging setengah matang, terutama daging
babi, domba atau daging rusa.
 Kontak dengan kotoran kucing yang terinfeksi.
 Plasenta (jika infeksi terjadi selama kehamilan).
 Melalui transplantasi organ atau transfusi akan tetapi hal ini sangat
jarang terjadi.
 Perempuan dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah sehingga
beresiko untuk reaktivasi infeksi sebelumnya.
Manifestasi Klinis
 Sakit Kepala
 Lemah
 Sulit berpikir jernih
 Demam
 Mati rasa
 Koma
 Serangan jantung
 Perubahan pada penglihatan (seperti penglihatan ganda, lebih sensitif terhadap
cahaya terang, atau kehilangan penglihatan)
 Kejang otot, dan sakit kepala parah
 Efek Maternal
 Infeksi akut
 Menyerupai influenza
 Limfadenopati

 Efek pada janin


 Jika disertai infeksi akut maternal akan terjadi parasitemia
 Kemungkinan untuk terjadi bersama infeksi kronik
maternal lebih kecil
 Cenderung terjadi abortus bila terdapat infeksi akut pada
awal kehamilan
Rubela
 Rubela adalah suatu infeksi virus yang ditransmisi melalui
droplet. Demam, ruam dan limfedema ringan biasanya
terlihat pada ibu yang terinfeksi. Akibat pada janin lebih
serius dan meliputi abortus sepontan, anomali kongenital
dan kematian. Sebagian besar wanita usia subur kebal
terhadap rubella, baik melalui vaksinasi atau penyakit
sebelumnya, namun 2 dar 10 dianggap rentan.
 Efek Maternal:
 Ruam, demam, kelenjar limfe di subokspital dapat
membengkak, fotofobis
 Artritis atau ensefalitis kadang juga terjadi
 Abortus sepontan
 Risiko sindrom rubella bawaan tertinggi (hingga 90%) saat
paparan adalah antara 11 dan 20 minggu kehamilan.
Cytomegalovirus

 Penyakit ini disebabkan oleh Human cytomegalovirus, subfamili


betaherpesvirus, famili herpesviridae. Penularannya lewat paparan
jaringan, sekresi maupun ekskresi tubuh yangterinfeksi (urine, ludah,
air susu ibu, cairan vagina, dan lainlain). Masa inkubasi penyakit ini
antara 3-8 minggu. Pada kehamilan infeksi pada janin terjadi secara
intrauterin.
 Pada bayi, infeksi yang didapat saat kelahiran akan menampakkan
gejalanya pada minggu ke tiga hingga ke dua belas; jika didapat pada
masa perinatal akan mengakibatkan gejala yang berat. Setiap tahun
sekitar 40.000 bayi di AS (1%) terinfeksi. Untungnya, sebagian besar
bayi tidak mengalami kematian, tapi sekitar 8.000 bayi per tahun
mengalami cacat yang berlangsung dari CMV.
selesai

Anda mungkin juga menyukai