Anda di halaman 1dari 37

Case - Kandidiasis

Identitas Pasien
• Nama : Tn. M

• Jenis Kelamin : Laki - laki

• Usia : 70 tahun

• Alamat : Jl. Pagesangan Agung 1

• Pekerjaan : Pensiun

• Agama : Katolik

• Tanggal masuk : 4 Februari 2020


Anamnesis
• Dilakukan secara autoanamnesis, tanggal 4 Februari 2020 pukul 9.30 WIB.

Keluhan Utama
• Gatal pada bagian selangkangan sejak 3 bulan yang lalu

Riwayat Perjalanan Penyakit


Bermula pada daerah Gatal dirasakan saat Daerah selangkangan
Gatal pada bagian
bokong yang berkeringat, terasa terasa perih seperti
selangkangan sejak 3
kemudian menyebar cekot – cekot, dan terbakar jika terkena
bulan yang lalu
ke daerah genital tidak digaruk gesekan

Sudah berobat
sebelumnya namun
keluhan tidak
berkurang
Riwayat Pengobatan
• Pasien menggunakan bedak Daktarin untuk mengurangi rasa gatal

Riwayat Penyakit Dahulu


• Terdapat riwayat penyakit diabetes dan hipertensi yang terkontrol
• Terdapat riwayat operasi prostat

Riwayat Penyakit Keluarga


• Tidak ada

Riwayat Pribadi Sosial


• Duda, tidak berhubungan badan sudah 2 tahun
• Memakai sarung saja di rumah tanpa pakaian dalam dan hanya mengenakan celana di saat
– saat tertentu. Sarung yang dipakai juga digunakan selama 2 – 3 hari sebelum diganti
• Pasien mandi sebanyak 1 atau 2 kali dalam sehari
Pemeriksaan Fisik
• Status Generalis • Kepala : dalam batas normal

• Keadaan Umum : tampak sakit ringan • Leher : dalam batas normal

• Kesadaran : compos mentis • Thorax : dalam batas normal

• Status Gizi : baik • Abdomen : dalam batas normal

• Ekstremitas : dalam batas normal


• Status Dermatologis

• Lokasi : regio inguinal bilateral

• Efloresensi : terdapat plak eritem berukuran


en plaque, bentuk tidak teratur, batas tegas,
di atas plak eritem terdapat skuama kasar
dengan gambaran central healing dengan
gambaran lesi satelit, pinggir tepi aktif
Resume
• Pasien seorang laki – laki berusia 70 tahun mengeluh gatal pada bagian selangkangan
sejak 3 bulan yang lalu. Gatal dirasakan saat berkeringat, cekot – cekot, dan tidak
digaruk. Pasien selama ini memakai sarung tanpa pakaian dalam di rumah dan diganti
setiap 2/3 hari sekali. Memiliki riwayat DM, hipertensi dan operasi prostat. Pasien
sudah menggunakan bedak Daktarin, namun tidak ada perbaikan
Diagnosis Banding
• Dermatitis intertriginosa

• Eritrasma

Diagnosis Kerja
• Kandidiasis
• Dermatofitosis

Anjuran Pemeriksaan Penunjang


• Kerokan kulit dengan KOH

• Kultur agar Saboraud


Tata Laksana
• Menjaga kebersihan seperti mengganti celana dalam dan sarung
• Jaga area inguinal tetap kering
• Topikal :
 Golongan Azol :

 Mikonazol 2% sediaan krim/bedak, atau

 Klotrimazol 1% sediaan bedak, larutan dan krim

• Sistemik :
 Nistatin 3 x 100.000 IU selama 1-4 minggu

 Ketokonazol 400 mg/hari selama 5 hari atau Flukonazol 150 mg/hari selama 7 hari

Prognosis
• Ad vitam : bonam

• Ad fungsionam : bonam

• Ad sanactionam : bonam
KANDIDIASIS
• Penyakit infeksi akut yang menyerang kulit, kuku,
selaput lendir

• Disebabkan oleh Candida, terdapat 80 spesies dan


paling pathogen adalah C albicans (60 – 75%)

• Penderita diabetes, obesitas, immunocompromised

- Sel
ragi/blastospora
- Oval (3 – 6 uM)
- Tumbuh pada
suhu 37OC
Epidemiologi

- Semua usia - Negara tropis


- Laki – laki dan - Cuaca panas dan
perempuan lembap
Patogenesis
• 2 macam sifat : • Infeksi kandida bila ada faktor predisposisi
baik endogen maupun eksogen
 Sebagai saprofit terdapat dalam tubuh
manusia tanpa menimbulkan gejala • Faktor predisposisi : higienitas, pemakaian
apapun. Dapat dijumpai di kulit, selaput antibiotik yang lama, obesitas, DM,
lendir mulut, vagina dan kuku hiperhidrosis

 Sebagai jamur dapat menimbulkan infeksi


akut
C. albicans
Faktor predisposisi Tunas (Hifa semu)
(blastospora)

Menginvasi
jaringan dengan
Jaringan rusak
enzim (proteinase,
lipase, fosfolipase)
Faktor Endogen
Perubahan fisiologik:

• Kehamilan pH Vagina
• Kegemukan Lipatan lemak
• Debilitas
Keterbatasan aktivitas
• Iatrogenik
Kesalahan prosedur medis
• Endokrinopati DM
Umur

• Orang tua dan bayi Imunitas

Imunologik

• Penyakit genetik Atopik


dermatitis
Faktor Eksogen
• Iklim panas dan kelembaban

• Kebersihan kulit

• Kebiasaan berendam kaki dalam air yang lama

• Kontak dengan penderita


Gejala Klinis
• Gatal

• Terdapat lesi kulit yang kemerahan atau terjadi


peradangan semakin meluas, makula atau papul,
terdapat lesi satelit

• Lesi terlokalisasi di daerah lipatan kulit, genital,


bokong, di bawah payudara atau di daerah kulit
yang lain
Klasifikasi
• Kandidiasis selaput lendir

• Kandidiasis kutis

• Kandidiasis sistemik

• Reaksi id
Kandidiasis Selaput Lendir
 Kandidiasis oral (thrush)

 Perleche

 Vulvovaginitis

 Balanitis atau balanopostitis


Thrush
• Bayi dan imunosupresan

• Lesi berwarna putih menyerupai gumpalan


keju atau susu pada mukosa bukal mulut

• Rasa makanan tidak berasa serta adanya


sensasi terbakar pada mulut dan
kerongkongan
Perleche
• Infeksi Candida di sudut mulut yang menyebabkan
retakan dan sayatan kecil

• Gigi palsu yang letaknya bergeser dan


menyebabkan kelembaban di sudut mulut sehingga
tumbuh jamur

• Lesi berupa fisur pada sudut mulut, terdapat


maserasi, erosi, basah dan dasarnya eritematosa

• Faktor predisposisi : defisiensi riboflavin


KandidiasisVulvovaginitis
• Radang pada vulva dan vagina

• Keluhan berupa gatal di daerah vulva. Jika berat


terdapat rasa panas, nyeri sesudah BAK, dan nyeri saat
senggama

• Tampak kemerahan di bibir vagina dan vagina terutama


1/3 bagian bawah

• Khas : bercak-bercak putih kekuningan, bengkak pada


bibir vagina dan luka yang dangkal pada bibir vagina
dan sekitar vagina, keputihan berwarna kekuningan
Balanitis
• Terjadi pada penderita diabetes atau pria yang
pasangannya menderita infeksi vagina

• Lesi berupa erosi, pustula dengan dinding tipis


pada glans penis dan sulkus koronarius glandis
Kandidiasis Kutis
• Kandidiasis intertriginosa

• Kandidiasis perianal

• Kandidiasis kutis generalisata

• Paronikia dan onikomikosis


Kandidiasis Intertriginosa
• Terdapat di lipatan ketiak, lipat paha, lipat payudara,
antara jari tangan dan kaki dan umbilikalis

• Rentan terjadi pada orang gemuk

• Efloresensi berupa bercak kemerahan berbatas tegas,


bersisik, basah, dan dikelilingi lesi-lesi satelit berupa
vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil atau bula yang
bila pecah meninggalkan daerah yang erosif dengan
pinggir yang kasar dan berkembang seperti lesi primer
Kandidiasis Perianal
• Lesi berupa maserasi seperti infeksi
dermatofit tipe basah

• Keluhan berupa pruritus ani

Kandidiasis Kutis Generalisata


• Terdapat pada lipatan payudara, intergluteal
dan umbilikus
• Disertai glositis, stomatitis dan paronikia
• Lesi berupa ekzematoid dengan vesikel-vesikel
dan pustul
• Rentan pada bayi yang ibunya menderita
kandidiasis vagina atau gangguan imunologik
Paronikia dan Onikomikosis
• Infeksi jamur pada kuku dan jaringan
sekitarnya

• Rasa nyeri dan peradangan sekitar kuku

• Sering diderita oleh orang-orang yang


pekerjaannya berhubungan dengan air

• Lesi berupa kemerahan, pembengkakan


yang tidak bernanah, kuku menjadi tebal,
mengeras dan berlekuk-lekuk, kadang-
kadang berwarna kecoklatan, tidak rapuh,
berkilat
Diaper Rash
• Pada bayi yang popoknya selalu basah dan
jarang diganti sehingga dapat menimbulkan
dermatitis iritan

• Juga sering diderita bayi sebagai gejala sisa


dermatitis oral atau perianal
Kandidiasis Granulomatosa
• Jarang

• Menyerang anak-anak

• Manifestasi kulit berupa pembentukan granuloma


yang terjadi akibat penumpukan krusta serta
hipertrofi setempat

• Lesi berupa papul kemerahan tertutup krusta tebal


berwarna kuning kecoklatan dan melekat erat pada
dasarnya

• Lokalisasinya di muka, kepala, kuku, badan,


tungkai, dan tenggorokan
Kandidiasis Sistemik
• Endokarditis

 Pada penderita morfinis akibat komplikasi penyuntikan yang dilakukan sendiri

 Diderita penderita sesudah operasi jantung

• Meningitis

 Terjadi karena penyebaran jamur melalui pembuluh darah


Reaksi Id (Kandidid)
• Reaksi yang terjadi akibat adanya metabolit kandida

• Manifestasi berupa vesikel-vesikel yang bergerombol, terdapat pada sela jari tangan
atau bagian badan lainnya

• Jika lesi kandidosis diobati, kandidid akan sembuh


Diagnosis Banding
• Kandidiasis kutis lokalisata
 Eritrasma

 Dermatitis intertriginosa

 Dermatofitosis

• Kandidiasis kuku dengan tinea unguium


• Kandidiasis vulvovaginitis
 Trikomonas vaginalis

 Gonore

 Leukoplakia

 Liken planus
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan langsung

 Kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH 10%

• Pemeriksaan biakan

 Bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar dekstrosa glukosa Sabouraud

 Perbenihan disimpan dalam suhu kamar atau lemari suhu 37°C, koloni tumbuh setelah
24-48 jam, berupa yeast like colony

• Pemeriksaan pH vagina

 pH vagina normal berkisar antara 4,0-4,5 jika pH vagina lebih tinggi dari 4,5
merupakan indikasi adanya bakterial vaginosis
Tata Laksana
• Non Medikamentosa :

• Menjaga higienitas

• Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi

• Pemakaian antibiotik secara hati-hati

• Menghindari obesitas

• Menghindari bekerja pada tempat-tempat yang lembap/banyak air


• Medikamentosa

• Topikal

 Larutan Gentian Violet ½-1% untuk selaput lendir, 1 – 2% untuk kulit, dioleskan sehari
2 kali selama 3 hari

 Nistatin: berupa krim, salep, emulsi

 Amfoterisin B 1 – 3%

 Grup azol :

 Mikonazol 2% berupa krim atau bedak

 Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim

 Siklopiroksolamin 1% larutan, krim


• Sistemik

 Amfoterisin B 0,5-1 mgg/kgBB intravena untuk kandidiasis sistemik

 Nistatin 3 x 100.000I U selama 1-4 minggu

 Itrakonazol untuk kandidosis vulvovaginalis dosis orang dewasa 2 x 100 mg sehari


selama 3 hari

• Ketokonazol 400 mg/hari selama 5 hari


Prognosis
• Prognosis kandidiasis pada pasien imunokompeten cukup baik

• Pada penderita HIV/AIDS, penggunaan obat antiretroviral menurunkan angka


kandidiasis orofaring secara bermakna
Kesimpulan
• Kandidiasis merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang kulit, selaput lendir
mulut, vagina dan kuku yang disebabkan oleh spesies Candida terutama Candida
albicans. Faktor risiko yang berperan dalam perubahan sifat Candida dari komensal
menjadi patogen meliputi faktor endogen dan faktor eksogen. Diagnosis dapat
ditegakkan melalui pemeriksaan klinis, kerokan kulit dengan KOH dan biakan kultur
agar Sabouraud. Pada pasien ini menderita Kandidiasis intertriginosa dengan co-
infection dermatifitosis (tinea kruris). Pasien diberikan pengobatan topikal dan
sistemik untuk tata laksananya dan juga disarankan untuk menjaga kebersihan
Thank You 

Anda mungkin juga menyukai