Hermawan

Indrawati Yudha Asmara

Kundrat Hidajat
TINGKAH LAKU HEWAN :
TINDAK TANDUK HEWAN YANG TERLIHAT DAN SALING BERKAITAN
SECARA INDIVIDUAL ATAU KOLEKTIF
MERUPAKAN CARA HEWAN BERINTERAKSI SECARA DINAMIK
DENGAN LINGKUNGANNYA (MAKHLUK HIDUP/BENDA MATI)

ETHOLOGI:
ILMU YANG MEMPELAJARI GERAK GERIK / TINGKAH LAKU HEWAN DI
LINGKUNGAN ALAMI ATAU DIMANA HEWAN TERSEBUT BISA HIDUP
ERAT KAITANNYA DENGAN ILMU-ILMU PSIKOLOGI, ZOOLOGI,
FISIOLOGI, DAN GENETIKA

TUJUAN:
 MEMUDAHKAN PENANGANAN HEWAN TERNAK !!!
KEGUNAAN :

MEMBERI INFORMASI YANG BERKAITAN DENGAN KEDUDUKAN

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
MEMBERI INFORMASI YANG BERGUNA UNTUK PEMELIHARAAN
HEWAN DI KEBUN BINATANG
MEMBERI INFORMASI TENTANG KEMAMPUAN INDERA HEWAN
MEMBERI INFORMASI TENTANG MEKANISME HOMEOSTATIK
HEWAN (SUPAYA KEADAAN SELALU SEIMBANG / ADAPTASI AGAR
TETAP HIDUP)
UNTUK PENELITIAN BIOMEDIS (KERA, KELINCI, MARMOT, TIKUS)
ETHOLOGIST / ETOLOG adalah Ilmuwan / peneliti yang mempelajari :

 MORFOLOGI / BENTUK PERILAKU DENGAN METODE KOMPARATIF

 FISIOLOGI PERILAKU DENGAN METODE ANALISA

PERINTIS ETHOLOGI :
 K. Z. LORENZ
 VON FRISCH
 TINBERGEN
Dalam mempelajari Ethologi mulanya ada DUA ALIRAN ETHOLOGIST :

1. ALIRAN EROPAH  AHLI ETHOLOGI

MEMUSATKAN PADA PERILAKU NALURIAH DAN MENGAMATI SATWA LIAR
2. ALIRAN AMERIKA  AHLI PSIKOLOGI
LEBIH TERTARIK PADA PERILAKU HEWAN DI LABORATORIUM  DIKONTROL

KEDUA ALIRAN KEMUDIAN DILEBUR DAN KONRAD Z. LORENZ DIANGKAT SEBAGAI BAPAK
ETHOLOGI MODERN

LORENZ MERUMUSKAN :
PERILAKU HEWAN, ADAPTASI FISIKNYA, MERUPAKAN BAGIAN DARI USAHANYA UNTUK HIDUP
 ETHOLOGI MENGAKUI : PERILAKU HEWAN BERDASARKAN
MOTIVASI, BERARTI HEWAN MEMPUNYAI EMOSI
RASA LAPAR, RASA SAKIT
RASA TAKUT, RASA MARAH

 PERCOBAAN PAVLOV (ALIRAN EROPA) :

• POTONGAN DAGING (PRIMER), LONCENG (SEKUNDER), DAN ANJING
• ANJING DIPANGGIL SAMBIL LONCENG DIBUNYIKAN
• KETIKA ANJING MENGHAMPIRI, DIBERI SEPOTONG DAGING
• PERLAKUAN DILAKUKAN BERULANG-ULANG, SEHINGGA ANJING MENGELUARKAN
AIR LIUR BEGITU MENDENGAR LONCENG DIBUNYIKAN

PERILAKU REFLEX BERSYARAT

PERCOBAAN SKINNER (ALIRAN AMERIKA)

• TIKUS
• KANDANG PERCOBAAN DENGAN TEMPAT MAKAN YANG DILENGKAPI TOMBOL
UNTUK MENGELUARKAN PELLET
• TIKUS COBA2 / TIDAK SENGAJA MENEKAN TOMBOL  MAKANAN KELUAR
KESIMPULAN :
PERILAKU HEWAN BISA DIUBAH ASAL
DILAKUKAN PERCOBAAN DAN PELATIHAN
PERCOBAAN IVAN GRACIA
TIKUS
• MAKANAN BERACUN DAN TIDAK BERACUN YANG DITANDAI DENGAN
WARNA BERBEDA
• TIKUS TIDAK DAPAT MEMBEDAKAN MANA MAKANAN BERACUN DAN YANG
TIDAK BERACUN
• TIKUS BARU DAPAT MEMBEDAKAN BILA BAUNYA BERBEDA

AYAM
• BAU BEDA, BENTUK DAN WARNA SAMA  TIDAK ADA SIFAT MEMILIH
• BENTUK DAN WARNA BEDA, BAU SAMA  MUNCUL SIFAT MEMILIH
ETHOGRAM

• KATALOG YANG TEPAT DAN TERINCI YANG MEMUAT RESPON

PEMBENTUK PERILAKU HEWAN
• TERBENTUK DARI TIAP ELEMEN POLA REAKSI
• BERGUNA UNTUK MENGETAHUI BAGAIMANA HEWAN MENGATASI
BERMACAM LINGKUNGAN DAN PENGALAMAN
INGESTIF
• PENGERTIANNYA LEBIH LUAS DARIPADA SEKEDAR MAKAN
• SELURUH JENIS KEGIATAN MEMASUKKAN SESUATU YANG BERKAITAN DENGAN PROSES
PENCERNAAN
SHELTER SEEKING (PENCARIAN PENEDUH)
• MEMILIH KEADAAN LINGKUNGAN YANG OPTIMAL BAGI DIRINYA DARI UDARA PANAS /
DINGIN DAN HUJAN
• PERILAKU INI BERKAITAN DENGAN KEBIASAAN BERKUMPULNYA HEWAN DI SUATU TEMPAT
• MENYUKAI JENIS POHON TERTENTU UNTUK BERSARANG

INVESTIGATORY (PENYIDIKAN)
• KARAKTERISTIK PENTING DARI BEBERAPA SPESIES HEWAN
• UNTUK MELIHAT KEMUNGKINAN ADANYA BAHAYA
DUA EKOR ANJING BERTEMU SALING MENJILATI SATU SAMA LAIN
ALELOMIMETIK (PERILAKU KELOMPOK)
• KARAKTERISTIK HEWAN DENGAN TINGKAT SOSIAL YANG TINGGI, SEPERTI PADA HEWAN
DOMESTIK
• PERILAKU YANG TERJADI PADA SEKELOMPOK HEWAN DALAM SATUAN WAKTU YANG SAMA
KECENDERUNGAN UNTUK TERBANG ATAU BERPINDAH
TEMPAT SECARA BERKELOMPOK

AGONISTIK • PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN AGRESIVITAS, BERKELAHI, TERBANG :

• MELAKUKAN PENDEKATAN
• MENAKUT-NAKUTI
• BERKELAHI TERBANG
(kabur/takut)
ELIMINATIF
• PERILAKU URINASI DAN DEFAKASI
• BERBEDA ANTARA SPESIES DAN JENIS KELAMIN
• BERKAITAN DENGAN AKTIVITAS SEXUAL
• BERGUNA UNTUK MENANDAI DAERAH KEKUASAANNYA
• MERUPAKAN ALAT KOMUNIKASI
EPIMELITIK (CARE-GIVING)
• TINGKAH LAKU KEIBUAN DAN ANAKNYA

ETEPIMELITIK (CARE-SOLICITING)

SEXUAL (REPRODUKSI)

PLAYING (BERMAIN)
• TINGKAH LAKU YANG SERING DITEMUKAN PADA ANAK HEWAN ATAU HEWAN MUDA
HOMERANGE
• DAERAH HEWAN-HEWAN PENGEMBARA YANG TIDAK AKAN DIPERTAHANKAN OLEH
HEWAN-HEWAN TERSEBUT

TERITORIAL
• SUATU DAERAH / WILAYAH YANG JELAS BATAS-BATASNYA DAN AKAN DIPERTAHANKAN
OLEH PEMILIKNYA BILA DIMASUKI OLEH HEWAN LAIN DARI SPESIES DAN JENIS KELAMIN
YANG SAMA

PERSONAL SPACE (DAERAH PRIBADI)

• DAERAH SENSITIF YANG AKAN DIPERTAHANKAN OLEH HEWAN
• DAERAH TERSEBUT SEPANJANG TUBUHNYA DAN BERGERAK MENGIKUTI PERJALANAN
HEWAN

FLIGHT DISTANCE
• DAERAH TEMPAT HEWAN BERGERAK BILA DIDEKATI OLEH PREDATOR ATAU ORANG YANG
MENANGANINYA
• PERUBAHAN ARAH DARI PENYERANG AKAN MENGUBAH ARAH PERJALANAN SI HEWAN
• DAPAT DIMANFAATKAN UNTUK MENGGIRING TERNAK
• PERILAKU BAWAAN SEBAGAI REFLEKSI KARAKTERISTIK SPESIES TERSEBUT
• TIDAK BERUBAH OLEH PROSES BELAJAR, MESKIPUN SEMUA SIFAT BAWAAN
LAINNYA DAPAT BERUBAH
BANYAK PELUANG UNTUK MENGUBAH BENTUK PERILAKU
HEWAN PELIHARAAN
ISTILAH-ISTILAH DALAM TINGKAH LAKU
• DEFINISI
• CONTOH DALAM BENTUK GAMBAR / VIDEO

KIRIM by email
PALING LAMBAT 7 Maret 2018

Jangan lupa cantumkan NAMA dan NPM anda

Tanpa nama dan npm, dianggap tidak ada.
DOMESTIKASI
kegiatan pemeliharaan, pemberian makanan, dan perkawinan
hewan yang diawasi manusia (Hale, 1969)

HEWAN DOMESTIKASI
hewan piaraan dalam keadaan hidup/mati, telah diterima secara
luas, memiliki fungsi ekonomi sebagai sumber bahan baku/ tenaga
untuk kepentingan manusia (Spurway, 1955)

HEWAN PIARAAN adalah hewan yang :

• dipotong
• dikastrasi (bila perlu)
• dikawinkan (bila mungkin), dan
• diatur
oleh manusia
HEWAN LIAR
Hewan yang hidupnya tidak bergantung pada manusia dan apabila
tinggal di luar daerah kekuasaannya sedikit mendapatkan gangguan

HEWAN FERAL
Hewan yang pada mulanya telah didomestikasi, dilepas kembali atau
melarikan diri ke alam liar atau setengah liar

PENJINAKAN
Usaha mengurangi flight distance hewan, bukan berarti domestikasi

LIAR FERAL Status Hewan

Berdasarkan
Pengaruh Manusia

JINAK PEMELIHARAAN
PERUBAHAN YANG DIALAMI HEWAN AKIBAT DOMESTIKASI
(Kilgour dan Dalton, 1984)

• Lebih kurang dari 20 dari 3.000 species hewan telah didomestikasi

• Hewan-hewan tersebut menerima sejumlah perubahan dalam pola kehidupannya

Pengawasan terhadap breeding :

populasi jantan dikurangi
program I.B
program alih janin (ET)

Mengubah bentuk kemampuan hidup :

ternak lemah ditolong dan menjadi hidup
penyakit dan parasit dikontrol

Perubahan nutrisi
kuantitas & kualitas pakan dimanipulasi
jenis pakan yang diberikan dikurangi

Seleksi genetika
mengubah hewan menjadi berbeda dari sesamanya dalam keadaan liar
Pengurangan dalam pemilikan kebebasan
TEORI BEBERAPA KEADAAN HEWAN YANG DAPAT DIDOMESTIKASI

HEWAN SAKIT
• tidak dapat ikut berkelompok
• menuju perkampungan penduduk
• rasa takut berkurang
• menerima pakan dari manusia
• berubah jadi agak jinak
INDUK MATI
• anak ditangkap manusia
• dipelihara dan disusui
• terjadi ikatan dengan manusia

KEPERCAYAAN
hewan hidup di perkampungan tanpa perasaan khawatir/takut.
WILAYAH UTAMA DOMESTIKASI • Asia Selatan (China dan India)
• Afrika (daerah subur)
• Amerika

FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG DOMESTIKASI

• struktur kelompok
a. Kelompok dengan kepemimpinan
b. Struktur hierarkhi kelompok
c. Afiliasi jantan dan betina
• tingkah laku seksual
a. perkawinan yang tidak teratur
b. Pejantan yang dominan terhadap betina
c. Tanda berahi dengan gerakan atau alat tubuh
• hubungan induk – anak
a. imprinting
b. Fostering
c. Precocial waktu lahir
FAKTOR-FAKTOR YANG MENDUKUNG DOMESTIKASI

• status perkembangan hewan

a. altricial (binatang buas, unggas liar)
b. precoccial (hewan terrestrial non predator)
c. semi-precoccial (unggas extra-terrestrial)
• keadaan lingkungan yang dibutuhkan/sesuai
a. Pakan dengan selera umum khusus (pemakan segala), pemakan
bangkai atau tumbuh-tumbuhan
• respon terhadap manusia
a. Flight distance yang pendek
b. Pergerakan yang terbatas
STRUKTUR KELOMPOK TERITORIAL

HEWAN SOLITER
Membatasi jumlah hewan yang dapat ditampung dalam
daerah yang sempit

Contoh : serigala

HEWAN KELOMPOK
• Jenis teritorial misalnya: ayam, babi hutan.
• Babi tinggal dalam kelompok matriakal (terpisah) seperti
domba, kambing, dan sapi
• Ciri-ciri :
a. kedua jenis kelompok tinggal terpisah
b. jantan berkumpul pada musim kawin.
PENGARUH DOMESTIKASI TERHADAP PERUBAHAN POLA PERILAKU

Karakteristik hewan diubah sesuai keperluan manusia dengan cara :

• seleksi genetik
• manipulasi lingkungan

AKIBAT PERLAKUAN DOMESTIKASI, HEWAN MENGALAMI

a. KEHILANGAN SIFAT BERPASANGAN

• alami berpasangan: itik, angsa, srigala
• tingkah laku campur aduk
b. PENGURANGAN SIFAT MENGERAM
• liar/alami : itik, ayam, kalkun  bertelur  sifat  mengeram
• dilakukan perubahan :
• bertelur : telur diambil  periode bertelur diperpanjang
• ayam untuk produksi telur (layer) : pengeraman tidak diinginkan
• kandang baterai, tidak ada sarang, telur diambil
• pemandian
• pemberian antipiretik
• pengeraman buatan
b. PENGURANGAN SIFAT MENGERAM Lanjutan ….

Seleksi genetik

• ayam ras  galur baru

• sifat mengeram hilang
• produksi telur meningkat

Persilangan
• jantan ras x betina lokal / native
• menurunkan/menghilangkan sifat mengeram

di Indonesia : tidak diinginkan, karena

• mengganggu pelestarian ayam buras
• kondisi petani tidak mungkin
• timbul sifat-sifat merugikan :
a. mudah kena penyakit
b. lemah membela diri
c. SIFAT TERBANG DAN AGRESIVITAS BERKURANG
• hewan domestikasi : tenang
• hewan feral : lebih waspada, lebih agresif, mudah terjaga
dan terbang,

d. PERPANJANGAN MUSIM KAWIN

• Alami : musim kawin sesuai dengan pergantian musim.
Perkawinan terjadi dengan perhitungan agar terjadi kelahiran pada
saat persediaan pakan di alam melimpah (musim tertentu)
• Perlakuan  manipulasi lingkungan, via
1. Temperatur
2. Penyinaran (day length)
3. Hormon
• Pengaturan tingkat reproduksi/perkawinan  tidak melebihi
kapasitas penyediaan pakan
• Peleksi genetika dilakukan melalui :  pengendalian lingkungan,
turunannya ditujukan untuk memenuhi permintaan pasar
DEFINISI

ADALAH TINGKAH LAKU YANG BIASA DAN DAPAT DIDUGA, YANG TERJADI
ANTARA DUA ATAU LEBIH INDIVIDU PADA KELOMPOK ORANG ATAU
HEWAN (LYNCH DAN ALEXANDER, 1988)

HUBUNGAN SOSIAL ANTARA HEWAN BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN UMUR

HUBUNGAN KONDISI
HIERARKI DOMINASI TERTINGGI - TERENDAH,
JANTAN – JANTAN
DAERAH BAGI SUBORDINASI
JANTAN – BETINA HUBUNGAN SEKSUAL, HUBUNGAN DOMINASI

JANTAN – ANAK PENJAGAAN, TIDAK PEDULI, KEKEJAMAN

BERKELOMPOK HUBUNGAN DOMINASI,
BETINA – BETINA
PENJAGAAN TERHADAP ANAK
BETINA – ANAK PEMELIHARAAN, PERLINDUNGAN, TIDAK PEDULI

ANAK – ANAK HUBUNGAN TEMAN, BERMAIN, HUBUNGAN DOMINASI

MANUSIA MENGUBAH KELOMPOK SOSIAL
• JENIS KELAMIN
• KELOMPOK UMUR
SECARA LIAR/ALAMI KELOMPOK KOMPLEKS
• TINGKAT REPRODUKSI AKTIF
• MUDA
• ANAK-ANAK

KONTROL TERHADAP KELOMPOK DILAKUKAN MELALUI

• PENYAPIHAN
• PEMBELIAN
• PENJUALAN
• PEMBATASAN RUANG YANG ADA
KELOMPOK YANG DIUBAH KOMPOSISINYA
• TERNAK MENGARAH PADA SIFAT MENYERANG
• HUBUNGAN DOMINASI DIBENTUK KEMBALI
• MEMPENGARUHI TINGKAH LAKU TERNAK
DOMINASI DAN HIERARKI
TERNAK YANG TELAH DIJINAKKAN
TINGKAT SOSIALNYA TINGGI

PADA KELOMPOK TERNAK YANG TELAH TERBENTUK

SETIAP INDIVIDU TERNAK PUNYA STATUS PERINGKAT / POSISI DALAM
SUSUNAN YANG BERBEDA

CIRI-CIRI TERNAK DOMINAN

• TINGKAHLAKUNYA MENGHAMBAT TERNAK SUBORDINAN (YANG
DOMINASINYA LEBIH RENDAH)
• TINGKAT HIDUPNYA LEBIH BAIK
• DI PADANG PENGEMBALAAN : JAUH DARI MANUSIA / TERNAK LAINNYA

KELOMPOK TERNAK YG TERBENTUK DI PADANG RUMPUT LUAS

• TINGKAT KEPEMIMPINAN TERLIHAT (DOMBA, SAPI, KUDA)
• TIDAK ADA HUBUNGAN DENGAN DOMINASI
 POLA DOMINASI TIDAK JELAS
BILA MAKANAN DAN AIR TERSEDIA BANYAK

POLA DOMINASI NYATA DAN PENTING

• KEADAAN BERDESAKAN
• TERNAK SUBORDINAN TAK DAPAT MENGHINDAR DARI TERNAK DOMINAN

RUANGAN TERBATAS
• SUMBER MAKAN DAN AIR TERBATAS
• PAKAN DIBERIKAN TERBATAS (MAKANAN KERING, MAKANAN DINGIN) 
DOMINASI TERLIHAT,
• TERNAK SUBORDINAN  PAKAN SEDIKIT, PAKAN KOTOR, KELAPARAN
• KAMBING  SAKIT BERAT (PARASIT)
• BABI  PRODUKSI TURUN  REPRODUKSI  TERTEKAN
HUBUNGAN HIRARKI SOSIAL  KELOMPOK KECIL (SAPI)
 BERMACAM TIPE HIRARKI  SAPI DOMESTIKASI

• HEWAN PALING DOMINAN 

TERATAS
• HEWAN PALING SUBORDINAN
 TERENDAH

PERINGKAT TERBENTUK
• UNTUNG BAGI TERNAK
• ENERGI TIDAK HILANG

HIRARKI HIRARKI GARIS LURUS DENGAN HUBUNGAN

GARIS LURUS SEGITIGA
SEDERHANA
UPAYA PENCAPAIAN DOMINASI PADA TERNAK

KECIL
SEDANG POLA AGRESIF

BESAR PERCAYA DIRI TERNAK LAIN MENGHINDAR

TERNAK LEBIH DULU DIKANDANG > DOMINAN PADA TERNAK BARU DATANG
TERNAK LEBIH MUDA WALAU SUDAH BESAR  SUBORDINAN

PERILAKU PATUH BAGI TERNAK LEBIH LEMAH / MUDA, MENGUNTUNGKAN 

• DAPAT TETAP DALAM KELOMPOK
• BERBAGI PAKAN DAN AIR
TERNAK SUBORDINAN

PERILAKU MENURUT • MERENDAH

• MEMBALIKKAN KEPALA
• BERJONGKOK
• MENJAUH DIRI

MENGALIHKAN / MENGURANGI PERILAKU AGRESIF, DOMINAN, DAN PATUH

• DOMBA, KAMBING SAPI, BABI, KUDA, ANJING

JIKA TERJADI PERUBAHAN KOMPOSISI KELOMPOK

• PUNAHNYA PERINGKAT DOMINASI
• PERILAKU KEGANASAN DAN STRES  MENINGKAT
• PEMBENTUKAN PERINGKAT BARU
KEGANASAN DAN KEPATUHAN
PENYEBAB PERBEDAAN PERILAKU SPESIFIK TIAP JENIS HEWAN

MENGHILANGKAN POLA AGRESIF

KELAHIRAN BERBEDA

• PENYAPIHAN  KUMPULKAN  TIDAK SELALU BERHASIL

• PERKELAHIAN YANG SENGIT
• SUHU DINGIN/PANAS  BABI KEHILANGAN TENAGA  TENANG
MANAGER YANG BAIK
SELALU MEMPERHATIKAN PENINGKATAN TINGKAH LAKU KEGANASAN
DAN KEADAAN TERNAK SUBORDINAN DALAM SUATU KELOMPOK

BIASANYA :
SATU SUMBER PENTING BERKURANG  SIFAT AGRESIF, MENINGKAT 
MEMBAHAYAKAN TERNAK SUBORDINAN

SOLUSI

PENYEKATAN KANDANG :
DINDING / TEMPAT PAKAN  PELINDUNG BAGI TERNAK SUBORDINAN
 MAKAN MINUM CUKUP BANYAK
TINGKAHLAKU MENJILAT
• INTERAKSI DALAM KELOMPOK
• TIDAK SELURUHNYA BERTIPE DOMINAN – SUBORDINAN ATAU AGRESIF –KALAH
• DENGAN DOMINASI TETAP  ADA YANG SALING MENJILAT
• TINGKAT SOSIAL YANG MENJILAT LEBIH TINGGI DARIPADA YANG DIJILAT
• MENIKMATI RASA ASIN DI KULIT

• KADANG-KADANG TERLEPAS DARI HUBUNGAN DOMINASI

• TERNAK SUBORDINAN TIDAK PERLU TAKUT

• FREKUENSI SALING MENJILAT TAK PERLU BERGANTUNG PADA RANKING

• TINGKAH LAKU INI MERUPAKAN  IKATAN SOSIAL, IKATAN KELOMPOK  BAIK

• TINGKAH LAKU MENYENANGKAN, BERSAHABAT

• TERDAPAT PULA PADA SAPI DI PADANG RUMPUT

• BERBAHAYA JIKA TERJADI PADA ANAK-ANAK SAPI MUDA YANG DIKANDANGKAN

DALAM KELOMPOK
PENGENALAN DAN INGATAN

PENGENALAN BAIK PERINGKAT DOMINASI STABIL

KELOMPOK BESAR PENGENALAN / PENGINGATAN LAMBAT

DIKANDANGKAN AYAM ♀ DAPAT MENGENAL 25 EKOR LAIN
SAPI ♀ DAPAT MENGENAL 100 EKOR LAIN

KELOMPOK BESAR AGRESIVITAS TIMBUL

 PEMBENTUKAN PERINGKAT HIRARKI
TERBUKA
PERLAHAN–LAHAN,
 ANGGOTA TINGGAL DI DAERAH
BERBEDA, TERBATAS SELURUH
ANGGOTA MENGENALNYA
PENGENALAN DAN INGATAN
SEEKOR TERNAK DIMASUKKAN DALAM KELOMPOK
UNTUK MENGENALNYA 
BERVARIASI (JENIS DAN STATUS TERNAK)

AYAM BETINA BENTUK, WARNA KEPALA, DAN SUARA

PENTING DALAM PROSES PENGENALAN LEWAT
INDERA PENGLIHATAN DAN PENDENGARAN

TERNAK LAIN INDRA PENGLIHATAN, PENDENGARAN (SUARA),

DAN PENCIUMAN BERPERAN DALAM PROSES
PENGENALAN DAN PENGINGATAN
 PERANAN INDERA
DALAM PERSIAPAN PERILAKU JENIS TERNAK
DAN IMPLIKASINYA DALAM MANAJEMEN

PENGETAHUAN TENTANG INDERA YANG DIGUNAKAN HEWAN DOMESTIK DALAM

KEHIDUPANNYA SEHARI-HARI DAN INTERAKSI DENGAN SESAMANYA DAN MANUSIA

PENTING BAGI :
PAKAR ETHOLOGI TERAPAN DAN MANAJER PETERNAKAN
• REPRODUKSI, SIFAT KEIBUAN, UNTUK MENENTUKAN MANAJEMEN
SEHARI-HARI, DAN RENCANA FASILITAS PENANGANAN TERNAK SEPERTI :
KANDANG, HALAMAN, JALAN.
• HEWAN JANTAN PERLU PENANGANAN, SEHINGGA MENJADI : AMAN,
SIKAP TENANG, atau MELAWAN, MENGANCAM.
 PERANAN INDERA
PENGLIHATAN
MANUSIA • PREDATOR, MEMPUNYAI VISI BIFOKAL, DAN
• DAPAT MEMPERKIRAKAN JARAK YANG TEPAT TERHADAP OBJEK,
BENTUK, DAN KEDALAMAN PERSEPSI

HERBIVORA • MEMPUNYAI SEPASANG MATA LEBAR, MEMBERI VISI LUAS, DAYA

ADAPTASI BAIK SEHINGGA DAPAT MENGURANGI RASA KAGET PADA
PREDATOR.
• KETIKA MERUMPUT HEWAN DAPAT MELIHAT SEKELILING.
• NAMUN, PADA HEWAN TERDAPAT TITIK KEBUTAAN YAITU PADA
BAGIAN BELAKANG KEPALA, BAWAH HIDUNG DAN MONCONG.
• DAPAT MELIHAT OBJEK LANGSUNG AKAN TETAPI VISI BIFOKALNYA
TERBATAS.
UNGGAS ?
 PERANAN INDERA
PENDENGARAN
• PENDENGARAN BAIK, PADA HEWAN LIAR MAUPUN DOMESTIK DAN BURUNG.
• INDUK AYAM MEMILIKI PENDENGARAN 8.000 HZ, SAPI >18.000 HZ, ANJING
MELENGKING KERAS

PENCIUMAN
• PENCIUMAN PADA HEWAN LEBIH BAIK DARI PADA PENCIUMAN MANUSIA, AYAM
KURANG BAIK. PENCIUMAN PALING BAIK TERDAPAT PADA ANJING DAN BABI.
• DENGAN PENCIUMAN YANG BAIK INI HEWAN DAPAT : MENGENALI ANAKNYA,
MENOLAK UNTUK MERUMPUT DI TEMPAT KOTORAN.
• INDUK AYAM MENGENALI ANAKNYA DENGAN PENGLIHATAN DAN
PENDENGARAN
 PERANAN INDERA
PERASA
• PAKAN YANG ALAMIAH LEBIH CEPAT DIMAKAN DARI PADA PAKAN KONSENTRAT.
• DAPAT MEMPELAJARI RASA BARU DARI HEWAN LAIN.

PERABAAN
• HEWAN MEMBERSIHKAN, MELICINKAN BULU/RAMBUT DENGAN MENGGUNAKAN
PARUH/LIDAH SENDIRI atau HEWAN LAIN.
• RABAAN DAN BELAIAN OLEH PETERNAK DAPAT MENJINAKKAN ANJING DAN KUDA.

GERAKAN TUBUH
• MENGETAHUI TANDA-TANDA GERAKAN TUBUH DAPAT MEMBANTU DALAM
MENANGANI HEWAN
PERANAN INDERA
PERANAN INDERA
 hati-hati menggunakan bahasa inggris kata per kata

Ada bule kehilangan sepeda motornya yang baru saja diparkir di depan toko. Sang bule
bertanya pada Paijo, yang saat itu kebetulan berada di tempat parkir.
Bule :"Apakah melihat orang yang mengambil sepeda motor saya,”
Paijo :"Yes, he use to table square-square. Worth he fast-fast go without any wet
expire.“
(Iya, dia memakai kemeja kotak-kotak. Pantes dia cepat cepat pergi tanpa basa basi).
Paijo menasehati :"Different river if park bicycle motor liver-liver yes.“
(Lain kali kalau parkir sepeda motor hati-hati ya).
Si bule bingung nggak tahu harus ngomong apa.
Paijo bergumam : "Basic bule!“
(Dasar bule!)
Si bule ngeloyor pergi.
Paijo bilang, "Breasttttt!"
(Dadaaa!) sambil melambaikan tangannya.

Komentar kita:
"BASIC STUPID, PAIJO DON'T KNOW HIMSELF"
(Dasar bego, Paijo gak tau diri)
• Buat ringkasan dari 4 materi ...
(pendahuluan – domestikasi – tingkah laku sosial –
ethologi terapan dan reproduksi)

• Dikumpulkan sebelum/saat Ujian

I dilaksanakan
ETHOLOGI TERAPAN
DAN REPRODUKSI
 PENDAHULUAN
DAHULU DOMESTIKASI BERTUJUAN UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN MANUSIA AKAN:
 PANGAN
 BULU (WOOL)
 TENAGA KERJA

KEUNTUNGAN YANG TINGGI DAPAT DIPEROLEH MELALUI :

1. MANIPULASI REPRODUKSI TERNAK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
REPRODUKSI TERNAK
2. SELEKSI GENETIK, SEHINGGA TERNAK MAMPU BERPRODUKSI TINGGI DAN
PALING MENGUNTUNGKAN.

UNTUK PROSES TERSEBUT PERLU DIKETAHUI :

1. PUBERTAS (DEWASA KELAMIN)
2. SAAT (MUSIM) KAWIN
3. PROSES PERKAWINAN

REPRODUKSI ITU SENDIRI DIKONTROL OLEH FAKTOR-FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL

1. RANGSANGAN SECARA UMUM

Ternak dengan libido aktif menunjukkan :

• Sexual Active Group (SAG), sapi betina menaiki betina lainnya
• Tampak tanda-tanda siap melakukan perkawinan
Bau badan air kencing - semen
Periode kawin wool berbau wax

Kelenjar liur sekresi zat: androstenol, androstenon

Jantan mengangkat kaki

Betina berahi sering urinasi
2. IDENTIFIKASI RANGSANGAN

Betina siap kawin memperlihatkan:

• tanda-tanda berahi yang khas
• memilih lawan jenisnya.
• apakah lawan jenisnya dapat / siap kawin

Mengenali hewan lain (asing) sebagai pasangan kawin:

PERILAKU PELAKU
Pertemuan antara muka dan muka. Babi, Kucing, Manusia
contoh: hidung dan hidung
Pertemuan antara kepala dan ekor Anjing, Sapi, Domba,
atau perut bawah Kambing
Kombinasi atau salah satu dari Kuda
kedua perilaku di atas
3. PENYERENTAKAN RANGSANGAN

Teman kawin diketahui  perlu rangsangan untuk ♂ dan ♀, agar

perkawinan berhasil  dengan rangsangan external  proses sinkronisasi
a. SECARA FISIOLOGIS
♀ berahi ♂ siap kawin  rangsangan hormonal
FLEHMEN
b. RANGSANGAN SEKSUAL Kepala diangkat dan dijulurkan,
• aktivitas pra-coitus memuncak bibir atas dilipat ke atas, mulut
• ♂ mendekati ♀ secara agresif sedikit terbuka
• ♀ diam, siap dirangsang.

FLEHMEN: pelipatan bibir

• Respon yg diperlihatkan selama periode
perangsangan sexual pada ungulata
• Mendeteksi betina berahi
• Organ Vomero-nasalis
• Feromon
Sepasang saluran buntu di
antara rongga hidung,
dihubungkan ke langit2 mulut
3. PENYERENTAKAN RANGSANGAN

b. RANGSANGAN SEKSUAL
URUTAN KEJADIAN DI PADANG RUMPUT:
• Jantan mencium daerah vulva/anus betina
• Respon betina berahi, urinasi
• Respon jantan, flehmen mencium urine feromon

c. KOPULASI
• Kopulasi  penempatan alat kelamin jantan dalam alat reproduksi betina.
• Mamalia: betina bergerak terus, pejantan terangsang menaiki
• Unggas: betina merendahkan posisi tubuh, merangsang jantan kopulasi
• Refraktori: kopulasi selesai dan tidak tertarik pada lawan jenisnya
ETHOGRAM TERNAK
SEBAGAI DASAR MANAJEMEN REPRODUKSI
1. DOMBA
Siklus berahi 16-20 hari (rata-rata 16-17 hari)
Lama berahi 24-36 jam (rata-rata 30 jam)

Tropis Berahi sepanjang tahun

Subtropis Berahi bermusim (pada saat day length pendek)

HASIL PENELITIAN:
PEJANTAN, diikat Mengawini 66% betina berpengalaman
PEJANTAN, bebas Mengawini 84% betina
BETINA, berahi 75% aktif mencari pejantan
ETHOGRAM TERNAK
SEBAGAI DASAR MANAJEMEN REPRODUKSI
1. DOMBA
PERKAWINAN
DI KANDANG KOLONI HIERARKHI SANGAT BERPERAN

DI LEPAS (KELOMPOK) JANTAN DOMINAN TIDAK MAMPU MEMPERTAHANKAN KELOMPOKNYA

JANTAN SUBORDINAN DAPAT KAWIN DENGAN JUMLAH SAMA
KEADAAN TERTUTUP JANTAN DOMINAN DALAM KANDANG TERPISAH
MENGHALANGI PEJANTAN SUBORDINAN UNTUK KAWIN
AUDIENCE EFFECT (PENGARUH PEMIRSA)

BETINA BERAHI BERKELOMPOK DI SEKITAR JANTAN DOMINAN

• DAPAT KAWIN DENGAN JANTAN DOMINAN / SUBORDINAN
• BETINA KELUAR DAERAH PANDANG JANTAN (AUDIENCE AREA)
KAWIN DENGAN JANTAN SUBORDINAN

BETINA MUDA • Pola kawin kurang sempurna

• Tidak mencari pejantan
BETINA PUBERTAS Dikawin menjatuhkan diri (diam)
ETHOGRAM TERNAK
SEBAGAI DASAR MANAJEMEN REPRODUKSI
1. DOMBA
TINGKAH LAKU BETINA MERANGSANG JANTAN

URUTAN KEGIATAN SEXUAL PADA DOMBA

DOMBA JANTAN

Non Worker jantan muda tidak mau

kawin, walaupun kualitas
semen baik
Worker jantan muda yang sudah
biasa kawin
ETHOGRAM TERNAK
SEBAGAI DASAR MANAJEMEN REPRODUKSI
2. KAMBING
TINGKAH LAKU SEKSUAL KAMBING JANTAN SEDIKIT BERBEDA DENGAN DOMBA JANTAN
MASTURBASI MENYEBARKAN URINE, SEMEN KE BULU DAN DAGU
BAU KHAS MEMILIKI KELENJAR DEKAT TANDUK DAN PADA EKORNYA
PAMER DIRI • Mengangkat kepala tinggi di atas kepala/punggung betina
• Leher dipanjangkan dan hidung dilengkungkan ke arah tanah
• Bulu leher dan pundak didirikan
• Banyak mengembik selama perangsangan
• Menaruk kepala agak ke bawah, mendatar, sering diputar
• Menendang-nendang tanah di depan betina
• Menjulurkan lidah dan membuat suara mengembik lebih rendah

MENGUJI • Jantan mencium daerah anus/vulva

BETINA BERAHI • Betina urinasi sambil bergerak
• Jantan mencium urine betina + flehmen
• Mengikuti betina / tidak
• Pergerakan ekor betina sebagai tanda berahi
ETHOGRAM TERNAK
SEBAGAI DASAR MANAJEMEN REPRODUKSI
2. KAMBING
PEJANTAN Tertua paling dominan, melakukan hampir seluruh perkawinan

PERBANDINGAN KAWIN JANTAN

• Tua 3 ekor betina berahi 12 kali kawin
• Muda 3 ekor betina berahi 1 kali kawin
ETHOGRAM TERNAK
SEBAGAI DASAR MANAJEMEN REPRODUKSI
3. SAPI
BETINA DALAM KELOMPOK
• Menjelang / sedang berahi saling menaiki sesamanya
• Sebagai tanda bagi pejantan
• Dimanfaatkan oleh peternak untuk mendeteksi berahi:
a. Pangkal ekor dicat luminous
b. Betina berahi sering dinaiki, cat pada ekor menjadi kabur
c. Tingkat kegagalan deteksi berahi < 5%

JANTAN
• Bila betina diikat, tidak dapat mendeteksi berahi pada jarak > 1
meter melalui indera penciumannya
• Betina dalam kelompok tidak ada kegiatan saling menaiki,
pejantan dapat menemukan betina yang sedang berahi

SILENT HEAT ??? MANFAATKAN TANDA-TANDA BERAHI MINOR DI LUAR 3B

ETHOGRAM TERNAK
SEBAGAI DASAR MANAJEMEN REPRODUKSI
3. SAPI
ETHOGRAM TERNAK
SEBAGAI DASAR MANAJEMEN REPRODUKSI
4. BABI
KEADAAN LIAR
• Tinggal dalam daerah padat, kelompok keluarga kecil dengan
satu/lebih babi betina dengan keturunannya.
• Jantan tinggal terpisah, bergabung bila musim kawin tiba

EMPAT FASE PROSES PERKAWINAN PADA BABI

• Di alam bebas, betina mulai mencari jantan beberapa hari sebelum
timbul berahi
• Interaksi sosial, betina dan jantan mulai kontak hidung dengan
hidung, dst ...
• Jantan merangsang betina, pada jarak dekat jantan mendeteksi
berahi betina dengan menciumi vulva dan bagian samping betina,
gigitan mesra dan mendorong, jantan berteriak khas, keluar feromon
pada air ludah (dari rahang bawah)
ETHOGRAM TERNAK
SEBAGAI DASAR MANAJEMEN REPRODUKSI
4. BABI
EMPAT FASE PROSES PERKAWINAN PADA BABI
• Kopulasi,

a. Isyarat untuk kopulasi, betina diam tidak bergerak selama 5 menit

b. Prosesnya panjang, 3-20 menit
c. Jantan menaiki betina, penis masuk vagina sampai serviks
d. Terjadi beberapa kali ejakulasi, istirahat, dan dorongan, bergantian
selama kawin
e. Jantan menjilati punggung betina
f. Jumlah semen sekitar 500 ml
g. Selesai ejakulasi, jantan turun, penis masuk preputium
 ETHOGRAM TERNAK
SEBAGAI DASAR MANAJEMEN REPRODUKSI
4. BABI
TANDA-TANDA BERAHI BABI BETINA
• Vulva bengkak dan merah, 2-6 hari sebelum berahi
• Keluar lendir dari vagina
• Menciumi alat kelamin betina lainnya
• Menaiki dan siap dinaiki betina lainnya
• Nafsu makan turun
• Berdiri kaku, tidak bergerak
• Bila punggung diraba/diduduki, betina diam membungkukkan punggung
• Gemertak gigi yang khas
• Tidak tenang
• Menaiki tempat makanan mencari pejantan
BETINA SEBAIKNYA DIKAWINKAN PADA HARI KEDUA DAN HARI TERAKHIR MASA BERAHI
ETHOGRAM TERNAK
SEBAGAI DASAR MANAJEMEN REPRODUKSI
4. BABI
JANTAN DIPASANGI CINCIN HIDUNG AGAR:
• Tidak merusak lantai
• Tidak menyeruduk betina atau orang
• Memudahkan penanganan
TUGAS:
• Buat ringkasan (bukan makalah) dari
materi pendahuluan – domestikasi –
tingkah laku sosial – ethologi terapan dan
reproduksi
• Ditulis tangan, maksimal 1 lembar double
folio bergaris
• Dikumpulkan sebelum Ujian I

1-2-3-4