Anda di halaman 1dari 10

PENATALAKSANAAN KASUS DENGAN

HIPOPLASIA EMAIL PADA GIGI 42


Disusun oleh: Ditha Rizky Silvany
Pembimbing: Badi Soerachman, drg., Sp. KG

Pendahuluan
Salah satu permasalahan di bidang kesehatan gigi adalah peningkatan
prevalensi hipoplasia email di daerah dengan kadar fluorida yang relatif tinggi.
Defek perkembangan dari email dapat didefinisikan sebagai gangguan yang
dihasilkan dari gangguan ketika proses odontogenesis. Hal ini dapat bersifat
kuantitatif secara alami, bermanifestasi sebagai defisiensi ketebalan email atau
disebut hipoplasia email, atau kualitatif (hipomineralisasi), yang secara klinis
menunjukan opasitas email, demarkasi atau difus.1
Hipoplasia email adalah kelainan pembentukan email yang tidak sempurna
yang sering ditandai dengan perubahan warna gigi kekuningan, kemerahan, coklat
sampai kehitaman dan pada kasus yang berat memberikan manifestasi perubahan
struktur dan anatomi gigi. Dental fluorosis adalah suatu gambaran hipoplasia
email gigi yang disebabkan oleh pajanan fluorida dengan dosis diatas optimal
dalam waktu yang relatif lama pada saat fase pembentukan dan kalsifikasi gigi.1
Prevalensi dental fluorosis di Indonesia bervariasi tergantung tinggi-rendahnya
kadar fluorida yang terdapat dalam air tanah yang digunakan sebagai konsumsi air
minum masyarakat. Berbagai penelitian telah dilakukan tentang dental fluorosis
seperti yang dilakukan oleh Wondwossen,2 menyatakan bahwa penelitian yang
dilakukan pada 233 anak di daerah dengan kadar 0,5 ppm dihasilkan 24,1%
mengalami dental fluorosis sedang dan 75,9% dengan derajat ringan. Penelitian
terbaru pada tahun 2011 di daerah Kecamatan Asembagus Kabupaten Situbondo-
Jawa Timur yang merupakan daerah endemik fluorosis memberikan hasil bahwa
rerata kadar fluorida dalam air minum sebesar 2,08–2,90, prevalensi dental
fluorosis sebesar 78,75–98,33% dengan rerata community fluorosis index (CFI)
0,80–1,60.
Penelitian terdahulu lebih terfokus pada kajian secara epidemiologis yaitu
besarnya prevalensi terjadinya dental fluorosis dan beberapa aspek seperti aspek
biologis dan klinis terutama yang berkaitan dengan teknik perawatannya.

1
2

Persoalan yang sampai saat ini belum menyentuh aspek preventif dari dental
fluorosis tersebut.3-4
Hipoplasia pada gigi sulung dapat menjadi faktor resiko early childhood
caries (ECC).5 Kelainan ini juga dapat berdampak pada kesehatan dan estetik,
sensitivitas gigi, serta perubahan fungsi oklusal, sehingga dibutuhkan perawatan
yang tepat untuk menangani hipoplasia email.1 Hipoplasia email merupakan faktor
resiko terjadinya karies, baik pada gigi sulung maupun gigi permanen.
Salah satu alternatif upaya preventif pada kasus ini adalah dengan aplikasi
fluoride topikal dengan menggunakan gel acidulated phosphate fluoride (APF)
1,23% dan dilanjutkan dengan penambalan pada gigi dengan hipoplasia email.
Laporan kasus ini bertujuan untuk membahas etiologi, patogenesis, diagnosis,
diagnosis banding, perawatan, dan komplikasi dari kasus email hipoplasia pada
anak perempuan usia 10 tahun di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Unjani.

Laporan Kasus
Pasien Perempuan berusia 10 tahun datang bersama ibunya dengan keluhan
gigi depan sebelah kanan bawah dari anaknya berwarna lebih putih kekuningan
dibandingkan gigi-gigi lainnya sejak gigi tetap lainnya tumbuh. Pasien tidak
mengeluhkan nyeri saat ini maupun sebelumnya pada gigi tersebut. Pasien sudah
pernah ke dokter gigi sebelumnya. Pasien tidak memiliki kebiasaan buruk dan
parafungsi. Pasien mengunyah dengan dua sisi rahangnya. Pasien menyikat gigi 2
kali sehari yaitu pagi setelah makan dan malam sebelum tidur, dengan pasta gigi
yang mengandung fluor. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik dan
konsumsi obat-obatan. Pasien pernah dilakukan terapi fluor sebelumnya.
Pasien merupakaan anak yang kooperatif dinilai dari perilaku saat
pemeriksaan yang positif. Usia biologis sesuai dengan usia kronologis.
Pemeriksaan ekstraoral pasien menunjukkan tinggi badan 137cm dan tinggi badan
25kg yang termasuk dalam klasifikasi indeks massa tubuh normal. Kulit, tangan,
kepala dan leher, TMJ, kelenjar limfe, dan bibir pasien tidak ada kelainan.
Pemeriksaan intraoral pasien menunjukkan tahapan gigi geligi permanen dengan
oklusi kelas I dengan crossbite anterior. Urutan erupsi gigi pasien normal tanpa
adanya premature loss dan persistensi gigi. Resiko karies pasien sedang, dengan
3

kondisi gusi dan jaringan periodontal mengalami gingivitis generalisata. Indeks


plak pada saat pertama kali kunjungan yaitu 09 Februari 2018 adalah 27,08%
sebelum menyikat gigi dan 16,6% setelah menyikat gigi.
Keadaan gigi-geligi pasien yang mengalami perubahan warna putih
kekuningan pada bagian labial gigi pada email yang diketahui sebagai hipoplasia
email (Gambar 1). Gigi 18, 28, 38, 48, unerupsi (Gambar 2).

Gambar 1. Gambaran klinis hipoplasia email

PE PE

Gambar 2. Gambaran keadaan gigi geligi

Kunjungan pertama (09 Februari 2018) setelah pemeriksaan, pasien dilakukan


edukasi kesehatan gigi dan profilaksis pada gigi-giginya. Kunjungan kedua (21
Febriari 2018) protokol indeks plak dilakukan kembali dan menghasilkan
persentase indeks plak sebelum sikat gigi 16,6% dengan persentase setelah sikat
gigi 14,5%. Edukasi kesehatan gigi dan profilaksis dilakukan kembali pada
4

kunjungan tersebut. Kunjungan ketiga (15 Maret 2018) indeks plak sebelum sikat
gigi menghasilkan persentase 10,4% dan setelah sikat gigi 7,29%. Pada kunjungan
ini direncanakan perawatan aplikasi fluoride topikal dengan menggunakan gel
acidulated phosphate fluoride (APF) 1,23%. Kunjungan dilanjutkan dengan
penambalan resin komposit pada gigi 42.

.
Gambar 3. Pengaplikasian Etsa dan Bonding

Gambar 4. Pemolesan

Gambar 5. Lightcured
5

Gambar 6. Pasca Restorasi Resin komposit gigi 42

Diskusi dan Pembahasan


Hipoplasia email dapat terjadi karena mutasi genetik dari kromosom X, sifat
autosom dominan, autosom resesif, atau ciri-ciri dari kondisi dalam keluarga.9,10
Kondisi sistemik yang biasanya mencakup hipoplasia email adalah
neuroectodermal derivatives like skin, kelainan kelenjar paratiroid, faktor nutrisi,
measles dan chicken pox, sifilis kongenital, dan hipokalsemia. Kondisi lain seperti
infeksi (menghasilkan sindrom turner), konsumsi obat-obatan, fluorosis dan
paparan kimia seperti trauma dan radiasi dapat menyebabkan defek email pada
ameloblast.2,10 Kondisi hipoplasia email pada kasus kemungkinan dapat
disebabkan oleh mutasi genetik karena etiologi lain disangkal seperti kondisi
sistemik, konsumsi obat-obatan dan paparan kimia. Hipoplasia email yang terjadi
pada kasus bukan disebabkan oleh faktor lokal (trauma, infeksi, ankilosis, paparan
kimia) karena hampir seluruh gigi menunjukkan gambaran hipoplasia tersebut.
Konfirmasi terhadap keadaan yang terjadi pada keluarga tidak dilakukan pada
pemeriksaan subjektif, sehingga belum dapat ditentukan secara pasti etiologi dari
kasus.

Penyebab Hipoplasia Email


Defek email merupakan kelainan struktur email, menurut Cameron dibagi
berdasarkan manifestasi klinisnya yaitu diskolorasi, hipomineralisasi dan
hipoplasia. Penyebab hipoplasia email dapat juga menjadi penyebab
hipokalsifikasi email, penyebab ini terdiri dan faktor genetik dan faktor
lingkungan. Faktor herediter dapat disebabkan faktor genetik maupun kelainan
kromosom. Kelainan yang disebabkan oleh faktor genetik dapat secara terus
menerus diturunkan dari generasi ke generasi selanjutnya. 6-8 Pembentukan email
6

dikode oleh gen yang secara tidak langsung, adanya defek pada gen akan
mengkode protein matrik email sehingga dapat menyebabkan gangguan sintesa
protein yang mengakibatkan kelainan struktur email.8 Ameloblas merupakan sel-
sel yang memproduksi email. Siklus sel dari ameloblas terbagi menjadi 6 tahap,
yaitu morfogenesis, organisasi, formatif, maturatif, protektif, dan desmolisis.
Amelogenesis merupakan pembentukan email yang terjadi ketika tahap formatif
dan maturatif dari ameloblas. Matriks email disekresi pada tahap formatif,
sedangkan mineralisasi pada tahap maturatif. Patologi dari tahap tersebut terbagi
atas hipoplasia, hipokalsifikasi, dan hipomineralisasi. 2 Gangguan yang lebih detail
pada tahap sekresi matriks, namun proses mineralisasinya normal menghasilkan
hipoplasia email yang bermanifestasi sebagai pitting, grooving, atau kehilangan
total ketebalan dari email, dengan warna bervariasi dari normal dan translusen
hingga kuning kecoklatan tergantung ketebalan email dan derajat translusensi
melalui dentin, seperti pada kasus.2,13
Terdapat banyak penyakit-penyakit karena faktor genetik yang berhubungan
dengan kelainan struktur email dengan manifestasi ringan maupun berat. Dalam
hal faktor genetik yang menjadi penyebab kegagalan perkembangan gigi, menurut
Small dan Murray terdapat >100 kelainan genetik yang berhubungan kegagalan
perkembangan gigi sehingga terjadi kelainan struktur email. Faktor genetik
biasanya berhubungan dengan sindrom yang disertai hipoplasia. Sindrom-sindrom
itu adalah Sindrom Down, Prader Willi, dysplasia ektodermal, sindrom nefrotik,
Epidermolisisbulosa, Trihodentoosseus, Sturgeweber, Rickets, Phenilketonurea,
Treacher Collin, Hurler, Hunter, Lesch Nyhan, Tuberosu sclerosis,
Pseudoparatiroidisme, Sturge weber, dan Turner.9-10 Faktor lingkungan meliputi
faktor lokal dan sistemik dapat terjadi pada saat prenatal, pascanatal, neonatal.
Penyebab lokal meliputi trauma yang mengenai jaringan gigi dan mulut, infeksi
kronik gigi, radiasi, serta fraktur rahang.Menurut Cameron terdapat lebih dari 10
macam faktor lokal yang dapat menyebabkan defek email baik pada gigi sulung
maupun pada gigi tetap.6

Penatalaksanaan Hipoplasia Email


7

Tujuan perawatan defek email gigi sulung adalah mengurangi sensitivitas gigi,
memperkuat gigi, dan memperbaiki kelainan estetik. Hal ini meliputi prosedur
pencegahan pada gigi yang terkena defek agar kerusakannya tidak
berlanjut/bertambah parah. Pada kasus ringan manifestasi bervariasi tergantung
banyak gigi yang terkena dan jenis defeknya apaka hipoplasia /hipokalsifikasi.
Adanya defek email mengakibatkan kasarnya permukaan memail sehingga email
mudah mengalami perubahan wama. Pewarnaan extrinsik dapat mudah
dibersihkan dengan sikat, sedangkan pewarnaan intrinsik dapat dibersihkan
dengan microabrasive technic. Pewarnaan intrinsik yang dalam ditangani dengan
menggunakan restorasi komposit atau restorasi glasionomer. Penggunaan fluor
untuk menambah kekuatan gigi ,mengurangi sensitivitas gigi,dan melindungi gigi
terhadap demineralisasi. Pemberian fluor baik secara sistemik, masih menjadi
kontroversi, sebaiknya pemberian fluor secara sistemik tidak diberikan pada
daerah dimana kadar air minumnya mengandung fluor lebih dan 1ppm. Sangat
disarankan penggunaan secara topikal, pasta gigi fluor, obat kumur fluor.
Penanggulangan dilakukan berdasarkan berat ringannya keparahan defek dan
dilakukan begitu gigi erupsi (minimal usia 1 tahun) dan mengalami defek. Kasus
gigi dengan opasitas, sebagai perlindungan pada kasus ringan diproteksi dengan
pasta gigi fluor atau pasta gigi CPP ACP (Calcium Posfat Peptid Amorph Calcium
Posfat). Pasta CPP ACP dapat digunakan dengan menggosokan pasta dengan jari
ke gigi yang akan diproteksi. Pada kasus dengan opasitas menyeluruh dapat
ditangani dengan pasta CPP ACP begitu gigi erupsi dengan menurut instruksi
pemakaian pabrik, atau dapat pula dengan varnish fluor dan selalu diikuti oleh
prosedur penyikatan gigi / sehari 3x.
Defek Berat / Hipoplasia Pada hipoplasia ringan yaitu defek berupa pit alur
yang dangkal terlokalisir. Kasus ini dapat direstorasi dengan komposit atau
glasionomer. Apabila kehilangan email luas maka dapat direstorasi dengan veneer
,full mahkota atau bridge. Bila terjadi pada kerusakan luas pada gigi posterior,
penanggulangan bervariasi dari pembuatan restorasi sederhana, mahkota logam,
inlay, onlay, bahkan extraksi gigi sulung. Restorasi gigi posterior bervariasi dapat
berupa onlay, inlay, mahkota stainless steel. Pada kasus dimana hipoplasia
menyeluruh maka dapat mengakibatkan atrisi gigi menyeluruh dan ini dapat
8

ditanggulangi dengan penggunaan overdenture pada anak. Pemeliharaan


kesehatan gigi dan mulut harus ditingkatkan terutama apabila telah dilakukan
perawatan baik untuk kasus defek ringan maupun defek berat. Disarankan juga
pemeriksaan gigi secara berkala dengan interval 2 bulan sekali. Menurut ADA
(Australian Dental Association) beberapa alternative restorasi disarankan untuk
menanggulangi defek email yaitu; Veneer, restorasi komposit, Crown and bridge,
dan mahkota jaket . Pada kasus hipoplasia berat dengan kerusakan gigi yang luas
dan estetik yang buruk maka disarankan untuk ekstraksi dan harus diikuti dengan
pembuatan gigi tiruan sebagian pada anak untuk stimulasi pertumbuhan dan
perkembangan rahang.
Aplikasi fluoride efektif dalam remineralisasi permukaan gigi.14 Fluoride
dapat diberikan secara sistemik dan topikal. Contoh dari fluor tipikal diantaranya
obat kumur, pasta gigi, dan aplikasi fluoride topikal. Indikasi dalam pemberian
fluor diantaranya 1) pasien dengan risiko karies tinggi pada permukaan halus gigi
dan permukaan akar, 2) pasien yang sedang menjalani perawatan ortodonti serta
3) pasien dengan laju alir saliva rendah.15
Agen dalam aplikasi fluoride bermacam-macam yaitu gel NaF (Sodium
Fluoride), dan gel SnF2 (Stannnous Fluoride). Agen yang paling sering digunakan
adalah acidulated phosphate fluoride (APF) 1,23% karena memiliki stabilitas
yang baik.APF mengandung 1,23 mg ion fluor per satu gram gel atau 12.300 ppm
ion fluor dengan pH 2-5. APF terbukti lebih tinggi dalam penyerapan fluoride
oleh email dibandingkan NaF.16
Jaringan email gigi mengandung kalsium, fosfat, dan ion-ion hidroksil atau
disebut hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2). Demineralisasi terjadi ketika pH di
bawah pH kritis (<5,5) dengan ikatan kalsium dan fosfat yang tidak stabil, dan
ketika pH kembali k eke 7,0 maka remineralisasi terjadi dengan stabilisasi
kembali ion-ion tersebut. Jika fluoride ditambahkan ketika remineralisasi maka
akan menjadi fluoroapatit (Ca10(PO4)6F2), yang lebih stabil dan resisten terhadap
paparan asam karena pH kritis lebih rendah dibandingkan hidroksiapatit. 17
Mekanisme gel APF dalam remineralisasi gigi diawali oleh kandungan asam
fosfat yang melakukan proses yang sama dengan proses etsa pada email gigi. 16,17
9

Fluoride melakukan substitusi ion-ion hidroksil menjadi ion fluoride sehingga


menjadi fluoroapatit, dan menurunkan solubilitas jaringan gigi.17
Histologi gigi pada kondisi hipoplasia email menunjukkan email-dentin
junction menunjukkan area homogen dari email aprismatik atau fusi prisma
dengan reduksi jarak antara rod email garis inkremental. 18 Penelitian Sauk dkk
juga menunjukkan defek email ini terlihat tidak stabil dengan debris yang
mengalami pigmentasi atau material pewarnaan eosinofilik yang menyebabkan
keadaan klinis gigi mengalami perubahan warna menjadi kuning kecoklatan.19 Hal
ini yang mendasari perawatan dari hipoplasia email adalah aplikasi fluoride
topikal untuk kestabilan dari email gigi.16-17
10

Daftar Pustaka

1. Robles MJ, Ruiz M, Penalver MA. Prevalence of email defects in primary


and permanent teeth in a agroup of schoolchildren from Granada (Spain).
Med Oral Patol Oral Cir Bucal. 2013;18(2):187-193.
2. Kanchan T, Machadi M, Garg AK. Email hypoplasia and its role in
identification of individuals: a review of literature. Indian J Dent.
2015;6(2):99-102.
3. McDonald RE, Avery DR, Dean JA. Dentistry for the child and
adolescent. 8th ed. Missouri: Mosby, 2004.
4. Reed SG, Voroca D, Wagner CL. Prenatal vitamin D and email hypoplasia
in human primary maxillary central incisors: a pilot study. Pediatr Dent J.
2017;27(1):21-28.
5. Warwar ANH, Abdullah ML, Sami WA. The incidence of email
hypoplasia in children between 15 years in anbar governorate, Iraq. J Int
Oral Health. 2019;11:70-4.
6. Cameron, Hand Book Of Pediatric Dentistry Mosby 1998; h. 190-201 2.
Pediatric DentistryWelburry RR. Pediatric dentistry. Edisi ke-2. Oxford
University; 2001; 283-5. 3. Klauss MH, Fanaroff AA. Care of the high risk
neonate. Edisi ke-4. Philadelphia: W.B. Saunders Co., 2003. h. 69-83.
2001: 110-115
7. Cruvinel VRN, Gravina DBL, Toledo OA. Prevalence of email defects and
associated risk factors in both definitions in preterm and full term born
children. J Appl Oral Sci. 2012;20(3):310-317.
8. Restrepo M, Jeremias F, Pinto LS, Cordeiro RCL, Zuanon ACC. Effect of
fluoride varnish on email remineralization in anterior teeth with molar
incisor hipomineralization. J of Clin Ped Dent. 2016;40(3):207-210.
9. Small BW,Murray JJ Enamel Opacities;Prevalence,classifications,and
aetiological considerations,j Dent.1978;33-42. 7. Laskaris G.Color Atlas
of oral diseases in children and Adolescent.Stuttgart:thieme,2000h 20 -3.
10. Laskaris G.Color Atlas of oral diseases in children and
Adolescent.Stuttgart:thieme,2000h 20 -3.

Anda mungkin juga menyukai