i
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah
KESEHATAN REPRODUKSI DAN KELUARGA BERENCANA dengan judul
“Progestin”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada guru Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis
makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
ii
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kontrasepsi berasal dari kata ”kontra” berarti mencegah atau melawan,
sedangkan kontrasepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma
(sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau
mencegah terjadinya kehamilan, sebagai akibat adanya peertemuan antara sel telur dan sel
sperma tersebut Sedangkan kontrasepsi non hormonal adalah suatu cara atau metode yang
bertujuan untuk mencegah pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan yang tidak
mengandung hormon (estrogen dan progesteron). (Maryani, 2008).
Pil progestin (disebut juga pil mini, POP, dan kontrasepsi progestin) mengandung
progestin dalam dosis yang sangat rendah seperti hormon alami progesteron pada
tubuh perempuan. Pil progestin dapat terbentuk dari noretisteron, levonorgestrel,
etinodiol diasetet atau desogestrel.
B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan Kontrasepsi?
Apa yang dimaksud dengan Kontrasepsi Pil Progestin?
Bagaimana cara kerja pil progestin?
Kapan waktu pemberian pil progestin?
Efek samping dari pil progestin?
C. Tujuan
Untuk mengetahui pengertian dari kontrasepsi
Untuk mengetahui pengertian dari kontrasepsi pil progestin
Mengetahui cara kerja pil progestin
Mengetahui waktu pemberian pil progestin
Mengetahui efek samping pil progestin
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata ”kontra” berarti mencegah atau melawan,
sedangkan kontrasepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel
sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah
menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan, sebagai akibat adanya peertemuan antara
sel telur dan sel sperma tersebut Sedangkan kontrasepsi non hormonal adalah suatu cara atau
metode yang bertujuan untuk mencegah pembuahan sehingga tidak terjadi
kehamilan yang tidak mengandung hormon (estrogen dan progesteron). (Maryani, 2008).
Kelurga Berencana (KB) adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami
istri untuk mendapatkan obyektif-obyektif tertentu, menghindari kehamilan yang
tidak diinginkan, mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur interval diantara
kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungannya dengan umur suami istri
dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (WHO:2006). KB non hormonal
adalah metode KB sederhana yang digunakan tanpa bantuan orang lain. Diantara KB
sederhana adalah kondom metode ini akan lebih efektif jika penggunaannya diperhitungkan
dengan masa subur (Ida Ayu Chanranika.2010). Jenis metode KB pasca persalinan
terbagi menjadi dua yaitu non hormonal dan hormonal. jenis kontrasepsi non hormonal
yaitu MAL, kondom, AKDR dan kontrasepsi mantap (tubektomi dan vasektomi)
sedangkan jenis kontrasepsi hormonal terbagi dua yaitu progestin (pil, injeksi dan implan)
dan kombinasi (pil dan injeksi). Menurut BKKBN dan Kemenkes R.I. (2012)
Pil progestin (disebut juga pil mini, POP, dan kontrasepsi progestin)
mengandung progestin dalam dosis yang sangat rendah seperti hormon alami
progesteron pada tubuh perempuan. Pil progestin dapat terbentuk dari
noretisteron, levonorgestrel, etinodiol diasetet atau desogestrel.
5
Pil progestin dapat digunakan selama menyusui dan oleh perempuan yang tidak
dapat menggunakan metode dengan estrogen (pil gabungan). Dosis progestin
yang digunakan 0,03-0,05 mg per tablet.
Pil progestin menebalkan cairan mulut rahim (dimana ini menghalangi sperma
bertemu sel terlur)
Pil progestin juga akan mempengaruhi siklus menstruasi, termasuk mencegah
pelepasan sel telur dari ovarium (proses ovulasi) 97% (desogestresl) dan 60%
(progestin) pada perempuan 49
Jika digunakan secara konsisten (meminum pil setiap hari tanpa melewatkannya
di waktu yang sama) Pil Progestin 99% lebih efektif dalam mencegah
kehamilan.
Dengan penggunaan yang kurang teratur pil progestin masih sangat efektif bagi
perempuan yang sedang menyusui. Ada kemungkinan kehamilan 1 di antara
100 perempuan yang menggunakan pil progestin ini dalam jangka waktu satu
tahun (1% tingkat kegagalan). Namun, pil ini kurang efektif bagi perempuan
yang sedang tidak dalam masa menyusi. Sekitar 3-10 perempuan dari 100
perempuan menggunakan pil pogestin selama satu tahun akan mengalami
kehamilan (dengan penggunaan tidak teratur) (3=-10% tingkat kegagalan)46
Data menunjukan bahwa semua pil progestin memiliki efektivitas yang sama
untuk mencegah kehamilan.
rmalnya, pil progestin terdapat dalam paket 28 pil, meskipun dalam beberapa kasus
terdapat paket 35 pil. Perempuan harus mengambil 1 pil setiap hari pada jam yang
sama tanpa jeda diantara setiap paket. Jika perempuan memulai paket pada hari
6
Selasa maka ia harus mulai paket baru pada hari Selasa juga setelah dia
menyelesaikan paket pertama. Untuk membantunya mengingat, ia dapat melingkari
kalender pada hari ia memulai paket.
Pil progestin dapat dimulai kapan saja. Jika perempuan memulai dalam 5 hari
setelah menstruasi atau 5 hari setelah aborsi, tidak perlu disiapkan metode
cadangan; perempuan akan segera terlindungi dari kehamilan. Jika lebih dari 5
hari setelah menstruasi atau aborsi, perempuan dapat memulai menggunakan pil
progestin kapan saja. Namun, perempuan akan membutuhkan metode cadangan
selama dua hari setelah menggunakan pil. Perempuan juga dapat menggunakan
kondom sebagai metode cadangan.
Jika perempuan melahirkan dan masih dalam masa menyusui ia dapat mulai
menggunakan pil progestin 6 minggu setelah melahirkan. Jika ia tidak sedang
menyusui, ia dapat memulai kapan saja dalam kurun waktu 4 minggu setelah
melahirkan tanpa harus menggunakan kontrasepsi lain. Jika lebih dari 4 minggu
setelah melahirkan maka perempuan akan membutuhkan metode cadangan
seperti kondom selama 2 hari. 46
Pil progestin lebih sensitif terhadap waktu dibanding pil gabungan. Supaya pil
ini dapat bekerja efektif, penting untuk mengkonsumsinya setiap hari di jam
yang sama. Jika pil progestin diminum 3 jam atau lebih setelah waktu yang
sudah ditentukan (atau 12 jam jika pil mengandung desogestrel (Cerzette), pil
ini akan menjadi kurang efektif dan akan ada resiko kehamilan. Jika pil
progestin terlewatkan lebih dari 3 jam atau pil dengan desogestrel dilewatkan
lebih dari 12 jam maka perempuan harus:
7
Menggunakan kondom atau tidak berhubungan seks selama 48 jam setelah pil
yang terlewatkan diminum.
Kontrasepsi darurat dapat disarankan jika perempuan melakukan hubungan
seksual tidak aman sebelum 48 jam dilewati setelah kembali menggunakan pil
secara teratur.
Jika perempuan diberikan obat oleh dokter, perawat, atau dari rumah sakit maka
harus disampaikan bahwa ia sedang mengkonsumsi pil progestin (atau nama
merk dari pil yang digunakan). Ketika memperoleh obatnya, perempuan juga
harus mencermati instruksi penggunaan obat apabila mempengaruhi metode
kontrasepsinya.
Dengan pil progestin, sangat mungkin dan aman untuk melanjutkan menyusui
Sangat berguna bagi perempuan yang tidak dapat mengkonsumsi estrogen,
seperti kandungan dalam pil gabungan, koyo KB, atau cincin vagina
Dapat digunakan oleh perempuan dengan berbagaiusia, namun terutama bagi
perempuan yang merokok, berusia 35 tahun atau lebih
Dapat membantu mengurangi gejala pra menstuasi dan nyeri menstruasi
Mengurangi resiko kehamilan ektopik
Dapat dihentikan kapan saja tanpa bantuan penyedia layanan
Tidak mempengaruhi hubungan seksual
Dikendalikan oleh perempuan sendiri
8
perempuan akan merasa tidak nyaman dengan perubahan ini. Perubahan merk
pil mungkin akan membantu tetapi belum ada data akurat yang ditemukan
mengenai hal ini.
Pil progestin tidak melindungi dari infeksi menular seksual, sehingga
perempuan perlu menggunakan kondom juga.
Perempuan harus mengingat untuk menggunakan pil di jam yang sama setiap
hari.
Sedang menyusui dan baru saja melahirkan dalam jangka waktu 6 minggu
Mengkonsumsi obat tidur/bius.
9
Kanker payudara (riwayat atau sedang mengalami)
Penyakit hati, baik infeksi, atau tumor
Lupus sistemik eritematosus dengan antibodi antifosfo-lipid positif (atau tidak
diketahui)
Riwayat stroke (riwayat cedera cerebovaskular)
Penyakit jantung iskemik
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kontrasepsi berasal dari kata ”kontra” berarti mencegah atau melawan, sedangkan
kontrasepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel
sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah
menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan, sebagai akibat adanya
peertemuan antara sel telur dan sel sperma tersebut Sedangkan kontrasepsi non
hormonal adalah suatu cara atau metode yang bertujuan untuk mencegah
pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan yang tidak mengandung
hormon (estrogen dan progesteron). (Maryani, 2008).
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat
dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik
dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
11
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono Prawiro hardjo. 2008. Buku panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta: YBPSP
Manuaba,Ida Bagus Gede. 2010. Ilmu Kebidanan dan Keluarga Berencana. Jakarta:
EGC.
Hartoni, Hanafi. 2009. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan
12