Pemicu 5 Etika Riooooo
Pemicu 5 Etika Riooooo
Blok Etika
LI
1. KDRT
2. Penelantaran
3. Pengguguran Kandungan
4. Kekerasan Anak
5. Visum et Repertum Kasus Hidup & Mati
6. Tenggelam
7. Dasar – Dasar Hukum
Hak Korban
• Perlindungan dari • Pelayanan kesehatan sesuai
kebutuhan medis
– Pihak keluarga,
• Penanganan secara khusus
– Polisi/advokat,
berkaitan dengan kerahasiaan
– Lembaga sosial atau pihak korban
lainnya
• Pendampingan oleh pekerja sosial
– Sifat waktu sementara dan bantuan hukum pada tiap
berdasar penetapan tingkat proses
perintah perlindungan dari
• Pelayanan bimbingan rohani
pengadilan
• Laporkan secara langsung KDRT
kepada kepolisian baik di tempat
korban berada maupun di tkp
• Korban dapat berikan kuasa
kepada keluarga/ orang lain utk
laporkan KDRT kepada kepolisian
Sumber: Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto, SH, SpF (Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK UI)
Peran Dokter
Dalam memberikan pelayanan kesehatan • Anamnesa terarah
kepada korban, tenaga kesehatan harus: – Tracy (1996) : menerapkan
memeriksa kesehatan korban pertanyaan rutin kepada 8 pasien
sesuai dengan standar profesinya; ginekologis, ternyata semuanya
membuat laporan tertulis hasil pernah menerima kekerasan !
pemeriksaan terhadap korban dan
visum et repertum atas • Temukan tanda kekerasan
permintaan penyidik kepolisian • Dokumentasi temuan
atau surat keterangan medis yang • Menilai keselamatan
memiliki kekuatan hukum yang
sama sebagai alat bukti. • Komunikasikan pilihan penyelesaian
yang realistik
Pelayanan kesehatan dilakukan di sarana
kesehatan milik pemerintah, pemerintah
daerah atau masyarakat
Sumber: Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto, SH, SpF (Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK UI)
• Petunjuk bagi dokter u/ mengenali adanya kekerasan dalam rumah tangga :
– Pelaku gelisah, ragu-ragu dalam menjelaskan
– Khawatir berlebihan luka kecil / acuh tak acuh
– Sikap diam pasien , gejala depresi, trauma berulang
– Keterlambatan mencari pertolongan, menolak perawatan
– Riwayat kejadian tidak sesuai dengan temuan luka/cedera
– Trauma yg bukan accidental
– Penyalahgunaan alkohol / obat (pelaku)
– Pengamatan jenis dan penyebab perlukaan
– Penganiayaan dilakukan berulang, pelaku membawa pasien ke tempat-tempat
berbeda
– Perlukaan multipel pada berbagai permukaan tubuh, memar pada muka, dada dan
punggung
Sampurna B, Samsu Z, Siswaja TD. Peranan Ilmu Forensik Dalam Penegakan Hukum: Sebuah Pengantar. Jakarta; 2008.
Tanda Pengenalan Korban Kekerasan
• Patah tulang
– Setiap patah tulang pada anak < 3 tahun
– Patah tulang baru dan lama ditemukan bersamaan
– Patah tulang ganda/multiple
– Patah tulang spiral pada tulang-tulang panjang lengan & tungkai
– Patah tulang pada kepala, rahang & hidung, serta patahnya gigi
• Luka bakar
– Bekas sundutan rokok
– Luka bakar pada tangan, kaki atau bokong akibat kontak dengan benda panas
– Bentuk luka yang khas sesuai dengan benda panas yang dipakai
Tanda Pengenalan Korban Kekerasan
• Cedera Kepala
– Hematoma subkutan dan atau subdural yang dapat dilihat pada foto
rontgen
– Bercak/area kebotakan akibat tertariknya rambut
• Lain-lain
– Dislokasio/lepas sendi bahu atau pinggul akibat tarikan
– Tanda-tanda luka yang berulang
Dampak Kekerasan: Jangka Dampak Kekerasan:
Pendek Jangka Panjang
3) Permohonan perpanjangan
Perintah Perlindungan diajukan 7
(tujuh) hari sebelum berakhir masa
berlakunya.
Sumber: Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto, SH, SpF (Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK UI)
Pemeriksaan Terhadap Pelaku
Sumber: Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto, SH, SpF (Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK UI)
KETENTUAN PIDANA
KEKERASAN FISIK 5 TAHUN 15 JUTA
Sumber: Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto, SH, SpF (Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK UI)
KETENTUAN PIDANA
Sumber: Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto, SH, SpF (Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK UI)
KETENTUAN PIDANA
Sumber: Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto, SH, SpF (Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK UI)
KETENTUAN PIDANA
Sumber: Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto, SH, SpF (Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK UI)
Pidana Tambahan
Sumber: Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto, SH, SpF (Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK UI)
Delik Aduan
Sumber: Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto, SH, SpF (Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FK UI)
Aspek Medikolegikal dari Kekerasan Mekanik
Bacok Pembunuhan
Tumpul Lecet Kecelakaan, Pembunuhan,
Bunuh Diri
Memar Kecelakaan, Pembunuhan
34
• Pengertian TAKUT DIKETAHUI diasosiasikan
– Belum timbul kasih sayang di ibu kepada anak
– Belum tampak tanda-tanda perawatan
• Anggapan ini ingin mengatakan bahwa adanya
perawatan menunjukan telah timbul kasih sayang
ibu kepada anaknya sehingga dapat diartikan rasa
takut diketahui telah melahirkan hilang
• Pengertian si-ibu membunuh anaknya sendiri
mengharuskan kita dapat membuktikan apakah mayat
anak yang diperiksa adalah anak dari tersangka ibu yang
diajukan
35
Pembunuhan anak
• Dokter harus memberi kejelasan mengenai :
– Memang benar anak itu baru dilahirkan atau tidak
lama sesudah dilahirkan
– Sebab kematian korban (anak), dikaitkan dengan
penentuan :
• Anak yang lahir memang lahir hidup
• Adanya hal-hal yang menyebabkan kematian korban
36
• Metode yang sering dipakai dalam
pembunuhan anak :
– Pencekikan
– Penyeratan
– Pembekapan
– Menyumpal mulut dengan benda
37
• Pemeriksaan pada ibu ditujukan agar penyidik
mendapat kejelasan di dalam hal :
– Memang benar ibu tersebut baru melahirkan
(rahim yang masih besar, keluarnya cairan
kemerahan dari vagina,dan tanda-tanda ibu masih
masa nifas)
– Adanya barang bukti yang bisa dikaitkan atau ada
hubungan dengan barang bukti yang didapat pada
tubuh korban
38
Pemeriksaan bayi
• Dari unsur pembunuhan anak sendiri diatas dapat
ditarik beberapa hal penting :
1. Pengertian “pembunuhan” mengharuskan kita
untuk membuktikan
a. Lahir hidup
b. Kekerasan
c. Sebab kematian akibat kekerasan
2. Pengertian “baru lahir” mengharuskan penilaian
atas :
a. Cukup bulan atau belum, dan berapa usia kehamilannya
b. Berapa usia pasca lahirnya
c. Serta memberikan pula masukan tentang laik hidup (viable)
atau tidak nya anak tersebut.
3. Pengertian “takut diketahui” diasosiasikan
belum timbulnya rasa kasih sayang si-ibu
kepada anaknya yang diperlihatkan
dengan belum tampaknya tanda-tanda
perawatan.
4. Pengertian “si ibu membunuh anaknya
sendiri” harus membuktikan apakah
mayat anak yang diperiksa adalah anak
tersangka ibu yang diajukan
Lahir hidup atau lahir mati
• Lahir hidup adalah bila setelah dilahirkan menunjukan
tanda-tanda kehidupan (reflex, denyut jantung/nadi dan
bernafas.
Contoh :
• Anak dengan panjang tubuh 35 cm
mempunyai usia kehamilan adalah 35 : 5 =
7 bulan atau dituliskan 28 minggu
• Anak dengan panjang tubuh 16 cm
mempunyai usia kehamilan adalah akar
dari 16 = 4 bulan atau dituliskan 16 minggu
USIA PASCA LAHIR
1. Udara dalam saluran pencernaan dapat diperkirakan :
a. di Lambung berati Baru Lahir, tapi blm tentu lahir hidup.
b. di Doudenum lebih dari 2 jam.
c. di Usus Halus 6 – 12 jam.
d. di Usus Besar 12 – 24 jam.
2. Bila mekonium telah keluar seluruhnya berati telah 24 jam atau lebih.
3. Perubahan tali pusat:
a. Kemerahan di pangkal 36 jam
b. Kering 2-3 hari
c. Puput 6-8 hari bahkan sampai 20 hari
d. Bila sembuh 15 hari
e. Bila a/v umbilikalis menutup 2 hari
f. Pemeriksaan mikroskopis pangkal tali pusat dgn interpretasi speti pada
proses penyembuhan luka
4. Duktus arteriosus menutup : 3-4 minggu
5. Duktus venosus menutup : > 4 minggu
6. SDM berinti hilang : > 24 jam
Laik hidup atau non- viable
• BB < 1000 g atau immature
• Adanya kelainan kongenital yg fatal
TANDA – TANDA
PERAWATAN
1. Tali pusat terpotong rata dan diikat
ujungnya, diberi antiseptik dan verban
(bisa hilang sblm diperiksa).
2. Jalan nafas bebas.
3. Vernix kaseosa tidak ada lagi.
4. Berpakaian.
5. Air susu di dalam saluran cerna.
57
• KUHP tentang pembunuhan anak sendiri mengatur hal-hal
tersebut sebagai berikut:
• Pasal 341 : Seorang ibu karena takut akan ketahuan
melahirkan anak pada saat anak dilahirkan atau tidak lama
kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya,
diancam karena membunuh anak sendiri, dengan pidana
penjara paling lama 7 tahun.
• PSIKIS
– Karena terdorong oleh rasa ketakutan akan
diketahui orang telah melahirkan anak itu
– Biasannya anak dari hubungan yang tidak sah
• Bila ditemukan mayat bayi di tempat yang
tidak semestinya
• Misalnnya tempat sampah, got, sungai dan
sebagainya
• Maka bayi tersebut mungkin adalah :
– Korban pembunuhan anak sendiri ( pasal 341,
342)
– Pembunuhan ( pasal 338, 339, 340, 343 )
– Lahir mati kemudian dibuang ( pasal 181 )
– Bayi yang ditelantarkan sampai mati ( pasal 308 )
• Pasal 181 : Barang siapa mengubur, menyembunyikan, membawa
lari atau menghilangkan mayat dengan maksud menyembunyikan
kematian atau kelahirannya, diancam dengan pidana penjara
selama 9 bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima
ratus rupiah
• Pasal 308 : Jika seorang ibu karena takut akan diketahui orang
tentang kelahiran anaknya, tidak lama sesudah melahirkan,
menempatkan anaknya untuk ditemukan atau meninggalkannya
dengan maksud untuk melepaskan diri dari padanya, maka
maksimum pidana tersebut dalam pasal 305 dan 306 dikurangi
separuh.
• Pasal 306 :
– (1) Jika salah satu perbuatan berdasarkan pasal 304 dan 305 itu
mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama 7 tahun 6 bulan
– (2) Jika mengakibatkan kematian, pindana penjara paling lama 9 tahun
Lahir hidup / mati
• Kalau bayi lahir mati : ibu tidak dapat dikenai
tuntutan hanya penyembunyian / kematian
seseorang
Tenggelam
• Drowning masuknya cairan cukup banyak dlm sal. nafas/paru
sebab kematian: tenggelam
• Immersion seluruh tubuh masuk ke dlm air sebab kematian:
tenggelam, refleks vagal, spasme laring
• Tanda kontak lama tubuh dgn air:
Tanda2 basah
Kutis anserina (kulit berbintik menonjol sprt kulit angsa)
Ujung jari berkeriput (washer women’s hand)
• Inhalasi air (drowning) asfiksia bila jumlah air sedikit dan
hemodilusi / hemokonsentrasi bila jumlah banyak t’inhalasi
pernafasan dipaksakan & sekresi bronkus b>> terjadi busa
halus berwarna putih atau kemerahan
Tenggelam
• Tenggelam di air tawar air dlm jumlah besar msk ke alveoli &
diabsorpsi ke sirkulasi hipervolemia & hemodilusi kadar
elektrolit darah m↓, kecuali ion kalium yg diperoleh dr hemolisis
& keluarnya ion kalium dr sel otot2 jantung gagal jantung akut
Hiponatremi fibrilasi ventrikel hemodilusi + hipoksia
* Tanda bhw org tsb masih hidup sewaktu masuk ke air; 3,6,7 sebab
kematian tenggelam
Kasus Tenggelam
• Luka ‘normal’ org tenggelam akibat gerakan2 tubuh dlm
menyelamatkan diri atau geseran2 tubuh dgn benda disekitarnya
post mortal : di belakang kepala, siku permukaan luar/belakang,
jari2 tangan, lutut & ujung2 kaki berupa luka2 lecet
• Bedakan dgn kasus pembunuhan penenggelaman pola, letak,
jenis, intravitalitas
• Sebab kematian: pem. toksikologi & mikroskopik jaringan
• Cara kematian: ditentukan dgn pertimbangkan hasil2 pem.
jenasah, TKP, hasil investigasi lainnya
• Cari faktor2: pengaruh alkohol, obat2an, penyakit tertentu
(epilepsi), kelelahan
Pemeriksaan Luar:
• Tubuh korban tampak pucat, teraba dingin dimana proses suhu mayat
dalam hal ini kira-kira dua kali lebih cepat, dengan penurunan suhu
rata-rata 5F per jam dan biasanya suhu mayat akan sama dengan suhu
lingkungan dalam waktu sekitar 5-6 jam
• Lebam mayat berwarna merah terang seperti halnya pada kasus
keracunan gas CO, lebam terdapat di daerah kepala, leher dan bagian
depan dada
• Dari lubang dan mulut keluar busa halus berwarna putih, merupakan
tanda bahwa korban memang meninggal karena tenggelam atau
meninggal karena asfiksia pd umumnya
• Busa tersebut lama kelamaan akan berwarna kemerahan dan bila
dihilangkan busa tersebut akan keluar lagi khususnya bila dada korban
ditekan
• Mata tampak kongestif dan terdapat bintik-bintik perdarahan
• Pada tangan korban dapat ditemukan sedang menggenggam benda-
benda pasir, dahan atau rumput (cadaveric spasme) petunjuk kuat
bahwa kematian korban karena tenggelam atau menunjukkan
intravitalitas
Pemeriksaan dalam/bedah mayat:
• Busa halus dan benda-benda yang terdapat di dalam air (pasir,
tumbuhan, dsb) akan dapat ditemukan dalam saluran
pernafasan/batang tenggorok dan cabang-cabangnya. Diatomae
ganggang bersel satu dapat ditemukan dalam paru-paru dan organ
tubuh lainnya
• Pada tenggelam air tawar (fresh water drowning, paru-paru sangat
mengembang, pucat, berat dan bila ditekan akan mencekung, keadaan
mana dikenal dengan nama emphysema aquasum, teraba krepitasi dan
paru-paru tersebut akan tetap bentuknya bila dikeluarkan dari rongga
dada, dan pada pengirisan setiap potongan akan mempertahankan
bentuknya, pada pemijatan keluar sedikit busa dan sedikit cairan
• Pada tenggelam air asin (salt waterdrowning), paru-paru berat, penuh
berisi air, perabaan memberi kesan seperti meraba jelly dan bila
dikeluarkan dari rongga dada bentuknya tidak akan bertahan
sedangkan pada pengirisan tampak banyak cairan yang keluar
• Dalam lambung dan organ-organ dalam tubuh serta sumsung tulang
dapat ditemukan pula benda-benda asing yang berasal dr dalam air,
seperti lumpur, tumbuhan dan secara mikroskopis dapat dilihat adanya
ganggang
Hukum mengenai abortus
• Wanita yang sengaja menggugurkan kandungannya atau
menyuruh orang lain melakukannya (KUHP ps 346,
hukuman maksimun 4tahun)
• Seseorang yang menggugurkan kandungan wanita tanpa
seizinnya (KUHP ps 347, hukuman maksimum 12 tahun; bila
wanita tersebut meninggal, hukuman maksimum 15 tahun)
• Seorang yang menggugurkan kandungan wanita dengan
seizin wanita tersebut. (KUHP ps 348, hukuman maksimum
5 tahun 6 bulan; dan bila wanita tersebut meninggal,
maksimum 7 tahun)
• Dokter, bidan, atau juru obat yang melakukan kejahatan di
atas (KUHP pasal 349, hukuman ditambah dengan
sepertiganya dan pencabutan hak pekerjaannya)
Safitry O. Kompilasi peraturan perundang-undangan terkait praktik kedokteran. Jakarta:
Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2014.
Sampurna B, Samsu Z, Siswaja TD. Peranan ilmu forensik dalam penegakan hukum: sebuah
• Barangsiapa mempertunjukkan alat/cara
menggugurkan kandungan kepada anak di bawah
usia 17 tahun/di bawah umur (KUHP ps 283,
hukuman maksimum 9 bulan)
• Barangsiapa menganjurkan/merawat/memberi
obat kepada seorang wanita dengan memberi
harapan agar gugur kandungannya (KUHP ps 299,
hukuman maksimum 4 tahun)
• Barangsiapa mempertunjukkan secara terbuka
alat/cara menggugurkan kandungan (KUHP pasal
535) hukuman maksimum 3 bulan
Safitry O. Kompilasi peraturan perundang-undangan terkait praktik kedokteran. Jakarta:
Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2014.
Sampurna B, Samsu Z, Siswaja TD. Peranan ilmu forensik dalam penegakan hukum: sebuah
UNDANG-UNDANG
• Pasal 75 UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
– Setiap orang dilarang melakukan aborsi
– Dapat dikecualikan : indikasi kedaruratan medis yang
dideteksi sejak usia dini, yang mengancam nyawa ibu
dan/atau janin; menderita penyakit genetik berat; cacat
bawaan; kelainan yang tidak dapat diperbaiki sehingga
menyulitkan bayi hidup di luar kandungan; akibat
perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis
– Tindakan hanya dapat dilakukan setelah konseling
dan/atau penasehatan pra tindakan → diakhiri dengan
konseling pasca tindakan
– Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi diatur dengan PP
Safitry O. Kompilasi peraturan perundang-undangan terkait praktik kedokteran. Jakarta:
Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2014.
Sampurna B, Samsu Z, Siswaja TD. Peranan ilmu forensik dalam penegakan hukum: sebuah
UNDANG-UNDANG
• Pasal 76 UU No. 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan → aborsi hanya dapat dilakukan :
– Sebelum kehamilan berumur 6 minggu dihitung
dari HPHT, kecuali dalam keadaan darurat
– Oleh tenaga kesehatan yang memiliki
keterampilan dan kewenangan yang memiliki
sertifikat yang ditetapkan menteri
– Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan
– Dengan izin suami (kecuali korban perkosaan)
– Penyedia layanan kesehatan yang memenuhi
syarat yang ditetapkan Menteri
UNDANG-UNDANG
• Pasal 77 UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
– Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan
dari aborsi yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak
bertanggung jawab serta bertentangan dengan norma
agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan
• Pasal 194 UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
– Setiap orang yang sengaja melakukan aborsi tidak sesuai
dengan ketentuan dalam pasal 75 ayat (2) → pidana
penjara paling lama 10 tahun, denda paling banyak 1 miliar
rupiah
• Pasal 342 : Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan
karena takut akan ketahuan bahwa ia akan melahirkan anak, pada saat
anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya,
diancam karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana,
dengan pidana penjara paling lama 9 tahun.
• Pasal 343 : Kejahatan yang diterangkan dalam pasai 34l dan 342
dipandang bagi orang lain yang turut serta melakukan sebagi
pembunuhan atau pembunuhan dengan rencana.
3 faktor penting
• Ibu
– Hanya ibu kandung yang dapat dihukum
– Tidak dipersoalkan apakah dia kawin atau tidak
– Orang lain yang melakukan atau turut membunuh
anak tersebut dihukum karena pembunuhan atau
pembunuhan berencana dengan hukuman yang
lebih berat
– Pasal 388 tanpa rencana penjara 15 tahun
– Pasal 339 dan 340 dengan rencana penjara 20
tahun, seumur hidup/hukuman mati
• Waktu
– “Pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian”
– Dianggap pada saat belum timbul rasa kasih
sayang seorang ibu terhadap anaknya
• Psikis
– Karena terdorong oleh rasa ketakutan akan
diketahui orang telah melahirkan anak itu
– Biasanya anak dari hubungan yang tidak sah
• Bila ditemukan mayat bayi di tempat yang tidak
semestinya
• Misalnnya tempat sampah, got, sungai dan
sebagainya
• Maka bayi tersebut mungkin adalah :
– Korban pembunuhan anak sendiri ( pasal 341, 342)
– Pembunuhan ( pasal 338, 339, 340, 343 )
– Lahir mati kemudian dibuang ( pasal 181 )
– Bayi yang ditelantarkan sampai mati ( pasal 308 )
• Pasal 181 : Barang siapa mengubur, • Pasal 305 : barang siapa
menyembunyikan, membawa lari menempatkan anak yang umurnya
atau menghilangkan mayat dengan belum tujuh tahun untuk ditemukan
maksud menyembunyikan kematian atau meninggalkan anak itu dengan
atau kelahirannya, diancam dengan maksud untuk melepaskan diri
pidana penjara selama 9 bulan atau daripadanya, diancam dengan pidana
pidana denda paling banyak empat penjara paling lama 5 tahun 6 bulan
ribu lima ratus rupiah
• Pasal 306 :
• Pasal 308 : Jika seorang ibu karena – (1) Jika salah satu perbuatan
takut akan diketahui orang tentang berdasarkan pasal 304 dan 305 itu
kelahiran anaknya, tidak lama mengakibatkan luka-luka berat, yang
sesudah melahirkan, menempatkan bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama 7 tahun 6 bulan
anaknya untuk ditemukan atau – (2) Jika mengakibatkan kematian,
meninggalkannya dengan maksud pindana penjara paling lama 9 tahun
untuk melepaskan diri dari padanya,
maka maksimum pidana tersebut
dalam pasal 305 dan 306 dikurangi • Pasal 307 : bila pelaku ayah/ibu :
separuh. ditambah sepertiganya