Anda di halaman 1dari 16

A.

PENGERTIAN
Asfiksia neonatorum merupakan suatu
keadaan pada bayi baru lahir yang mengalami
gagal bernafas secara spontan dan teratur segera
setelah lahir, sehingga bayi tidak dapat
memasukkan oksigen dan tidak dapat
mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya.
(dewi, 2011)
B. Etiologi Dan Faktor Predisposisi

Faktor Ibu
 Preeklamsia dan eklamsia.

 Perdarahan abnormal (Plasenta previa atau plasenta).

 Partus lama atau partus macet.

 Demam selama persalinan.

 Infeksi berat (malaria,sifilis,TBC,HIV).

 Kehamilan post matur.

 Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

Faktor Bayi
 Bayi prematur (Sebelum 37 minggu kehamilan).

 Persalinan sulit (letak sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ektraksi

vakum, forsef)
 Kelainan kongenital

 Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan).


Faktor Tali Pusat
 Lilitan tali pusat.

 Tali pusat pendek.

 Simpul tali pusat.

 Prolapsus tali pusat

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan gawat janin (asfiksia)


 Gangguan Sirkulasi Menuju Janin

 Gangguan aliran pada tali pusat (lilitan tali pusat, simpul tali pusat, tekanan pada

tali pusat, ketuban telah pecah, kehamilan lewat waktu)


 Pengaruh obat, karena narkosa saat persalinan.

Faktor Ibu
 Gangguan HIS (tetania uteri/hipertonik)

 Penurunan tekanan darah dapat mendadak (perdarahan pada plasenta previa dan

solusio plasenta)
 Vasokontriksi arterial (hipertensi pada hamil dan gestosis preeklamsia-eklamsia)

 Gangguan pertukaran nutrisi/O2 (solusio plasenta). (Manuaba, 2010)


 Bila janin kekurangan O2 dan
kadar CO2 bertambah
C. PATOGENESIS
timbullah rangsangan
terhadap nesofagus sehingga
jantung janin menjadi lambat
 Kekurangan O2 juga
merangsang usus, sehingga
mekonium keluar sebagai
tanda janin dalam hipoksia
 Janin akan mengadakan
pernafasan intra uterine dan
bila kita periksa terdapat
banyak air ketuban dan
mekonium dalam paru
D. Penilaian Asfiksia Neonatorum

Penilaian asfiksia neonatorum menurut Manuaba


(2010) meliputi :
 Pernafasan

 Denyut jantung

 Warna
E. Macam-macam Asfiksia Neonatorum

 Vigorus baby, Skor Apgar 7-10. Dalam hal ini


bayi dianggap sehat tidak memerlukan
tindakan istimewa.
 Mild-moderate asphyksia (asfiksia sedang).
Skor APGAR 4-6 pada pemeriksaan fisik akan
terlihat frekuensi jantung > 100×/menit, tonus
otot kurang baik, sianosis, reflek iritabilitas
tidak ada.
 Asfiksia berat skor APGAR 0-3.
F. Penanganan Asfiksia pada Bayi Baru Lahir

Memastikan saluran terbuka


 Memastikan bayi dalam posisi kepla defleksi bahu diganjal 2-3 cm.

 Menghisap mulut, hidung dan kadang trachea.

 Bila perlu masukkan pipa endo trachel (pipa ET) untuk

memastikan saluran pernafasan terbuka.


Memulai pernafasan
 Memakai rangsangan taksil untuk memulai pernafasan

 Memakai VTP bila perlu seperti : sungkup dan balon pipa ET dan

balon atau mulut ke mulut (hindari paparan infeksi).


Mempertahankan sirkulasi
 Rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah

 Kompresi dada

 Pengobatan
Langkah-langkah Resusitasi
 Letakkan bayi di lingkungan yang hangat kemudian keringkan tubuh

bayi dan selimuti tubuh bayi untuk mengurangi evaporasi


 Sisihkan kain yang basah kemudian tidurkan bayi telentang pada alas

yang datar
 Ganjal bahu dengan kain setinggi 1 cm (snifing positor).

 Hisap lendir dengan penghisap lendir de lee dari mulut, apabila mulut

sudah bersih kemudian lanjutkan ke hidung.


 Lakukan rangsangan taktil dengan cara menyentil telapak kaki bayi dan

mengusap-usap punggung bayi.


 Nilai pernafasan

 Jika nafas spontan lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik, hasil

kalikan 10. Denyut jantung > 100 ×/menit, nilai warna kulit jika
merah/sinosis penfer lakukan observasi, apabila biru beri oksigen.
Denyut jantung < 100 ×/menit, lakukan ventilasi tekanan positif.
 Kompresi jantung
 Persiapan Resusitasi
 Prinsip-prinsip Resusitasi Yang Efektif
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA BERAT
DI RUANG BAYI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH
BANJARMASIN
prolog
Pada hari rabu tanggal 15 Maret pukul 11.15 WITA bayi lahir
spontan belakang kepala diruang VK bersalin RSUD Dr. H.
Moch. Ansari Saleh dari kehamilan lewat bulan (43 minggu)
dengan kondisi lahir tidak menangis, seluruh tubuh pucat,
pernapasan megap-megap, tonus otot tidak ada, air ketuban
berwarna keruh, tali pusat layu, dan bayi mengalami lilitan
tali pusat pada leher. APGAR skor menit pertama adalah 1
dan pada menit kelima adalah 3. Di ruang VK Bersalin bayi
dikeringkan seluruh tubuhnya, dibersihkan jalan napas, dan
diberikan rangsangan taktil. Namun tidak ada perbaikan
kondisi. Selanjutnya bayi dipindahkan keruang bayi untuk
dilakukan tindakan resusitasi.
 SUBJEKTIF
Bayi tidak segera menangis
 OBJEKTIF

Keadaan umum lemah, napas megap-megap, seluruh


tubuh pucat, tidak menangis, tonus otot sedikit fleksi,
gerakan tidak ada, frekuensi denyut jantung < 100
x/menit, tidak ada caput succedaneum, tidak ada
cephal hematomatali pusat tampak layu, jenis kelamin
laki-laki. 
 ANALISA

Bayi baru lahir dengan asfiksia berat


penatalaksanaan

 Memberitahukan kepada orang tua bayi bahwa bayi lahir tidak


menangis. Orang tua mengetahui.
 Melakukan informed consent terhadap tindakan yang akan dilakukan
untuk memperbaiki kondisi bayi. Orang tua menyetujui terhadap
tindakan yang akan dilakukan.
 Meletakkan bayi di infant warner untuk menghangatkan tubuh bayi
dengan suhu 230C. Bayi sudah diletakkan di tempat yang hangat dan
kering.
 Meletakkan bayi dalam posisi bahu bayi lebih tinggi dari pada kepala
(sedikit ekstensi) dengan cara mengganjal bahu 2-3 cm dengan kain.
 Membersihkan jalan napas bayi dengan suction pump dimulai dari
mulut, kemudian hidung sampai bayi dapat bernapas. Mengevaluasi
hasil tindakan : bayi masih tidak menangis, kulit masih pucat, napas
megap-megap, tonus otot tidak ada, gerakan tidak ada.
 Menggosok punggung bayi, hal ini akan merangsang bayi untuk menangis.
Melihat respon bayi : bayi merintih, napas megap-megap, kulit masih pucat,
tonus otot tidak ada, gerakan tidak ada.
 Melakukan rangsangan taktil dengan menyentil telapak bayi. Melihat respon
bayi : bayi merintih, napas megap-megap, kulit masih pucat, tonus otot tidak
ada, gerakan tidak ada.
 Mengatur kembali posisi bayi dan bungkus bayi. Posisi bayi sedikit ekstensi
dan bungkus kain tidak menutupi muka dan dada bayi.
 Melakukan ventilasi untuk membantu denyut jantung dan napas bayi,
dengan cara :
 Memasang sungkup dan pastikan sungkup menutupi mulut dan hidung
bayi.
 Melakukan ventilasi 20x dalam 30 detik dengan tekanan 20 cm air. Melihat
respon bayi : napas bayi masih megap-megap.
 Meneruskan ventilasi kedua dengan 20 x tiupan dalam 30 detik. Melihat
respon bayi : bayi sudah bernapas normal.

Anda mungkin juga menyukai