Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN KESEHATAN

SAPI PERAH

MTP
KELOMPOK
4

KELAS D
Latar Belakang

Sapi perah yang


terkena penyakit
Mastitis

Penyebab :
Streptococcus agalactiae, Str. Disgalactiae, Str. Uberis, Str.
Zoopedermicus, Staphyococcus aureus

Ciri ciri :
radang yang terjadi pada ambing, baik bersifat akut, subakut
ataupun kronis, dengan kenaikan sel dalam air susu dan
perubahan fisik maupun susunan air susu, disertai atau tanpa
adanya perubahan patologis pada kelenjar (Subronto, 2003).

Pencegahan :
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan pada penyakit mastitis
adalah dengan melakukan proses pemerahan susu dengan benar
Brucellosis

Spesifikasi
Brucellosis adalah penyakit ternak menular yang secara primer menyerang
sapi, kambing, babi, dan sekunder berbagai jenis ternak lainnya serta
manusia. pada sai dikenal sebagai penyakit kluron.

Penyebab :
Bakteri Brucella

Pencegahan :
Upaya pencegahan dan penanggulangan brucellosis pada sapi di Indonesia,
didasarkan atas SK Dirjen Peternakan No. 491 . TN.
550/Kpts/DJP/Deptan/1986 yaitu dengan sanitasi dan higiene, memberikan
sertifikat bebas brucella dan melaksanakan vaksinasi.
Diare

Spesifikasi :
Penyakit diare seringkali menyerang pedet dalam peternakan sapi perah. Hal
ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti daya tahan tubuh pedet
yang lemah, susu yang diberikan terlalu banyak bakteri, pemberian pakan
diwaktu awal serta lingkungan yang tidak bersih.

Pencegahan :
pengobatan dengan antibiotik, menekan tingkat pencemaran agen
penyebab, melalui sanitasi lingkungan, peningkatan kualitas kolustrum dan
pakan tambahan saat musim dingin (Malik dkk, 2012).
Karantina dan Pengafkiran

Kriteria Penanganan

Sapi perah yang masuk karantina mempunyai kriteria khusus untuk


diperiksa, mulai dari dokumen dan analisa kesehatan hewan. Setiap media
pembawa hama dan penyakit hewan yang dimasukkan ke dalam wilayah
Negara RI wajib memenuhi persyaratan administratif (UU Karantina 1992):

1. Dilengkapi sertifikat kesehatan dari negara asal dan negara transit bagi
hewan, kecuali media pembawa yang tergolong benda lain.
2. Melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditentukan (post de entry).
3. Dilaprkan dan diserahkan kepada petugas karantina hewan di tempat-
tempat pemasukan untuk keperluan tindakan karantina begitu juga setiap
media pembawa hama dan penyakit yang dibawa/dikirim dari satu area ke
area lain maupun yang akan dikeluarkan dari iwilayah negara RI.
Tindakan karantina :

Menurut Balai Penelitian Ternak, tindakan karantina dapat


dilakukan berupa:

1. Pemeriksaan
2. Pengasingan
3. Pengamatan/perlakuan
4. Penahanan
5. Penolakan
6. Pemusnahan
7. Pembebasan
Sarana yang diperlukan :

1. Bangunan

2. Alat dan Mesin

3. Bibit

4. Pakan

5. Obat Hewan
Prasarana yang diperlukan :

1. Lokasi dan Lahan

2. Air dan Sumber Energi


INDIKATOR KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN SAPI
PERAH
1. Tingkah laku yang awas dan aktif 12. Perut penuh
13. Bulu berkilat dan tidak
2. Mata yang bersih dan cerah
rontok
3. Lubang hidung bersih 14. Suhu yang benar
4. Pernafasan teratur 15. Kebersihan bagian kaki
belakang hingga pinggang
5. Mulut tertutup
16. Ambing lembeng dan
6. Aktif memamah biak simetris
7. Mulut yang tidak terluka dan 17. Putting dan ujung putting
tertutup bulu dengan sempurna yang sempurna
8. Kuku kaki yang kuat mampu 18. Kondisi siku kaki yang baik
menahan beban berat badan sapi dengan lapisan bulu penuh
19. Kotoran sapi yang lembek
9. Kondisi optimal
10. Lambung yang cukup berisi
11. Punggung lurus

Anda mungkin juga menyukai