Anda di halaman 1dari 75

GIGI TIRUAN CEKAT

OVERVIEW CASE
KU: perempuan usia 42 tahun datang dgn keluhan gigi belakang kanan bawah hilang
sejak 2 tahun yll. Gigi tersebut sebelumnya berlubang besar dan patah sehingga tersisa
akarnya sajaa nyeri pada gusi dan tidak nyaman saat makan.
Gigi tersebut dicabut di RSGMP Unjani 5 bulan yll
• Pasien ingin diperiksa dan dibuatkan gigi tiruan agar dapat makan
• Pasien ingin dibuatkan GT RB yang tidak dapat dilepas pasang dan sewarna gigi
Pengalaman perawatan gigi & memakai gigi tiruan
• Terakhir dicabut gigi : 5 bulan yll
• Sebab pencabutan : Sisa akar
• Pengalaman pendarahan setelah pencabutan : tidak ada
• Gigi tiruan yang pernah dipakai : belum pernah
• Pengalaman memakai GT : belum pernah
• Lamanya memakai GT : belum pernah
• Kebiasaan membersihkan gigi : sikat gigi 3x sehari (pagi, siang,
malam)
• Motivasi perawatan : diri sendiri
P. Objektif:
• Riwayat Kesehatan Umum:
– TD: 120/80 mmHg – Riwayat alergi: disangkal
– Respirasi: 21x/menit – Riwayat penyakit: disangkal
– Nadi: 78x/menit – Tipe pasien: pasien filosofis
– Suhu: 36,8˚C – Kebiasaan buruk : disangkal
Pemeriksaan EO
– Kepala: lonjong
– Wajah: lonjong
– Profil: cembung
– Mata: simetris
– Hidung: normal
– Telinga: simetris
– Bibir: sedang, normal
• LLL : 2 mm
• HLL : 1 mm dibawah servikal gigi
– Pembesaran kelenjar:
• Kanan: tidak teraba, tidak sakit
• Kiri: tidak teraba, tidak sakit
– TMJ:
• Kanan: tak
• Kiri: tak
• ROM:
– Vertikal: abnormal 41 mm
– Lateral:
» Kiri: 5 mm
» Kanan 9 mm
– Otot Maseter:
• Kanan: tidak sakit
• Kiri: tidak sakit
– Otot Temporalis:
• Kanan: tidak sakit
• Kiri: tidak sakit
• Pemeriksaan IO:
– Uk. Lengkung:
• RA: sedang
• RB: sedang
– Btk lengkung:
• RA: lonjong
• RB: lonjong
– Btk linggir:
• RA: lonjong
• RB: lonjong
– Kedalaman vestibulum:
• RA: sedang
• RB: sedang
– Tahanan jaringan
• RA:
– Sedang
• RB:
– Sedang
– Retromylohyoid:
• Kanan: normal
• Kiri: normal
– Tuberositas: – Frenulum bukalis:
• Kanan: normal • RA: sedang
• Kiri: normal • RB: kanan rendah, kiri sedang
– Torus: – Frenulum lingualis: rendah
• RA: tidak ada – Kebersihan mulut: baik
• RB: tidak ada
– Ludah: normal, konsistensi normal
– Bentuk palatum: bentuk U, sedang – Refleks muntah: normal
– Palatum lunak: kelas I, aktif
– Frenulum labialis:
• RA: sedang
• RB: rendah
D/:
• RA: missing teeth gigi 16,26,27 klasifikasi kennedy kelas I modifikasi
• RB: missing teeth gigi 45 klasifikasi kennedy kelas III

Rencana Perawatan 
Pembuatan jembatan fixed sebanyak tiga unit
Abutment: mahkota penuh pada gigi 44 dan 46
Pontik: gigi 45
BAGIAN-BAGIAN JEMBATAN
MACAM-MACAM BRIDGE

Rigid Semi rigid


bridge bridge

Cantilever
bridge
SYARAT JEMBATAN
SYARAT MEKANIS SYARAT FISIOLOGIS
• Gigi penyangga harus mempunyai • Preparasi pada gigi vital tidak boleh
sumbu panjang yang sejajar/hampir membahayakan pulpa
sejajar atau dapat dibuat sejajar tampa • Pontik tidak boleh mengiritasi mukosa
membahayakan vitalitas pulpa
• Memiliki bentuk & ukuran yang dapat
di preparasi
• Pontik memiliki bentuk yang
menyerupai gigi asli
• Joint memiliki kekuatan yang cukup
SYARAT JEMBATAN
Syarat Hygiene
• Dantara pontik & retainer harus ada embrasure yang cukup besar  self cleaning effect
• Antara pontik dan gusi harus dapat dilewati benang
• Semua permukaan bridge harus dipoles mengkilat
Syarat Estetik
• Setiap jembatan harus dibuat menyerupai gigi asli
• Penampakan logam harus dihindari
Syarat Fonetik
• Mampu menyempurnakan pemulihan akibat kehilangan gigi
INDIKASI
• Umur pasien idealnya 20-55 tahun karena jika <17 tahun;
– Ruang pulpa masih besar
– Gigi belum erupsi semua
– Tulang alveolar masih kondisi tumbuh kembang
– Tulang alveolar belum cukup padat
• Keadaan jaringan periodontal harus sehat
• OH pasien harus baik
• Indeks karies tidak tinggi
• Oklusi pasien tidak abnormal (cross bite, malposisi)
INDIKASI
• Keadaan posisi gigi lawan (antagonist) apabila terdapat migrasi dan
ekstrusi yang parah  kontraindikasi
INDIKASI GIGI PENYANGGA
• Gigi penyangga harus sehat
• Tidak boleh goyang dan mempunyai kedudukan hamper sejajar, maksimal
kemiringan 25 derajat
• Perbandingan akar : mahkota 1,5 : 1
• Gigi penyangga harus besar, utuh dan tidak terdapat karies
• Letak gigi penyangga di rahang pelu diperhatikan untuk proper distribution
• Penentuan jumlah gigi penyangga berdasarkan “HUKUM ANTE” sebagai pedoman
• Hukum Ante : “Luas permukaan selaput periodontal dari gigi-gigi penyangga
hendaknya sama atau lebih besar dari luas permukaan selaput periodontal dari
gigi-gigi yang diganti”
PERMUKAAN
AKAR DARI
ABUTMENT
Biological width
DEFINISI BRIDGE

• Suatu protesa sebagian yg dilekatkan secara tetap pada


satu/ lebih dari satu gigi penyangga dan mengganti satu
atau lebih dari satu gigi / geraham yg hilang
Preparasi Optimum
MECHANICAL CONSIDERATION
1.Retensi
2.Resistensi
3.Pencegahan deformasi restorasi
Retensi
Retensi  mencegah terjadi terlepasnya restorasi sepanjang arah masuk (path of
insertion)
1. Magnitude of dislodging forces (besarnya gaya pelepasan)
2. Gemoetry of tooth preparation
3. Roughness of the fitting surface of the restoration
4. Materials being cemented
5. Film thickness and properties of the luting agent
Resistensi
2. Preparation
Biomekanika
Biomekanika
BIOMEKANIKA
• Beban oklusal pada pontik ditahan oleh gigi sandaran
• Terjadi defleksi pada konektor tergantung berapa berapa gigi
diganti/ panjang jembatan
• Gaya yang mengenai retainer dan pontik , besaran arah yang
berbeda
• Gaya yang melepaskan (dislodging force ) arah mesio-distal dan
bukkolingual pada 1 gigi, untuk itu preparasi retatainer
resistensinya harus baik.
• Retainer pada secondary abutment harus mempunyai retensi yang
sama denagan yang pertama. Karena terjadi tension.
Margin Desain (Akhiran)
Preparasi PFM
Armamentarium
Armamentarium
Penatalaksanaan
Kunjungan I : • Teknik pencetekan: mukostatik
• Bahan cor: dental stone
• Pencetakan anatomis  model
diagnostik • Analisis model kerja:
 Abutment
• Bahan cetak : Alginat (hidrokoloid)
 Pontik
 Retainer
 Konektor
 Path of insertion
Pola Perencanaan Jembatan Fixed
pontik
retainer retainer

Batas celah 1-2 mm

Abutment : gigi 44 & 46


Pontik : gigi 45
Bentuk pontik : modified ridge lap
Bentuk akhiran : shoulders = lingual, chamfers = bukal
• Akhiran: gigi 44 : subgingiva gigi 46 : supragingiva
• Bahan restorasi: PFM  alasan gaya kunyah besar, estetik
Kunjungan II :
• Pemilihan warna
• Anastesi
• Pemasangan benang retraksi
• Preparasi
• Pembuatan mahkota sementara
• Pencetakan & pembuatan die

Kunjungan III:
• Insersi Gigi Tiruan Cekat
PREPARASI :
Gigi abutment 44 dan 46
A. OCCLUSAL REDUCTION
– Buat alur kedalaman 1-1,5 mm (bur round end tappered diamond
bur) pd fossa sentral, mesial & distal dan hubungkan sehingga alur
saling terhubung di bag.tengah
– Buat alur kedalaman 1-1,5 mm (bur round end tappered diamond bur)
pd developmental groove bukal & palatal serta triangular ridge dari
puncak cusp  dasar cusp
– Bevel dibuat pd cusp yg berkontak dgn gigi antagonis (bur round end
tapered) dgn sudut 45. berfungsi sbg menyediakan ruang untuk logam.
• Setelah alur dibuat, hubungkan setiap alurnya untuk
mempreparasi gigi. dilakukan secara bertahap dr sisi mesial ke
distal.
• Cek oklusi dgn kertas aratikulasi teraan tebal dikurangi.
• Periksa hasil preparasi tdk boleh bersudut atau tajam.
B. AXIAL REDUCTION
– Buat 3 alur kedalaman 1-1,5 mm (bur round end tappered diamond
bur) pd dinding bukal & lingual sejajar dgn sumbu gigi.
– Kedalaman alur pd daerah servikal tdk boleh >1/2 ketebalan bur.
• Setelah alur dibuat, hubungkan setiap alurnya untuk mempreparasi
gigi. dilakukan secara bertahap dr axial sisi mesial ke distal.
• Buat akhiran preparasi dgn bentuk chamfer menggunakan bur round
end fissured diamond bur / round end tapered diamond bur
• Pengurangan sisi proksimal dilakukan dgn hati-hati yg diseparasi
dgn matriks band.
• Preparasi menggunakan long tapered needle edge atau long
thin diamond bur.
C. FINISHING
– Penghalusan seluruh dinding menggunakan bur strip kuning/Super fine.
– Cek kembali seluruh permukaan dgn menggunakan sonde.
Pencetakan double impression
• Retraksi gingiva  benang, agar tepi preparasi abutmen dapat tercetak dengan baik
• Bahan : Putty (base&katalis), light body
• Teknik : one stage (direct)
1. Aduk bahan putty 1:1 hingga berubah warna menjadi kehijauan, lalu letakan pada sendok cetak parsial pd
gigi yg telah di preparasi. Pada daerah yg dipreparasi harus agak dicekungkan  u/ bahan yg kedua
2. Aduk light body hingga homogen, masukan kedalam injeksi. Kemudian injeksikan ke gigi yg telah di
preparasi, sisanya pada bagian yg dicekungkan tadi.
Penentuan warna
Penenetuan warna berdasarkan :
• Hue : kualitas warna yg membedakan antara warna yg satu dgn yg lainnya
• Chroma : kualitas warna yg membedakan antara warna yg kuat dgn yg lemah
• Value : kualitas warna yg membedakan antar warna terang dengan warna gelap
Contohnya vitapan classic, tdd 16 tab yg disusun  4
kelompok hue , setiap kelompok ada peningkatan
warna berdasarkan chroma.
Hue merah kecoklatan : A1, A2, A3, A3,5, A4
Hue merah kekuningan : B1, B2, B3, B4
Hue keabu-abuan : C1, C2, C3, C4
Hue merah keabuan : D2, D3, D4

Berdasarkan value : B1, A1, B2, D2, A2, C1, C2, D4,
A3, D3, B3, A3,5 ,B4, C3, A4, C4
PEMASANGAN BENANG RETRAKSI
 Retraksi gingiva digunakan sebelum preparasi gigi penyangga  tdk
menimbulkan luka pd gingiva dan memprmudah pembuatan akhiran
preparasi
CARA :
1. Daerah preparasi dikeringkan
2. Potong benang ± 5 cm
3. Tempatkan melingkar pada gigi 25
4. Tekan benang kedalam gusi dgn probe
5. Penekanan dilakukan pd seluruh permukaan servikal gigi
Alat preparasi
Pembuatan Mahkota Sementara
• Sebelum dipreparasi gigi dicetak terlebih dahulu menggunakan bahan elastomer (putty) dengan
sendok cetak parsial.
• Setelah gigi abutment dipreparasi ulasi dgn separating agent (vaselin/cms)
• Hasil cetakan putty diisi dengan resin akrilik self cure warna putih (tempron atau stellon)
• Posisikan cetakan tsb pd gigi yg telah dipreparasi.
• Setelah mengeras sendok cetak dilepaskan.
• Kelebihan resin akrilik dirapihkan.
• Polishing mahkota dgn bur poles.
• Penyemanan povisionir dgn semen temporary / fletcher
Insersi/ pemasangan
Perhatikan :
• Estetis /warna dan bentuk
• Kontak proksimal antara tepi mahkota jaket dengan gigi sebelahnya
• Tidak menekan gingiva serta pemeriksaan kontak oklusal dan kontak marginal.
PENYEMENAN

• Penyemenan Bridge
a) Mahkota bridge dibersihkan & disterilkan  dikeringkan, gigi yang akan dipasangi mahkota
bridge juga dikeringkan
b) Menggunakan semen GIC dengan konsistensi sedikit lebih cair
c) Setelah homogen, semen siap masuk ke dalam crown
d) Semenkan juga pada gigi penyangga dengan ditekankan secara perlahan dan pasien
disuruh menggigit cotton roll
e) Setelah semen mengeras bersihkan sisa semen
• Periksa oklusi sebelum pasien pulang
• Operator memberi tahu cara membersihkan jembatan
INSTRUKSI PASIEN
• Instruksikan pasien untuk memeliharaan gigi tiruan jembatan yang telah
dipasangkan:
 Penyikatan yang baik ( tekanan ringan dan sikat yang lunak)

 Pemakaian dental floss, oral irigating & alat pembersih lainnya yangberfungsi untuk
membersihkan daerah yang sukar terlihat (daerah interdetal/ dasar pontik)

 OHI instruksi
KONTROL
• Kontrol dilakukan jika terjadi kesalahan atau kegagalan dalam pembuatan jembatan.
Kegagalan yang mungkin terjadi, yaitu:

 Kegagalan sementasi

 Jembatan patah secara mekanikal

 Iritasi dan resesi gingiva

 Kelainan jaringan periodontal

 Karies

 Porcelain pecah

Anda mungkin juga menyukai